Anda di halaman 1dari 3

SIKAP BELVA YANG EGOIS

TEMA : PENDIDIKAN
TOKOH : Belva, bela, ica, ima, dan sabrina

Pada zaman dahulu kala, di suatu desa yang sangat indah terdapat dua teman yang sangat akrab,
yaitu Belva dan Bela. Mereka bersahabat baik sejak lama karena mereka memiliki kesamaan dalam
hal makanan. Selain itu mereka juga saling membantu satu sama lain. Ketika Belva membutuhkan
pertolongan, Bela dengan senang hati menolong Belva. Begitu juga sebaliknya, ketika Bela
membutuhkan pertolongan, Belva juga siap membantu Bela. Namun perbedaannya, Belva selalu
merasa dirinya lebih baik dibanding Bela. Belva dan Bela juga memiliki sahabat lainnya seperti Ica,
Ima, dan Sabrina.

SETING 1 PADA SIANG HARI PUKUL 12:00 ( DI PINGGIR LADANG / SAWAH ).

Pada suatu hari di pinggir ladang terlihat Ica, Ima, dan Sabrina sedang bersama. Mereka terlihat
sedang mempersiapkan peralatan untuk bermain. Tiba-tiba Ica melihat Belva dan Bela mendekat ke
pinggir ladang.

“Hey kalian mau kemana? Sini ikut main sama kita.” Sapa Ica kepada Belva dan Bela.

“Eh ada Ica, aku lagi jalan-jalan aja nih sama Bela ... Wah aku juga mau ikut main dong sama kalian.”
Jawab Belva dengan girang.

“Iya aku juga mau ikut main dong.” Bela menambahkan

“Kita mau main apa nih?” Tanya Belva

“Kita mau main masak-masakan, ini aku udah siapin peralatannya” Jawab Ica sambil menunjuk ke
arah peralatannya.

Belva tiba-tiba langsung menghampiri peralatan tersebut dan berkata, “Aku mau pegang yang ini,
yang ini, yang ini, dan yang ini. Aku mau pegang semuanyaaa” Ica belum mengizinkan namun Belva
langsung mengambilnya dan sibuk sendiri. Sedangkan Ima, Bela dan Sabrina hanya melihat dari arah
mereka berdiri. Perlahan Ica, Bela, dan Sabrina menghampiri Belva dan Ica, lalu mereka bermain
bersama. Namun Ima, Bela, Sabrina, dan Ica sedikit kesal dan jengkel pada Sapi karena Belva tidak
tahu malu, ia bersikap seolah mainan itu miliknya dan ia hanya bermain seorang diri.

“Tahu begini aku tidak mengajak Belva bermain bersama deh.” Ada rasa penyesalan di dalam hati
Ica.

“Ica aku pinjam mainanmu ya aku bawa ke rumah Daa.. makasih Ica.” Jawab Belva sambal membawa
mainannya.

“Eh padahal kan aku belum mengizinkannya dia bawa begitu saja awas saja sampai rusak.” Balas Ica
dengan kesal

“Yasudah kalua begini main kerumah aku saja yuk.” Jawab Ima kepada Ica dan Sabrina

“Yaudah yuk.”Balas Ica dan Sabrina

SETING 2 PADA SIANG HARI PUKUL 13:15 ( DIRUMAH IMA )

Setelah perjalanan jauh menuju rumah Ima sampailah di rumah Ima yang sangat sederhana ini.
“Wah banyak sekali mainanmu Ima walaupun rumahmu sederhana tapi banyak mainannya.”Jawab
Sabrina kepada Ima

“Iya banyak sekali mainanmu Ima.”Balas Ica

“Hehe yaudah kalua begitu kita langsung main saja yuk Ca Sab.” Jawab Ima kepada Ica dan Sabrina

Setelah beberapa jam mereka bermain Ica dan Sabrina pamit untuk pulang karena hari makin larut

“Terimakasih ya Ima mainanya seru banget lain kali kita main lagi ya Daa sampai jumpa.” Jawan
Sabrina dan Ica kepada Ima

“Daa…. Ica Sabrina sampai ketemu lagi Daa.” Balas Ima kepada teman - temannya

SETING 3 PADA PAGI HARI PUKUL 08:30 ( BELA DAN BELVA SIBUK MENCARI RAMBUTAN )

Satu minggu berlalu

Di pedesaan saat ini rambutan lagi tidak subur nya, keduanya pun menyimpan rambutan sebanyak-
banyaknya karena rambutan kesukaan Belva dan Bela

Mereka pun saling berebut rambutan yang sudah mau habis tersebut

“Aku lebih jago manjat dari kamu, jadi aku bisa mengambil rambutan yang lebih tinggi juga.
Sedangkan kamu kan pendek dan tidak bisa memanjat pohon, jadi harus meminta tolong dulu sama
aku kalau mau mengambil rambutan yang tinggi. Bela pendek kayak kamu pasti butuh bantuan aku.”
Belva mulai menyombongkan dirinya

“Belva, kenapa kamu sombong sekali. Kita sudah lama berteman akrab tapi mengapa kamu
mementingkan dirimu sendiri. Kamu jahat Belva kan ini makanan kesukaan kita berdua.” Bela mulai
menangis tersedu-sedu.

“Tapi memang benar kan kamu pendek dan tidak bisa memanjat pohon. Dan kalau kamu mau ambil
rambutan yang tinggi ya kamu harus minta tolong dulu sama aku.” Jawab Belva

“Huu Huu Huu kamu jahaaat Belva.” Bela mulai menangis kencang sambil memukuk-mukul tubuh
Belva.

Belva merasa dirinya lebih dari yang lain, akhinya Bela berpikir untuk pergi dari tempat Belva berada.
Bela memilih untuk mencari rambutan ke tempat lain agar ia tidak terus-terusan dihina oleh Belva.
Di dalam perjalanan mencari pohon rambutan yang lain, Bela berkata dalam hati “Daripada aku
meminta tolong pada Belva mengambilkan rambutan, lebih baik aku mencari rambutan ke tempat
lain saja.”

SETING 4 PADA SIANG HARI PUKUL 10 :15 ( DI PERJALANAN MENCARI POHON RAMBUTAN )

Setelah berjalan cukup jauh, Bela menemukan pohon rambutan yang amat lebat. Bela sangat senang
melihat pohon rambutan tersebut. “Waah lebat sekali pohon rambutannya disini. Untung aku pergi
dari tempat Belva berada.”

Sesampainya di pohon rambutan, Bela bertemu dengan Ica dan Ima.

“Hei teman-teman, kalian sedang apa disini?” Tanya Bela kepada Ica dan Ima
“Aku lagi main aja nih sama Ica, disini enak untuk bermain karena pohon ini sangat besar dan banyak
rambutannya dan bisa berteduh dari panas hii. Kamu sedang apa disini?” Jawab Ima

“Kalo aku sih males aja di pohon rambutan sana karena ada Belva. Dia egois dan tadi dia meghinaku
karena tubuhku yang pendek dan tidak bisa memanjat pohon. Aku sangat tidak suka dengan
sikapnya yang sekarang.” Jawab Bela dengan penuh kekesalan.

“Sabar-sabar Bela, aku juga pernah kok kesal ke Belva karena waktu itu mainanku dirusak oleh dia.”
Balas Ica. 

Akhirnya Ica dan Ima membantu Bela mengambilkan rambutan untuk Bela setelah menganbil
rambutan mereka kembali lanjut bermain, sedangkan Bela mulai melahap memakan rambutan
sambal melihat Ica dan Ima bermain

SETING 5 PADA SORE HARI PUKUL 16 : 10

Hari demi hari berlalu

Belva terus melihat ke sekelilingnya berharap Bela datang menghampiri dirinya. Setiap hari Belva
menunggu kedatangan Bela dan teman-teman lainnya. Namun ternyata itu hanyalah sebuah
harapan. Kini Belva hanya tinggal seorang diri, ia ditinggalkan oleh teman-temannya karena sikapnya
yang serakah, egois, dan suka menyombongkan diri.

Anda mungkin juga menyukai