Anda di halaman 1dari 20

Bioteknologi

Aisyah Arialma (08)


Risa Nur Rahmawati (34)
I. Pengertian Bioteknologi

• Bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari pemanfaatan


makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari
makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk
menghasilkan barang dan jasa.
• Dewasa ini, perkembangan bioteknologi tidak hanya didasari pada
biologi semata, tetapi juga pada ilmu-ilmu terapan dan murni lain,
seperti biokimia, komputer, biologi molekular, mikrobiologi, genetika,
kimia, matematika, dan lain sebagainya.Dengan kata lain, bioteknologi
adalah ilmu terapan yang menggabungkan berbagai cabang ilmu dalam
proses produksi barang dan jasa.
II. Bioteknologi Konvensional dan Modern
• Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan
mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan produk dan jasa,
misalnya jamur dan bakteri yang menghasilkan enzim-enzim tertentu
untuk melakukan metabolisme sehingga diperoleh produk yang
diinginkan. Bioteknologi konvensional ini juga merupakan suatu
penerapan bioteknologi yang telah digunakan sejak ilmu pengetahuan
masih belum berkembang pesat, penggunaannya terbatas pada peran
organisme melalui teknik fermentasi yang terjadi dalam skala kecil dan
prosesnya masih sangat sederhana
• Bioteknologi modern merupakan bioteknologi yang didasarkan pada
rekayasa dan manipulasi DNA. Sehingga bioteknologi modern juga
disebut sebagai rekayasa genetika. Rekayasa genetika inilah yang dapat
menghasilkan organisme transgenik atau organisme yang susunan gen
yang ada didalam kromosomnya sudah diubah, sehingga memiliki sifat
yang menguntungkan yang tentunya dikehendaki oleh manusia.
Bioteknologi modern diaplikasikan juga dalam berbagai aspek
kehidupan.
A.Perbedaan Bioteknologi Konvensional dengan
Bioteknologi Modern
B. Pengembangan Bioteknologi Kondisi Steril
dan Nonsteril
• Produksi bioteknologi pada kondisi (nonsteril) tidak steril.
• Banyak senyawa industri yang penting, seperti etanol, asam asetat, dan
berbagai asam organic, butanol dan aseton dihasilkan pada akhir abad
ke-19 dengan menggunakan metode fermentasi yang terbuka terhadap
lingkungan . Metode fermentasi terbuka ini memungkinkan terjadinya
pertumbuhan mikroorganisme yang yang tidak diinginkan.
• Proses bioteknologi pada kondisi steril.
• Produksi bioteknologi pada kondisi steril dilakukan dengan melakukan
sterilisasi media dan bioreactor serta menggunakan perlengkapan
rekayasa yang dapat menghindari terjadinya kontaminasi, sehingga
hanya biokatalis dan mikroorganisme tertentu yang diinginkan saja yang
ada dalam reactor.
• Contoh produk bioteknologi pada kondisi steril adalah berbagai
antibiotika seperti penisilin, streptomisin, tetrasiklin, sama amino asam
organic, enzim, steroid, polisakarida dan vaksin.
III. Penggunaan Mikroorganisme dalam
Bioteknologi
• Pada umumnya bioteknologi menggunakan mikroorganisme karena
dapat tumbuh dengan cepat, mengandung protein yang cukup tinggi,
dapat menggunakan produk-produk sisa sebagai substratnya misalnya
dari limbah dapat menghasilkan produk yang tidak toksik dan reaksi
biokimianya dapat dikontrol oleh enzim organisme itu sendiri.
Bioteknologi dengan menggunakan mikroorganisme dapat
menghasilkan makanan dan minuman, penghasil obat, pembasmi hama
tanaman, pengolah limbah, pemisah logam dari bijih logam.
Produk bioteknologi
1.) Pembuatan Keju
• Keju dibuat dari air susu yang diasamkan dengan memasukkan bakteri,
yaitu Lactobacillus bulgarius dan Streptococcus thermophillus. Untuk
mengubah gula susu (laktosa) menjadi asam susu (asam laktat) susu
dipanaskan terlebih dahulu pada suhu tertentu dengan maksud untuk
membunuh bakteri yang berbahaya agar berhasil dalam proses
pembuatannya. Selanjutnya, ditambahkan campuran enzim yang
mengandung renin untuk menggumpalkan susu sehingga terbentuk
lapisan, yaitu berupa cairan susu yang harus dibuang, sedangkan bagian
yang padat diperas dan dipadatkan. Enzim tersebut akan menambah
aroma dan rasa, juga akan mencerna protein dan lemak menjadi asam
amino.
2.) Pembuatan Tempe

• Tempe adalah makanan yang populer di negara kita. Meskipun


merupakan makanan yang sederhana, tetapi tempe mempunyai atau
mengandung sumber protein nabati yang cukup tinggi. Tempe terbuat
dari kedelai dengan bantuan jamur Rhizopus sp. Jamur ini akan
mengubah protein kompleks kacang kedelai yang sukar dicerna menjadi
protein sederhana yang mudah dicerna karena adanya perubahan-
perubahan kimia pada protein, lemak, dan karbohidrat.
3.) Pembuatan Minuman Beralkohol

• Mikroorganisme yang digunakan adalah khamir dari genus


Saccharomyces. Minuman yang sangat terkenal yaitu anggur
sebenarnya adalah buah anggur yang sudah mengandung gula
sehingga dapat digunakan secara langsung oleh ragi selama proses
fermentasi. Pada proses pembuatan minuman ini sudah tidak
diperlukan tambahan gula lagi, apabila ingin menambah cita rasa
dapat ditambahkan buah-buahan dan gula secukupnya.
4.) Pembuatan Yoghurt

• Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan


menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophilus. Kedua macam bakteri
tersebut akan menguraikan laktosa (gula susu) menjadi
asam laktat dan berbagai komponen aroma dan citarasa.
Mikroorganisme Sebagai Penghasil Protein Sel
Tunggal
• Protein Sel Tunggal (PST) merupakan protein yang dihasilkan oleh
mikroorganisme, baik ganggang maupun bakteri. Protein tersebut berada di
dalam sel yang dapat mencapai 80% dan berat total (bandingkan dengan
kedelai yang hanya 45% dan khamir yang hanya 50%). Jadi, protein ini bukan
merupakan bahan yang disekresikan oleh sel, melainkan berada di dalam
sel.

• PST memiliki harapan yang menjanjikan untuk digunakan sebagai sumber
protein. Hal ini karena umumnya mikroorganisme dapat membelah dengan
cepat, memerlukan lahan yang tidak terlalu luas, serta dapat hidup pada
medium limbah buangan, seperti selulosa (dan kayu, ranting, rumput,
kertas), limbah ininyak buini, atau limbah organik lain. Mikroorganisme
fotosintetik (dapat berfotosintetis, misalnya ganggang) dapat
memanfaatkan energi cahaya untuk memproduksi bahan organik yang ada
di dalam selnya.



C. Mikroorganisme Penghasil Zat-zat Organik,
Enzim, dan Vitamin.
Fermentasi mikroorganisme Hasil rekayasa genetika terhadap substrat-
substrat dapat menghasilkan senyawa-senyawa kimia antara lain: Asam
amino, Asam sitrat, Enzim, dan Vitamin
Asam amino~> diproduksi oleh mikroorganisme, antara lain asam
glutamat dan lisin.
Pembuatan asam cuka (asam asetat) ~>dibuat dari bahan baku alkohol
Kemudian dioksidasi secara aerob oleh bakteri penghasil asetat, yaitu
Gluconobacter sp. dan Acetobacter aceti.
Asam sitrat ~>digunakan untuk pemberi rasa, campuran es krim,
antioksidan, penaksir pH, pembuat emulsi dalam perusahaan susu,
pembuatan detergen, dan pembersihan belerang pada cerobong asap
pabrik.Asam sitrat terkandung dalam buah jeruk dan dapat dihasilkan
oleh jamur Aspergillus niger dengan medium substrat berupa sirup atau
tetes gula.
Enzim ~> jenis enzim yang dihasilkan melalui Fermentasi
mikroorganisme yaitu: Amilase, Selulase, Laktase, Lipase, Pektinase,
Penisilinase, dan proteinase (protease)
Vitamin ~>dapat diproduksi dalam jumlah besar dengan
memanfaatkan jasa mikroorganisme.
D. Mikroorganisme Penghasil Obat
Di bidang kedokteran mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk
pembuatan antibiotik, vaksin, dan interferon

• Antibiotik adalah zat yang mampu menghambat bahkan mematikan


mikroorganisme Patogen. Jenis jenisnya yaitu: Penisilin, Sefalosporin,
Streptomisin, Tetrasiklin, Eritromisin, Polimiksin, dan Basitrasin.
• Vaksin dapat berasal dari substansi toksoid bakteri yang sudah tidak
berbahaya bagi tubuh. Contohnya vaksin hepatitis, vaksin polio, vaksin
campak, vaksin BCG untuk mencegak TBC, serta vaksin DPT untuk
mencegah difteri dan tetanus.
• Interferon adalah senyawa glikoprotein yang disekresikan oleh sel
hewan vertebrata akibat rangsangan biologis, seperti virus, Bakteri,
protozoa, Atau senyawa lainnya.
E. Mikroorganisme Penghasil Energi
Dengan bantuan mikroorganisme, para ilmuan telah berhasil membuat
senyawa dan gas gas yang mampu menghasilkan energi, seperti:

• Bahan Bakar alkohol ~>alkohol tersebut diperoleh dari hasil fermentasi


substrat gula tebu, pati, selulosa, atau jagung dengan bakteri
Zymomonas mobilis, Clostridium thermocellum, Thermoanaerobacter
ethanolicus, dan khamir mutan petite dari Saccharomyces cerevisiae.
• Gas metana (CH4) ~>biogas yang dihasilkan oleh mikroorganisme dalam
medium kotoran ternak.
• Gas Hidrogen (H2) ~> Penelitian masih dulakukan terus untuk
memperoleh mikroorganisme yang mampu menghasilkan enzim
hidrogenase, antara lain ganggang air tawar Chlorella pyrenoidosa dan
bakteri Clostridium butyricum.
F. Mikroorganisme Pembasni Hama Tanaman
(Biopestisida)
Cara pemberantasan hama yang aman terhadap lingkungan yaitu dengan
cara menggunakan mikroorganisme yang dapat meniimbulkan penyakit
(patogen) bagi hama tersebut. Contohnya bakteri Bacillus thuringiensis
(Bt) dan Bacillus popilliae.
• Bacillus thuringiensis (Bt) Menghasilkan senyawa delta-endotoksin
berupa toksin protein kristal yang dapat membunuh hama. Bakteri
tersebut dicampur dengan cairan sebagai perekat, kemudian
disemprotkan ketanaman.
• Bioinsektisida Baculovirus digunakan untuk memberantas hama
tanaman budidaya, seperti serangga penggerek jagung, kumbang
kentang, hama tanaman kapas, kutu, dan kumbang daun.
• Bakteri hasil rekayasa genetik lainnya yang dimanfaatkan dibidang
pertain yaitu bakteri minus es yang berasal dari keturunan
Pseudomonas syringae. Feromon adalah substansi yang dikeluarkan
oleh organisme untuk berkomunikasi secara Kimia dengan sesamanya
dalam satu spesies. Dengan memanipulasi feromon diharapkan dapat
menurunkan populasi hama.
• Pengembangan bioteknologi dibidang peternakan telah menghasilkan
vaksin, antibodi, dan hormon.
• Hormon pertumbuhan BGH ( Bovine growth hormone) yang dihasilkan
dari bakteri Escherichia coli yang telah direkayasa genetiknya, ternyataa
mampu merangsang pertumbuhan hewan ternak sehingga produksi
daging dan susu dapat ditingkatkan.
• Sementara itu, Hormon EGF ( Epidermal growth factor) adalah hormon
yang mempercepat pertumbuhan rambit domba penghasil wol.
H. Mikroorganisme Pengolahan Limbah
(Bioremediasi)
Bioremediasi adalahproses pembersihan zat pencemar lingkungan
dengan menggunakan mikroorganisme. Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang
beracun atau tidak beracun
• Berikut cara untuk menangani limbah secara aman dan cepat:
• Pengolahan limbah organik
• Pengolahan limbah dengan sistem lumpur aktif (Activated sludge)
adalah pengolahan limbah cair dengan menggunakan
mikroorganisme aerob pengoksidasi material organik.
• Pengolahan limbah dengan Biofilm (saringan tetes)
biofilm adalah lapisan yang terbentuk dari kumpulan
mikroorganisme yang melekat disuatu permukaan dan diselimuti
oleh pelekat karbohidrat yang dikeluarkan oleh mikroorganisme
tersebut.
• Penguraian lumpur secara anaerobik, lumpur yang akan diproses
berupa endapan yang terakumulasi dari pengolahan limbah secara
aerob atau pengendapan lainnya.
• Mikroorganisme pembersih limbah minyak
I. Bioplastik (Biodegradable plastic)
Bioteknologi mengembangkan bioplastik yang secara alamiah dapat
dengan mudah terdegradasi, baik oleh mikroorganisme maupun cuaca.
Bioplastik dapat terbuat dari pati, selulosa, minyak nabati, amilum jagung,
klobot jagung, amilum ercis,dan biopolimer lainnya yang berasal dari
mikroorganisme.
Bioplastik jenis poli -3-hidroksibutirat (PHB) dihasilkan oleh bakteri
tertentu pengolah glukosa, pati jagung, atau air limbah. Bioplastik ini
membentuk lapisan transparan pada titik leleh melebihi 130o C dan dapat
terurat tanpa sisa.
Mikroorganisme yang berperan dalam pembuatan bioplastik ,antara lain
bakteri Alxaligenes eutropus dan jamur Aureobasidium pullulans.
J. Pemanfaatan Mikroorganisme dalam Bidang
Pertambangan

Pada mulanya, proses mengestrak tembaga dari bijihnya


dilakukan dengan cara meluluhkan (leaching). Pada tahun 1957, berhasil
dikembangkan teknik pemisahan logam dari bijihnya dengan
menggunakan bakteri Thiobacillus ferrooxidans. Bakteri tersebut
tergolong kemolitrotof, yaitu mendapat energi dari oksidasi senyawa
anorganik, seperti amonia ,nitrit, sulfit,besi, atau hidrogen.
Bakteri ini dapat ditemukan didaerah pertambangan dengan lingkungan
asam dan miskin senyawa organik karena mampu mengekstrak karbon
dari CO2 di udara.

Anda mungkin juga menyukai