Anda di halaman 1dari 6

KARYA TULIS ILMIAH

PRESENTASE TUTUPAN KARANG DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN


SERIBU, DKI JAKARTA
Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi komponen penilaian tugas mata
kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen pengampu Nia Ulfa Martha, S. Pd., M. Pd

Disusun oleh :
Atha Nugraha (L1C020059)

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
PURWOKERTO
2021
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia kaya akan terumbu karangnya yang tersebar dari Sabang sampai
Merauke dan memiliki luas 51.000 km2. Kekayaan alamnya ini memiliki nilai yang
tinggi dan dapat memiliki manfaat yang banyak. Kekayaan alamnya ini lah yang
menjadikan Indonesia memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata. Ada
beberapa kegiatan pariwisata yang dapat dilakukan di Indonesia, seperti
snorkeling, diving, menginap di kapal, dan masih banyak lagi.
Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau yang berpenduduk di Kepulauan
Seribu. Pulau ini menjadi salah satu destinasi wisata yang dapat melakukan
kegiatan snorkeling dan diving. Akan tetapi, hal ini dapat berdampak buruk bagi
kesehatan karang, yakni terumbu karang menjadi rentan. Menurut Hutomo et al.
1986 dalam Ardiansyah et al (2013), terumbu karang yang tumbuh di pulau yang
terisolir dari penduduk cenderung relative baik dibandingkan dengan yang
berdekatan dengan pemukiman. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui presentase tutupan karang dan kondisinya di Kepulauan Seribu.

1.2. Rumusan Masalah


Bagaimana kondisi dan presentase tutupan karang di Pulau Pramuka,
Kepulauan Seribu?

1.3. Tujuan Penelitian


Mengetahui kondisi kesehatan serta presentase tutupan karang di Pulau Pramuka.

1.4. Kegunaan Penelitian


Penelitian dilakukan guna mengetahui kondisi ekosistem terumbu karang dan
setelahnya dapat dilakukan tindakan lebih lanjut.

1.5. Dasar Teori


Ekosistem menjadi ekosistem yang paling produktif dan kaya akan
keanekaragaman hayatinya. Ekosistem ini biasanya terdiri atas 480 spesies karang
dan lebih dari 1.650 spesies ikan, algae, sponge, moluska, dan curstasea yang
hidup di dalamnya. Banyaknya organisme yang tinggal di ekosistem terumbu
karang dapat menguntungkan masyarakat sekitarnya, seperti nelayan.
Ekosistem terumbu karang memiliki banyak manfaat di berbagai aspek, seperti
ekonomi, ekologi, dan masih banyak lagi. Menurut Romadhon (2014), terumbu
karang dimanfaatkan oleh ikan sebagai feeding ground, nursery ground, dan
spawning ground. Perairan yang memiliki terumbu karang, pantainya akan
terlindungi dari ombak yang besar. Selain itu, ekosistem terumbu karang memiliki
nilai yang tinggi dalam aspek pariwisata
Keanekaragaman spesies karang di suatu wilayah tidaklah sama karena
dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya. Daerah rataan terumbu banyak dihuni
oleh karang kecil yang umumnya massif dan submasif. Daerah lereng terumbu
biasanya ditumbuhi karang bercabang. Keanekaragaman ini dapat diteliti lebih
lanjut dengan mengumpulkan data berupa presentase tutupan karang hidup.
1.6. Metode Penelitian
Pengamatan dilakukan di 5 stasiun penelitian dan lokasinya ditentukan
menggunakan metode purpose sampling. Pengamatannya dilakukan di
kedalaman 3 – 7 m. Kedalaman 3 m untuk mewakiliki perairan dangkal dan 7 m
untuk mewakili perairan dalam. Metode penelitiannya menggunakan metode
transek kuadrat yang menggunakan bingkai kuadrat berbentuk persegi dengan
ukuran 1 m x 1 m. Terumbu karang yang masuk ke dalam transek akan difoto
menggunakan kamera underwater.
PEMBAHASAN

A. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Presentase tutupan karang menunjukkan kondisi terumbu karang yang


hidup di perairan tersebut. Terumbu yang dikategorikan sebagai terumbu
karang hidup, yaitu soft coral, acropora, dan nonacropora. Berdasarkan hasil
penelitian, dari lima stasiun yang diuji hanya dua stasiun yang statusnya
sedang dan sisanya berstatus buruk. Presentase tutupan karang di kedalaman
3 m berada pada rentang 6 – 34,8 % sedangkan pada kedalaman 7 m berada
pada rentang 9,3 – 50,8%. Nilai rata – rata presentase tutupan karang di Pulau
Pramuka sebesar 26,6%. Nilai tersebut masuk ke dalam kategori sedang
berdasarkan Keputusan MENLH No. 4 Tahun 2001.
Rendahnya presentase tutupan karang diakibatkan oleh faktor manusia
dan alam. Faktor Alam yang memengaruhinya, seperti predator, kondisi fisika
kimia laut, dan ketersediaan nutrisi. Faktor manusia yang memengaruhi
kesehatan karang ada;ah menggunakan jangkar yang merusak terumbu karang
dan menangkap ikan dengan menggunakan bom. Apabila dilihat dari kondisi
perairan di stasiun 4 dengan kedalaman 3 m, terdapat bekas pengeboman dan
pengeksploitasian karang untuk pondasi rumah. Hal ini menyebabkan
presentase tutupan karang di stasiun 4 dikategorikan buruk.
Pulau Pramuka merupakan salah satu pulau penduduk di Kepulauan
Seribu, DKI Jakarta. Aktivitas penduduk sekitar sangat berpengaruh pada
kesehatan karang. Menurut Ardiansyah et al. (2013), aktivitas manusia yang
menjadi faktor utama kerusakan terumbu karang, yaitu limbah industry,
limbah dosmetik, dan menangkap ikan dengan alat yang tidak ramah
lingkungan. Hal ini sudah sesuai dengan Hutomo et al. 1986 dalam
Ardiansyah et al (2013) yang mengatakan ekosistem terumbu karang di
wilayah dekat penduduk lebih rentan dibandingkan di wilayah yang terisolir.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Ekosistem terumbu karang di Pulau Pramuka memiliki presentase tutupan
karang sebesar 26,6% dan dikategorikan buruk.

3.2. Saran
Sebaiknya diperlukan adanya tindakan lanjutan untuk memperbaiki ekosistem
terumbu karang di Pulau Pramuka. Selain itu, diperlukan juga sosialisasi kepada
masyarakat sekitar untuk menjaga terumbu karang bersama – sama.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, E.K., Hartoni, dan Litasari. 2013. Kondisi Tutupan Terumbu Karang
Keras dan Karang Lunak di Pulau Pramuka Kabupaten Adiministratif
Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. Maspari Journal, 5(2), 111 – 118.
Romadhon, Agus. 2014. Valuasi Ekonomi Manfaat Ekosistem Terumbu Karang di
Pulau Sapudi, Sumenep, Madura. Agriekonomika, 3(2), 142 – 152.

Anda mungkin juga menyukai