1
DAFTAR ISI
Batuan Beku…………………………………………………………………………………..3
Daftar Pustaka………………………………………………………………………………16
2
Batuan Beku
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa
proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di
atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan
setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,
proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur,
penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil
dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.
Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda
(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara
alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak)
serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa
bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain)
yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan
pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.
Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi,
maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa
penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen
disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series. Dalam mengidentifikasi
batuan beku, sangat perlu sekali mengetahui karakteristik batuan beku yang meliputi sifat
fisik dan komposisi mineral batuan beku.. Secara umum yang utama harus diperhatikan
dalam deskripsi batuan adalah:
1. Warna
Warna dari sampel batuan beku dapat menentukan komposisi kimia batuan tersebut.
Ada empat kelompok warna dalam batuan beku:
a. Warna Cerah
Warna cerah menunjukkan batuan beku tersebut bersifat asam.
b. Warna Gelap-Hitam
Batuan beku warna gelap-hitam termasuk atau memiliki sifat intermediet
(menengah)
c. Warna Hitam Kehijauan
Batuan Dengan warna hitam kehijauan mempunyai sifat kimia basa.
d. Warna Hijau Kelam
Warna batuan beku yang hijau kelam termasuk dalam batuan ultra basa.
2. Struktur Batuan
Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala besar. Seperti lava
bantal yang terbentuk di lingkungan air (laut), lava bongkah, struktur aliran dan lain-
lain. Suatu bentuk dari struktur batuan sangat erat sekali dengan waktu terbentuknya.
3
Macam-macam struktur batuan beku adalah :
a. Masif
Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas.
b. Jointing
Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Kenampakan ini akan mudah
diamati pada singkapan di lapangan.
c. Vasikuler
Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini dibagi lagi menjadi
tiga, yaitu:
Skoriaan, bila lubang gas tidak saling berhubungan.
Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
Aliran, bila ada kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang-
lubang gas.
d. Amigdaloidal
Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral sekunder.
e. Struktur Aliran
Semua batuan beku seharusnya ada berawal dari adanya aliran ke suatu
tempat. Struktur aliran adalah bagian dari magma atau lava yang berdekatan
pada pendinginan secara cepat pada kontak langsung, dan oleh karena itu batas
ketercapaiannya pada viskositas yang relatif tinggi dan diakhiri dengan
konsolidasi. Lebih dahulu bagian dalam yang lebih jauh terbentuk menjadi
badan keras (Lahee,1961).
f. Struktur Bantal
Struktur bantal (pillow structure) adalah struktur yang dinyatakan pada batuan
ekstrusi tertentu, yang dicirikan oleh masa yang berbentuk bantal. Dimana
ukuran dari bentuk lava ini pada umumnya antara 30-60 cm (Graha, 1987).
3. Tekstur Batuan
Tekstur adalah kenampakan dari batuan (ukuran, bentuk dan hubungan keteraturan
mineral dalam batuan) yang dapat merefleksikan sejarah pembentukan dan
keterdapatannya. Faktor utama yang berperan dalam pembentukan tekstur pada
batuan beku adalah kecepatan pembekuan magma.
4
Tekstur umumnya ditentukan oleh beberapa hal yang penting, yaitu:
a. Kristalinitas
adalah derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya
batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan
berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal, selain
itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma
dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan
jika pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi
jika pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya
berbentuk amorf.
b. Granularitas
didefinisikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya
dikenal dua kelompok tekstur ukuran butir, yaitu:
Fanerik, Besar kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain
secara megaskopis dengan mata biasa. Kristal-kristal jenis fanerik ini dapat
dibedakan menjadi:
5
Afanitik, Besar kristal-kristal dari golongan ini tidak dapat dibedakan dengan mata
biasa sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan tekstur afanitik dapat
tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.
c. Bentuk kristal
Ketika pembekuan magma, mineral-mineral yang terbentuk pertama kali
biasanya berbentuk sempurna sedangkan yang terbentuk terakhir biasanya
mengisi ruang yang ada sehingga bentuknya tidak sempurna
Bentuk mineral yang terlihat melalui pengamatan mikroskop yaitu:
o Euhedral, yaitu bentuk kristal yang sempurna
o Subhedral, yaitu bentuk kristal yang kurang sempurna
o Anhedral, yaitu bentuk kristal yang tidak sempurna.
d. Komposisi Mineral
Mineral Primer
Merupakan mineral hasil pertama dari proses pembentukan batuan
beku, terdiri atas:
o Mineral Utama (essential minerals) : yaitu mineral yang
jumlahnya cukup banyak (>10%). Mineral ini sangat penting
untuk dikenali karena menentukan nama batuan
o Mineral tambahan (accessory minerals) : yaitu mineral-mineral
yang jumlahnya sedikit (<10% ) dan tak menentukan nama
batuan.
Mineral Sekunder: Merupakan mineral hasil ubahan (alterasi) dari
mineral primer.
6
Mineral yang pada umumnya sebagai penyusun batuan beku, yaitu:
7
Batuan Beku Asam
Tekstur : Fanerik
Struktur : Massif
Komposisi : Felsik
o Kalsit (15%)
o Plagioklas (20%)
o Kuarsa (20%)
o Alkali Feldspar (35%
Ciri khas : Bersifat masif dan keras, berwarna abu-abu berbintik hijau dan
hitam
8
Nama Batuan : Riolit
Tekstur : Afanitik
Struktur : Massif
Komposisi : Felsik
Ortoklas
Kuarsa
9
Batuan Beku Intermediet
Warna : Abu-abu
Tekstur : Fanerik
Struktur : Massif
Komposisi : Intermediet
Biotit (37%)
Plagioklas (35%)
Kuarsa (10%)
Muskovit (15%)
Alkali Feldspar (3%)
Ciri khas : Biasanya digunakan untuk bahan pembuatan karya seni. Diorit
adalah batuan beku yang langka
10
Nama Batuan : Andesite
Tekstur : Afanitik
Struktur : Massif
Komposisi : Intermediet
Hornblende
Feldspar
Ciri khas :Memiliki warna abu-abu cerah dengan bintik-bintik hitam, biasa
digunakan untuk kerajinan
11
Batuan Beku Basa
Warna : Gelap/Kehitaman
Tekstur : Fanerik
Struktur : Massif
Komposisi : Mafik
Olivin
Piroksin
Amphibol
Ciri khas : Bersifat massif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin, amfibol dan mineral
hitam
12
Nama Batuan : Basalt
Tekstur : Afanitik
Struktur : Massif
Komposisi : Mafik
Olivin
Piroksin
Amphibol
Ciri khas :Bersifat massif dank eras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral
vulkanik, plagioklas, piroksin, amfibol dan mineral hitam
13
Batuan Beku Ultra Basa
Tekstur : Fanerik
Struktur : Massif
Komposisi :
Plagioklas-Ca (10%)
Olivin (80%)
Piroksen (10%)
Ciri khas : Peridotit merupakan variasi permata olivine yang kita kenal.
14
Nama Batuan : Komatite
Warna : Abu-abu
Tekstur : Fanerik
Struktur : Massif
Komposisi : Intermediet
Amphibol
Feldspat
15
Daftar Pustaka
https://www.slideshare.net/adbeledwar/identifikasi-batuan-beku
https://id.wikipedia.org/wiki/Batuan_beku
https://ilmugeografi.com/geologi/pengertian-batu-granit#
16