Anda di halaman 1dari 7

PEMBUATAN MEDIA

1. PSA (Potato Sukrose Agar)


Alat yang digunakan berupa panci, kompor, pisau, timbangan
analog, talenan, nampan, cawan petri, corong, autoklaf, saringan, gelas
ukur, erlenmayer, timbangan analitik, laminar air flow, pengaduk, dan
sendok. Bahan yang digunakan berupa kentang 300 gram, gula pasir 15
gram, agar bacteriological 24 gram, dan air 1 liter.
Metode pembuatan PSA yaitu menimbang kentang, mengupas kulit
kentang, memotong kentang menjadi dadu kecil, mencuci kentang yang
telah dipotong dengan air mengalir, memasukkan kentang ke dalam panci,
mengambil air sebanyal 1 liter menggunakan gelas ukur, memasukkan air
ke dalam panci, merebus kentang menggunakan kompor sampai kentang
empuk, setelah empuk meniriskan kentang, menimbang gula sebanyak 15
gram dan memasukkan ke dalam air rebusan, mengaduk larutan hingga
merata, menimbang agar bacteriological sebanyak 24 gram dan
memasukkan agar tersebut ke dalam larutan dengan api kecil secara
perlahan, mengaduk hingga larutan merata. Larutan yang telah dibuat
dimasukkan ke dalam erlenmayer dengan bantuan corong dan ditutup
dengan kapas dan alumunium foil. Larutan tersebut di sterilisasi
menggunakan autoklaf dengan suhu 121 selama 30 menit, menunggu
kurang lebih 2 jam untuk mengangkat larutan dari autoklaf, kemudian di
platting ke beberapa cawan petri di dalam laminar air flow. Kegiatan
diatas merupakan pembuatan agar blok.
2. PDA (Potato Dextrose Agar)
Alat yang digunakan berupa panci, kompor, pisau, timbangan
analog, talenan, nampan, cawan petri, corong, tabung reaksi, alat suntik
socorex, saringan, gelas ukur, erlenmayer, timbangan analitik, laminar air
flow, autoklaf, pengaduk, dan sendok. Bahan yang digunakan berupa
bubuk PDA 19.5 gram dan air 500 ml.
Metode pembuatan PDA yaitu menimbang bubuk PDA sebanyak
19.5 gram, mengukur 500 ml air menggunakan gelas ukur, memasukkan
air ke dalam panci, memasukkan bubuk PDA secara perlahan dan diaduk
secara merata, setelah merata dipanaskan menggunakan kompor dengan
api kecil dan tetap diaduk menggunakan pengaduk. Larutan yang telah
dibuat dimasukkan ke dalam erlenmayer menggunakan corong dan ditutup
dengan kapas dan alumunium foil, disterilkan menggunakan autoklaf
dengan suhu 121 selama 30 menit, menunggu selama 2 jam dan larutan
diangkat lalu di plating ke beberapa cawan petri di dalam laminar air flow,
kegiatan tersebut untuk membuat agar blok. Larutan yang telah dibuat
dimasukkan ke dalam tabung reaksi menggunakan alat suntik socorex
sebanyak 10 ml dan ditutup menggunakan kapas dan alumunium foil,
kemudian di sterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu 121 selama 30
menit, setelah 2 jam diangkat dan dimiringkan, kegiatan tersebut untuk
membuat agar miring.
3. NA (Nutrient Agar)
Alat yang digunakan berupa panci, kompor, pisau, timbangan analog,
talenan, nampan, cawan petri, corong, tabung reaksi, alat suntik socorex,
saringan, gelas ukur, erlenmayer, timbangan analitik, laminar air flow,
autoklaf, pengaduk, dan sendok. Bahan yang digunakan berupa bubuk NA
14 gram dan air 500 ml.
Metode pembuatan NA yaitu menimbang bubuk NA sebanyak 14
gram, mengukur 500 ml air menggunakan gelas ukur, memasukkan air ke
dalam panci, memasukkan bubuk NA secara perlahan dan diaduk secara
merata, setelah merata dipanaskan menggunakan kompor dengan api kecil
dan tetap diaduk menggunakan pengaduk. Larutan yang telah dibuat
dimasukkan ke dalam erlenmayer menggunakan corong dan ditutup
dengan kapas dan alumunium foil, disterilkan menggunakan autoklaf
dengan suhu 121 selama 30 menit, menunggu selama 2 jam dan larutan
diangkat lalu di plating ke beberapa cawan petri di dalam laminar air flow,
kegiatan tersebut untuk membuat agar blok. Larutan yang telah dibuat
dimasukkan ke dalam tabung reaksi menggunakan alat suntik socorex
sebanyak 10 ml dan ditutup menggunakan kapas dan alumunium foil,
kemudian di sterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu 121 selama 30
menit, setelah 2 jam diangkat dan dimiringkan, kegiatan tersebut untuk
membuat agar miring.
4. WA (Water Agar)
Alat yang digunakan berupa panci, kompor, pisau, timbangan
analog, talenan, nampan, cawan petri, corong, saringan, gelas ukur,
erlenmayer, timbangan analitik, laminar air flow, autoklaf, pengaduk, dan
sendok. Bahan yang digunakan berupa bubuk Agar bacteriological 12
gram dan air 500 ml.
Metode pembuatan NA yaitu menimbang bubuk agar
bacteriological sebanyak 12 gram, mengukur 500 ml air menggunakan
gelas ukur, memasukkan air ke dalam panci, memasukkan bubuk agar
bacteriological secara perlahan dan diaduk secara merata, setelah merata
dipanaskan menggunakan kompor dengan api kecil dan tetap diaduk
menggunakan pengaduk. Larutan yang telah dibuat dimasukkan ke dalam
erlenmayer menggunakan corong dan ditutup dengan kapas dan
alumunium foil, disterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu 121
selama 30 menit, menunggu selama 2 jam dan larutan diangkat lalu di
plating ke beberapa cawan petri di dalam laminar air flow, kegiatan
tersebut untuk membuat agar blok.
5. PF (Pseudomonas Agar Base)
Alat yang digunakan berupa panci, kompor, pisau, timbangan
analog, talenan, nampan, cawan petri, corong, saringan, gelas ukur,
erlenmayer, timbangan analitik, laminar air flow, autoklaf, mikro pipet,
pengaduk, dan sendok. Bahan yang digunakan berupa bubuk Pseudomonas
Agar Base 12 gram, alkohol 95%, pseudomonas C-N supplement, dan air
500 ml.
Metode pembuatan PF yaitu menimbang bubuk pseudomonas agar
base sebanyak 12.1 gram, mengukur 500 ml air menggunakan gelas ukur,
memasukkan air ke dalam panci, memasukkan bubuk pseudomonas agar
base secara perlahan dan diaduk secara merata, setelah merata dipanaskan
menggunakan kompor dengan api kecil dan tetap diaduk menggunakan
pengaduk. Larutan yang telah dibuat dimasukkan ke dalam erlenmayer
menggunakan corong dan ditutup dengan kapas dan alumunium foil,
disterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu 121 selama 15 menit,
menunggu selama 2 jam dan larutan diangkat. Menyiapkan supplement
pseudomonas dan memasukkan alkohol 95 % sebanyak 2 ml
menggunakan mikro pipet, memasukkan supplement ke dalam larutan PF
yang sudah disterilkan dan menggoyangkan erlenmayer hingga merata,
kemudian larutan tersebut di plating ke beberapa cawan petri di dalam
laminar air flow, kegiatan tersebut untuk membuat agar blok.
6. Rose-Bengal Chloramphenicol Agar Base
Alat yang digunakan berupa panci, kompor, pisau, timbangan
analog, talenan, nampan, cawan petri, corong, saringan, gelas ukur,
erlenmayer, timbangan analitik, laminar air flow, autoklaf, mikro pipet,
pengaduk, dan sendok. Bahan yang digunakan berupa bubuk Rose-Bengal
Chloramphenicol Agar Base 16 gram, alkohol 95%, Chloramphenicol
Supplement, dan air 500 ml.
Metode pembuatan Rose-Bengal Chloramphenicol Agar Base yaitu
menimbang bubuk Rose-Bengal Chloramphenicol Agar Base sebanyak 16
gram, mengukur 500 ml air menggunakan gelas ukur, memasukkan air ke
dalam panci, memasukkan bubuk Rose-Bengal Chloramphenicol Agar
Base secara perlahan dan diaduk secara merata, setelah merata dipanaskan
menggunakan kompor dengan api kecil dan tetap diaduk menggunakan
pengaduk. Larutan yang telah dibuat dimasukkan ke dalam erlenmayer
menggunakan corong dan ditutup dengan kapas dan alumunium foil,
disterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu 121 selama 15 menit,
menunggu selama 2 jam dan larutan diangkat. Menyiapkan
chloramphenicol supplement dan memasukkan alkohol 95 % sebanyak 3
ml menggunakan mikro pipet, memasukkan supplement ke dalam larutan
PF yang sudah disterilkan dan menggoyangkan erlenmayer hingga merata,
kemudian larutan tersebut di plating ke beberapa cawan petri di dalam
laminar air flow, kegiatan tersebut untuk membuat agar blok.

A. Persiapan Bahan Pengendali


1) Pembuatan media PSA
PSA singkatan dari Potato Sukrose Agar merupakan media
tumbuh untuk bakteri dan cendawan patogen dan non patogen bagi
tanaman. PSA dibuat dengan kentang 300 gram direbus
menggunakan air sebanyak 1 liter. Kentang direbus hingga lunak
dan pisahkan kentang dari airnya, mencampurkan ekstrak kentang
dengan gula sebanyak 15 gram dan agar bacteriological sebanyak
24 gram, kemudian diaduk hingga merata, setelah merata menuang
larutan ke dalam erlenmayer dan ditutup dengan kapas dan
alumunium foil kemudian disterilisasikan dengan autoklaf (suhu
121oC selama 30 menit). Media PSA dibagi menjadi dua yaitu:
a. Agar miring berfungsi untuk perbanyakan pengendali
hayati. Larutan PSA sebelum disterilkan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml menggunakan soborex
dan ditutup dengan kapas dan alumunium foil kemudian
disterilisasikan menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC
selama 30 menit. Tabung reaksi dimiringkan 45o setelah
disterilisasi dan didiamkan hingga konsisten.
b. Agar blok berfungsi untuk menghitung kerapatan koloni
bakteri agen hayati. Larutan PSA yang steril dimasukkan ke
dalam cawan petri sebagai wadah. Penuangan media
dilakukan di dalam laminar air flow cabinet. Larutan PSA
yang dimasukkan ke dalam cawan petri kurang lebih
sebanyak 10 ml dan mendiamkan media hingga membeku
kemudian membalikkan cawan petri untuk menghindari
kontaminasi.
2) Inokulasi atau Perbanyakan Isolat Pengendali Hayati
Perbanyakan pengendali hayati menggunakan media agar
miring. Cawan petri berisi hasil isolasi bakteri Paenibacillus
polymyxa dipindahkan ke media agar miring menggunakan jarum
ose dilakukan di laminar air flow cabinet. Pemindahan koloni
bakteri dilakukan secara pengolesan zig zag kemudian ditutup
kembali dengan kapas dan disimpan di suhu ruang.
3) Perbanyakan Pengendali Hayati pada Media TSB (Tryptone Soya
Broth)
Media TSB digunakan untuk perbanyakan isolat bakteri
aerob. Pembuatan media TSB membutuhkan 100 ml aquades dan 3
gram Tryptone Soya Broth. Media tersebut dilarutkan dalam
erlenmayer kemudian menggoyangkan erlenmayer hingga larutan
tercampur. Erlemayer ditutup menggunakan kapas dan alumunium
foil kemudian disterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu
121oC selama 15 menit. Media yang telah disterilkan didiamkan
hingga dingin, jika sudah dingin isolat bakteri diinokulasikan ke
dalam media media Tryptone Soya Broth menggunakan jarum ose
dilakukan di laminar air flow cabinet untuk menghindari
kontaminasi kemudian ditutup dengan kapas. Media TSB berisi
bakteri Paenibacillus polymyxa didiamkan selama 48 jam.
Pertumbuhan bakteri dilihat dari keruhnya media TSB pada
erlenmayer.
Perhitungan koloni dapat dilihat setelah dilakukan
pengenceran bertingkat. Pengenceran bertingkat membutuhkan
tujuh tabung reaksi berisi 9 ml air steril. Media TSB berisi bakteri
dipindahkan sebanyak 1 ml ke tabung reaksi berisi 9 ml air steril
sebagai larutan pertama atau 10-1 kemudian dicampur
menggunakan alat vortex. Larutan 10-1 yang telah di vortex
dipindahkan 0.2 ml ke dalam media agar blok menggunakan mikro
pipet dan diratakan menggunakan batang perata. Media agar blok
yang telah diratakan ditutup erat menggunakan plastik wrap dan
diberi label. Mengulangi langkah pengenceran hingga 10-7 dan
semua kegiatan dilakukan di laminar air flow cabinet. Hasil
pengenceran dapat dilihat setelah didiamkan selama 24 jam.
Perhitungan kerapatan koloni dilakukan setelah 24 jam hasil
pengenceran didiamkan. Perhitungan kerapatan koloni
menggunakan metode total plate count. Hasil perhitungan
kerapatan koloni untuk Paenibacillus polymyxa sebesar 1 x 108.

B. Persiapan Patogen
1) Pembuatan media PSA
PSA singkatan dari Potato Sukrose Agar merupakan media
tumbuh untuk bakteri dan cendawan patogen dan non patogen bagi
tanaman. PSA dibuat dengan kentang 300 gram direbus
menggunakan air sebanyak 1 liter. Kentang direbus hingga lunak
dan pisahkan kentang dari airnya, mencampurkan ekstrak kentang
dengan gula sebanyak 15 gram dan agar bacteriological sebanyak
24 gram, kemudian diaduk hingga merata, setelah merata menuang
larutan ke dalam erlenmayer dan ditutup dengan kapas dan
alumunium foil kemudian disterilisasikan dengan autoklaf (suhu
121oC selama 30 menit). Media PSA dibagi menjadi dua yaitu:
c. Agar miring berfungsi untuk perbanyakan pengendali
hayati. Larutan PSA sebelum disterilkan dimasukkan ke
dalam tabung reaksi sebanyak 10 ml menggunakan soborex
dan ditutup dengan kapas dan alumunium foil kemudian
disterilisasikan menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC
selama 30 menit. Tabung reaksi dimiringkan 45o setelah
disterilisasi dan didiamkan hingga konsisten.
d. Agar blok berfungsi untuk menghitung kerapatan koloni
bakteri agen hayati. Larutan PSA yang steril dimasukkan ke
dalam cawan petri sebagai wadah. Penuangan media
dilakukan di dalam laminar air flow cabinet. Larutan PSA
yang dimasukkan ke dalam cawan petri kurang lebih
sebanyak 10 ml dan mendiamkan media hingga membeku
kemudian membalikkan cawan petri untuk menghindari
kontaminasi.
2) Inokulasi atau Perbanyakan Patogen
Perbanyakan patogen menggunakan media agar miring.
Cawan petri berisi hasil isolasi bakteri Xanthomonas oryzae
dipindahkan ke media agar miring menggunakan jarum ose
dilakukan di laminar air flow cabinet. Pemindahan koloni bakteri
dilakukan secara pengolesan zig zag kemudian ditutup kembali
dengan kapas dan disimpan di suhu ruang.
3) Perbanyakan Patogen pada Media TSB (Tryptone Soya Broth)
Media TSB digunakan untuk perbanyakan isolat bakteri
aerob. Pembuatan media TSB membutuhkan 100 ml aquades dan 3
gram Tryptone Soya Broth. Media tersebut dilarutkan dalam
erlenmayer kemudian menggoyangkan erlenmayer hingga larutan
tercampur. Erlemayer ditutup menggunakan kapas dan alumunium
foil kemudian disterilkan menggunakan autoklaf dengan suhu
121oC selama 15 menit. Media yang telah disterilkan didiamkan
hingga dingin, jika sudah dingin isolat bakteri diinokulasikan ke
dalam media media Tryptone Soya Broth menggunakan jarum ose
dilakukan di laminar air flow cabinet untuk menghindari
kontaminasi kemudian ditutup dengan kapas. Media TSB berisi
bakteri Xanthomonas oryzae didiamkan selama 48 jam.
Pertumbuhan bakteri dilihat dari keruhnya media TSB pada
erlenmayer.
Perhitungan koloni dapat dilihat setelah dilakukan
pengenceran bertingkat. Pengenceran bertingkat membutuhkan
tujuh tabung reaksi berisi 9 ml air steril. Media TSB berisi bakteri
dipindahkan sebanyak 1 ml ke tabung reaksi berisi 9 ml air steril
sebagai larutan pertama atau 10-1 kemudian dicampur
menggunakan alat vortex. Larutan 10-1 yang telah di vortex
dipindahkan 0.2 ml ke dalam media agar blok menggunakan mikro
pipet dan diratakan menggunakan batang perata. Media agar blok
yang telah diratakan ditutup erat menggunakan plastik wrap dan
diberi label. Mengulangi langkah pengenceran hingga 10-7 dan
semua kegiatan dilakukan di laminar air flow cabinet. Hasil
pengenceran dapat dilihat setelah didiamkan selama 24 jam.
Perhitungan kerapatan koloni dilakukan setelah 24 jam hasil
pengenceran didiamkan. Perhitungan kerapatan koloni
menggunakan metode total plate count. Hasil perhitungan
kerapatan koloni untuk Paenibacillus polymyxa sebesar 15 x 108.
C. Persiapan Tanam
1) Pembibitan
Alat yang digunakan berupa nampan, penggaris, spidol, dan
pengaduk. Bahan yang digunakan berupa isolat bakteri Xanthomonas
oryzae dan Paenibacillus polymyxa, air steril, media tanam (lumpur),
dan benih ciherang.
Metode pembibitan yaitu merendam benih selama satu hari,
memeram benih dibalut dengan kain atau lap yang lembab selama satu
hari, menyiapkan isolat bakteri patogen Xanthomonas oryzae diberikan
air steril dan diaduk hingga bakteri terlepas dari media padat,
kemudian memasukkan isolat yang sudah dicampur air steril ke dalam
nampan yang berisi benih, memasukkan air steril hingga benih
terendam, mendiamkan benih terendam dalam bakteri patogen selama
8 jam, setelah benih direndam dengan bakteri patogen, benih dibagi
menjadi 4 antara lain 100 benih untuk kontrol, 100 benih untuk
direndam bakteri paeni 2.5 ml/l, 100 benih untuk direndam bakteri
paeni 5 ml/l, dan 100 benih untuk direndam bakteri paeni 7.5 ml/l
masing- masing perendaman selama 15 menit, setelah melakukan
perendaman benih ditanam dengan media lumpur dinampan pada
masing – masing perlakuan dan ulangan, benih yang ditanam disiram,
melakukan pengamatan selama 15 hari.
2) Penanaman
Penanaman atau pindah tanam dilakukan pada umur 15 HST. Metode
penanaman yaitu mengukur jarak tanam 20 cm x 20 cm menggunakan
penggaris, menanam benih sesuai tempat perlakuan dan ulangan
menurut Rangkaian Kelompok Lengkap Teracak.
3) Pengamatan
Pengamatan pertumbuhan dan intensitas penyakit dilakukan seminggu
sekali pada hari selasa. Pengamatan pertumbuhan berupa tinggi
tanaman yang diukur dari permukaan tanah hingga daun tertinggi, dan
jumlah anakan. Pengamatan intensitas penyakit

Anda mungkin juga menyukai