Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI FISIK

ACARA II

BATUAN SEDIMEN

Disusun Oleh :

M. Afwan Yorba

21137042

Pelaksanaan Praktikum :

Hari/Tanggal : Kamis/2 Juni 2022

Sesi/Jam : 066/13.30-15.10

LABORATORIUM GEOLOGI TAMBANG

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM GEOLOGI FISIK

ACARA II

BATUAN SEDIMEN

Disusun Oleh :

M. Afwan Yorba

21137042

Disetujui Untuk Laboratorium Geologi Tambang

Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik

Universitas Negeri Padang

Tanggal :

Asisten Pembimbing

(………………………………)

Nim/BP:……………………...

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat
Nya, sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini disusun
agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Geologi Fisik materi batuan
sedimen beserta aplikasinya dalam dunia pertambangan. Dengan telah
tersusunnya laporan ini, maka saya selaku penyusun mengungkapkan terima kasih
kepada:
1. Heri Prabowo, S.T., M.T dosen Geologi Fisik beserta para staf pengajar
lainnya.
2. Muhammad Zaki, Rahma Shabrina Lubis, Widya Agustin, Muhammad Fikra
Irawan selaku Asisten Laboratorium Geologi Fisik yang telah memberikan
arahan dan bimbingan.
3. Semua pihak baik yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu untuk perbaikan kedepan.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi
penyusun pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya. Penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan, kedepan.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat dan memberikan ilmu bagi
penyusun pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Padang, 7 Juni 2022


Penyusun

M. Afwan Yorba
21137042

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................ii


KATA PENGANTAR .........................................................................................iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
LEMBAR KONSULTAN ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................................2
C. Alat dan Bahan ....................................................................................2
BAB II DASAR TEORI ......................................................................................3
A. Pengertian Batuan Sedimen ...............................................................3
B. Jenis Batuan Sedimen ........................................................................4
C. Struktur Batuan Sedimen ...................................................................7
D. Tekstur Batuan Sedimen....................................................................12
E. Komposisi Mineral ............................................................................15
BAB III PEMBAHASAN ...................................................................................17
A. Deskripsi Batuan Sedimen Klastik ..................................................17
B. Deskripsi Batuan Sedimen Non Klastik ..........................................32
BAB IV PENUTUP .............................................................................................34
A. Kesimpulan ......................................................................................34
B. Saran.................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................36
LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Batuan Sedimen Flute Cast ................................................. 8

Gambar 2. Struktur Batuan Sedimen Groove Marks, Gutter Cast, Impack

Marks, Channels and Scours. ............................................................ 9

Gambar 3. Struktur Batuan Sedimen load Cast ................................................... 9

Gambar 4. Struktur Batuan Sedimen Convolute Bedding................................... 10

Gambar 5. Struktur Batuan Sedimen Sandstune Dike......................................... 10

Gambar 6. Struktur Batuan Sedimen Burrows dan Grazing Traces Dwelling .... 11

Gambar 7. Tekstur Batuan Sedimen Besar Butir ................................................ 12

Gambar 8. Tekstur Batuan Sedimen Derajat Pemilihan ...................................... 13

Gambar 9. Tekstur Batuan Sedimen Kebundaran Butir ...................................... 13

Gambar 10. Tekstur Batuan Sedimen Warna ...................................................... 14

Gambar 11. Tekstur Batuan Sedimen Kemas...................................................... 14

Gambar 12. Hubungan Matriks, Semen, dan Butir ............................................. 16

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Tekstur Batuan Sedimen Besar Butir Kristalin ......................................14

vi
LEMBAR KONSULTAN

Nama : M. Afwan Yorba


Nim/BP : 21137042/2021
Acara : Batuan Sedimen
Asisten Laboratorium :
Hari/Tanggal Keterangan Paraf

Padang, 7 Juni 2022

Asisten/Pemateri

(………………………..)

Nim/BP………………

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata geologi berasal dari pengertian Bahasa yunani, yaitu geo = bumi dan
logos = ilmu. Jadi geologi adalah disiplin ilmu yang mempelajari bumi,
permukaan bumi (daratan dan dasar laut) dan bawah permukaan. Geologi
merupakan suatu kelompok ilmu pengetahuan yang membahas tentang
pegunungan, daratan, samudera, sejarah kehidupan, dan juga urutan-urutan
kejadian yang pernah berlangsung di bumi.
Pemikiran tentang sesuatu yang berkaitan dengan penciptaan dan proses
alam khusunya mengenai kebumian telah dimulai sejak zaman Pra-Klasik. Hal
tersebut berkaitan dengan kepercayaan (Keagamaan Mesir dan Hindu) dan
para pendeta yang mengajukan konsep. Umumnya mereka beranggapan
bahwa sejarah bumi ditandai oleh terjadinya proses pengrusakan dan
penciptaan. Konsep ini didasarkan terjadinya kehancuran akibat gempa,
letusan gunung api, banjir besar, serta dikaitkan dengan moralitas. (Prabowo,
2021)
Batuan adalah benda padat yang terbuat secara alami dari mineral atau
mineraloid. Secara umum terdapat tiga jenis batuan yang ada di
permukaan bumi, yang berasal dari proses pembentukan yang berbeda-
beda. Magma yang keluar dari perut bumi dan membeku karena mengalami
proses pendinginan mengasilkan batuan beku. Batuan yang lebih dahulu
terbentuk, yang mengalami pelapukan, erosi, dan kemudian lapukannya
diangkut oleh air, udara yang selanjutnya diendapkan dan berakumulasi
di dalam cekungan pengendapan, membentuk sedimen. Material-material
sedimen itu kemudian terkompaksi, mengeras, mengalami litifikasi, dan
terbentuklah batuan sedimen. Batuan beku atau batuan sedimen dapat berubah
bentuk dalam waktu yang sangat lama dengan adanya perubahan temperatur
serta tekanan yang kemudian menjadi batuan metamorf. (Fitri, Hidayat, &
Subandrio, 2017)

1
2

B. Tujuan dan Manfaat


Tujuan dari laporan ini adalah :
1. Untuk mengetahui deskripsi materi batuan sedimen.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis batuan sedimen.
3. Untuk mengetahui struktur batuan sedimen.
4. Untuk mengetahui tekstur batuan sedimen.
5. Untuk mengetahui komposisi mineral batuan sedimen.
Manfaat laporan ini adalah :
1. Mengetahui deskripsi materi batuan sedimen.
2. Mengetahui jenis-jenis batuan sedimen.
3. Mengetahui struktur batuan sedimen.
4. Mengetahui tekstur batuan sedimen.
5. Mengetahui komposisi mineral batuan sedimen.
6. Dapat melanjutkan materi praktikum selanjutnya.
C. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum :
1. Batuan beku
2. Lensa Pembesar/Loop
3. Lembar Deskripsi
4. Alat Tulis
BAB II
TEORI DASAR

A. Pengertian Batuan Sedimen


Batuan sedimen adalah batuan yang menjadi akibat litifikasi dari hancuran
lain (detritus) atau litifikasi dari hasil reaksi kimia tertentu. Litifikasi batuan
adalah proses yang melitputi : kompaksi autegenic dan diagnesa; yaitu proses
terubahnya material pembentuk batuan yang bersifat lepas (unconsolide rock
forming materials) menjadi batuan kompak. Batuan-batuan ini dibentuk oleh
proses-proses yang terjadi di permukaan bumi, diantaranya pengendapan,
proses kimia, dan proses biologis.
Batuan sedimen ini ternyata jumlahnya sangat banyak dan banyak tersebar
di permukaan bumi di dunia ini. Bahkan menurut Tucker (1991), bahwa 70%
batuan yang terdapat di seluruh permukaan bumi ini adalah jenis dari batuan
sedimen. Namun batuan itu hanya sebesat 2% dari volume seluruh kerak
bumi. Hal ini menandakan bahwa batuan sedimen yang tersebar dengan sangat
luas di permukaan bumi, namun ketebalannya hanya relatif tipis. Kerak bumi
memang tersusun atas berbagai macam material, tidak hanya batuan saja
namun juga lapisan- lapisan tanah, pasir, dan juga yang lainnya. Dan batuan
ini juga termasuk elemen yang menyusun komposisi kerak bumi . batuan-
bayuan yang metususn kompisisi kerak bumi ini terbagi ke dalam berbagai
macam jenis dan salah satunya adalah batuan sedimen ini.
Batuan sedimen ini mengalami proses pemadatan dan juga pengompakan
dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimen yang utuh. Proses
ini dinamakan sebagai diagenesa. Proses diagenesa sendiri dapat terjadi pada
suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300 derajat celcius dan juga
tekanan 1 – 2 kilobar yang berlangsung mulai dari sedimen mengalami
penguburan hingga terangkat dan juga tersingkap kembali di atas
permukaan lapisan atmosfer bumi.
Berdasarkah hal ini maka ada 3 macam diagnesa, yakni:
1. Diagnesa eogenik, yakni diagnesa awal yang terjadi pada sedimen di
bawah permukaan air

3
4

2. Diagnesa mesogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada waktu sedimen


mengalami penguburan yang semakin dalam.
3. Diagnesa telogenik, yakni diagnesa yang terjadi pada saat batuan sedimen
tersingkap kembali ke permukaan bumi yang disebabkan karena
pengangkatan dan juga erosi.
Itulah berbagai macam diagnesa yang terjadi pada batuan sedimen. Oleh
karena diagnesa ini ada bermacam macamnya, maka derajat kekompakan
batuan sedimen ini juga ada berbagai macam atau bervariasi. Berbagai macam
kekompakan dari batuan sedimen ini antara lain:
1. Bahan lepas atau loose materials, yakni yang masih berupa endapan
ataupun sedimen.
2. Padu atau indurated. Pada tingkatan ini konsolidasi material terjadi pada
kondisi kering. Namun hal ini akan terurai apabila dimasukkan ke dalam
air.
B. Jenis Batuan Sedimen
Batuan sedimen terbentuk dari batuan beku atau zat padat lainnya yang
kemudian mengalami erosi di tempat tertentu dan kemudian mengendap dan
pada kahirnya menjadi keras. Batuan sedimen ini biasanya bentuknya
berlapis- lapis secara mendatar. Jenis- jenis dari batuan sedimen ini
diklasifikasikan menurut beberapa kategori. Banyak ahli yang
mengkategorikan atau mengjklasifikasikan jenis batuan ini dengan jumlah
yang berbeda- beda.
1. Menurut Pettijohn (1975), O’Dunn dan Sill (1986) , membagi batuan
batuan sedimen ini berdasarkan terksturnya yang terbagi ke dalam dua
kelompok besar, yakni batuan batuan sedimen klastika dan juga batuan
sedimen non- klastika.
a. Batuan sedimen klastika disebut juga dengan batuan sedimen detritus,
mekanik, eksogen yang merupakan batuan sedimen yang terdiri atas
klastika- klastika atau hancuran bebatuan yang mengendap secara
alami atau mekanik oleh gaya beratnya sendiri. Batuan jenis ini
terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali atau reworkin dari batuan
5

yang sudah ada sebelumnya. Proses pengerjaan kembali yang terjadi


sebagai pembentukan batuan ini meliputi pelapukan, erosi,
transportasi, dan juga redeposisi atau pengendapan kembali. Untuk
menunjang proses tersebut dapat terjadi, diperlukan beberapa media
yakni air, angin, es , dan juga efek gravitasi atau beratnya sendiri.
Khusus untuk media yang terakhir tersebut atau media gravitasi ini
sebagai akibat dari longsoran batuan yang telah ada sebelumnya
b. Batuan sedimen non- klastika. Batuan non- klastika ini merupakan
jenis batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu
larutan atau pengendapan material yang berada di tempat itu juga.
Proses pembentukan batuan jenis ini bisa terjadi dengan proses
kimiawi, biologi ataupun organik, ataupun kombinasi antara keduanya,
yakni kombinasi antara kimiawi dan juga organik atau biologi. Proses
yang merupakan kombinasi dari keduanya ini disebut dengan
biokomia. Proses pembentukan batuan ini yang terjadi secara biologi
atau organik merupakan prosen pembentukan yang dilakukan oleh
aktivitas alam tertentu yakni oleh tumbuhan maupun binatang. Sebagai
contoh dari proses pembentukan batuan ini secara organik adalah
pembentukan rumah binatang laut atau karang, terkumpulnya
cangkang binatang (fosil), dan terkuburnya kayu- kayuan sebagai
akibat penurunan daratan menjadi laut.
2. Menurut Sanders tahun 1981 dan Tucker 1991, mengklasifikasikan atau
membagi batuan sedimen ini menjadi empat macam yakni:
a. Batuan sedimen detritus atau klastika
b. Batuan sedimen kimia, Batuan sedimen kimia merupakan batuan
sedimen yang terbentuk melalui reaksi kimia, seperti evaporasi,
presitasi, dan juga konsentrasi. Contoh drai batuan sedimen kimia ini
adalah batu garam, batu gypsum, stalaktit, dan juga stalagmit.
c. Batuan sedimen organic, Batuan sedimen organik ini juga dikenal
sebagai batuan sedimen asal jasad. Batuan sedimen organik merupakan
batuan sedimen yang berasal dari sisa- sisa jasad hidup atau dibuat
6

oleh jasad hidup. Golongan batuan jenis ini dapat dipecah menjadi dua
macam, yakni sedimen biomekanik dan juga sedimen biokimia.
Sedimen biomekanik merupakan endapan dari sisa- sisa bagian tubuh
jasad hidup yang mengendap secara alami karena beratnya sendiri,
misalnya adalah batu gamping, kerang, batu numilites, dan juga batu
gamping berlapis. Sementara batuan sedimen biokimia merupakan
batuan yang terjadi karena pengendapan unsur gamping dan juga
silisium dengan batuan makhluk hidup. Contoh dari batuan ini adalah
batu gamping terumbu atau rumah binatang kerang dan juga tanah
diatomea atau pengendapan unsur silisium karena adanya
karbondioksida dalam air yang banyak diserap oleh ganggang
diatomea.
d. Batuan sedimen klastika gunung api, Khusus untuk batuan jenis ini
merupakan batuan sedimen yang mempunyai tekstur klastika dengan
bahan penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan oleh gunung api.
3. Menurut Graha (1987), Batuan sedimen jenis ini merupakan batuan
sedimen yang pada umumnya bertekstur non klasika. Graha membagi
batuan sedimen ini menjadi empat kelompok juga, yakni:
a. Batuan sedimen detritus (klastika/ mekanis)
b. Batuan sedimen batubara (organik/ tumbuh- tumbuhan)
c. Batuan sedimen silika, dan
d. Batuan sedimen karbonat
Khusus untuk jenis batuan ini dan juga batuan sedimen silika ini bisa
merupakan batuan sedimen klastika maupun batuan sedimen non-
klastika. Kemudian berdasar pada komposisi penyusun utamanya , batuan
sedimen klastika atau bertekstur klastika, dapat dibagi lagi menjadi tiga
macam, yakni:
1. Batuan sedimen silisiklastika. Batuan jenis ini merupakan jenis batuan
sedimen klastika yang mineral penyusun utamanya berupa kuarsa dan juga
felspar.
7

2. Batuan sedimen klastika gunung api. Batuan sedimen gunung api


merupakan salah satu jenis batuan sedimen dengan material penyusun
utamanya berasal dari hasil kegiatan gunung api, seperti kaca, kristal, dan
atau litik.
3. Batuan sedimen klastika karbonat atau dikenal sebagai batu gamping
klastika. Batuan jenis ini merupakan batuan sedimen klastika dengan
mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit).
C. Struktur Batuan Sedimen
1. Sruktur Batuan Sedimen Klastik
Struktur sedimen klastik termasuk ke dalam struktur primer yaitu
struktur yang terbentuk pada saat pembentukan batuan (pada saat
sedimentasi).
Pembagian struktur sedimen :
a. Struktur Sedimen Pengendapan
b. Struktur Sedimen Erosional
c. Struktur Sedimen Pasca Pengendapan
d. Struktur Sedimen Biogenik
1) Struktur Sedimen Pengendapan
Struktur sedimen yang terjadi pada saat pengendapan batuan
sedimen membentuk suatu pelapisan/laminasi. Perlapisan
merupakan suatu bidang kesamaan waktu yang dapat ditunjukan
oleh perbedaan besar butir atau warna dari bahan penyusunnya.
Perlapisan dapat dibagi menjadi 4 macam :
a) Perlapisan/laminasi sejajar (Paralel Bedding/Lamination) :
Bentuk lapisan/ laminasi batuan yang tersusun secara
horisontal dan saling sejajar satu dengan yang lainnya.
b) Perlapisan/laminasi silang siur (Cross Bedding/Lamination) :
Bentuk lapisan/ laminasi yang terpotong pada bagian atasnya
oleh lapisan/laminasi berikutnya dengan sudut yang berlainan
dalam satu satuan perlapisan.
8

c) Perlapisan bersusun (Graded Bedding) : Perlapisan batuan yang


dibentuk oleh gradasi butir yang makin halus ke arah atas
(normal graded bedding) atau gradasi butir yang makin kasar
ke arah atas (reverse graded bedding). Normal graded bedding
dapat dipakai untuk menentukan top atau bottom lapisan
batuan.
d) Gelembur gelombang (current ripple) : Bentuk permukaan
perlapisan bergelombang karena adanya arus sedimentasi.
2) Struktur Sedimen Erosional
Struktur sedimen yang terjadi akibat proses erosi pada saat
pengendapan batuan sedimen.
Dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a) Flute cast : struktur sedimen berbentuk seruling dan terdapat
pada dasar suatu lapisan, dapat dipakai untuk menentukan arus
purba.

Gambar 1. Struktur Batuan Sedimen Flute Cast


b) Groove Marks, Gutter Cast, Impack Marks, Channels and
Scours.

Gambar 2. Struktur Batuan Sedimen Groove Marks, Gutter Cast,


Impack Marks, Channels and Scours.
9

3) Struktur Sedimen Pasca Pengendapan


Struktur sedimen yang terjadi setelah pengendapan batuan
sedimen.
a) Load cast : struktur sedimen terbentuk pada permukaan lapisan
akibat pengaruh beban sedimen di atasnya.

Gambar 3. Struktur Batuan Sedimen load Cast


b) Convolute Bedding: bentuk liukan pada batuan sedimen akibat
proses deformasi.

Gambar 4. Struktur Batuan Sedimen Convolute Bedding


c) Sandstone dike : lapisan pasir yang terinjeksikan pada lapisan
sedimen di atasnya akibat proses deformasi.

Gambar 5. Struktur Batuan Sedimen Sandstune Dike


10

4) Struktur Sedimen Biogenik


Struktur sedimen yang terjadi akibat proses
biogenik/organisme.
1. Tracks (jejak berupa tapak organisme)
2. Trails (jejak berupa seretan bagian tubuh organisme)
3. Burrows (lubang atau bahan galian hasil aktivitas
organisme)
4. Mold (cetakan bagian tubuh organisme)
5. Cast (cetakan dari mold)
6. Resting, Crawling and Grazing Traces Dwelling, Feeding
and Escape Burrows
Boring : lubang akibat aktivitas pengeboran organisme
pada lapisan batuan (batuan relatif lebih keras dibandingkan
pada burrows).

Gambar 6. Struktur Batuan Sedimen Burrows dan Grazing Traces


dwelling
2. Struktur Batuan Sedimen Non Klastik
Struktur batuan sedimen non klastik terbentuk oleh reaksi kimia
maupun aktifitas organisme. Macam-macamnya :
a. Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil
b. Oolitik, struktur dimana fragmen klastikdiselubungi oleh mineral non
klastik, bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
c. Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2
mm.
d. Konkresi, sama fdengan oolitik namun tidak konsentris.
11

e. Cone in cone, strutur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan


kerucut per kerucut.
f. Bioherm, tersusun oleh organisme murni insitu.
g. Biostorm, seperti bioherm namun bersifat klastik.
h. Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Ciri
khasnya adalah adanya rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan
bahan lempungan tersebut karena proses dehidrasi yang melalui celah-
celahnya terisi oleh mineral karbonat.
i. Goode, banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga
yang terisi oleh kristal-kristal yang tumbuh ke arah pusat rongga
tersebut. Kristal dapat berupa kalsit maupun kuarsa.
j. Styolit, kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil
pelarutan.
D. Tekstur Batuan Sedimen
Secara umum tekstur adalah aspek batuan yang dipengaruhi oleh
ukuran,bentuk, dan keteraturan dari butirannya, sedangkan kemas asalah
komponen tekstur yang merupakan hubungan ukuran dan bentuk dari butir .
1. Tekstur Batuan Sedimen Klastik
Unsur - unsur tekstur batuan sedimen klastik antara lain :
a. Besar Butir (Grain Size)
Besar butir adalah unsur utama dari tekstur batuan sedimen klastik,
yang berhubungan dengan tingkat energi pada saat transportasi dan
pengendapan. Klasifikasi besar butir yang sering dipakai dengan
menggunakan skala Wentworth. Klasifikasi besar butir ini sangat penting
karena dipakai sebagai salah satu penamaan batuan sedimen.
12

Gambar 7. Tekstur Batuan Sedimen Besar Butir


b. Derajat Pemilihan (Sorting)
Pemilihan adalah derajat kesamaan atau keseragaman antar butir.
Tingkat pemilahan ini dibagi menjadi very well sorted, well sorted,
moderally sorted, poorly sorted dan very poorly soorted.

Gambar 8. Tekstur Batuan Sedimen Derajat Pemilihan


c. Kebundaran Butir (Rounding)
Kebundaran merupakan aspek bentuk butir yang menyatakan
keytajaman sudut butiran. Aspek ini mencerminkan tingkat abrasi
selama transportasi. Semakin bunda suatu butir ini menandakan asal
sumber butiran jauh dari tempat pengendapan sedangkan butir yang
lancip menandakan asal butir dekat dengan tempat pengendapan
sedimen.
13

Gambar 9. Tekstur Batuan Sedimen Kebundaran Butir


d. Warna (Colour)
Warna merupakan salah satu tekstur batuan yang utama. Warna ini
mencerminkan komposisi penyusun utama suatu batuan dan
menandakan komposisi mineral yang menyusun batuan sedimen.
Contoh warna putih menandakan batuan banyak di isi oleh mineral
kuarsa, warna merah banyak di isi mineral oksida besi, Sedangkan
warna gelap merupakan batuan vulkanik (breksi vulkanik). Identifikasi
warna sangat penting untuk membantu mengetahui asal dari penyusun
batuan sedimen.

Gambar 10. Tekstur Batuan Sedimen Warna


e. Kemas (Fabrik)
Kemas merupakan sifat hubungan anata butir sebagai fungsi
orientasi butir dan packing. Secara umum dapat memberikan
gambaran tentang arah aliran salam sedimentasi serta keadaan
porosias dan permebealitas batuan. Pada batuan dengan kemas
tertutup ini menandakan bahwa proses pembentukan batuan ,
sedimen datang secara langsung sehingga butiran tidak memiliki
14

ruang kosong. Selain itu kemas dapat juga diakibatkan oleh struktur
yang mempengaruhi batuan tersebut.

Gambar 11. Tekstur Batuan Sedimen Kemas


2. Tekstur Batuan Sedimen Non Klastik
Tekstur batuan sedimen non klastik dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
a. Kristalin
Terdiri dari kristal-kristal yang interlocking. Untuk pemberiannya
menggunakan skala Wenthworth dengan modifikasi sebagai berikut :
Nama Butir Besar Butir
Berbutir kasar >2
Berbutir sedang 1/16 – 2
Berbutir halus 1/256 – 1/16
Berbutir sangat halus < 1/256
Tabel 1. Tekstur Batuan Sedimen Besar Butir Kristalin
b. Amorf
Terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf.
E. Komposisi Mineral
Komposisi merupakan tekstur batuan sedimen dilihat dari unsur penyusun
utama suatu batuan. Komposisi penting untuk mengetahui unsur - unsur yang
menyusun batuan. Komposisi batuan sedimen ini penting sebagai penamaan
batuan sedimen. Pada batupasir yang kaya akan silika dapat dibagi menjadi
wacke yaitu yang mengandung lempung dan lanau diantara butirnya
sedangkan arenite yang sedikit kandunan lempungnya. Selain itu juga didapat
dari perbandingan komponen kuarsa, feldspar , dan fragmen litik.
15

1. Komposisi Mineral Batuan Sedimen Klastik


a. Semen
Semen merupakan salah satu unsur penting dalam batuan sedimen.
Karena dapat menandakan kondisi butiran sedimen saat terjadi
pengendapan. Semen sendiri dapat dibagai berbagai macam misalnya
semen gampingan , silika, oksida besi. Semen ini menandakan proses
diagenesis batuan sedimen sehingga penting untuk mengetahui unsur
penyusun sedimen.
b. Matriks
Matriks merupakan salah satu unsur utama selain butir dan
semen. Matriks merupakan butiran yang ukuran lebih kecil dan
mengisi rongga di antara butir dan semen. Matriks ini menandakan
proses sedimentasi yang terjadi. Matriks yang banyak menandakan
proses berupa arus yang kacau sedangkan matriks yang seikit
menandakan proses pengendapan beruapa arus yang konstan.
c. Fragment
Keterdaptan butiran pada batuan yang berukuran lebih besar >2
cm. (Mineral, pecahan batuan,fosil).

Gambar 12. Hubungan Matriks, Semen, dan Butir


2. Komposisi Mineral Batuan Sedimen Non Klatsik
Komposisi mineral pada batuan sedimen non klastik biasanya
sederhana terdiri dari satu atau dua mineral (monomineralik Karbonat).
16

Sebagai contoh :
a. Batugamping :Kalsit, Dolomit
b. Chert : Kalsedon
c. Gipsum : Mineral gypsum
d. Anhidrit : Mineral anhidrit
BAB III
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Batuan Sedimen Klastik


1. SR-02
Warna Coklat
Jenis batuan Klastik
Struktur Gradded bedding
Tekstur :
(a) ukuran besar butir Boulder (> 256)
(b) Derajat pemilahan Poorly sorted sediment
(c) Derajat pembundaran Subangular
(d) Kemas Terbuka
Komposisi mineral :
(a) Fragment Ada
(b) Matriks Tidak ada
(c) Semen Silica
Nama batuan Breksi
Genesa Batuan breksi terbentuk disebuah singkapan.
Dimana terdapat puing-puing sisa pelapukan
batuan beku menumpuk kemudian sisa-sisa
pelapukan batuan beku itu akan terbawa
aliran dan diendapkan didekat singkapannya.
Breksi adalah batuan yang terdiri dari
fragemen. Fragmen mineral rusak atau
batuan yang disemen secara bersama-sama
oleh matriks berbutir halus

17
18

Gambar
19

2. SR-03
Warna Abu-abu
Jenis batuan Klastik
Struktur Laminasi
Tekstur :
(a) ukuran besar butir 0,004
(b) Derajat pemilahan Well sorted sediment
(c) Derajat pembundaran Well rounded
(d) Kemas Tertutup
Komposisi mineral :
(a) Fragment Tidak ada
(b) Matriks Ada
(c) Semen Silica
Nama batuan Clay stone
Genesa Batu lempung terbentuk dari lempung residu
dan lempung tersedimen. Proses pertama batu
lempung adalah terbentuk karena proses
pelapukan batuan beku. Setelah melewati
pelapukan, material lempung melalui proses
diagnose atau mengalami perubahan kimia,
fisika, biologi batuan sedimen. Setelah itu
barulah menjadi batu lempung.
20

Gambar
21

3. SR-04
Warna Abu-abu kecoklatan
Jenis batuan Klastik
Struktur Cross bedding
Tekstur :
(a) ukuran besar butir 0,062 mm
(b) Derajat pemilahan Well sorted rounded
(c) Derajat pembundaran Angular
(d) Kemas Tertutup
Komposisi mineral :
(a) Fragment Tidak ada
(b) Matriks Ada < 2 mm
(c) Semen Silica
Nama batuan Sand stone
Genesa Sand stone dibentuk dari butiran. Butiran
yang terbawa oleh pergerakan air, seperti
ombak. Pada suatu pantai atau saluran
disuatu sungai.
Gambar
22

4. SR-06
Warna Cokelat kekuningan
Jenis batuan Klastik
Struktur Graded bedding
Tekstur :
(a) ukuran besar butir 2,000 mm
(b) Derajat pemilahan Poorly sorted sediment
(c) Derajat pembundaran Subrounded
(d) Kemas Terbuka
Komposisi mineral :
(a) Fragment Ada
(b) Matriks Tidak ada
(c) Semen Silica
Nama batuan Breksi
Genesa Batuan breksi terbentuk disebuah singkapan.
Dimana terdapat puing-puing sisa pelapukan
batuan beku menumpuk. Kemudian sisa-sisa
pelapukan batuan beku itu akan terbawa
aliran dan terendapkan di dekat
singkapannya, misalnya pada kipas alluvial.
Setelah proses dekomposisi, sisa-sisa batuan
beku itu akan terurai menjadi fragmen-
fragmen yang terikat dengan mineral-
mineral lain. Fragmen-fragmen ini yang
kemudian menjadi batuan breksi.
23

Gambar
24

5. SR-07
Warna Cokelat
Jenis batuan Klastik
Struktur Laminasi
Tekstur :
(a) ukuran besar butir Silt
(b) Derajat pemilahan Well sorted rounded
(c) Derajat pembundaran Very rounded
(d) Kemas Tertutup
Komposisi mineral :
(a) Fragment Tidak ada
(b) Matriks Ada
(c) Semen Silica
Nama batuan Batu pasir
Genesa Batu pasir adalah salah satu jenis batuan
sedimen yang paling umum dan banyak
ditemukan dalam cekungan sedimen di
seluruh dunia. Batu pasir sering ditambang
untuk digunakan sebagai bahan konstruksi.
Di bawah permukaan, batu pasir sering
berfungsi sebagai akuifer air tanah untuk
atau sebagai reservoir gas dan minyak bumi.
batu pasir akan tersusun atas butiran-butiran
mineral dari hornblende, biotit, ortoklas
dan kuarsa. Hornblende dan biotit yang
paling rentan mengalami perubahan kimia
dan fisika sehingga mereka akan tersingkir di
tahap awal transportasi.
Ortoklas dan kuarsa akan bertahan lama
karena ikatan kimia mereka lebih intens dan
25

tidak rentan terhadap pembelahan (cleavege).


Mineral kuarsa biasanya paling banyak
membentuk butiran pasir, butiran-butiran
kuarsa inilah yang akan membentuk batu
pasir yang biasa kita sebut sebagai "batu
pasir kuarsa".
Gambar
26

6. SR-08
Warna Hitam keabu-abuan
Jenis batuan Klastik
Struktur Laminasi
Tekstur :
(a) ukuran besar butir Silt
(b) Derajat pemilahan Well sorted sediment
(c) Derajat pembundaran Angular
(d) Kemas Tertutup
Komposisi mineral :
(a) Fragment Tidak ada
(b) Matriks Ada
(c) Semen Silica
Nama batuan Batu lanau
Genesa Batu lanau terbentuk dimana air, angina atau
endapan es membawa material berukuran
lanau dan kemudian terakumulasi,
terpadatkan dan tersedimentasi menjadi
batuan. Partikel berukuran lanau tersebut
lumpur. Lanau terbentuk dari pecahan
kristal kuarsa berukuran pasir
Gambar
27

7. SR-11
Warna Cokelat
Jenis batuan Klastik
Struktur Errasional
Tekstur :
(a) ukuran besar butir Sand (1/16 – 2)
(b) Derajat pemilahan Poorly sorted sediment
(c) Derajat pembundaran Angular
(d) Kemas Terbuka
Komposisi mineral : (a) Ada
Fragment Ada
(b) Matriks Ada
(c) Semen
Nama batuan Breksi
Genesa Batuan breksi terbentuk disebuah singkapan.
Dimana terdapat puing-puing sisa pelapukan
batuan beku menumpuk. Kemudian sisa-sisa
pelapukan batuan beku itu akan terbawa
aliran dan terendapkan di dekat
singkapannya, misalnya pada kipas alluvial.
Setelah proses dekomposisi, sisa-sisa batuan
beku itu akan terurai menjadi fragmen-
fragmen yang terikat dengan mineral-mineral
lain. Fragmen-fragmen ini yang kemudian
menjadi batuan breksi.
Gambar
28

8. SR-12
Warna Cokelat
Jenis batuan Klastik
Struktur Laminasi
Tekstur :
(a) ukuran besar butir 0,088 – 0,125 mm
(b) Derajat pemilahan Well sorted sediment
(c) Derajat pembundaran Very rounded
(d) Kemas Tertutup
Komposisi mineral :
(a) Fragment Tidak ada
(b) Matriks Ada
(c) Semen Silica
Nama batuan Sand stone
Genesa Batu pasir terbentuk dari batuan yang
tersemen, yang kemudian disebut fragmen
dari batuan asal atau fragmen dari kristal-
kristal mineral. Semen yang mengikat butir-
butir bersama. Biasanya merupakan kalsif,
lempung dan silica. Pembentukan batu pasir
terjadi dua tahap :
 Sebuah pelapisan atau kumpulan
perlapisan terakumulasi sebagai akibat
dari sedimentasi baik oleh air atau udara.
 Pasir berubah menjadi batu pasir ketika
dikompaksi oleh tekanan dan endapan di
atasnya serta disedimentasi oleh
presipitasi mineral-mineral di dalam pori-
pori antar butiran.
Gambar
29
30

8. SR-14
Warna Coklat, merah
Jenis batuan Klastik
Struktur Bedding
Tekstur :
(a) ukuran besar butir Sand
(b) Derajat pemilahan Well sorted sediment
(c) Derajat pembundaran Well rounded
(d) Kemas Tertutup
Komposisi mineral :
(a) Fragment Tidak ada
(b) Matriks Ada
(c) Semen Silica
Nama batuan Sand stone
Genesa Batu pasir adalah salah satu jenis batuan
sedimen yang paling umum dan banyak
ditemukan dalam cekungan sedimen di
seluruh dunia. Batu pasir sering ditambang
untuk digunakan sebagai bahan konstruksi.
Di bawah permukaan, batu pasir sering
berfungsi sebagai akuifer air tanah untuk
atau sebagai reservoir gas dan minyak bumi.
batu pasir akan tersusun atas butiran-butiran
mineral dari hornblende, biotit, ortoklas
dan kuarsa. Hornblende dan biotit yang
paling rentan mengalami perubahan kimia
dan fisika sehingga mereka akan tersingkir
di tahap awal transportasi.
Ortoklas dan kuarsa akan bertahan lama
karena ikatan kimia mereka lebih intens dan
31

tidak rentan terhadap pembelahan


(cleavege). Mineral kuarsa biasanya paling
banyak membentuk butiran pasir, butiran-
butiran kuarsa inilah yang akan membentuk
batu pasir yang biasa kita sebut sebagai
"batu pasir kuarsa".
Gambar
32

B. Deskripsi Batuan Sedimen Non – Klastik


1. SR-03
Warna Hitam
Jenis batuan Non klastik
Struktur Fossili ferrous
Tekstur Amorf
Komposisi Mineral Karbonat
Nama batuan Batubara
Genesa Batubara adalah batuan sedimen yang dapat
terbakar. Berasal dari tumbuhan yang pada
kondisi tertentu tidak mengalami proses
pembusukan dan penghancuran yang
sempurna karena aktivitas bakteri anaerob,
berwarna coklat sampai hitam yang sejak
pengendapannya terkena proses fisika dan
kimia, yang mana mengakibatkan pengayaan
kandungan karbon.
Gambar
33

2. SR-06
Warna Cream
Jenis batuan Non klastik
Struktur Bioherm
Tekstur Amorf
Komposisi Mineral Karbonat
Nama batuan Gamping terumbu
Genesa Gamping terumbu atau gamping kerangka
adalah suatu bentuk struktur organisme yang
dibentuk oleh koloni organisme, tahan
terhadap gelomban dan memiliki relief
topografi di atas pengendapan sedimen di
sekelilingnya. Batu gamping terumbu berasal
dari penggumpalan plankton, moluska serta
algae. Batuan sedimen yang memiliki
komposisi mineral utama dari kalsit.
Terbentuk karena aktivitas dari coral atau
terumbu pada perairan yang hangat dangkal
dan terbentuk sebagai hasil sedimentasi
organik.
Gambar
34

3. SR-15
Warna Putih
Jenis batuan Non klastik
Struktur Geode
Tekstur Kristalin
Komposisi Mineral Karbonat
Nama batuan Gamping kristalin
Genesa Gamping kristalin terbentuk dari hasil
kristalisasi batu gamping klastik. Batu
gamping kristalin terbentuk dari organisme
lautyang mengandung karbonat seperti
cangkang, moluska, algae, foraminifera, atau
organisme lainnya
Gambar
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Didapatkan pada praktikum kali ini beberapa kesimpulan :
1. Batuan sedimen klastik
a. Batu SR-02 adalah batu breksi
b. Batu SR-03 adalah clay stone
c. Batu SR-04 adalah batu pasir
d. Batu SR-06 adalah batu breksi
e. Batu SR-07 adalah batu pasir
f. Batu SR-08 adalah batu lanau
g. Batu SR-11 adalah batu breksi
h. Batu SR-12 adalah batu pasir
i. Batu SR-14 adalah batu pasir
2. Batuan sedimen non klastik
a. Batu SR-03 adalah batubara
b. Batu SR-06 adalah gamping terumbu
c. Batu SR-15 adalah gamping kristalin
B. Saran
1. Untuk materi yang diberikan diharapkan tidak terlalu banyak dalam setiap
praktikum agar setiap materi dapat dimengerti.
2. Kepada asisten praktikum agar dapat menjelaskan materi bebatuan secara
rinci seperti nama hingga ke deskripsi batuan tersebut sehingga deskripsi
batuan mudah untuk dipahami dan kami tidak kebingungan untuk
mengenali masing-masing jenis batu tersebut.

35
DAFTAR PUSTAKA

Fitri, D. B., Hidayat, D., & Subandrio, D. S. (2017). Klasifikasi Jenis Batuan
Sedimen Berdasarkan Tekstur Dengan Metode Gray Level Co-Occurrence
Matrix Dan K-Nn. eProceedings of Engineering, 1-2.
geogerafi.com, I. (2016). Batuan Sedimen : Pengertian, Proses, dan Jenisnya.
https://ilmugeografi.com. Diakses pada 7 juni 2022
geografi.com, I. (2016). Batuan Breksi : Pengertian, Proses dan Jenisnya.
https://ilmugeografi.com/. Diakses pada 7 juni 2022
geologi, S. (2013). Struktur Batuan Sedimen. https://suarageologi.blogspot.com/.
Diakses Pada 8 juni 2022
Geologinesia. (2016). Batu Pasir dan Proses Pembentukannya.
https://www.geologinesia.com/. Diakses pada 7 juni 2022
Ibash_geophysicist.(2012).BatuanSedimen.https://basdargeophysics.wordpress.co
m/. Diakses pada 7 juni 2022
Prabowo, H. (2021). Geologi Fisik Teknik Pertambangan. Padang: Rajawali Pers.

36

Anda mungkin juga menyukai