Anda di halaman 1dari 21

39

FORMASI BATUAN DI SULAWESI SELATAN

Geologi Lembar Majene dan Bagian Barat Lembar Palopo,


Sulawesi
(Oleh : Djuri, Sudjatmiko, S. Bachri dan Sukido, 1998)
Edisi Kedua

Tmpm FORMASI MAPI : Batupasir tufan, batulanau, batulempung,


batugamping pasiran dan kanglomerat. Berdasarkan kandungan fosil foraminiferanya
umur formasi ini Miosen Tengah - Pliosen. Formasi ini tersingkap di daerah S. Mapi,
tebalnya sekitar 100 m.
Tpw FORMASI WALANAE : Konglametat, sedikit batupasir glaokonit dan
serpih; mengandung kokuina, moluska dan foraminifera yang menunjukkan umur
Pliosen, sedang lingkungan pengendapannya darat hingga laut dangkal. Ke arah
Selatan, di Lembar Pangkajene dan Watampone bagian barat (Sukamto. 1982),
batupasir semakin menguasai dan berselingan dengan batulanau, tuf, napal,
konglomerat dan batugamping. Batugamping di Tacipi disebut Anggota Tacipi.
Tebal
formasi tidak kurang dari 1700 m.
Tpl ANGGOTA BATUGAMPING FORMASI WALANAE :
Batugamping terumbu, tebalnya kurang dari 100 m, dijumpai menumpangi atau
sebagai lensa pada bagian atas Batuan Gunungapi Walimbong (Tmpv). umurya
sekitar Mio-Pliosen. dengan lingkungan pengendapan laut dangkal. Batuan serupa
dan seumur di Lembar Pangkajene dan bagian barat Watampone (Sukamto, 1982)
disebut Anggota Tacipi Formasi Walanae, di Lembar Enrekang (Sukido. 1997)
disebut Formasi Tacipi.
Tmpv BATUAN GUNUNGAPI WALIMBONG : Lava berausunsn basal
sampai andesit, sebagian lava bantal; breksi andesit piroksin, breksi andsit trakit;
mengandung feldspatoid di beberspa tempat; diendapkan di lingkungan laut. diduga
berumur Mio-Pliosen karena menjemari dengan Formasi Sekala yang berumur
Miosen Tengah - Pliosen; tebalnya ratusan meter.
Tmm FORMASI MANDAR : Batupasair, batulanau dan serpih, berlapis
baik, mengandung lensa lignit, mengandung foraminifera berumur Miosen
Akhir, tebal mencapai 400 m, mungkin diendapkan di lingkungan laut dangkal
sampai deltaik; di Lembar Mamuju formasi ini dikuasai oleh napal dan batugamping
dengan sisipan tuf, batupasir dan konglomerat, serta disebut Formasi Mamuju
(Ratman dan Atmawinata, 1993).
Tmps FORMASI SEKALA : Batupasir, konglomerat, serpih, tuf, sisipan
lava andesit basalan,; mengandung foraminifera berumur Miosen Tengah Pliosen
dengan lingkungan pengendapan laut dangkal; tebalnya sekitar 500 m. Di Lembar
Mamuju (Ratman dan Atmawinata, 1993) formasi ini juga disusun oleh batupasir
hijau, napal dan lava bantal, dan sebagian batuan bercirikan endapan turbidit.
Tomd FORMASI DATE : Napal diselingi batulanau gampingan dan
batupasir gampingan; tebal endapan mencapai 500 - 1000 m; kandungan
foraminifera menunjukkan umur Oligosen Tengah - Miosen Tengah dengan
lingkungan pengendapan laut dangkal. Di Lembar Mamuju (Ratman dan
Atmawinata. 1993) formasi ini disebut Formasi Rio.
Tomm FORMASI MAKALE : Batugamping terumbu, terbentuk di laut
40
dangkal. Umurnya diduga Miosen Awal - Miosen Tengah.
Tms PORMASI SALOWAJO : Napal dan batugamping yang tersisip,
setempat mengandung batupasir gampingan berwarna abu-abu biru sampai hitam,
konglomerat dan breksi, Foraminifera umurnya berjangka dari Miosen Awal hingga
Miosen Tengah termuda.
Tml FORMASI LOKA : Batuan epiklastik gunungapi terdiri dari batupasir
andesitan batulanau, konglomeerat dan breksi. Berlapis hingga masif terutama
sebagai endapan darat hingga delta dan laut dangkal. Fosil foraminifera
menunjukkan umur Miosen Tengah - Miosen Akhir. Tebalnya mencapai ratusan
meter.
Tolv BATUAN GUNUNGAPI LAMASI : Lava andesit, basal, breksi
gunungapi, batupasir dan batulanau; setempat mengandung feldspatoid; umumnya
terkloritkan dan terkersikan; umurnya diduga Oligosen karena menindih Formasi
Toraja (Tets) yang berumur Eosen, sedang Formasi Toraja menurut Simandjuntak,
drr. (1991) berumur Paleosen. Tebal satuan tidak kurang dari 500 m.
Tets FORMAS1 TORAJA : Serpih coklat kemerahan, serpih napalan
kelabu, batugamping, batupasir kuarsa, konglomerat, batugamping, dan setempat
batubara. Tebal formasi diduga tidak kurang dan 1000 m.
Fosil foraminifera besar pada batugamping menunjukkan umur Eosen - Miosen
(Budiman, 1981. dalam Simandjuntak, drr., 1993). Sedang lingkungan
pengendapannya laut dangkal. Formasi ini menindih tidak selaras Formasi
Latimojong dan ditindih tidak selaras oleh Batuan Gunungapi Lamasi.
Tetl ANGGOTA BATUGAMPING FORMASI TORAJA : Batugamping
kelabu hingga putih, bebeepa lensa-lensa besar, mengandung numulites berumur
Eosen dengan lingkungan pengendapan laut dangkal, tebalnya sekitar 500 m; di
Lembar Mamuju disebut Anggota Rantepao Formasi Toraja (Ratman dan
Atmawinata, 1993).
Kls FORMASI LATIMOJONG : Secara umum formasi ini mengalami
pemalihan lemah - sedang; terdiri atas serpih, filit, rijang, marmer, kuarsit dan breksi
terkersikkan; diterobos oleh batuan beku menengah sampai basa; di Lembar Mamuju
(Ratman dan Atmawinata, 1993) juga dijumpai batulempung mengandung fosil
Globotruncana berumur Kapur Akhir, dengan lingkungan pengendapan laut dalam.
Tabal formasi lebih dari 1000 m.
49
Geologi Lembar Mamuju, Sulawesi
Geology of the Mamuju Quadrangle, Sulawesi

Oleh (By):
N. Ratman dan (and) S. Atmawinata
Geologi dipetakan pada 1985 oleh:
Geology mapped in 1985 by:
N. Ratman dan (and) S. Atmawinata
Ditelaah dan disunting oleh:
Reviewed and edited by:
T.O. Simandjuntak, S. Gafoer & K. Sukamto
DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI
DIREKTORAT JENDERAL GEOLOGI

FORMASI LATIMOJONG : batusabak, kuarsit, filit, batupasir kuarsa


malih, batulanau malih dan pualam; setempat batulempung gampingan.
Batusabak, berwarna kelabu kehitaman sampai hitam, berlapis baik dengan tebal dan
2 cm sampai 10 cm; mampat; setempat mengandung urat kuarsa. Kuarsit, berwarna
putih kehijauan; berlapis baik dengan tebal 1 sampai 3 cm; mampat. Filit, berwarna
merah kecoklatan perdaunan searah dengan bidang perlapisan. Batupasir kuarsa
malih dan batulempung malih, umumnya berwarna putih kelabu sampai kecoklatan;
berlapis baik dengan tebal dan beberapa cm sampai 25 cm; terutama tersusun dan
kuarsa dan lempung; perdaunan searah dengan bidang perlapisan. Pualam, berwarna
putih kelabu, berbutir halus dan mampat. Batuan ini hanya tersingkap di daerah hulu
S. Mariri sebelah timur Galumpang.
Batulempung gampingan, berwarna kelabu muda, cukup keras; berlapis
dengan tebal dan beberapa cm sampai 20 cm. Batuan ini mengandung fosil
Globotruncana formicata formicata PLUMMER, Gbobotruncana stuartiformis
DOLBIER, Globotruncana sp. Kumpulan fosil ini menunjukkan umur Kapur Akhir
dengan lingkungan pengendapan laut dalam (Purnamaningsih, hubungan tertulis,
1985). Satuan ini diterobos oleh Granit Mamasa dan Granit Kambuno, tertindih
takselaras oleh Formasi Toraja dan batuan yang lebih muda lainnya.
Sebarannya terdapat di bagian tengah, selatan dan timurlaut Lembar, serta
sedikit di bagian timur. Di bagian timurlaut, menerus ke Lembar Pasangkayu di
utara, dan ke Lembar Malili di timur. Tebalnya lebih dan 1.000 m. Singkapan
batusabak di S. Karataun daerah Galumpang banyak mengandung urat kuarsa yang
disertai cebakan bijih sulfida tembaga, besi, seng dan sedikit emas. Tebal unit kuarsa
beraneka dan beberapa cm sampai 50 cm. Nama Formasi Latimojong pertama kali
50
digunakan oleh Brouwer (1934) dengan lokasi tipenya di Pegunungan Latimojong,
Lembar Majene. (Djuri dan Sudjatmiko, 1979).
Tet FORMASI TORAJA perselingan batupasir kuarsa, serpih dan
batulanau, ber sisipa konglomerat kuarsa, batulempung karbonat, batugamping,
napal,
batupasir hijau, batupasir gampingan dan batubara, setempat dengan lapisan
tipis resin dalam batulempung. Umumnya berlapis baik, dengan tebal lapisan
berkisar dan beberapa cm sampai lebih dari 1 m. Setempat berstruktur perarian
sejajar, lapisan bersusun dan silang-siur.
Satuan ini umumnya terlipat, setempat mempunyai kemiringan hampir tegak.
Secara keseluruhan, satuan ini mempunyai warna yang khas yaitu merah kecoklatan
sampai ungu, dan beberapa berwarna kelabu kehitaman. Batupasir kuarsa, berwarna
putih-kelabu muda, coklat kemerahan sampai ungu; berukuran sedang sampai kasar;
terpilah baik, butiran membundar tanggung sampai membundar benar; terdiri dari
90% - 95% kuarsa dan sisanya adalah kepingan mineral rutil dan zirkon; berperekat
kuarsa halus.
Konglomerat kuarsa, berwarna putih kelabu; sangat pejal; ukuran butir dari 5
mm sampai 3 cm, membundar tanggung sampai membundar baik, terpilah baik,
beberapa lapisan membentuk lapisan bersusun dengan tebal berkisar dan 2 cm
sampai 15 cm. Komponen utamanya terdiri dari kuarsa dan sedikit batuan sedimen
malih, dengan perekat atau massa dasar pasir kuarsa.
Serpih, berwarna kelabu kecoklatan; pasiran; mudah hancur; berlapis baik dengan
tebal dan 2 cm sampai 1 m, setempat bersisipan batugamping kelabu yang keras
setebal 1 sampai 5 cm dan tak berfosil.
Batubara umumnya terdapat sebagai sisipan dalam batupasir kuarsa, tebalnya
40 - 75 cm, tersingkap di utara Tamalea dan sebelah barat Galumpang. Batulanau,
berwarna kelabu muda sampai kelabu tua; mudah hancur; agak gampingan; berlapis
baik dengan tebal dari 2 cm sampai 15 cm; yang lapuk berwarna merah kecoklatan.
Batuan ini disisipi oleh lapisan tipis napal, berwarna putih; cukup keras; tak berfosil.
Umumnya terdapat pada bagian bawah formasi.
Batulempung karbonan, berwarna kelabu tua sampai coklat kemerahan; agak
lunak dan mengandung sedikit kerikil batuan sedimen malih yang membundar
tanggung. Batuan ini setempat disisipi lapisan tipis (2 cm) resin. Di daerah sentuhan
dengan tubuh granit, batuan ini menjadi sangat keras.
Batugamping bioklastika, berwarna putih kehijauan sampai kelabu; pejal;
berlapis baik dengan tebal 2 sampai 10 cm; terdapat sebagai sisipan; lapukannya
berwarna merah. Fosil yang ditemukan dalam batugamping bioklastika adalah
Pelatispira orbitoides PROVALE, Amphistegina sp., Fabiania sp., Discocyclina sp.,
Asterocyclina sp., Nummulites sp., Globorotalia gulbrooki BOLLI dan
Operculina sp. Kumpulan fosil ini menunjukkan umur Eosen Tengah-Eosen Akhir
(Sudiyono, hubungan tertulis, 1985). Lingkungan pengendapannya adalah laut
dangkal sampai darat.
Formasi ini tersebar di sudut tenggara Lembar, yaitu di daerah Rantepao dan
di bagian tengah Lembar, yaitu di daerah S. Hau dan S. Karataun. Tebalnya
diperkirakan lebih dari 1.000 m. Formasi ini mempunyai Anggota Rantepao yang
berhubungan menjemari. Formasi Toraja diduga menindih takselaras Formasi
Latimojong dan tertindih takselaras oleh satuan batuan gunungapi Oligosen -
Miosen.
Satuan ini pertama kali dikenal sebagai Formasi Serpih Tembaga (de Koning Knif,
1914). Nama Formasi Tonja dimunculkan oleh Djuri dan Sudjatmiko (1974) yang
dibagi atas dua bagian yaitu batuan sedimen (serpih, batugamping, batupasir kuarsa,
dan konglomerat kuarsa) dan batugamping. Dalam laporan ini batugampingnya
disebut Anggota Rantepao. Nama Formasi ini berasal dari daerah Toraja yang
merupakan lokasi tipenya.
51

Tetr ANGGOTA RANTEPAO, FORMASI TORAJA : batugamping


numulit dan batugamping terhablur ulang, sebagian tergerus. Batugamping numulit,
berwarna putih sampai coklat muda berlapis baik, setempat tergeruskan sehingga
fosil numulit tampak mengkilat dan menjadi terpipihkan searah bidang lapisan.
Batugamping terhablur ulang, berwarna putih kelabu sampai coklat terang; sebagian
berlapis; setempat berkepingan. Selain Nummulit sp., batuan ini mengandung pula
fosil Discocyclina sp., Pelatispira sp., Ascocyclina sp., Quinqueloculina sp.,
Asterocyclina sp., ekinoid, koral dan ganggang yang menunjukkan umur Eosen
dengan lingkungan pengendapannya laut dangkal (Purnamaningsih, hubungan
tertulis, 1985).
Batugamping numulit ini sebagian berupa lensa di dalam Formasi Toraja.
Anggota Rantepao dan Formasi Toraja tertindih takselaras oleh satuan batuan
gunungapi Oligosen-Miosen dan diduga menindih takselaras Formasi Latimojong.
Satuan ini tersingkap di bagian Tenggara Lembar, yaitu di daerah Rantepao, dan
sedikit di bagian tengah Lembar, yaitu di dekat Galumpang. Tebalnya 500 m.
Satuan ini pertama kali dikenal sebagai satuan Batugamping Formasi Toraja (Djuri
dan Sudjatmiko, 1974). Nama Anggota Rantepao adalah nama baru yang diusulkan,
lokasi tipenya terdapat di sekitar Rantepao
Tomc ANGGOTA BATUGAMPING, BATUAN GUNUNGAPI
LAMASI; batugamping dan napal. Batugamping, berwarna putih; pejal; terhablur
ulang; miskin fosil; sebagian berupa terumbu. Napal, berwarna kelabu kecoklatan;
berlapis baik dengan tebal dari beberapa cm sampai 25 cm. Satuan ini di banyak
tempat merupakan lensa di dalam Batuan Gunungapi Lamasi (Toml). Napal ini
mengandung fosil Globigerina angulisuturalis BOLLI Catapsydrax dissimilis
CUSHMAN dan BERMUDEZ, Globorotalia cf G. seakensis LEROY,
Globorotaloides suteri BOLLI, dan Globigerina cf, G. selli BORzETU. Kumpulan
fosil ini menunjukkan umur Oligosen Akhir-Miosen Awal (P-2 1) atau bagian bawah
N4, diendapkan dalam lingkungan litoral sampai neritik (Purnamaningsih, hubungan
tertulis, 1985).
Satuan ini tersingkap baik, terutama di daerah aliran S. Lamasi sebelah utara
Rantepao, berhubungan menjemari dengan seri batuan gunungapi Oligosen Miosen
(Tomc). Tebalnya diduga 100 m.
Tmr FORMASI RIU; napal, batugamping, serpih, batupasir gampingan
bersisipan batulempung dan tuf.
Napal, berwarna putih sampai coklat muda dan kelabu; tebal dan beberapa cm
sampai 1 m; berlapis baik dengan lapisan hampir mendatar agak keras; dan banyak
mengandung fosil.
Batugamping pasiran, berwarna putih sampai coklat muda; sebagian berlapis;
setempat terhablurkan; beberapa berupa terumbu. Serpih, berwarna kelabu; tebal
lapisan mencapai 1 m lebih; bersisipan batugamping pasiran setebal 5 cm sampai 20
cm. Batupasir gampingan, berwarna kelabu kecoklatan agak keras sampai lunak;
berlapis baik dengan tebal dari beberapa cm sampai 15 cm; biasanya berselingan
dengan batulempung, bersisipan batugamping pasiran dan tuf. Batulempung dan tuf,
berwarna putih coklat agak lunak; umumnya merupakan sisipan tipis di dalam
batugamping pasiran dan sedikit dalam serpih. Formasi ini mengandung fosil, di
antaranya adalah: Lepidocyclina martini SCHLUMBERGER, Lepidocyclina
omphalus TAN SIN HOK, Mioqypsina sp., dan Heterostegina sp., yang
menunjukkan umur Miosen Awal-Miosen Tengah dan berlingkungan pengendapan
laut dangkal (Purnamaningsih, hubungan tertulis, 1985). Sebarannya terutama di
sekitar Rantepao dan menerus ke Lembar Majene dan Palopo di bagian selatan dan
timur.
Formasi ini tertindih takselaras oleh Formasi Sekala. Satuan ini diduga
menindih selaras Batuan Gunungapi Lamasi dan menindih takselaras Formasi
Toraja. Tebalnya diperkirakan 500 m - 700 m. Nama Formasi ini adalah nama baru
yang diusulkan dan singkapan terbaik terdapat di S. Riu. Satuan ini di Lembar
Majene dan bagian barat Palopo disebut satuan napal (Djuri dan Sudjatmiko, 1974).
Tmps FORMASI SEKALA : batupasir hijau, grewake, napal, batulempung.
batupasir mikaan, tuf, serpih dan batupasir gampingan. dengan sisipan breksi, lava
dan konglomerat. Umumya berlapis baik, setempat berstruktur perlapisan bersusun.
Batupasir hijau, tufan; keras; berlapis dengan tebal dan 10 cm sampai 1 m,
berselingan dengan batulempung, berwarna coklat kehitaman; keras, dan tuf
berwarna coklat muda. Grewake, berwarna kelabu kehijauan berlapis baik dengan
tebal dan 25 cm sampai lebih dan 1 m; berbutir sedang sampai kasar; setempat
konglomeratan dan membentuk perlapisan bersusun dan slump. Komponennya
53
terdiri dari mika, felspar, hornblenda dan sedikit kuarsa.
Batulempung, berwarna coklat merah; keras; tufaan; belapis baik dengan
tebal dari beberapa cm sampai 20 cm. batuan ini berselang- seling dengan graiwake
berbutir halus sampai sedang, batulempung lunak dan serpih. Batupasir mikaan,
berwarna kelabu; keras; tufaan; berlapis dengan tebal 10 cm- 15 cm.
Napal, berwarna putih; agak keras; berlapis dengan tebal mencapai 25 cm. Batuan ini
setempat berselingan dengan tuf halus dan lunak. Serpihnya, berwarna hitam sampai
ungu dan agak lunak.
Batupasir gampingan, berwarna kelabu; mengandung fosil foraminifera;
berstruktur perarian sejajar; bersisipan tuf, breksi gunungapi, tuf pasiran dan
konglomerat. Di dalam konglomerat tendapat komponen batugamping foram yang
berumur Eosen.
Breksi gunungapi, berkomponen andesit-basal; berukuran dari kerikil sampai
bongkah menyudut sampai menyudut tanggung; bermassa dasar tuf pasiran.
Lava, bersusunan andesit-basal; berstruktur bantal; berongga (amigdaloid) dan terisi
kalsit, beberapa termineralkan dengan pirit. Lava dan breksi tersebut berupa trakit-
andesit; porfirit; hypokristalin, tersusun oleh plagioklas, piroksen, felspar, gelas
dan bijih. Beberapa berupa trakit-basal; bertekstur porfirit; trakit; kristalnya
berbentuk euhedral-anhedral; berukuran sedang sampai halus; tersusun oleh
plagioklas, klinopiroksen, biotit, felspar dan gelas. Felspar piroksen sebagian besar
terubah menjadi serisit dan kiorit.
Napal dan batugamping pasirannya mengandung fosil Orbulina universa
DORBIGNY, Globigerina venezuelana HEDBERG, Globigerinoides immaturus
LEROY, Globoguadrina altispira CUSHMAN & JARVIS, Globorotalia menardii
DORBIGY, Globigerinoides trilobus REUSS, Sphaeroidinellopsis subdehiscens
BLOW, Globoguadrina sp., Bulimina sp., dan Nodosaria sp. Kumpulan fosil ini
menunjukkan umur Miosen Tengah - Pliosen dan berlingkungan pengendapan
inner-outer sublitoral (Purnamaningsih, hubungan tertulis, 1985). Dengan adanya
struktur perlapisan bersusun dan slump, mungkin sebagian dan formasi ini
diendapkan dalam keadaan arus pekat (turbidit).
Formasi ini tersebar di bagian tenggara Lembar, yaitu di sebelah barat Rantepao, dan
di bagian tengah Lembar. Menindih takselaras Formasi Riu, berhubungan menjemari
dengan Batuan Gunungapi Talaya. Tebal satuan diperkirakan 1.000 m. Nama formasi
ini adalah nama baru yang diusulkan, diambil dari nama S. Sekala yang merupakan
tempat singkapan terbaik. Ke arah timur di Lembar Malili, formasi ini disebut Tuf
Rampi (Simandjuntak drr., 1991).
Tmm FORMASI MAMUJU : napal, kalkarenit dan batugamping koral
bersisipan tuf dan batupasir, setempat dijumpai konglomerat di bagian bawah.
Napal, berwarna putih sampai kelabu; berlapis baik dengan tebal dan beberapa cm
sampai 20 cm; agak keras; setempat tufan banyak mengandung globigerina dan
sedikit cangkang moluska.
Kalkarenit, berwarna putih sampai kelabu; berlapis baik dengan tebal 10 cm
sampai 50 cm; agak keras; banyak mengandung globigerina. Batugamping koral, tak
berlapis; berongga; biasanya membentuk bukit kecil-kecil yang menonjol dan lebih
terjal dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Tuf berwarna putih kecoktatan lunak; terlapis tipis (1 - 5 cm); merupakan
sisipan di dalam kalkarenit dan napal; setempat berselang-seling. Batupasir halus dan
batulempung, mikaan; tufan; agak keras sampai lunak; umumnya terdapat sebagai
sisipan di dalam kalkarenit, sedikit dalam napal.
Konglomerat, lapuk, berwarna hitam; komponen berukuran kerikil sampai
kerakal dengan bentuk membundar tanggung sampai membundar baik. Batuan ini
hanya tersingkap di satu tempat, yaitu di tepi jalan Mamuju - Tapalang dan terletak
di bawah kalkarenit, diperkirakan menjemari dengan tuf leusit (Tma).
Fosil yang dapat dikenali, baik dari napal maupun batugamping pasirannya
adalah Orbulina universa DORBIGNY, Globorotalia menardii D ORBIGNY,
Globigerinoides immaturus LEROY, Globigerinoides lobulus REUSS, Globigerina
venezuelana HEDBERG, Globigerinoides sicanus DE STEPHANI, Orbulina
suturalis BRONIMAN, Sphaeroidinellopsis seminulina SCHWAGNER dan fosil
bentosnya adalah Dentalina sp., dan Planulina sp. Kumpulan fosil plangton tersebut
menunjukkan umur Miosen Akhir dan diendapkan pada lingkungan inner - outer
sublitoral (Sudiyono, hubungan tertulis, 1985).
Formasi ini tersebar di sekitar Mamuju dan Tapalang di bagian baratdaya
Lembar, berhubungan menjemari dengan Batuan Gunungapi Adang Tebalnya 500
m. Formasi ini mempunyai Anggota Tapalang (Tmmt). Nama formasi ini adalah
nama baru yang diusulkan, singkapan terbaiknya terletak di sebelah baratdaya
Mamuju.
Tmmt ANGGOTA TAPALANG, FORMASI MAMUJU ; batugamping
terumbu mengandung moluska melimpah, batugamping kepingan dan napal;
sebagian berlapis.
Batugamping terumbu, berwarna kelabu sampai coklat; mengandung moluska dan
koral. Batugamping kepingan, berwarna kelabu kecoklatan; berlapis baik dengan
tebal 30- 100 cm; terdiri dari koral dan cangkang moluska. Sedangkan napal,
berwarna coklat; berlapis baik; mengandung foraminifera kecil dan cangkang
moluska.
Anggota ini tersingkap di sekitar Tapalang dan berhubungan menjemari dengan
batuan leusit-basal dari Batuan Gunungapi Adang. Tebalnya 50 m. Berdasarkan
kedudukannya yang menjemari dengan Formasi Mamuju, maka anggota ini diduga
berumur Miosen Atas.
Satuan ini merupakan nama anggota baru yang diusulkan, diambil dari nama daerah
Tapalang yang merupakan tempat singkapan terbaik.
Tmpl FORMASI LARIANG batupasir gampingan, mikaan, batulempung bersisipan
kalkarenit, konglomerat dan tuf.
Batupasir gampingan, mikaan, berwarna kelabu; berbutir sedang - kasar, mampat;
setempat konglomeratan. Batuan ini berlapis baik, dengan tebal dan beberapa cm
sampai 10 cm.
Batulempung, berwarna kelabu; berlapis tipis sampai masif;
menunjukkan struktur silang-siur. Kalkarenit, berwarna kelabu; tak berlapis;
sebagian terhablurkan; banyak mengandung fosil foraminifera, gastropoda dan
braciopoda, setempat berupa terumbu koral.
Konglomerat, berwarna coklat kemerahan; aneka bahan; berlapis baik dan berselang-
seling dengan batupasir setebal 2 cm sampai 6 cm; komponen berukuran 2 cm
sampai 4 cm, terdiri dari batuan sedimen, basal, andesit, granit, genes dan sekis,
berbentuk membundar tanggung sampai membundar yang direkat oleh batupasir
kuarsa yang juga sebagai massadasar.
Tuf, berwarna putih kelabu; mengandung biotit dan kuarsa; mudah hancur;
merupakan sisipan dalam batupasir gampingan dan batulempung. Batupasir
gampingan dan kalkarenit, mengandung fosil, antara lain Globigerinoides ruber
DORBIGNY, Globigeinoides triloba REUSS, Globorotalia menardii DORBIGNY,
Globigerinoides elongatus D ORBIGNY, Pulleniatina primalis BLOW dan
BANNER, Gloguadrina altispira CUSHMAN dan JARVIS, Sphaeroidinellopsis
seminulina SCHWAGER, Globigerinoides obliguus BOLLI, Globigerinoides
immaturus LEROY, Globigerina venezuelana HEDBERG, Globorotalia acostaensis
BLOW, Globorotalia cf. Globorotalia margaritae BOLLI dan BERMUDEZ,
Frazilus sp., Neoeponides sp., Siphogenerina sp. (terdapat melimpah, Cancris sp.,
Ammonia sp., Hastigerina siphonfera DORBIGNY, Orbulina universa
DORBIGNY dan Bullimina sp. Kumpulan fosil plangton ini menunjukkan umur
Miosen Akhir-Pliosen Awal dan terendapkan dalam lingkungan laut dangkal
(Sudiyono, hubungan tertulis, 1985). Formasi ini tersebar di bagian baratlaut Lembar
yaitu di bagian tengah aliran S. Lumu dan S. Budong-budong, menerus ke utara ke
Lembar Pasangkayu. Satuan ini menindih takselaras Batuan Gunungapi Adang.
Batuan Gunungapi Talaya, dan Batuan Malihan; tertindih takselaras oleh Formasi
Budong - Budong dan endapan Kuarter. Tebal satuan ini 500 m.
Nama formasi ini adalah nama baru yang diusulkan, berasal dan nama S. Lariang di
Lembar Pasangkayu yang merupakan daerah lokasi tipenya (Sukido, drr., dalam
persiapan, 1987).

Qb FORMASI BUDONG - BUDONG: konglomerat dan batupasir, bersisipan tipis


batugamping koral dan batulempung.
Konglomerat, berwarna coklat kelabu; aneka bahan; mampat; sebagian mudah lepas;
berlapis baik, dengan tebal lapisan dan beberapa cm sampai 35 cm.
Komponen utamanya adalah leusit, dasit, granit, dan diorit; berbentuk membundar
tanggung sampai membundar, tertanam dalam massadasar batupasir berbutir halus
sampai sedang.
Batupasir, berwarna kelabu kecoklatan agak lunak; berlapis dengan tebal dan
beberapa cm sampai 20 cm; butiran berukuran halus sampai sedang, terdiri dari
kuarsa dan batuan beku, dengan massa dasar lempung. Setempat ditemukan struktur
perlapisan bersusun, dan berselingan dengan grewake.
Batugamping koral, berwarna kecoklatan; tersusun dan pecahan koral; berlapis tipis
(2 - 5 cm); terdapat sebagai sisipan dalam konglomerat dan batupasir.
Batulempung, berwarna coklat; agak lunak; berlapis tipis; mengandung sisa
tumbuhan. Batuan ini terdapat sebagai sisipan dalam batupasir dan konglomerat.
Berdasarkan kedudukan stratigrafinya, dan masih belum kompak, maka formasi ini
diduga berumur Plistosen-Holosen, dan berlingkungan pengendapan laut dangkal
sampai darat. Satuan ini tersebar di bagian baratlaut Lembar, terutama di bagian hilir
57
S. Budong-budong.
Formasi Budong-budong menindih takselaras Formasi Lariang, Batuan Gunungapi
Lamasi, Batuan Gunungapi Talaya dan Batuan malihan, dan diduga berhubungan
menjemari dengan batugamping koral. Tebal satuan seluruhnya 200 m. Formasi
Budong-budong adalah nama baru yang diusulkan, berasal dari nama S. Budong-
budong, yang merupakan tempat singkapan yang terbaik.

Ql BATUGAMPING KORAL : batugamping terumbu dan batugamping


bioklastika, setempat dengan cangkang moluska; berongga.
Batuan ini terutama tersusun dari koral, ganggang dan sedikit pecahan cangkang
moluska. Sebarannya terutama terdapat di pantai baratlaut Lembar dan diduga
menjemari dengan Formasi Budong-budong yang berumur Plistosen Holosen, Tebal
satuan 25 m.

BATUAN GUNUNGAPI
Toml BATUAN GUNUNGAPI LAMASI: aneka tuf, lava dan breksi gunungapi
bensusunan andesit dasit, setempat sisipan batupasir gampingan dan serpih
58

Batuan ini umumnya mengandung urat kuarsa bermineral sulfida,


terutama pirit, setempat tembaga; terubah dan terkersikkan; bersusunan andesit, dasit
dan trakit serta sedikit basal.
Aneka tuf terdiri dari tuf hijau, tuf sela dan tuf lapili. Tuf hijau, berbutir sangat halus;
berhablur renik; terdiri dari klorit (60%), felspar (10%), serisit (5%), lempung (15%),
kuarsa (5%) dan bijih (1%). Batuan ini agak keras sampai lunak; berlapis buruk
antara 0,5 - 2 cm sampai tak berlapis. Setempat berwarna putih kehijauan; keras;
terkersikkan termineralkan, terutama pirit; berkepingan tuf putih bersifat dasit atau
trakit, terdiri dari mineral kuarsa dan felspar.
Tuf sela, berwarna kuning-kehijauan, berkepingan dasit dan andesit yang tertanam
dalam massa dasar mineral kuarsa dan felspar, mengandung sedikit tembaga dan
pirit.
Tuf lapili, berupa tuf dengan pecahan dasit berukuran 1 - 3 cm, berbentuk menyudut
sampai menyudut tanggung; keras; berlapis baik.
Lava, berwarna kelabu muda; pejal; bersusunan dasit-trakit; umumnya terubah dan
termineralkan berupa pirit. Lava bersusunan dasit, kristalnya berbentuk anhedral
sampai euhedral; porfirit; berbutir kasar sampai halus; tersusun oleh plagioklas
(An20, 20%), kuarsa (15%), biotit (15%), mikrolit felspar dan gelas (35%), sedikit
dan piroksen. Andesitnya berukuran halus sampai sedang; pejal; porfirit;
hipokristalin; tersusun oleh fenokris plagioklas (35%), piroksen (25%), bijih (20%),
sedikit kuarsa dan gelas dengan massa dasar felspar (35%).
Breksi, berwarna putih kelabu; bersusunan sama dengan lava; komponennya
berukuran dari beberapa cm sampai 5 cm dengan bentuk menyudut tanggung sampai
menyudut dengan massa dasar tuf. Di beberapa tempat, batuan ini termineralkan
yang tersebar di dalam komponen maupun massa dasarnya; setempat mengandung
sulfida tembaga.
Batulempung hitam, menyerpih; terdapat secara setempat, berupa selingan dalam tuf
breksi. Batuan ini biasanya mengandung sisipan tipis tuf lapili bersusunan andesit.
Satuan batuan ini diterobos oleh retas diorit, andesit dan Granit Kambuno, yang
menyebabkan terjadinya pemineralan dari pengubahan (pengersikan, pengepidotan,
dan pengkloritan), terutama pada bidang kontaknya. Pemineralan yang terjadi berupa
bijih massive, fragmental stockwark dan network dan sisin urat. Bijih
sulfidanya adalah sfalerit, pirit, galena dan kalkopirit; ditemukan di daerah
Sangkaropi, Pompangeo dan Rumanga (semuanya telah diselidiki oleh PT
Aneka

Tambang dan tim dari Direktorat Sumberdaya Mineral. Di Bilolo ditemukan cebakan
barit di atas bijih sulfida massive. Cebakan ini telah diselidiki dan ditambang oleh
PT Aneka Tambang, Pemineralan sulfida dan barit akan dibahas lebih lanjut dalam
bab Sumberdaya Mineral dan Energi. Batuan gunungapi ini mempunyai Anggota
Batugamping, sehingga umurnya diperkirakan sama dengan anggota tersebut yaitu
Oligosen - Miosen.
Satuan ini tersebar di bagian tengah, utara dan timur Lembar, menindih takselaras
Formasi Toraja dan tertindih selaras oleh Formasi Sekala.
Lokasi tipenya terdapat di S. Lamasi antara Palopo dan Sabang, Lembar Malili
(Simandjuntak drr., 1982) dibagian tenggara Lembar.

Tmrt TUF RAMPI : batupasir tufan dan tuf kristal.


Batupasir tufan, putih hingga kekuningan, berbutir halus hingga sedang, terpilah
buruk, mengandung kaca gunungapi, felspar dan kuarsa. Memperlihatkan perlapisan
sejajar yang disebabkan oleh perubahan warna atas susunan butiran batuan, dan
berlapis dengan ketebalan berkisar antara 10-30 cm. Umumnya pejal dan telah
59
mengalami ubahan.
Tuf kristal, putih, pejal dan padat, berbutir halus terdiri dari kristal kuarsa dan
feldspar yang berbentuk anhedral dan lempung terdapat sebagai hasil dari mineral
ubahan. Tuf kristal ini umumnya terdapat berelingan dengan batupasir tufan dengan
tebal lapisannya mencapai 5 m
Batuan ini terdapat di bagian timurlaut Lembar, menyebar ke arah timur di Lembar
Malili yang diperkirakan berumur Oligosen-Miosen Awal, dan takselaras menindih
Formasi Latimojong (Simandjuntak drr., 1991).
Tmt BATUAN GUNUNGAPI TALAYA : breksi, lava, breksi tuf, tuf lapili,
bersisipan tuff dan batupasir (grewake), rijang, serpih, napal, setempat batupasir
karbonan dan batubara.
Breksi, lava dan breksi tuf, umumnya bersusunan andesit sampai basal; setempat
mengandung leusit Batuan ini sebagian besar telah terpropilitkan dan termineralkan,
sehingga warnanya kelabu kehijauan sampai hijau; banyak mengandung urat
60 kalsit
dan setempat urat kuarsa
Breksi, berwarna kelabu; komponen berukuran kerikil sampai bongkah, dengan
bentuk menyudut tanggung sampai menyudut, tertanam dalam

massadasar tuf pasiran; mampat; tidak berlapis.


Lava, berwarna kelabu; terkekarkan dengan sturktur kekar meniang; beberapa
berstuktur bantal; pejal. Berdasarkan penelitian petrologi, batuan ini umumnya
bersusunan andesit, andesit piroksen, diabas dan basal; beberapa contoh bersusunan
trakit basal, dasit, andesit horenblenda, andesit biotit dan basal leusit. Umumnya
terhablur penuh, porfirit, berbutir halus sampai sedang dengan bentuk anhedral
sampai euhedrali; beberapa bertekstur afanit.
Andesit piroksen tersusun dari plagioklas An 40-50 (40% - 60%), piroksen (10% -
20%), sedikit lempung, kuarsa, horenblenda, biotit, bijih dan gelas. Piroksen dan
plagioklas, sebagian telah terubah menjadi kalsit, serisit dan beberapa epidot.
Massadasarnya terdiri dari mikrolit atau kristal renik felspar dan sedikit piroksen atau
horenblenda, yang umumnya telah tembah menjadi kalsit dan beberapa karbonat.
Beberapa mineral menunjukkan retak-retak, yang diisi oleh kuarsa sekunder. Bijih
berwarna hitam, berbutir halus (0,4 mm), kedap, anhedral, terdapat menyebar pada
massadasar.
Basal dan breksi basal, umumnya terdiri dari plagioklas (An3o - Ab70), klinopiroksen,
olivin, gelas, mineral gelap dan bijih. Batuan ini menunjukkan tekstur porfirit,
dengan penokris terdiri dari felspar dan piroksen; umumnya telah terubah menjadi
serisit, klorit dan epidot.
Tuf lapili, berwarna kelabu kehijauan berkepingan andesit. Andesit, berbutir halus
(0,3 mm - 1 mm), anhedral euhedral, tersusun dan plagioklas (40%), piroksen (15%),
kripto kristalin (20%), kuarsa (2%), ortoklas (1%), karbonat (5%), klorit (8%), dan
bijih (1%).
Batupasir karbonan, berwarna kelabu tua; berbutir halus-sedang; sebagian
konglomeratan yang banyak mengandung kepingan batulanau sangat keras; berlapis
dan menunjukkan stuktur silang-siur. Batubara dengan tebal lebih dari 2 m
ditemukan berselingan dengan batupasir karbonan.
Batupasir wake sebagai sisipan, berwarna kelabu kehijauan; berlapis baik dengan
tebal 0,5 - 1 m; berstuktur perlapisan bersusun; setempat slump dan konglomeratan.
Batuan ini biasanya tendapat berselingan dengan lava atau breksi.
Rijang, merupakan sisipan tipis dalam saluan ini, berwarna putih kelabu sampai
kelabu kemerahan. Serpih. berwarna kelabu kecoklatan; getas; berlapis tipis. Napal,
berwarna putih; berlapis tipis (1 - 5 cm); keras dan mampat. Napal ini mengandung
fosil ganggang,
pecahan ekinoid, Lepidocyclina sp., Miogypsina sp. dan Gypsina sp., yang mungkin
menunjukkan umur Miosen Awal - Miosen Tengah.
Berdasarkan umur itu dan kedudukan stratigrafinya yang menjemari dengan Formasi
Sekala, maka dapat disimpulkan bahwa umur satuan ini berkisar dan Miosen Tengah
sampai Pliosen. Lingkungan pengendapan satuan ini adalah laut dalam sampai
dangkal dan sebagian darat.
Satuan ini tersebar luas di Lembar Mamuju dan hampir tersingkap di semua tempat.
Di bagain selatan Lembar, menerus ke Lembar Majene; ke utara ke Lembar
Pasangkayu dan ke timur ke Lembar Malili dan sebelah barat Poso. Nama satuan
diambil dari nama Gunung (Bulu) Talaya, di bagian barat Lembar, tempat ditemukan
singkapan yang baik. Tebal satuan ini 750 m,
Tmb TUF BEROPA : perselingan tuf dan batupasir tufan, bersisipan breksi
gunungapi dan batupasir wake.
Tuf, berwarna putih kemerahan sampai kehijauan; berbutir halus- sedang;
mengandung biotit, felspar dan kuarsa. Batupasir tufan, berwarna kelabu kecoklatan;
berlapis baik dan pejal.
Batupasir wake, berwarna kelabu kehijauan; berlapis baik tersusun dari plagioklas,
mineral mafik, kuarsa dan oksida besi, berbutir sedang sampai kasar.
Breksi gunungapi, berwarna kelabu kekuningan; pejal; sebagian berlapis; komponen
berukuran dan 5 sampa 30 cm dengan bentuk menyudut tanggung sampai menyudut.
Tersusun oleh kepingan andesit sampai basal, porfirit, tersusun dari plagioklas,
horenblenda, piroksen dan gelas yang tertanam dalam massadasar mikrolit felspar.
Batupasir wake sebagai sisipan berwarna kelabu muda, berlapis cukup baik dengan
tebal dan 0,5 sampai 0,75 m.
Satuan ini diduga merupakan anggota di bagian bawah dani Batuan Gunungapi
Talaya sehingga umurnya diduga Miosen Tengah. Tebalnya 500 m. Satuan ini
tersingkap di tengah bagian timur Lembar, terutama di sekitar desa Belopa;
menjemari dengan Batuan Gunungapi Talaya dan menindih takselaras Formasi
Latimojong.

Tma BATUAN GUNUNGAPI ADANG : tuf lapili, breksi bersisipan lava,


batupasir dan batulempung tufan.

Tuf lapili, berwarna putih kehijauan; berbutir kasar; mengandung mineral leusit,
berukuran dan beberapa cm sampai 3 cm, terhablur sempurna,

dengan massadasar tuf halus bersusunan leusit. Batuan ini berlapis kurang baik
sampai tak berlapis.
Breksi, berwarna kelabu; komponen berukuran kerikil sampai bongkah, terutama
tersusun oleh basal leusit dan massadasarnya tuf yang bersusunan leusit. Basal leusit,
berbutir kasar; terhablur sempurna; porfirit, tersusun dan mineral leusit (50%),
piroksen (5%), gelas dan felspar (40%), mineral kedap cahaya (5%) dan biotit (1%).
Lava basal lausit, porfirit dengan bentuk mineral subhederal sampai anhedral, terdiri
dari leusit (45%), kalium felspar (20%), piroksen (10%) dan biotit (8%). Beberapa
contoh batuan menunjukkan struktur trakit.
Batupasir dan batulempung tufaan, berwarna kelabu muda; terdapat sebagai sisipan
dalam tufa berlapis cukup baik dengan tebal 1 - 5 cm agak keras; mengandung
mineral leusit berbutir halus sedang dan batuapung. Setempat dalam satuan ini
ditemukan batuan biotit andesit dengan kristal biotit berukuran 2 cm.
Satuan ini tersebar luas di bagian baratdaya Lembar, yaitu daerah di antara Tapalang
dan Mamuju; menjemari dengan Formasi Mamuju dan Anggota Tapalang; dan
diduga menjemari pula dengan Batuan (gunungapi Talaya. Berdasarkan kedudukan
stratigrafi tersebut, maka umumya diduga sama dengan Formasi Mamuju, yaitu
Miosen Tengah - Miosen Akhir. Umur ini sama dengan umur leusit yang ada di
Lembar Pangkajene (Silitonga, 1982). Tebal satuan 400 m.
Qbt TUF BARUPU : tuf, tuf lapili, tuf hablur, bersusunan dasit dan sedikit breksi
lava bersusunan andesit dan dasit.
Tuf, berwarna putih sampai kelabu; agak mampat, sebagian mudah hancur; setempat
berlapis (10 - 25 cm). Sedangkan tuf hablur, berwarna patih kelabu; berbutir sedang
sampai kasar; terdapat sebagai sisipan tipis dalam tuf. Batuan ini umumnya
bersusunan dasit; biotit, sanidin, dan banyak dijumpai oksida besi.
Breksi lava, berwarna kelabu; mampat keras; komponen berukuran kerikil sampai
bongkah dengan bentuk menyudut tanggung sampai menyudut; bersusunan andesit.
Tuf Barupu diduga berumur Plistosen dan tebalnya 300 m. Sebarannya terdapat di
bagian tenggara Lembar yaitu di daerah Kawalean, sebelah selatan Bulu Malimongan
dan di sebelah barat Rantepao. Satuan ini menindih takselaras batuan gunungapi
Oligosen - Miosen.
Penamaan Tuf Barupu pertama kali diberikan oleh Abendanon (1915),

kemudian digunakan pula oleh Reyzer (1920). Namanya berasal dan Barupu, nama
kampung di setelah barat Rantepao yang merupakan tempat singkapan terbaik.

BATUAN TEROBOSAN

Tmpi BATUAN TEROBOSAN : granit, granodiorit, riolit.


Granit, berwarna kelabu, putih kemerahan sampai kehitaman, berbutir sedang sampai
sangat kasar, terhablur sempurna dengan bentuk sub-euhedral, beberapa
panidiomorfik. Mineral utamanya terdiri dari kuarsa, kalium felspar, plagioklas,
horenblenda, biotit dan setempat klorit, apatit dan bijih. Kuarsa dan felspar umumnya
tumbuh bersama (intergrowth), dan setempat serisitisasi dan karbonatisasi. Pada
beberapa mineral terlihat retak-retak sebagai akibat pengaruh dari tekanan. Di
beberapa tempat mengandun emas.
Granodiorit, berwarna putih kotor berbintik hitam hingga kelabu kehitaman, berbutir
sedang-kasar, porfiritik dengan fenokris terdiri dari plagioklas, horenblenda, kuarsa
dan biotit; sedikit piroksen, bijih; setempat terlihat klorit, apatit, sirkon dan epidot;
63
serisit, magnetit dan lempung terdapat sebagai hasil ubahan.
Riolit, putih kelabu, butir halus-sedang dan berbentuk sub-anhedral. Mineral
penyusun utarnanya terdiri dari piroksen, biotit dan plagioklas dengan sedikit kuarsa
dan felspar.
Diorit, berwarna kelabu kehitaman sampai kehijauan, umumnya berbutir sedang-
halus, terhablur sempurna setempat mengandung butiran kuarsa hingga terbentuk
batuan diorit kuarsa dan terdapat sebagal retas-retas di beberapa tempat.
Apatit, umumnya berbentuk reta-retas berwarna kelabu kemerahan, berbutir sangat
kasar dengan mineral felspar dan kuarsa mencapai ukuran 3 cm. Granit mempunyai
penyebaran yang luas terutama di bagian selatan Lembar, beberapa tempat di baglan
timur. Batuan ini ada yang menamakan Granit Mamasa atau Granit Kambuno di
Lembar Malili dan Lembar Poso; Umurnya diperkirakan pada Miosen Akhir -
Pliosen Awal.
Di beberapa tempat, terutama yang terdapat di bagian selatan Lembar telah
mengalami pelapukan yang cukup kuat, hingga lepas - lepas seperti pasir kuarsa.
Penerobosan terhadap Batuan Gunungapi Lamasi menunjukkan adanya pemineralan
bijih sulfida dan membentuk cebakan tembaga, seperti yang terdapat di Sangkaropi,
Penasuang dan Bilolo di bagian utara Tana Toraja.
BATUAN MALIHAN
TR w BATUAN MALIHAN : sekis mika, genes mika, dan sedikit filit serla
batusabak.
Sekis mika dan genes mika, berwarna kelabu; umumnya tersusun oleh biotit,
muskovit, dan kuarsa; berbutir sedang sampai kasar. Batuan telah mengalami
deformasi dan pada singkapannya terlihat paling sedikit ada tiga arah pendaunan.
Filit, berwarna kelabu; tersusun dari lempung, karbonat dan kuarsa, beberapa granit
dan sedikit hornblende.
Batusabak, berwarna kelabu kehitaman dengan susunan hampir sama dengan filit.
Satuan ini diduga berumur lebih tua dari pada umur Formasi Latimojong,
berdasarkan kenyataan bahwa batuannya telah mengalami beberapa kali
pencenanggaan (deformasi) yang dicirikan oleh adanya lebih dari dua arah
pendaunan, sedangkan Formasi Latimojong kurang menunjukkan arah pendaunan.
Kenyataan ini membuktikan bahwa Komplek Wana terbentuk sebelum Kapur dan
diduga Trias, tetapi sebelum Formasi Latimojong terbentuk. Tebal satuan ini tidak
64
diketahui dengan pasti, diduga lebih dari 1.000 m.
Satuan ini dapat disebandingkan dengan sekis glaukofan atau Komplek Pompangeo
(Simandjuntak, drr., 1991) atau Komplek Wana (Sukido, drr., 1987, dalam
persiapan). Satuan ini tersingkap di daerah Budong-budong, sudut baratlaut Lembar.
Singkapan yang cukup luas terdapat di sebelah utara Lembar yaitu di Lembar
Pasangkayu. Satuan ini tertindih takselaras oleh Formasi Lariang, Formasi Budong-
budong aluvium.

Anda mungkin juga menyukai