Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

DINAMISASI Ca, Mg, S


Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas Kesuburan Tanah dan Nutrisi
Tanaman

Disusun oleh :
Mia Rahmah Qadryani 150510150260
Agroteknologi kelas J

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nutrisi tumbuhan / Unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan
tumbuhan. Unsur hara banyak tersedia dialam, sehingga tumbuhan bisa memanfaatkannya
untuk kebutuhan metabolismenya. Berdasarkan keesensialannya unsur hara yang dibutuhkan
terbagi terbagi menjadi dua yakni unsur hara esensial dan unsur hara non- esensial atau
beneficial. Unsur beneficial adalah
unsur tambahan yang tidak dibutuhkan oleh semua tanaman, namun perannanya cukup
penting pada tanaman tertentu. Unsur hara esensial terdiri atas unsur hara makro dan mikro.
Unsur hara esensial merupakan unsur hara yang mutlak dibutuhkan tanaman dan fungsinya
tidak bisa digantikan oleh unsur lain, tidak terpenuhinya salah satu unsur hara akan
mengakibatkan tanaman tersebut tidak dapat menyelsaikan siklus hidupnya. Ada beberapa
jenis unsur yang dibutuhkan tanaman untuk dapat tumbuh dan berkembang. Unsur-unsur
yang sangat esensial bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga bagian utama, antara lain:
1. Nutrien Makro adalah kelompok unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
relatif besar yaitu Nitrogen (N), Phospor (P) dan Kalium (K).
2. Nutrien Sekunder adalah kelompok unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
sedang yaitu Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Belerang atau Sulfur (S).
3. Nutrien Mikro adalah kelompok unsur yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang
sangat sedikit yaitu Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Boron (B), Tembaga (Cu) dan
Molibdenum (Mo).
Penggunaan hara tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara tanaman
tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat suatu hara tanaman, maka
kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama sekali. Disamping itu umumnya
tanaman yang kekurangan atau ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan gejala pada
suatu orrgan tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan.

Makalah ini khusus membahas tentang unsur-unsur hara esensial atau nutrisi esensial
yang dibutuhkan, tumbuhan untuk hidup, khususnya pada Nutrien Sekunder. Serta gejalagejala yang muncul pada tubuh tumbuhan sebagai akibat dari kekurangan zat hara esensial
Nutrien
Sekunder.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ca (Kalsium)
- Sumber Unsur Ca
1. Bahan organik Ca dapat dengan cepat terlindi dari seresah tanaman, sebagian
yang lain mengalami mineralisasi pada awal tahapan perombakan bahan
tersebut.
2. Ca tertukarCa2+ merupakan kation yang dapat dipertukarkan, pertukaran
kation merupakan reaksi paling penting bagi unsur Ca dalam tanah.
3. Pelarutan mineral Ca Didalam kerak bumi terdapat 3,6% Ca. Mineral Ca di
dalam tanah sangat bervariasi. Pada tanah yang kasar kadar Ca lebih rendah
dibanding tanah yang halus teksturnya, kadar Ca juga rendah pada tanah yang
sudah terlapuk lanjut, kadarnya cukup banyak pada tanah humida, atau wilayah
beriklim temperate, tanah permukaan mungkin memiliki kadar Ca yang lebih
rendah karena sifatnya asam. Kadar Ca rendah pada tanah kapuran, terbentuk
senyawa Ca karbonat, terbentuk Gipsum (CaSO4) pada tanah kering. Didalam
kerak bumi terdapat 3,6% Ca
4. Kapur dan pupuk
Kebanyakan Ca yang diberikan ke dalam tanah adalah senyawa untuk
menetralisir kemasaman tanah, terutama CaCO3 dan CaMgCO3. Gipsum
digunakan untuk memasok Ca tanpa mempengaruhi pH tanah, Ca juga
terkandung dalam pupuk superfosfat (Narsih, 2010)
-

Ketersediaan Ca
Ketersediaan Ca dipengaruhi oleh kejenuhan basa dan pH tanah. Kejenuhan
Ca2+ yang tinggi diperlukan agar hara ini tersedia bagi tanaman. Angkanya

beragam sesuai tipe tapak pertukaran. Kejenuhan pada lempung 2:1 besarnya
>70% , sedangkan pada bagan organik tanah dan lempung 1:1 besarnya 40 to
50%. Pada pH yang rendah Ca kurang tersedia. Hal ini disebabkan kejenuhan
Ca2+ rendah, adanya Al3+ dalam larutan menghambat penyerapan Ca2+.
Kation yang lain misalnya Mg2+, K+, NH4+ jika kadarnya tinggi akan
menghambat penyerapan Ca, sebaliknya anion Nitrat akan meningkatkan
serapan Ca. Unsur Ca diserap dalam bentuk kation divalen Ca2+ . Penyerapan
Ca2+ terbatas pada ujung akar: wilayah perakaran muda yang memiliki dinding
sel endodermis belum mengalami suberisasi. Ca memasuki pembuluh xilem
melalui jalur apoplastik. Pengangkutan menembus membran terbatas,
diperlukan pertumbuhan akar terus menerus agar pengambulan Ca mencukupi
kebutuhan. Pengangkutan melalui xilem, Ca terbawa oleh aliran air transpirasi.
-

Peranan Ca
Ca adalah unsur yang penting di dalam tanah. Maka perlu kita perhatikan
kembali, bahwa koloid-koloid humus sampai dengan liat, dapat berjonjot karena
Ca, dengan adanya Ca struktur tanah menjadi mantap dan karena Ca ini pula
dapat mempengaruhi semua sifat fisik tanah, karena:
1. Ca adalah kat-ion tukar yang penting sehingga dengan demikian Ca berperan
mengatur daya absorpsi tanah.
2. Ca membantu daya pengikatan P.
3. Ca merupakan dasar yang utama untuk mempertahankan pH pada batas-batas
yang cukup netral.
Tanaman juga membutuhkan kalsium untuk membuat protein. Kalsium
merupakan bagian esensial dari struktur dinding sel tanaman, menyediakan
pengangkutan dan retensi unsur-unsur yang lain di dalam tanaman. Kalsium
juga diketahui sebagai unsur yang dapat melawan garam alkali dan asam
organik di dalam suatu tanaman.
Ca secara langsung dapat mempengaruhi kehidupan tanaman. Tanaman
menghisap Ca sebanyak 20 - 300 kg/Ha/tahun dengan bentuk CaO. Ca
membantu tumbuhnya dinding sel, perkecambahan, perakaran dan memberi
kekuatan pada Leguminose yang tidak berkayu. Ca dapat menetralisasi asamasam organik dan mengatur penggunaan yang tepat dari K, Mg, S dan Cu.
Defisiensi unsur Ca meyebabkan terhambatnya pertumbuhan sistem perakara,
selain akar kurang sekali fungsinyapun demikian terhambat, gejala-gejalanya

yang timbul tampak pada daun, dimana daun-daun muda selain berkeriput
mengalami per-ubahan warna, pada ujung dan tepi-tepinya klorosis ( berubah
menjadi kuning) dan warna ini menjalar diantara ujung tulang-tulang daun,
jaringan-jaringan daun pada beberapa tempat mati.
Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk
daun , mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan
tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh
maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga
gugur juga efek kekurangan kalsium. Kelebihan kalsium akan mempengaruhi
pH tanah (Anonim, 2011) dan akan mengakibatkan kekahatan hara Mg atau K
dalam tanaman.
2.2 Mg (Magnesium)
- Bentuk dan fungsi Mg dalam tanaman
Merupakan hara makro sekunder, diperlukan tanaman dalam jumlah relatif banyak,
lebih sedikit dibanding N dan K, serupa jumlahnya dengan P, S dan Ca; umumnya Mg
<Ca. Esensial untuk fotosintesis: menjadi atom pusat dari molekul klorofil, jumlahnya
15- 20% total Mg dalam tanaman. Komponen struktural pada ribosom: sintesis
protein. Aktivasi enzim: transfer fosfat dan gugus karboksil, yaitu reaksi ATP dan
transfer energi, fiksasi CO2 oleh RuBP carboxylase.
-

Mobilitas Mg
Mg bersifat mobil dalam tanaman: dialihtempatkan dari daun tua ke titik tumbuh.
Gejala kekahatan yang muncul: dimulai pada daun tua dibagian bawah tanaman;
kenampakan utama berupa klorosis kekuningan diantara tulang daun (interveinal
chlorosis), sedangkan tulang daun tetap hijau, hal ini mirip dengan gejala kekahatan Fe;
pada beberapa tanaman daun di bagian bawah membentuk a reddish-purple cast; jika
lanjut daun mengalami nekrosis.
Kelebihan Mg tidak secara langsung meracuni tanaman atau organisme, kelebihan Mg
dapat disimpan di vakuola, kadar Mg yang tinggi dalam tanah menghambat penyerapan
kation yang lainnya, misalnya menmgakibatkan kekahatan K atau Ca.

Sumber Mg

1. Bahan organik: kebanyakan Mg segera terlindi dari seresah, sisanya mengalami


mineralisasi pada tahap awal perombakan residu tersebut.
2. Rabuk, kompos dan biosolid: kebanyakan Mg terlarut, segara tersedia. Oleh karena itu
dengan mudah hilang sebelum diberikan ke lahan

3. Mg tertukar: Mg2+ termasuk kation dapat ditkar, pertukaran kation termasuk reaksi
terpenting bagi Mg dalam tanah
4. Pelarutan mineral Mg: yaitu mineral primer atau mineral lempung sekunder, tanah kasar
lebih sedikit kandungan Mg dibanding tanah halus, kadar Mg lebih tinggi pada lahan
kering semi arid atau arid.
5. Kapur dan Pupuk : Mg berada dalam senyawa yang digunakan untuk mentralkan pH
tanah, terutaam dalam bentuk batu kapur dolomit (CaMgCO3), bentuk yang lain
misalnya garam Epsom (MgSO4) dan K2SO4
- Bentuk Mg yang diserap tanaman
Mg diserap tanaman dalambentuk kation divalen Mg2+
- Gerakan Mg menuju akar:
Mg2+ dipasok oleh mass flow dan root interception. Root interception Mg jauh lebih
rendah dibanding pada Ca. Kadar dalam larutan tanah 5-50 ppm, pada tanah iklim
sedang (temperate).
-

Ketersediaan Mg bagi tanaman


Kejenuhan Mg dan pH: diperlukan kejenuhan Mg2+ >10% agar mencukupi tanaman,
kejenuhan Mg2+ diperlukan lebih tinggi pada tanah lempung 2:1 dibanding, tanah
dengan KPK yang bersumber dari bahan organik atau lempung 1:1, Mg kurang tersedia
pada pH rendah: karena kejenuhan Mg2+ lebih rendah, kehadiran Al 3+ dalam larutan
menghambat penyerapan Mg2+ .

- Pengangkutan Mg
1. Erosi: jika KPK lebih tinggi kehilangan akan lebih tinggi
2. Pelindian: Mg merupakan kation dalam air pelindian menuju saluran drainase,
menyumbang pemasaman tanah
- Manajemen Pupuk Mg
Pengapuran: Mg dengan mudah dapat dikelola dengan pengapuran pada tanah berpH rendah
(dengan kapur dolomit), pengapuran dapat menyebabkan kekahatan Mg jika kadar Ca
yang tinggi (kalsit) digunakan pada tanah dengan kadar Mg yang rendah]. Kekahatan:
tanah masam, pasiran dengan KPK rendah dengan pelindian yang hebat, pemupukan K
(KCl and K2SO4) dapat meningkatakan kehilangan tersebut, tanah dengan kadar K
yang tinggi menyebabkan kekahatan Mg karena menghambat penyerapan Mg. Grass
tetany: kekahatan Mg pada ternak dapat terjadi meskipun kadar dalam tanaman belum

kahat, lebih hemat memberi garam Epsom pada pakan ternak dibanding pemupukan
lewat tanah
-

Defisiensi Magnesium
Magnesium merupakan pembangun klorofil. Defisiensi magensium dapat disebabkan oleh
pemupukan potasium yang sangat berlebih. Gejala kekurangan magnesium muncul pada
musim dingin atau ketika tanah sangat basah dimana akar kurang aktif.
Kekuranganmagnesium menyebabkan daun tua menguning. Jika defisiensi berkelanjutan,
daun yang berwarna kuning akan menjadi kuning kecoklatan . Produksi buah pada
tanaman yang kekurangan magnesium berkurang.

2.3 S (Sulfur)
- Bentuk dan fungsi S dalam tubuh tanaman
Unsur S diperlukan oleh tanaman dalam jumlah relatif banyak, lebhi sedikit dibanding N atau
K, serupa dengan P, Ca dan Mg.; sebagai penyusun asam amino essensial: sistin, sistein dan
metionin, 90% S dalam tanaman berupa protein, ikatan disulfida, susunan protein dan
aktivitas enzim, pembentukan klorofil; Ferredoksin: protein Fe-S, reaksi redoks: fotosintesis,
penyematan nitrogen, reduksi nitrat dan sulfat; koensim: koensim A dan vitamin, biotin,
thiamine, B1; senyawa volatil: tanaman keluarga Onion dan crucifer (cabbage).
- Mobilitas S
Unsur S relatif tidak mobil dalam tanaman: tidak segera dapat dialihtempatkan dari daun
yang tua ke bagian titik tumbuh, gejala kekahatan muncul pertama pada bbagian atas yaitu
daun muda. Gejala kekahatan: kerdil (stunted), pertumbuhan spiral (spindly growth),
seringkali seluruh tanaman menjadi klorosis seragam (uniformly chlorotic), tanaman Crucifer
membentuk warna kemarahan dan ungu, kadar protein rendah, pengumpulan N bukan
protein. Jika kadar S berlebihan tidak secara langsung mempengaruhi tanaman tersebut atau
organisme yang memakannya, tetapi dapat menyebabkan masalah kegaraman karena S
merupakan anion yang dominan pada tanah salin, pelindian yang hebat dari
SO4=meningkatkan kehilangan kation.
- Sumber S
1. Perombakan bahan orgaik tanah, karena 90% S dalam tanah berada dalam bentuk organik
tersebut
2. Rabuk, kompos dan biosolid.
3. Sulfat yang terjerap pada tapak pertukaran anion dari oksida Al dan Fe.
4. Mineral S: pada musim kering sulfida dalam bentuk anaerob.
5. Pengendapan atmosfer dari inudstri, hujan asam.

6. Pupuk S.
- Bentuk S yang diserap tanaman
1. Penyerapan langsung SO oleh daun: jumlahnya kecil, jika kadar S dalam udara tinggi akan
meracuni tanaman.
2. Penyerapan akar terutama dalam bentuk: sulfat (SO4-)
- Gerakan S menuju akar
Di dalam tanah sulfat bergerak karena aliran masa dan difusi. Terutama beregrak karena
aliran masa (mass flow), difusi memiliki arti penting pada tanah dengan kadar S yang rendah.
Kadar dalam larutan tanah 5-20 ppm. Aras yang mencukupi kebutuhan tanaman 3-5 ppm
dalam tanah
- Transformasi S dalam tanah
Proses alih rupa antara lain: Mineralisasi immobilisasi, Adsorpsi desorpsi, Presipitasi
dissolusi, Oksidasi reduksi, Volatilisasi.
- Defisiensi
Gejala tanaman yang kekurangan belerang umunya tampak padaseluruh daun muda yang
berubah menjadi hijau muda, kadan-kadang tampak tidak merata, sedikit mengkilat agak
keputihan lalu berubah menjadi kuning kehijauan. Pertumbuhan tanaman akan terhambat,
kerdil,berbatang pendek dan kurus

Anda mungkin juga menyukai