Makna Dugem Bagi Siswi Di Surabaya 8fb32a74
Makna Dugem Bagi Siswi Di Surabaya 8fb32a74
Abstrak
Masyarakat kota mempunyaiciri menerima budaya baru, maka dari itu perkembangannya memiliki
kecenderungan ke arah modern dan meninggalkan budaya aslinya akibat dari globalisasi. Surabaya merupakan
kota yang mempunyai perkembangan yang maju dalam berbagai bidang; salah satunya adalah bidangpendidikan.
Hal ini menjadi faktor penarik bagi masyarakat luar kota untuk bersekolahdiSurabaya. Dengan banyaknya
pendatang, tentunya harus menyesuaikan dengan budaya yang ada di Surabaya yang terkenal modern. Salah
satunya adalah budaya menghabiskan malam di tengah kepenatan rutinitas sehari-hari yakni dengan cara
clubbing. Penelitian inimengangkat suatu permasalahan yaitu tentang makna dugem bagi pelajar siswi di kota
Surabaya, maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang di balik motif tindakan yang
melatar belakangi dan tujuan yang di peroleh setelah clubing. Peneliti menggunakan teori Alferd Schutz
mengenai fenomenologi dan teori Anthony Giddens mengenai gaya hidup. Sifat penelitian ini deskriptif
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Untuk
pemilihan informan peneliti memilih subjek dengan cara snowball. Teknik pengumpulan data dengan wawancara
dan observasi secara mendalam, sedangkan teknik analisis data menggunakan teknik triangulasi.Hasil penelitian
ini adalahmakna dari tindakan melakukan dugem tersebut antara laintekanan orang tuanya,ajakan pasangan
lesbi,ajakan kakak kandung,broken home,gaya konsumtif yang tinggi. Sedangkan tujuan yang ingin di dapatkan
adalah untuk menghilangkan rasa stres, menjadi ladys club,untuk bersenang-senang dan untuk mencari uang.
Abstract
The people of discrete receive new culture, hence its development have a tendency towards modern and leave the
original culture result of globalization. Surabaya is the capital city, which has an advanced development in
various fields; one of them is education. This becomes a factor for people outside the city of towing to attend
school in Surabaya. With so many newcomers, of course had to adjust to the culture that is famous in Surabaya.
One of them is culture spent the night in the middle of everyday routine fatigue, i.e. by way of clubbing. This
research raises a problem namely about the meaning of dugem for students in the city of Surabaya, the intent and
purpose of the research is to find out about the motives behind the actions behind the goal and background on
getting after clubing. Researchers using theory of Alferd Schutz's theory of Phenomenology and Anthony
Giddens of the lifestyle. The nature of this research is a descriptive qualitative approach to Phenomenology. The
research method used was qualitative. For the selection of informants researchers chose the subject by way of a
snowball. The technique of data collection by observation and in-depth interviews, while data analysis
techniques using the technique of triangulation. The results of this research is the meaning of the Act did include
dugem pressure parents, call-to-action, lesbo couples biological sister, broken home, consumerist style. While
the goal that you want to get is to get rid of stress, become ladys club, for fun and for money.
Keywords:Motive, clubbing, Female Student
1
Paradigma. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014
sifat yang egois dan selalu berpikir yang serba instan KAJIAN TEORI
(cepat)tanpa memperdulikan dampak yangditimbulkan Untuk mengkaji tentang fenomena gaya hidup dugem
atau yangdiakibatkanpada keesokan harinya. siswi di Surabaya, penelitian ini menggunakan teori dari
Menurut pandangan David Chaney dalam bukunya Alferd Schutz tentang gaya hidup karena pada teori
yang berjudul “Lifestlyle :Sebuah Pengantar fenomenologi tersebut menjelaskan because of motive
Konprehenshif”,gaya hidup merupakan pola-pola dan in order to motive yang melatarbelakangi seorang
tindakan yang membedakan antara orang satu dengan siswi melakukan tindakan rasionalitas tersebut. Maksud
orang lain. Gaya hidup merupakan bentuk kultural yang dari because motive merupakan motif sebab yang
masing-masing gaya, tata krama dan cara yang berbeda- mendasari suatu tindakan dari individu. Motif inilah
beda yang merupakan karakteristik suatu individu yang menjadi bahan pertimbangan dari individu, dimana
dalamkelompok. Namun bukanlah pengalaman sosial individu itu akhirnya mengalami suatu perubahan dalam
namun seperangkat praktek dan sikap-sikap yang masuk perilaku sosial. Sedangkan maksud dari in order to
akal dalam konteks tertentu (Chaney, 1966 : 40-41). motive merupakan motif tujuan yang menjadi sasaran
Golongan anak muda pribumirata-rata ingin menjadi atau harapan tentang makna dugem itu sendiri supaya,
priyayi(bangsawan), berbeda dengan anak muda zaman keinginannya dapat terwujud.Tindakan sosial terjadi
dahulu yang mencari statuskarena dengan status mereka ketika seorang individu menyadari secara penuh
akan mendapatkan kehormatan dan kemudahan materi kehadiran satu sama lain dan memberikan arti kepada
ekonomi.Anak muda zaman sekarang yang dicari situasi yang dialami (Raho.2007 : 133).
adalahkemudahan-kemudahan materi dan ekonomi Alasan peneliti memakai teori fenomenologi karena
karena dengan materi dan ekonomi mereka akan untuk mengetahui makna dugem bagi siswi di Surabaya.
mendapatkan status dan kehormatan (Ibrahim,1997 : Dengan teori fenomenologi ini peneliti dapat
192). mengetahui mengenai because of motivedanin order to
Gaya hidup masyarakat kota mempunyai dua motive.Subjek penelitian yang melatarbelakangi
dampak yang berbeda yakni positif dan negatif, (1) rasionalitas individu yang telah terjadi,Schutz
dampak positif dari masyarakat kota salah satunya memusatkan perhatiannya pada cara orang memahami
adalah dapat menerima budaya baru, (2) dampak negatif kesadaran orang lain, sementara mereka hidup dalam
dari masyarakat kota adalah berminuman-minuman aliran kesadaran mereka sendiri (Ritzer dan Goodman,
keras dan dugem. Clubbing (istilah lain dari 2009 : 94).
dugem)adalahbentuk aktivitas yang dilakukan oleh Untuk mengkaji permasalahan tentang dugem
remaja dengan kegiatan bersenang-senang ke tempat peneliti juga menggunakan teori dari Anthony Giddens
hiburan yang sedang menjadi trendsetter (perubahan yang berbicara tentang gaya hidup karena secara tidak
arus seiring perkembangan zaman)seperti kafe dan langsung dugem merupakan gaya hidup remaja terutama
diskotik. Clubbing sering disebut sebagai dugem atau bagi kalangan remaja yang bertempat tinggal di
dunia gemerlap karena tidak lepas dari kilatan lampu kota.Kota menyediakan sarana dan prasarana yang
disko yang gemerlap dan dentuman musik keras yang di mendukung seorang remaja melakukan dugem yakni
mainkan oleh seorang DJ(Disc Jokey atau pemadu lagu dengan adanya tempat hiburan malam.Gaya hidup
dalam sebuah club malam) (Emka, M. 2003 : 145). merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai
Kebanyakan anak muda kota sekarangmenghabiskan tujuan khusus yang telah ditentukan dalam lingkungan
waktu malamnya dengan cara dugem dan sebagian dari hidup tertentu, dimana tempat orang tersebut berada.
mereka adalah club lovers(pencinta club), Gaya hidupdidasarkan atas makna yang seseorang
Anak muda zaman sekarang mempunyai profesi berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik
ganda, yakni sebagai pelayanklub malam.Profesi ini seseorang mengenai inferioritasnya. Setiap orang akan
tidak di lakukan setiap hari namun hanya di lakukan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai
pada hari-hari tertentu saja, namun ada juga seorang tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai
pelajar yang tidak mau menjadi waiters dari club hal tersebut. (Bourdieu,1993 : 37).
tersebut dia bekerja sebagaisexy dancer(wanita penari) Giddens ingin menunjukkan gaya hidup tidak lagi
dan hot dancer party(penari panas di diskotik dalam masuk pada wilayah kelompok tertentu saja, tapi hampir
acara tertentu). Tentu saja, dengan bayaran yang lebih semua sudut kehidupan. Faham ideologis gaya hidup
besar alasannya, karena untuk mengikuti acara tersebut telah menggantikan nilai-nilai kultural yang sudah ada
saja seorang pengunjungharus mempunyai kartu sehingga, yang tadinya hanya dilakukan untuk mencari
membernya ada 2 kartu yakni kartu silver dan kartu kesenangan semata berubah menjadi suatu kebiasaan
golddengan kartu tersebut pengunjung club biasanya yang sulit dihentikan dan faktor-faktor yang
mengikuti acara party tersebut (Emka, 2005 : 142).
4
Makna Dugem bagi Siswa di Surabaya
mempengaruhi gaya hidup. Amstrong (dalam menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun
Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa terdapat dua secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.
faktor yang mempengaruhi gaya hidup, yaitu dari dalam Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
diri individu (internal) dan luar (eksternal). (Giddens, garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan
1991 : 202) (Sugiyono,2010 : 74).
Teknik analisis data yang digunakan dalampenelitian
METODE iniadalah teknik triangulasiyakniteknik pemeriksaan
Penelitian ini dimaksudkan untuk memahami keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
tentangmakna dugem siswi di Surabaya.Sifat dalam dan juga untuk keperluan pengecekan atau pembanding
penelitian ini disebut deskriptif karena data yang terhadap data itu.Teknik triangulasi yang paling banyak
dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan di gunakan ialah pemeriksan melalui sumber lainnya.
bukan angka-angka.Penelitian ini menggunakan Ada empat macam triangulasi sebagai teknik
pendekatan fenomenologi dari Alfred Scutz yang dalam pemeriksaan yakni; memanfatkan penggunaan sumber,
fenomenologinyamengawali pemikiran dengan metode, penyidik, dan teori.
mengatakan bahwa objek penelitian ilmu sosial pada
dasarnya berhubungan dengan interpretasi terhadap HASIL DAN PEMBAHASAN
realitas. Dalam melakukan penelitian,peneliti harus Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat berbagai
menggunakan metode interpretasi yang sama dengan macam makna dugem bagi siswi di Surabaya.Gaya
orang yang diamati sehingga peneliti bisa masuk ke hidup dugem bagi subyek yang selama ini merupakan
dalam dunia interpretasi orang yang dijadikan objek bentuk kesenangan untuk menghibur diri. Dugem bagi
penelitian. subyek selama ini memang sebagai gaya hidup para
Penelitian ini menggunakanpendekatan remaja terutama bagi para kalangan
fenomenologi dari Alfred Scutz yang mengatakan lesbian,untukmenghilangkan kepenatan di sekolah di
bahwa fenomenologi mengawali pemikiran dengan selah jadwal yang padat. Gaya hidup dugem untuk
mengatakan bahwa objek penelitian ilmu sosial pada menghabiskan waktu di tempatdugem guna mencari
dasarnya berhubungan dengan interpretasi terhadap kesenangan sesaat agar dapat melupakan masalah
realitas.Jadi peneliti harus menginterpretasikan realitas keluarga,gaya hidup populer pelajar Surabaya dan
yang diamatimembuat interpretasi terhadap realitas yang menjadi budaya terkenal bagi anak-anak muda atau
diamati (Kuswarno, 2009 : 40). anak sekolah.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2013-
Oktober 2013.Lokasi penelitian adalah padasekolah di Makna Gaya Hidup Dugem Bagi Subyek Yang
Surabaya.Subyek dalam penelitian ini adalah pelajar Selama Ini Merupakan Bentuk Kesenangan Untuk
siswi di Surabaya dengan menggunakan sistem Menghibur Diri, Dugem Karena Tekanan Orang
snowball yaitu dengan cara mencari salah satu siswi Tua
yang memiliki gaya hidup dugem dengan Makna gaya hidup sebagai bentuk kesenangan dimaknai
menjadikannya key informan. dengan tujuan untuk menghibur diri. Maksudnya subjek
Peneliti mendapatkan informasi tentang subjek yang ingin menghibur dirinya dengan melakukan kebiasaan
dapat membantu penelitian ini dari seorang siswi di dugem, dan akan dengan sendirinya menjadi gaya hidup
Surabaya dan membantu peneliti untuk menunjukkan bagi dirinya karena mendapatkan kenyamanan (enjoy)
subyek yang akan di wawancarai, kemudian setelah itu ketika dugem. Subyek menjelaskan bahwa dalam
peneliti mendatangi subyek yang sudah ditunjukkan key keseharian sering dimarahin oleh orang tuanya tanpa
informan.Pemilihan subyek dengan snowball ini akan alasan yang jelas kesalahan yang dilakukannya,Dari
berhenti apabila peneliti menemukan kejenuhan data tindakannyatersebut solusi yang ditempuh untuk
dan menemukan kesamaan data dari subyek yang menghilangkan masalah tersebut yakni dengan cara
diteliti. berdugemdan inilah becauseof motive (motif yang
Teknik pengumpulan data dalam proses penelitian melatar belakangi) dari subyek melakukan tindakan
ini memanfaatkandata primer. Pencarian data primer berdugem. sedangkan in order to motive(motif
dilakukan dengan cara observasi danwawancara tujuan)dari tindakan yang dilakukannyaadalah ajakan
mendalamdilakukan agar diperoleh kedalaman, dari teman-temannya untuk berdugem bersama-sama.
kekayaan serta kompleksitas data yang mungkin tidak Banyaknyateman yang berdugem ini akan membawa
didapatkan pada saat observasi. Jenis wawancara yang suasana yang barudan bersemangat.
digunakan adalah wawancara tak terstruktur. Peneliti Maksud dari because motive merupakan motif sebab
melakukan wawancara dengan bebas tidak yang mendasari suatu tindakan dari individu.Motif
5
Paradigma. Volume 02 Nomor 01 Tahun 2014
inilah yang menjadi bahan pertimbangan dari individu, Makna Dugem Untuk Menghilangkan Kepenatan Di
dimana individu itu akhirnya mengalami suatu Sekolah Di Selah Jadwal Yang Padat.
perubahan dalam perilaku sosial. Sedangkan maksud Makna dugem yang ketiga adalah makna dugem untuk
dari in order to motive merupakan motif tujuan yang menghilangkan kepenatan. Kebanyakan yang
menjadi sasaran atau harapan tentang makna dugem itu melakukan dugem adalah anak-anak muda yang masih
sendiri supaya, keinginannya dapat terwujud. bersekolah, sehingga dengan jadwal sekolah yang padat
Jika dihubungkan dengan teorinya Alferd Schutz membuat anak-anak muda melakukan dugem untuk
bahwasannya because motivedari tindakan yang menghilangkan kepenatan akibat jadwal tersebut. Salah
melatarbelakangiseorang subyek melakukan dugem satu faktor yang menyebabkan anak-anak muda tersebut
yakni tekanan dari orang tua dalam mendidik sehingga terjun dalam dunia dugem adalah karena ajakan dari
subyek merasa tertekan dan frustasi sedangkan jalan keluarganya. Tindakan kakak kandung perempuan yang
yang dipilih oleh subyek yakni dengan cara selama ini berdugem dengan selalu mengajak adiknya
berdugem.Sedangkan in order motive nya adalah diajak yakni subyek itu sendiri merupakan because of motive
oleh teman-temannya ke tempat hiburan malam (faktor penyebab) dari tindakan dugem itu sendiri
sehingga menurut subyek dugem terasa nikmat karena dilakukannya.Di dalam lingkungan keluarga subyek
banyak pengunjung yang berdatangan ini akan memang hanya mempunyai satu kakak kandung dan
membawa suasana yang baru yang suasana tersebutlah tidak mempunyai adik lagi dan memang diakui oleh
yang dapat menghilangkan rasa stres karena tekanan subyek bahwasannya selama ini kakak kandungnya
orang tuanya. selalu mengajak kemanapun pergi salah satunya
Sedangkan makna dari dugem itu sendiri menurut mengajak berdugem.
subyek untuk mencari kesenangan dan menghibur diri. Tujuan yang ingin dicapai adalahuntuk
Anthony Giddensmenyatakan bahwa terdapat duafaktor menghilangkan stress, menurut subyek dugem sebagai
yang mempengaruhi gaya hidup, yaitu: dari dalam diri wahana bermain bersama teman-temannya karena
individu (internal) dan luar (eksternal) (Giddens.1991 : sama-sama suka dugem, ini yang termasukin order to
202).Sedangkan gaya hidup subyek sendiri terpengaruh motive (motif tujuan).Faktorlingkungan tempat tinggal
dari luar (eksternal) ajakan dari teman untuk melakukan selama ini pula yang mendukung subyek melakukan
dugem sehingga menjadi suatu kebiasaan dan gaya dugem, di dalam lingkungan subjekmemang banyak
hidup yang sampai saatt ini masih di jalankan oleh para kalangan anak mudanya yang mempunyai
subyek. kebiasaan berdugem.
Makna Dugem Sebagai Gaya Hidup Para Remaja Makna Dugem Sebagai Gaya Hidup Untuk
Terutama Bagi Para Kalangan Lesbian Menghabiskan Waktu Luang
Makna dugem sebagai gaya hidup lesbian adalah para Makna dugem sebagai gaya hidup untuk menghabiskan
lesbian sering melakukan kegiatan dengan pasangan waktu luang adalah kebiasaan yang dilakukan subjek
lesbinya ketika melakukan aktivitas dugem. Para dengan alasan perceraian keluarga. Karena hal itu
lesbian merasa nyaman dan tidak merasa terganggu membuat subjek berdugem untuk menghabiskan waktu
dengan kebiasaannya yang sedikit menyimpang bagi luangnya akibat perceraian orang tuanya. Motif
masyarakat umum karena lesbi. Motif melakukan melakukan dugem yakni brokenhome(perceraian orang
dugem karena ajakan pasangan lesbi dan mencari tua),permasalahan yang terjadi pada orang tua subyek
uangmerupakan because of motive (faktor penyebab) ini menimbulkan beban mental yang sangat berat dan
dari subyek ini melakukan dugem, memang selama ini untuk menghilangkan masalah, tindakan yang dilakukan
subyek mempunyai kelainan menyukai sesama jenis subjek yakni dengan cara berdugem(because of motive).
dalam hal gaya pacaran. Gaya hidup pacaran di tempat Dalam keluarga subyek selama ini memang terjadi
hiburan malam yang menyebabkan subyek terjerumus permasalahan yakni perceraian antara ayah dan ibu
kedalam dunia narkotika. Untuk membeli barang kandungnya, kemudian subyek tinggal bersama dengan
tersebut, subyek mencari uang dengan bekerja menjadi ibunya sedangkan ayahnya sudah menikah lagi dan
ladys club di salah satu tempat hiburan yang berada di sudah tidak peduli dengan anaknya. Ibu subjek
kota Surabaya. Ini lah yang disebut Schutz sebagaiin mempunyai kesibukan bekerja sehingga tidak ada yang
order to motiven (motif tujuan) dari tindakan subyek mengawasi dan mengurusi. Tindakan dari orang tua
melakukan dugem. Dalam gaya hidup ini,para lesbian untuk mengontrolanak juga tidak ada karena kurangnya
menggunakan tempat hiburan malam untuk berkencan pengawasan. Subjek memanfaatkan waktu luangnya
ini di karenakan tempat hiburan malam memberikan dengan cara memilih dugem sebagai media untuk
suasana yang berbeda dengan tempat yang lainnya.
4
Makna Dugem bagi Siswa di Surabaya