Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN HASIL BASELINE

SURVEY PARTISIPATORY MARLET


SYSTEM DEVELOPMNET (PMSD)
PULAU KAPOPOSANG

By, Syamsul Shaleh (Surveyor)


Makassar, 05 Februari 2023
PROFIL PULAU KAPOPOSANG

Kepulauan Kapoposang merupakan bagian dari Kepulauan


Spermonde dan secara administratif masuk dalam wilayah Kabupaten
Pangkep Provinsi Sulawesi Selatan. SK Menteri Kehutanan No.
588/Kpts-VI/1996 tanggal 12 September 1996 menetapkan Kepulauan
Kapoposang sebagai Taman Wisata Perairan dengan luasan sebesar 50. 000
hektar dan memiliki panjang batas 103 km. Posisi geografis kawasan ini
berada di 118o 54’ 00 BT – 119o 10’ 00’’ BT dan 04o37’00’’ LS – 04o 52’ 00’’ LS.
Sambungan…

Berdasarkan berita acara tanggal 4 Maret 2009 dengan nomer BA


01/Menhut-IV/2009 dan BA 108/Men.KP/III/2009, diserahterimakan
pengelolaannya kepada Departemen Kelautan dan Perikanan berdasarkan.
Dan selanjutnya dirubah nomenklatur menjadi Taman Wisata Perairan (TWP)
Kepulauan Kapoposang dan Laut Sekitarnya melalui Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 66/MEN/2009 tentang penetapan kawasan
konservasi perairan nasional Kepulauan Kapoposang dan laut di sekitarnya di
Provinsi Sulawesi Selatan
Sambungan…

Parameter fisika perairan Desa Mattiro Ujung pada umumnya sama


dengan ciri perairan laut lainnya yaitu salinitas/kadar garam berkisar antara
30–33 permil, tingkat kecerahan tinggi utamanya pada daerah hamparan
terumbu, sementara arus air cukup kuat pada daerah‐daerah di luar tubir,
utamanya pada pertengahan musim angin barat dan timur (Juni‐Agustus dan
Desember‐Februari).
Sambungan…

Kondisi geografis Desa Mattiro Ujung yang cukup mendukung


membuat wilayah daratan pulau masih memungkinkan untuk ditumbuhi oleh
beberapa jenis tanaman holtikultura yang cukup ekonomis. Selain tanaman
tersebut, lahan Pulau Kapoposang dan Pulau Pandangan yang cukup luas
pada umumnya didominasi oleh tumbuhan kelapa
Sambungan…

Kondisi perairan sekitar Pulau Pandangan cukup jernih, di daerah


reef top dan reef edge masih dijumpai tutupan karang hidup yang bisa
mencapai 32% (kategori sedang), namun sebarannya berada pada
kedalaman 4–15 m dekat wilayah tebing terumbu di sisi selatan pulau. Rataan
terumbu sisi utara dan barat pulau didominasi oleh hancuran karang, karang
mati ditutupi alga dan pasir. Untuk daerah reef edge tutupan karang 23% dari
total bottom cover, sedangkan pasir mencapai 28%.
Sambungan…

Dan saat ini Pulau Kapoposang telah menjadi bagian pengawasan


dan perhatian UNESCO seiring masuk dan ditetapkannya secara resmi
Geopark Maros-Pangkep sebagai Geopark Global UNESCO pada sidang
tahunan Dewan Eksekutif UNESCO, pada 23 Mei 2023 di Paris, Prancis.
Pulau ini menjadi salah satu dari 31 situs geologi di Geopark Maros-Pangkep.
Pulau Kapoposang merupakan pulau bervegetasi dan memiliki terumbu
karang dan biota laut yang unik sepanjang perairan pulau
Sambungan…

Sarana dan prasana sumber daya listrik di Pulau Kapoposang


didukung dengan panel surya untuk memenuhi kebutuhan listrik
masyarakat Pulau Kapoposang dengan kapasitas 400 watt tiap rumah.
KONDISI SOSIAL-BUDAYA

Orientasi nilai dalam hidup yang mengacu pada budaya suku


Bugis dan Makassar “siri' na pesse” / “siri' na pacce”, yaitu suatu nilai
budaya yang diterapkan pada setiap sendi kehidupan, mengutamakan
harga diri, menjaga rasa malu, dan solidaritas sosial yang juga berkaitan
dengan hubungan antara manusia dengan pemanfaatan lingkungan yang
dulunya dipegang erat. Rasa malu apabila melakukan sesuatu yang
merusak dalam pemanfaatan lingkungan saat ini tergantikan oleh
keserakahan dan mengejar keuntungan pribadi.
Sambungan…

Dilandasi oleh kondisi tersebut, target sosial budaya dan ekonomi


dalam pengelolaan oleh TWP Kepulauan Kapoposang adalah
menumbuhkembangkan budaya dan adat istiadat “siri' na pesse” / “siri' na
pacce” yang dikaitkan dengan pemanfaatan lingkungan oleh masyarakat di
Kepulauan Kapoposang, selain itu permasalahan ekonomi yang selama ini
menjadi kendala dalam pengelolaan kawasan Kepulauan Kapoposang ini
harus pula menjadi perhatian utama.
Sambungan…

Keanekaragaman budaya di Kepulauan Kapoposang menjadi


sesuatu yang ikonik. Budaya masyarakat sekitar kepulauan ini tiap tahun
mengadakan pesta laut yang merupakan kearifan lokal masyarakat
Kapoposang yaitu " Mapanre Tasi' ", yaitu sebagai ungkapan rasa syukur
dan terimakasih masyarakat nelayan Bugis kepada Tuhan atas rezeki yang
diberikan dalam bentuk hasil laut
METODE PENGUMPULAN DATA

Adapun metode dalam pengempulan data terkait Partisipatori Market


System Development (PMSD) yakni:

 Wawancara

 Observasi

Sedangkan responden adalah orang-orang yang dimintai tanggapan


dari pertanyaan yang telah terstruktur maupun semi-terstruktur untuk menjadi
sumber data di dalam suatu penelitian. Maka itu, responden bisa disebut
sebagai sumber informasi untuk menunjang penelitian. Adapun responden
dalam pelaksanaan survey terkait Partisipatory Market System Development
(PMSD) yakni: 1). Nelayan, 2). Pengepul, dan 3). Pedagang besar.
KONDISI EKONOMI MASYARAKAT PULAU KAPOPOSANG

Mata Pencaharian Utama Masyarakat: Umumnya masyarakat


pulau, masyarakat Pulau kapoposang juga bergantung pada hasil-hasil
perikanan yang mata pencaharin utaman, adapun jenis ikan dari hasil
tangkapan nelayan seperti ikan sunu, kerapu, cakalang, lajang, dan gurita,
tentunya hasil tangkapan akan bervariasi di musim barat dan timur.
Disamping itu, yang menjadi fokus penangkapan ikan nelayan Kapoposang
yakni ikan segar-hidup jenis sunu sebab memliki nilai ekonomi yang cukup
tinggi.
Sambungan…

Potensi Pengembangan Ekonomi Lainnya: Disamping aktivitas nelayan


yang menjadi mata pencaharian utama, masyarakat Pulau Kapoposang pada
dasarnya memiliki potensi ekonomi lainnya, yang berpeluang menjadi lapis-
lapis ekonomi bagi masyarakat Pulau Kapoposang. Adapun potensi ekonom
lainnya, yakni:

a. Potensi Wisata Bahari; Keindahan alam bahari Kapulauan Kapoposang


tidak boleh dipandang sebelah mata semenjak pulau tersebut merupakan
bagian Geopark Maros-Pangkep sebagai Geopark Global UNESCO pada
sidang tahunan Dewan Eksekutif UNESCO, pada 23 Mei 2023 di Paris,
Prancis serta Pulau Kapoposang menjadi tempat bertelur bagi penyu sisik.
Sehingga untuk menangkap peluang tersebut pemerintah desa yang di
inisiasi oleh masyarakat sendiri membentuk Kelompok Sadar Wisata
(POKDARWIS) yang saat ini legalitas bagi pengurusnya sementara
berjalan.
Sambungan…

b. Potensi budidaya rumput; Masyarakat Pulau Kapoposang memiliki


riwayat budidaya rumput laut jenis Euchema Cottonii yang awalnya
mampu mendorong perekonomian masyarakat pulau, namun seiring
berjalannya waktu kegiatan budidaya itu terhenti sebab keberadaan penyu
sisik yang berkembangbiak di pulau tersebut memakan rumput laut
budidaya, dan masyarakat menganggap keberadaan penyu tersebut
sebagai hewan pengganggu.

Anda mungkin juga menyukai