Anda di halaman 1dari 5

C.

PEMUPUKAN

Tujuan dari pemupukan pada tanaman belum menghasilkan (TBM) adalah


untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif.
Sedangkan pemupukan pada tanaman menghasilkan (TM) diarahkan untuk produksi
buah.Pemberian pupuk dilakukan dua kali setahun,yaitu pada awal musim hujan dan
akhir musim hujan. Pemupukan dilakukan dengan menyebarkan pupuk secara merata
di dalam piringan.

3.1. PERANAN UNSUR HARA

1. Nitrogen

• Penyusunan protein, klorofil dan berperanan terhadap fotosintesa.


• Kekurangan Nitrogen menyebabkan daun berwarna kuning pucat dan menghambat
pertumbuhan.
• Kelebihan Nitrogen menyebabkan daun lemah dan rentan terhadap penyakit/hama,
kekahatan Boron, White Stripe dan berkurangnya buah jadi.

Defisiensi N

• Defisiensi N - drainase buruk.


• Defisiensi Cu - ujung daun kering.
• Penyebab defisiensi Nitrogen : Terhambatnya mineralisasi Nitrogen, aplikasi bahan
organik dengan C/N tinggi, gulma, akar tidak berkembang, pemupukan Nitrogen tidak
efektif.
• Upaya :Aplikasi secara merata di piringan,Tambah Urea pada tanaman kelapa sawit,
aplikasi Nitrogen pada kondisi tanah lembab, kendalikan gulma.

2.Phosphor

• Penyusun ADP/ATP, memperkuat batang dan merangsang perkembangan akar serta


memperbaiki mutu buah.
• Kekurangan P sulit dikenali, menyebabkan tanaman tumbuh kerdil, pelepah
memendek dan batang meruncing.
• Indikasi kekurangan P : Daun alang-alang berwarna ungu, LCC sulit tumbuh dengan
bintil akar yang sedikit.
• Penyebab defisiensi P : P tanah rendah ( < 15 ppm ), Top Soil tererosi, kurangnya
pupuk P dan kemasaman tanah tinggi.
• Upaya : Aplikasi P dipinggir piringan/gawangan, kurangi erosi, tingkatkan status P
tanah, dan perbaiki kemasaman tanah.

3. Kalium

• Aktifitas stomata, aktifitas enzim dan sintesa minyak.Meningkatkan ketahanan


terhadap penyakit serta jumlah dan ukuran tandan.
• Kekurangan K menyebabkan bercak kuning/transparan,white stripe,daun tua kering
dan mati.
• Kekurangan K berasosiasi dengan munculnya penyakit seperti Ganoderma.
• Kelebihan K merangsang gejala kekurangan B sehingga rasio minyak terhadap
tandan menurun
• Penyebab kekurangan K : K didalam tanah rendah, kurangnya pupuk K, kemasaman
tanah tinggi dengan kemampuan tukar kation rendah.
• Upaya : Aplikasi K yang cukup, aplikasi tandan kelapa sawit, perbaiki kemampuan
tukar kation tanah dan aplikasi pupuk K pada pinggir piringan.
Defisiensi K - Bercak oranye (Confluent Orange Spotting)

4.Magnesium ( Mg )

• Penyusun klorofil, dan berperanan dalam respirasi tanaman, maupun pengaktifan


enzim.
• Kekurangan Mg menyebabkan daun tua berwarna hijau kekuningan pada sisi yang
terkena sinar matahari, kuning kecoklatan lalu kering.
• Penyebab defisiensi Mg : Rendahnya Mg didalam tanah, kurangnya aplikasi Mg,
ketidak seimbangan Mg dengan kation lain, curah hujan tinggi ( > 3.500 mm/tahun ),
tekstur pasir dengan top soil tipis.
• Upaya : Rasio Ca/Mg dan Mg/K tanah agar tidak melebihi 5 dan 1,2, aplikasi tandan
kelapa sawit, gunakan Dolomit jika kemasaman tinggi, pupuk ditabur pada pinggir
piringan.
Defisiensi Mg - Sisi daun yang terkena sinar matahari menguning.

5.CU

• Defisiensi Cu - Ujung anak daun nekrosis.


• Tumbuh kerdilTembaga ( Cu ).
• Pembentukan klorofil dan katalisator proses fisiologi tanaman.
• Kekurangan Cu menyebabkan Mid Crown Clorosis (MCC) atau Peat Yellow.
• Jaringan klorosis hijau pucat - kekuningan muncul ditengah anak daun muda.
Bercak kuning berkembang diantarajaringan klorosis. Daun pendek, kuning pucat
kemudian mati.
• Penyebab defisiensi Cu : Rendahnya Cu didalam tanah gambut atau pasir, tingginya
aplikasi Mg, aplikasi N dan P tanpa K yang cukup.
• Upaya : Perbaiki rendahnya K tanah, basahi tajuk dengan 200 ppm Cu SO4.

6.Boron

• Meristimatik tanaman, sintesa gula dan karbohidrat, metabolisme asam nukleat dan
protein.
• Kekurangan Boron menyebabkan ujung daun tidak normal, rapuh dan berwarna
hijau gelap, daun yang baru tumbuh memendek sehingga bagian atas tanaman terlihat
merata.
• Penyebab defisiensi Boron : Rendahnya B tanah, tingginya aplikasi N, K dan Ca.
• Upaya : Aplikasi 0,1 - 0,2 kg/pohon/tahun pada pangkal batang.
Pelepah memendek, Malformasi anak daun, Daun mengkerut.
3.2.JENIS DAN SIFAT PUPUK

1. Sumber Hara
1. Tanah
2. Residu tanaman : Pelepah, Tandan Kelapa Sawit, Abu janjang, Limbah cair
dan kacangan penutup tanah.
3. Pupuk An-Organik : Tunggal, Campur, Majemuk, Majemuk khusus

2. Pupuk An-Organik
1. Pupuk tunggal : Mengandung satu hara utama, tidak terlalu mahal per kg hara,
mahal dibiaya kerja, mudah diberikan sesuai rekomendasi.
2. Pupuk Campur : Campuran beberapa pupuk tunggal secara manual,
sekali aplikasi,tidak semua pupuk dapat dicampur, keseragaman campuran
beragam,
sulit untuk diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
3. Pupuk Majemuk : Satu formulasi mengandung beberapa hara utama,
harga per kg hara mahal, sekali aplikasi, mudah disimpan, biaya aplikasi murah,
sulit diterapkan untuk tanaman menghasilkan.
4. Pupuk Majemuk Khusus : Pupuk majemuk yang dibuat secara khusus,
seperti dalam bentuk tablet atau pelet.
Harga per satuan hara lebih mahal dibandingkan pupuk lainnya, efektivitas
masih perlu diuji.

3.Sifat Pupuk
Sifat pupuk sangat beragam sehingga pemilihan pupuk hendaknya mengacu
pada Standar Nasional Indonesia ( SNI ) yang telah ada.

3.3. Pemupukan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

• Dosis pupuk ditentukan berdasarkan umur tanaman, jenis tanah, kondisi penutup
tanah, kondisi visual tanaman.
• Waktu pemupukan ditentukan berdasarkan jadual, umur tanaman.
• Pada waktu satu bulan, ZA ditebar dari pangkal batang hingga 30 – 40 Cm.
• Setelah itu ZA, Rock Phosphate, MOP dan Kieserit ditaburkan merata hingga
batas lebar tajuk.
• Boron ditebarkan diketiak pelepah daun
• ZA, MOP, Kieserite dapat diberikan dalam selang waktuyang berdekatan.
• Rock Phosphate tidak boleh dicampur dengan ZA.
Rock Phosphate dianjurkan diberikan lebih dulu dibanding pupuk lainnya
jika curah hujan > 60 mm.
• Jarak waktu pemberian Rock Phosphate dengan ZA minimal 2 minggu.
• Pupuk MOP tidak dapat diganti dengan Abu Janjang Kelapa Sawit.

3.4. Waktu Dan Frekwensi Pemupukan

1. Waktu Pemupukan:
• Pemupukan dilakukan pada waktu hujan kecil, namun > 60 mm/bulan.
• Pemupukan ditunda jika curah hujan kurang dari 60 mm per bulan.
• Pupuk Dolomit dan Rock Phosphate diusahakan diaplikasikan lebih dulu
untuk memperbaiki kemasaman tanah dan merangsang perakaran, diikuti oleh
MOP (KCl) dan rea/Z A.
• Jarak waktu penaburan Dolomit/Rock Phosphate dengan Urea/Z A minimal 2
minggu.
• Seluruh pupuk agar diaplikasikan dalam waktu 2 (dua) bulan.

2. Frekwensi Pemupukan:
• Pemupukan dilakukan 2 - 3 kali tergantung pada kondisi lahan, jumlah pupuk,
dan umur - kondisi tanaman.
• Pemupukan pada tanah pasir dan gambut perlu dilakukan dengan frekwensi yang
lebih banyak.
• Frekwensi pemupukan yang tinggi mungkin baik bagi tanaman, namun tidak
ekonomis dan mengganggu kegiatan kebun lainnya.

Anda mungkin juga menyukai