Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengendalian secara fisik adalah tindakan pengendalian hama yang menggunakan faktor fisik
seperti menaikkan suhu dengan cara pembakaran, menurunkan suhu dengan penggenangan,
solarisasi tanah, lampu perangkap, serta pengaturan cahaya dan suara
2. Tujuan secara langsung atau tidak langsung.
● mematikan hama
● Mengganggu aktivitas fisiologis hama
● Modifikasi lingkungan agar tidak sesuai untuk hama, namun bukan merupakan bagian
budidaya
3. Yang termasuk dalam pengendalian fisik, yaitu ; pemanasan, pembakaran, pendinginan,
pembasahan, pengeringan, lampu perangkap, radiasi sinar infra merah, gelombang suara dan
penghalang/pagar/barier
4. Hot water treatment (HWT) merupakan salah satu teknologi yang dapat diterapkan dalam
penanganan pascapanen untuk menekan perkembangan penyakit antraknosa pada cabai merah.
● Contohnya salah satu jurnal yang berjudul Kajian Perlakuan Hot Water Treatment dan
Perlilinan anti Mikroba Untuk Memperpanjang Umur Simpan Cabai Merah (Capsicum
annuum L.)
● Menggunakan hot water treatment sangat efektif dengan menggunakan fungisida nabati
yang ramah lingkungan dan baik untuk dikonsumsi oleh manusia. Berdasarkan hasil
penelitian Ali, M., dkk (2010) penggunaan pestisida nabati berbahan ekstrak buah
mengkudu 20 % memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penyakit Antraknosa
yang disebabkan oleh Jamur Colletotrichum capsici pada cabai merah.
5. Perlakuan air panas merupakan salah satu metode perlakuan panas (heat treatment) yang
digunakan untuk disinfestasi OPT. Pada awalnya, perlakuan air panas lebih banyak digunakan
untuk mengendalikan OPT cendawan pada permukaan komoditas. Perlakuan air panas pada suhu
50 –60oC selama 10 menit diketahui efektif untuk mengendalikan cendawan patogen pasca panen
pada buah-buahan dan sayuran (Barkai-Golan and Phillips, 1991 dalam Lurie, 1998)
6. Solarisasi tanah adalah proses hidrotermal dengan memanfaatkan energi matahari untuk
memanaskan lengas tanah yang dapat menggunakan mulsa plastik. Konsep dasar yaitu
menggunakan lembaran plastik transparan untuk membantu pemindahan energi cahaya ke dalam
tanah yang diserap untuk memanaskan tanah. Lembaran plastik transparan dapat mengurangi
kehilangan panas secara konveksi dan meningkatkan suhu tanah yang diterima. Jika suhu di
bawah lembaran plastik cukup tinggi, maka gulma dan organisme pengganggu lainnya akan
terbunuh (Sinclair et al. 2001).
● Mekanisme solarisasi tanah
Radiasi matahari dipancarkan ke bumi mengenai permukaan lembaran plastik transparan.
Sebagian besar diteruskan (T) dan sebagian kecil dipantulkan (R) dan diserap (A). Sinar
matahari melewati lembaran plastik (diteruskan) sampai permukaan tanah. Energi
matahari gelombang pendek diubah menjadi gelombang panjang disebut radiasi infra
merah (energi panas) dan diserap tanah. Radiasi gelombang panjang sebagian dilepaskan

kembali permukaan tanah, namun terjebak oleh lembaran plastik.Gambar 5 menjelaskan


panas yang terjebak ini akan meningkatkan suhu permukaan tanah. Lembaran plastik
menahan pemindahan kehilangan panas dari tanah ke udara, maka terjadi peningkatan
suhu permukaan tanah di bawah permukaan plastik. Aliran panas dalam tanah akan
bergerak dari suhu tanah tinggi ke suhu tanah rendah yaitu dari lapis 1 ke 2 (suhu T1),
lapis 2 ke (suhu T2), lapis 3 ke 4 (suhu T3), lapis 4 ke 5 (suhu T4), lapis 5 ke setersusnya
(suhu T5). Patogen, hama dan biji gulma akan mengalami banyak kematian pada lapis 1,
menurun pada lapis 2, 3, 4, 5 dan seterusnya.(Paiman, 2016)

● Contoh penerapan pada jurnal yaitu Pengendalian nematoda Puru akar (melydogyne spp)
pada buncis dengan bakteri pasteuria penetrans dan solarisasi.

7. Pembakaran, yaitu teknik pengendalian dengan perlakuan panas. Perlu diketahui dalam aplikasi
teknik ini adalah pengetahuan tentang batas toleransi OPT sasaran terhadap fakor fisik yang
digunakan. Teknik ini mempunyai kelemahan apabila dilakukan di lapangan, yaitu apabila petani
melakukan pembakaran maka yang terbakar bukan saja OPT tetapi musuh alami dan organisme
lain ikut terbunuh (Wigenasantana, 2001 : 189). Pembakaran dilakukan sebagai upaya
pembasmian hama atau patogen pada tanaman yang tidak mungkin lagi dapat diselamatkan.
Pembakaran gulma juga sering dilakukan petani. Pembakaran sebagai upaya pengendalian hama,
patogen, dan gulma harus dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa musuh alami hama dan
mikroorganisme yang bermanfaat untuk dilindungi. Contoh Pembakaran pada bagian inang yang
terkena penyakit.
● Teknik pembakaran yang bertujuan untuk membunuh serangga yang masih ada pada
tanaman di lapangan. sebelum dilakukan perlu diadakan pengkajian mendalam tentang
perilaku dan ekologi hama serta dampak samping yang mungkin timbul akibat sistem
pembakaran. Penentuan tentang kapan, dimana dan luas daerah sistem pembakaran
sangat penting sebelum sistem pembakaran.

8. Efek yang ditimbulkan secara langsung pada jaringan yang terkena radiasi dapat disebabkan
karena sel-sel pembentuk jaringan tidak dapat membelah lagi, pembelahannya tertunda atau
pembentukan selnya tidak normal sehingga jaringan yang terkena radiasi tersebut mati.
Contohnya penggunaan sinar UV dan sinar gamma
● Contoh hasil penelitian dari jurnal Penggunaan Sinar UV untuk menekan penyakit busuk
asam pada buah tomat pasca panen.
9. Penghalang fisik dalam pengendalian hama dan penyakit yaitu untuk melindungi tanaman
khususnya saat pembibitan atau pembenihan serta mencegah masuknya hama pada lingkungan
hidup tanaman. Penggunaan penghalang fisik (membuat perangkap sering dilakukan untuk
melindungi tanaman dari serangan hama hewan besar, seperti babi hutan. Tanaman juga kadang
harus dipagari agar terhindar dari ternak ruminansia. Buah-buahan seperti mangga ( Mangifera
indica ), belimbing ( averrhoa carambola ), dan jambu biji ( psidium guajava ) sering dibungkus
untuk menghindari serangan lalat buah Bactrocera spp. Contoh penerapan dari salah satu jurnal
yaitu menggunakan paranet mencegah terjadi penyakit mosaik pada tanaman cabai
10. Penggenangan lahan menciptakan lingkungan pertumbuhan tanaman dengan kelembapan tinggi,
bertujuan untuk mencegah epidemis penyakit. Contoh penerapan nnya dari salah satu jurnal yaitu
penggenangan dalam parit keliling.
11. Pengendalian hama secara mekanik adalah perlakuan atau tindakan yang bertujuan mematikan
atau memindahkan secara langsung, baik dengan tangan atau dengan bantuan alat dan bahan
lainnya. Pengendalian hama dan pengendalian secara manual atau dengan menggunakan alat dan
mesin pertanian juga dapat digolongkan sebagai cara mekanik
12. Pengambilan menggunakan tangan. Dapat dilakukan pada jenis hama ulat, belalang dan tikus
dengan intensitas serangan hama dalam skala kecil serta menggunakan penghalang fisik
13.
● Pemangkasan (pruning) merupakan kegiatan pemangkasan cabang-cabang pohon yang
masih muda dan tumbuh pada batang utama pohon.Kegiatan ini bertujuan untuk
meningkatkan tinggi bebas cabang dan mengurangi mata kayu dari batang utama. Contoh
penerapan pemangkasan pada pohon jati.
● Roguing, adalah kegiatan mengidentifikasi dan menghilangkan tanaman yang
menyimpang. Tujuan roguing adalah untuk mempertahankan kemurnian dan mutu
genetik suatu varietas. Karakteristik varietas dapat digunakan untuk mengenali dan
mengidentifikasi tipe simpang. Produsen benih atau pelaksana roguing harus mengenali
karakteristik varietas dengan baik, termasuk faktor-faktor yang dapat berpengaruh
terhadap karakter tersebut. contoh penerapannya Roguing pada jagung dilakukang pada
fase III yaitu pada umur tanaman 45-52 hari setelah tanam (HST) untuk mengecek warna
bunga betina/ jantan, bentuk malai, posisi tongkol dan warna rambut yang tidak
dikehendaki.
● Prosedur operasi pohon ( tree sugery) yang umum termasuk pengangkatan cabang yang
patah, mati, atau sakit, memotong kembali anggota tubuh yang mengganggu lalu lintas,
menghalangi aliran listrik dan telepon, menghalangi pandangan, atau merusak bentuk
pohon. Contoh penerapan nya yaitu penipisan pada jumlah cabang daun yang terkena
penyakit untuk memungkinkan sirkulasi udara dan mengamankan lebih banyak cahaya.
● Pembongkaran(Eradikasi) yaitu pembongkaran tanaman yang terserang berat dan tua,
diikuti dengan penanaman kembali ( replanting ) menggunakan klon tahan VSD.
Contoh pengendalian dengan eradikasi terhadap serangan hama wereng coklat adalah :

a. Pada daerah serangan wereng coklat tetapi bukan merupakan daerah serangan virus,
eradikasi dilakukan pada tanaman padi yang telah puso. Pada daerah serangan berat
eradikasi hendaknya diikuti pemberoan selama 1 – 2 bulan atau mengganti dengan
tanaman selain padi.

b. Pada daerah serangan hama wereng yang juga merupakan daerah serangan virus,
eradikasi dilakukan sebagai berikut :

1). Eradikasi selektif dilakukan pada padi stadia vegetatif yang terserang virus dengan
intensitas sama dengan atau kurang dari 25 % atau padi stadia generatif dengan intensitas
serangan virus kurang dari 75 %.

2). Eradikasi total dilakukan terhadap pertanaman statdia vegetatif dengan intensitas
serangan virus lebih besar dari 25 % atau pada padi stadia generatif dengan intensitas
serangan virus lebih besar sama dengan 75 %.

Cara melakukan eradikasi adalah dengan membabat tanaman yang terserang hama,
kemudian membakar atau membenamkan ke dalam tanah.

14. Pengendalian secara fisik dan mekanik itu sangat penting, karena dengan cara ini lebih efektif
untuk menekan populasi hama dan tentu saja dengan memperhatikan waktu dan tempat yang
tepat. Misalnya untuk mengendalikan hama ulat jengkal yang aktivitas hidupnya pada siang hari
hal ini akan efektif tetapi akan terasa berbeda apabila mengendalikan hama ulat grayak/ ulat tanah
secara fisik pada siang hari karena ulat grayak / ulat tanah tidak akan ditemukan pada siang hari,
demikian juga untuk hama-hama yang lain. Juga perhatikan siklus dari serangga hama
maksudnya apabila ingin mengendalikan hama ulat tetapi saat ini siklusnya untuk daerah tersebut
sudah menjadi kupu-kupu atau ngengat, maka jangan berharap bisa menemukan ulat yang
dimaksud. Untuk itu kenali dahulu karakteristik dan sifat dan siklus ddari serangga hama yang
akan kita kendalikan secara fisik. Pengendalian hama dan penyakit harus memperhatikan keadaan
populasi hama atau patogen dalam keadaan dinamik fluktuasi disekitar kedudukan kesimbangan
umum dan semua biaya pengendalian harus mendatangkan keuntungan ekonomi yang maksimal.
Pengendalian hama dan penyakit dilaksanakan jika populasi hama atau intensitas kerusakan
akibat penyakit telah memperlihatkan akan terjadi kerugian dalam usaha pertanian.
Daftar Pustaka

Ali, M., Fifi, P., dan Molehet, S. (2010). Uji Beberapa Konsentrasi Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda
citrifolia L.) terhadap Penyakit Antraknosa yang Disebabkan oleh Jamur Colletotrichum capsici
pada Buah Cabai Merah Pascapanen. journal.unri.ac.id/index.php/J.

Nurhayati, SHK, S., & Lestari, Y. (2017). Penggunaan Sinar UV Untuk Menekan Penyakit Busuk Asam Pada
Buah Tomat Pasca Panen. Jurnal Universitas Sriwijaya, 85-93.

Nuryanto, B. (2018). Pengendalian Penyakit Tanaman Padi Berwawasan Lingkungan Melalui Pengelolaan
Kompenen Epidemik. Jurnal Litbang Pertanian, 37:1.

Nyoman Nyana, D., Siadi, K., & Ngurah Raka, G. (2016). Pengendalian Penyakit Mosaik CMV Pada
Tanaman Cabai Menggunakan RNA Satelit (satRNA). Jurnal Universitas Udayana, 13-23.

Paiman. (2016). Solarisasi Tanah Pra-Tanam. Yogyakarta: UPY Press.

Sinclair, T. C. (2001). Noxious Weed Control by Solarization. America: University Florida, United State of
America.

Singh, V. a. (2012). Physical Methods in Management of Plant Diseases. Chapter 2 in Eco-friendly


Innovative Approaches in Plant Disease Management (V.K. Singh, Y. Singh and A. Singh, Eds.).
America: International Book Distributor.

Wigenasantana. (2001). Pengendalian Hama Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai