Anda di halaman 1dari 5

KEGIATAN PEMBELAJARAN 1

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI PENGEMBANGAN KEBUDAYAAN DAN ILMU


PENGETAHUAN

Tujuan Pembelajaran:
 Siswa dapat memahami kearifan lokal di Indonesia sebagai pengembangan Kebudayaan
dan ilmu pengetahuan
Dimensi Pelajar Pancasila
 Gotong royong
 Mandiri
 Kreatif

Waktu : 6 JP
Bahan : jurnal siswa, alat tulis, buku bacaan, perangkat audio visual, komputer dengan
jaringan internet.
Peran Fasilitator:Moderator/Fasilitator/Narasumber/Supervisi/Konsultasi

A. Persiapan:
- Doa, Presensi Siswa dan Motivasi oleh pendamping
- Sebagai kegiatan awal dari tema, fasilitator akan memperkenalkan P5 secara singkat
- Membuat Yel Yel kelas

B. Pelaksanaan:

Fasilitator menyampaikan agenda kegiatan 1 kepada siswa


1. Membuat kesepakatan kelas
( fasilitator meminta masukan kepada siswa kesepakatan agar proses belajar
berlangsung, tertib, lancar, dan menyenangkan)..dimulai dari fasilitator “ saya
mengusulkan kehadiran di kelas tepat waktu “, dilanjutkan kepada siswa.....
Hasil kesepakat ditulis dalam kertas plano ditempel dikelas dan digunakan untuk
kesepakatan selama pelaksanaan pembelajaran proyek.
Contoh
(kesepakatan kelas X..

 Hadir tepat waktu

 Mengikuti kegiatan dengan teratur

 Menaruh hormat kepada diri sendiri dan orang lain

 …..

 …….

2. Pretest 1 Materi Kearifan Lokal

3. Apersepsi
Fasilitator bertanya kepada siswa tentang kearifan Lokal , seperti Petuah –petuah,
Tradisi dan Kesenian yang ada dilingkungan sekitar
4. Motivasi :
Fasilitator menanyakan kepada siswa
Apa Tujuan atau fungsi dari Petuah-Petuah yang ada di masyarakat, seperti (pamaly,
ora ilok dll)

5. Kegiatan menonton video tentang contoh contoh Kearifan Lokal


https://youtu.be/nxWNncwQT8I
https://youtu.be/kiMAr6_KuGc
https://youtu.be/tFPtVx0-Ilw
https://youtu.be/FJhyJR3SQh4

6. Tanya Jawab tentang materi kearifan lokal dari tayangan video


7. Dinamika kelompok
Peserta didik dibentuk dalam kelompok kelompok kecil 5-6 orang

8. Peserta didik secara kelompok berdiskusi dan literasi dari berbagai sumber tentang
 bentuk bentuk kearifan lokal,
 ciri ciri kearifan lokal
 Fungsi kearifan lokal
 Contoh kearifan lokal

9. Presentasi hasil diskusi kelompok


10. Ice Breaking
11. Fasilitator bersama peserta didik menyimpulkan tentang materi Kearifan Lokal dengan
kegiatan:
 Guru menampilkan Slide Materi Kearifan Lokal
 Peserta didik membuat ringkasan materi dalam bentuk peta konsep, deskripsi atau
bentuk lainnya.

C. Penutup
1. Post test 1 Materi Kearifan lokal
(google form)
2. Refleksi
 Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan yang telah dilakukan
 Peserta didik saling berbagi tentang perasaaan dan pengalaman atas kegiatan yang
telah dilakukan

LAMPIRAN 1 Materi Kearifan Lokal


KEARIFAN LOKAL

A. Pengertian Kearifan Lokal


Kearifan Lokal Kearifan Lokal merupakan sesuatu bahagian dari sebuah budaya
yang ada didalam suatu masyarakat yang tidak dapat dijauhkan dari masyarakat itu
sendiri, kearifan lokal tersebut dapat dikatakan sebagai sebuah nilai-nilai yang ada
kearifan lokal dI Indonesia sudah terbukti ikut menentukan atau berperan dalam suatu
kemajuan masyarakatnya.
Kearifan lokal dilihat dari kamus Inggris Indonesia, terdiri dari 2 kata yaitu
kearifan (wisdom) dan lokal (local). Lokal berarti setempat dan wisdom sama dengan
kebijaksanaan. Dengan kata lain maka kearifan local dapat dipahami sebagai gagasan-
gagasan, nilai-nilai, pandanganpandangan setempat yang bersifat bijaksana, penuh
kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota-anggota masyarakatnya
Kearifan lokal adalah pandangan hidup dan ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
kehidupan yang berwujud aktifitas yang dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
menjawab berbagai masalah dalam pemenuhan komunitas tersebut.
Kearifan lokal berkaitan erat dengan kondisi geografis atau lingkungan alam.
Nilai-nilai dalam kearifan lokal menjadi modal utama membangun masyarakat tanpa
merusak tatanan sosial dengan lingkungan alam. Jadi dapat dikatakan bahwa kearifan
lokal terbentuk sebagai budaya unggul dari masyarakat setempat berkaitan dengan
kondisi geografis. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut
dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal, nilai yang terkadang didalamnya
yakni universal.
B. Ciri-ciri kearifan lokal adalah sebagai berikut:
1. Mampu bertahan terhadap budaya luar,
2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar,
3. Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli,
4. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.

C. Fungsi kearifan lokal:


1. Berfungsi untuk konservasi dan pelestarian sumber daya alam,
2. Berfungsi untuk mengembangkan sumber daya manusia, misalnya berkaitan dengan
upacara daur hidup, konsep kanda pet rate,
3. Berfungsi untuk pengembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan,
4. Berfungsi sebagai petuah, kepercayaan, sastra dan pantangan,
5. Bermakna misalnya sebagai integrasi komunal/kerabat serta upacara daur
pertanian,
6. Bermakna etika dan moral yang terwujud dalam upacara ngaben dan penyucian roh
leluhur,
7. Bermakna politik, misalnya dalam upacara ngangkuk merana dan kekuasaan patron
client

D. Bentuk Kearifan Lokal


1. Wujud Nyata (Tangible)
 Tekstual, yaitu aturan yang dituangkan dalam bentuk tertulis. Contohnya, sistem
nilai dan tata cara.
 Bangunan/arsitektural, contohnya terdapat dalam seni arsitektur rumah adat
suku-suku di Indonesia.
 Benda cagar budaya/tradisional (karya seni), contohnya patung, senjata, alat
musik, makanan tradisional dll.
 Aktivitas ( Kesenian, Upacara, tarian adat dll)

2. Tidak Berwujud (Intangible)


Merupakan bentuk kearifan lokal yang hanya disampaikan secara verbal.
Contohnya adalah petuah, nyanyian, pantun, dan cerita yang mengandung nilai-
nilai ajaran tradisional.
Local Wisdom yang tidak berwujud misalnya, kata-kata yang disampaikan
melalui komunikasi yang verbal baik berupa lagu-lagu, yang mana lagu-lagu yang
disampaikan itu mengandung nilai-nilai tradisional, dan juga melalui kata-kata yang
disampaikan secara verbal tadi local wisdom yang juga tidak berwujud yang lainnya
misalnya nilai-nilai sosial yang juga di komunikasikan secara verbal dari satu
generasi kepada generasi berikutnya. Hal ini sebaagaimana contoh local wisdom
yang mengandung sikap dari lingkungan yang diJawa yaitu: sopan santun, toto
kromo dan Iain-lainnya.

E. Contoh Kearifan Lokal Tanah dan Air dalam Bidang Budaya


Kearifan lokal yang berkaitan dengan konservasi air dan tanah dapat berupa nilai-nilai
yang diwujudkan dalam praktik ritual, maupun upacara adat. Konservasi tersebut juga
dapat diwujudkan dalam bentuk anjuran maupun larangan untuk tidak menggunakan
sumberdaya air dan tanah secara berlebihan.
Selain itu, konsevasi juga dapat diwujudkan berupa sanksi bagi orang-orang yang
melanggar aturan di dalamnya. Berikut ini beberapa contoh praktik budaya dan kearifan
lokal di Indonesia:

1. Di Pulau Jawa
a. Pranoto Mongso
Pranoto mongso merupakan aturan waktu musim yang digunakan oleh para
tani di pedasaan. Aturan tersebut didasarkan pada naluri dari leluhur, dan dipakai
sebagai dasar untuk mengolah pertanian. Maka itu, pranoto mongso memberi
arahan kepada petani untuk bercocok tanam dengan cara mengikuti tanda-tanda
alam dalam mongso yang bersangkutan. Sehingga, pemanfaatan tanah oleh petani
sifatnya terukur. Meskipun, air dan saluran irigasi sudah tersedia dengan baik.
Praktik ini dipercaya dapat menjaga keseimbangan alam.
b. Nyabuk Gunung Nyabuk gunung
Merupakan praktik bercocok tanam dengan cara membuat teras sawah
yang dibentuk menurut garis kontur. Praktik ini umumnya berlangsung di lereng
Bukit Sumbing dan Sindoro. Nyabuk gunung adalah suatu wujud konservasi lahan
dalam bercocok tanam. Hal itu karena didasarkan pada garis konturnya. Berbeda
dengan praktik nyabuk gunung di Dieng yang memotong kontur pada saat bercocok
tanam. Memotong kontur dapat mempermudah terjadinya longsor.
c. Menganggap Suatu Tempat Keramat Khususnya Pada Pohon Besar (Beringin)
Anggapan tentang tempat keramat cenderung membuat banyak orang tidak
merusak tempat tersebut. Sebaliknya, mereka akan memelihara tempat itu. Bahkan,
tidak berani untuk membuang sampah sembarangan. Mereka takut jika nanti karma
buruk akan diterima di kemudian hari. Misalnya, pada pohon beringin besar. Praktik
ini merupakan bentuk konservasi karena dengan memelihara pohon, maka
seseorang akan menjaga sumber air. Hal ini disebabkan karena, pohon beringin
memiliki akar yang sangat kuat. Dekat lokasi akar pohon yang kuat, biasanya ada
sumber air.

2. Di Pulau Sulawesi Sulawesi


Di Sulawesi terdapat komunitas adat Karampuang. Komunitas adat itu berperan
dalam pengelolaan hutan. Mereka meyakini bahwa hutan merupakan bagian dari
alam dirinya. Sehingga, untuk menjaga keseimbangan ekosistem, di dalamnya
terdapat aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh semua masyarakat. Aturan itu akan
dibacakan oleh seorang galla atau pelaksana harian pemerintah adat tradisional
sebagai suatu bentuk fatwa adat. Pembacaannya akan dilakukan di hadapan dewan
adat dan warga sebagai suatu bentuk peraturan bersama.
3. Di Banten
Dalam Masyarakat Baduy meyakini bahwa mereka adalah orang yang pertama yang
diciptakan sebagai pengisi dunia dan bertempat tinggal di pusat bumi. Segala gerak
laku masyarakat Baduy harus berpedoman kepada buyut yang telah ditentukan
dalam bentuk pikukuh karuhun. Tidak ada seorang pun yang berhak dan berkuasa
untuk melanggar dan mengubah tatanan kehidupan yang telah ada dan sudah
berlaku secara turun menurun. Pikukuh itu harus ditaati oleh masyarakat Baduy dan
masyarakat luar yang sedang berkunjung ke Baduy.
Peraturan tersebut yaitu:
1) Dilarang masuk hutan larangan (leuweung kolot) untuk menebang pohon,
membuka ladang atau mengambil hasil hutan lainnya.
2) Dilarang menebang sembarangan jenis tanaman, misalnya pohon buah-buahan,
dan jenis-jenis tertentu.
3) Dilarang menggunakan teknologi kimia, misalnya menggunakan pupuk, obat
pemberantas hama penyakit, atau meracuni ikan. Berladang harus sesuai
dengan ketentuan adat, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai