Anda di halaman 1dari 12

B

Bioteknologi Konvensional
dan Modern
Bioteknologi Konvensional dan Modern

Penggunaan teknik bioteknologi berupa fermentasi pangan telah


diterapkan oleh peradaban manusia beberapa abad yang lalu. Pada zaman
dahulu, bioteknologi dilakukan dengan cara yang sangat sederhana.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli
memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui penelitian.
Penerapan bioteknologi dalam segala bidang kehidupan semakin
meningkat sejak ditemukannya struktur dan fungsi DNA. Penemuan
tersebut memberikan dampak yang besar bagi perkembangan
bioteknologi, seperti teknik rekayasa genetika, mendukung terciptanya
produk-produk baru yang lebih mutakhir.
Perbedaan Bioteknologi Konvensional dengan Bioteknologi Modern

Peralatan
dan
Cara Proses dan
Perbedaan Permulaan Teknologi Contoh
Pemanfaatan Hasilnya
yang
digunakan
Bioteknol Sejak awal Menggunakan Menggunaka Kurang Pembuata
ogi peradaban mikroorganism n peralatan steril, n tempe,
Konvensi manusia. e secara dan metode hasilnya tapai, roti,
onal langsung atau yang sedikit yoghurt,
hasilnya sederhana. (terbatas), keju, dan
berupa dan kualitas nata de
senyawa kimia. belum coco.
terjamin.
Bioteknol Berkemba Menggunakan Menggunaka Steril, Kultur
ogi ng sejak mikroorganism n peralatan mampu jaringan,
Modern ditemukan e, modern memproduks organisme
nya makroorganis dengan i transgenik
struktur me, atau berbagai banyak , hewan
dan fungsi bagian- teknologi. dalam waktu hasil
DNA. bagiannya cepat, kloning,
C
Penggunaan Mikroorganisme
dalam Bioteknologi
Prinsip bioteknologi adalah penggunaan makhluk hidup atau bagian-bagiannya, terutama
mikroorganisme yang memiliki enzim. Pemanfaatan mikroorganisme dalam bioteknologi, antara
lain untuk mengubah dan menghasilkan bahan makanan/minuman; memproduksi protein sel
tunggal (PST), zat-zat organik, enzim, vitamin, obat-obatan, dan sebagainya.
1 Mikroorganisme Penghasil Makanan dan Minuman

Melalui proses fermentasi, bahan makanan tertentu diubah menjadi makanan bentuk lain
sehingga cita rasanya lebih enak dan menarik serta mengandung nilai gizi yang lebih
tinggi.
Contohnya, susu diubah menjadi keju (a) dan yoghurt (b), serta air kelapa menjadi sari
kelapa (nata de coco) (c).
Pada awalnya, proses fermentasi makanan dilakukan secara tradisional. Namun, kini
prosesnya dilakukan secara ilmiah menggunakan teknologi mutakhir sehingga dapat
menghasilkan produk yang berkualitas dan lebih beraneka ragam.

a b c
1 Mikroorganisme Penghasil Makanan dan Minuman

Pembuatan Keju

• Bahan baku berupa susu.


• Teknik pasteurisasi untuk mematikan
mikroorganisme patogen.
• Bibit bakteri (starter) dimasukkan ke
dalam susu pada suhu 30°C.
• Enzim renin dimasukkan ke dalam susu
asam sehingga terbentuk dadih dan whey.
• Whey dipisahkan dari dadih.
• Gumpalan dadih kemudian diberi garam,
diperas, dicetak, dan disimpan.

Diagram proses pembuatan keju


1 Mikroorganisme Penghasil Makanan dan Minuman

Pembuatan Tempe

Tempe terbuat dari kacang kedelai yang telah direbus setengah


matang dan ditaburi ragi dari jamur Rhizopus oligosporus atau
Rhizopus oryzae. Jamur tersebut menghasilkan enzim pengurai
protein (proteolitik) yang menyebabkan kacang kedelai menjadi
lunak. Miselium jamur yang tumbuh dapat mengikat butir-butir
kedelai sehingga dapat bersatu.
2 Mikroorganisme Penghasil Protein

• Protein sel tunggal (PST) merupakan bahan makanan berkadar protein tinggi
yang berasal dari berbagai jenis mikroorganisme.
• Mikroorganisme tersebut dapat tumbuh dan berkembang biak dengan cepat
pada substrat limbah buangan yang mengandung selulosa.
• Protein sel tunggal dapat dihasilkan oleh ganggang Arthrospira maxima,
Arthrospira platensis, Scenedesmus sp., dan Chlorella sp. Filamen spiral dari
• Golongan jamur yang menghasilkan protein, misalnya Saccharomyces Spirulina platensis
atau
cerevisiae, Candida utilis, Paecilomyces variotii, dan Fusarium Arthrospira platensis
graminearum.
• Mikoprotein dari Fusarium graminearum mengandung 45% protein, 13%
lemak, dan serat sehingga mampu dijadikan kue maupun pengganti daging.
• Golongan bakteri yang menghasilkan protein, misalnya Methylophilus
methylotrophus.
Mikroorganisme Penghasil Zat-Zat Organik,
3 Enzim, dan Vitamin

Dalam pengembangan industri nonpangan, mikroorganisme juga mempunyai


peranan yang besar. Di masa mendatang, ketika produk senyawa kimia yang
disintesis semakin berkurang, dunia akan bergantung pada hasil-hasil
fermentasi mikroorganisme.
Fermentasi mikroorganisme hasil rekayasa genetika terhadap substrat-
substrat dapat menghasilkan senyawa-senyawa kimia, antara lain asam
amino, asam sitrat, enzim, dan vitamin.
Mikroorganisme Penghasil Zat-Zat Organik,
3 Enzim, dan Vitamin

Asam Amino

Asam amino yang dapat diproduksi oleh mikroorganisme, antara lain asam glutamat
dan lisin.

Asam glutamat digunakan untuk pembuatan MSG (monosodium glutamat) atau


vetsin. Mikroorganisme yang digunakan untuk industri asam glutamat, yaitu bakteri
Corynebacterium glutamicum dan Brevibacterium flavum.

Lisin tidak dapat disintesis oleh tubuh hewan. Untuk memproduksi lisin dalam
jumlah yang besar, diperlukan mutan dari bakteri Corynebacterium glutamicum.
Mikroorganisme Penghasil Zat-Zat Organik,
3 Enzim, dan Vitamin

Pembuatan Asam Cuka

Asam cuka (asam asetat) dibuat dari bahan baku alkohol. Alkohol
dapat diperoleh dengan cara fermentasi karbohidrat secara anaerob
oleh ragi. Alkohol kemudian dioksidasi secara aerob oleh bakteri
penghasil asam asetat, yaitu Gluconobacter sp. dan Acetobacter aceti.
Cuka apel (cider) dibuat dari bahan apel dengan menggunakan
Saccharomyces bayanus.
Mikroorganisme Penghasil Zat-Zat Organik,
3 Enzim, dan Vitamin

Asam Sitrat

Asam sitrat digunakan untuk pemberi rasa, campuran es krim,


antioksidan, penaksir pH, pembuat emulsi dalam perusahaan susu,
pembuatan detergen, dan pembersih belerang pada cerobong asap
pabrik. Asam sitrat dapat disintesis secara kimia, tetapi biayanya
cukup mahal. Dengan biaya yang lebih murah, asam sitrat dapat
dihasilkan oleh jamur Aspergillus niger dengan medium substrat
berupa sirup atau tetes gula.

Anda mungkin juga menyukai