Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

PETROLOGI
ACARA VI
PEMETAAN GEOLOGI

Disusun Oleh:

HIDAYATUL REZZI
BP/NIM: 2022/22137045

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

Hari / Tanggal : Kamis/ 30 November 2023


SESI / JAM : 202311370039 / 15.01-17.00 WIB

Dosen Pengampu:
Harizona Aulia Rahman, S.T., M.Eng.
NIP: 198904292019031008

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN


DEPARTEMENT TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM PETROLOGI


ACARA VI
PEMETAAN GEOLOGI

Disusun Oleh:

Hidayatul Rezzi
BP/NIM: 2022/22137045

Disetujui Untuk Laboratorium Geologi Tambang


Jurursan Teknik Pertambangan
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Padang

Tanggal : Desember 2023


Asisten Pembimbing Asisten Pembimbing

(Indra Pernanda.P Nasution) (Wahyu Riang Adeko)


BP/NIM : 2021/21137040 BP/NIM: 2021/21137060
LEMBARAN KONSULTASI / ASISTENSI

Nama : Hidayatul Rezzi


NIM : 22137045
Acara : Pemetaan Geologi
Asistensi Labor : 1. Indra Pernanda Putra Nasution
2. Wahyu Riang Adeko
Hari/Tanggal Keterangan Paraf

Padang , Desember 2023


Asisten Pembimbing Asisten Pembimbing

(Wahyu Riang Adeko) (Indra Pernanda.P Nasution)


BP/NIM : 2021/21137060 BP/NIM: 2021/21137040
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
sehingga laporan ini dapat selesai tepat pada waktunya. Laporan ini disusun agar
mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar Petrologi beserta mengaplikasikannya
dalam dunia pertambangan. Dengan telah tersusunnya laporan ini, maka saya selaku
penyusun mengucapkan terimakasih kepada:
1. Harizona A. Rahman, S. T., M. Eng selaku dosen pengampu mata kuliah petrologi
beserta staff pengajar lainnya.
2. Dinda Rizki Fadhilah Marpaung dan Indra Pernanda Putra N. selaku asisten
pembimbing praktikum Petrologi yang telah memberikan bimbingan dan arahan.
3. Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
menyusun sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Laporan ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Petrologi. Oleh
karena itu, saya mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dan dapat
menjadikan Laporan ini jauh lebih baik lagi. Saya mohon maaf atas kesalahan
maupun kekurangan dalam penyusunan Laporan ini. Semoga Laporan Praktikum
Petrologi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan dapat menambah wawasan bagi
para pembacanya. Terimakasih.

Padang, 14 Desember 2023

Hidayatul Rezzi
NIM/BP: 22137045/2022

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................2
C. Tujuan Praktikum.................................................................................................2
D. Alat Dan Bahan....................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI..................................................................................3
A. Peta Geologi.........................................................................................................3
B. Jenis-jenis Peta Geologi.......................................................................................3
C. Metode Pemetaan Geologi Permukaan................................................................5
D. Geomorfologi.......................................................................................................5
E. Bagian-bagian Peta Geologi.................................................................................8
F. Simbol dan Warna Batuan....................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN........................................................................................10
A. Peta Geologi.........................................................................................................10
B. Sejarah Maninjau.................................................................................................10
C. Penjelasan Isi Peta................................................................................................11
BAB IV PENUTUP..................................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................................................
B. Saran.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peta merupakan alat untuk melakukan komunikasi antara pembuat peta dan
pengguna peta, sehingga peta dituntut untuk dapat menyajikan fungsi dan
informasi dari obyek yang digambarkan secara optimal. Ilmu yang mempelajari
tentang masalah perpetaan meliputi pembuatan sampai reproduksi, pembacaan,
penggunaan, penafsiran dan analisis peta adalah kartografi. Seorang yang ahli di
dalam bidang perpetaan, mulai dari membuat peta sampai reproduksi dan analisis
peta disebut sebagai kartografer (Muhammad, 2020).
Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah
yang terdapat diatas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai
tandatanda dan keterangan-keterangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti
(Sendow, 2012). Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh muka bumi baik
yang terletak diatas maupun di bawah permukaan dan disajikan pada bidang datar
pada skala dan proyeksi tertentu (Husein, 2007).
Pemetaan adalah ilmu yang mempelajari kenampakan muka bumi yang
menggunakan suatu alat dan menghasilkan informasi yang akurat. Dengan kata
lain, pemetaan dan ilmu geografi itu sama karena sama-sama membahas sesuatu
yang berada di dalam atau di atas bumi selama hal tersebut mempengaruhi
permukaan bumi (Wiwik, 2016)
Peta geologi adalah peta yang menggambarkan badan batuan, sebarannya,
letaknya, unsur-unsur dan struktur geologinya, serta hubungan antar satuan batuan
berdasarkan peta topografi, serta merangkum berbagai data lainnya (Suroyo,
2019).
Geomorfologi adalah ilmu pengetahuan yang menelusuri bentuk umum
permukaan bumi, khususnya mempelajari klasifikasi, penetuan, pembentukan dan
perkembangan bentuk-lahan sekarang serta hubungannya terhadap struktur dan
perubahan sejarah yang yang ditunjukkan oleh kenampakan permukaan bumi

1
tersebut. Istilah khusus diterapkan pada penafsiran genetik bentuk-lahan, yang di
tujukan terhadap bentuk-lahan akibat erosi dan pengendapan (barmana, 2006).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peta geologi?
2. Bagaimana metode orientasi lapangan pada pemetaan geologi?
3. Apa saja jenis-jenis peta geologi?
C. Tujuan dan Manfaat Praktikum
1. Mengetahui apa itu peta geologi
2. Mengetahui bagaimana struktur patahan berdasarkan pola kontur perbukitan
yang bergeser
3. Mengetahui jenis-jenis peta geologi
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Laptop
2. Bahan
a. APK corel draw7
b. Peta lembar Padang
c. Peta Maninjau

2
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Peta Geologi
Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala, yang
menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur, stratigrafi,
stuktur, tektonika, fisiografi dan sumberdaya mineral serta energi. Peta geologi
disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau gabungan
ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran dan
rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir (Permana,
2022).
Pada dasarnya peta geologi merupakan kumpulan hasil yang diperoleh dari
berbagai survei lapangan. Ini juga mengapa peta geologi diinterpretasikan
dengan cara yang sama seperti geologi lapangan. Peta geologi umumnya dibuat
dengan memplot singkapan batuan dan unsur struktur geologinya pada peta dasar
(peta topografi). Pengukuran letak batuan dan bangunan di lokasi dilakukan
dengan menggunakan kompas geologi. Dengan menerapkan hukum geologi,
Anda dapat menggambar batas dan sebaran batuan atau satuan batuan beserta
elemen strukturnya untuk membuat peta geologi yang lengkap (Bandono, 2006).
Peta geologi dibuat berdasarkan prinsip dan tujuan ilmiah dan digunakan
untuk menentukan penggunaan tanah, air, dan sumber daya. Peta geologi
menggambarkan sebaran batuan dan tanah pada atau dekat permukaan bumi. Ini
adalah representasi ilmiah terbaik yang memberikan informasi yang dibutuhkan
pengambil keputusan untuk mengidentifikasi sumber daya berharga dan
melindungi mereka dari risiko bencana alam dan menetapkan pedoman
penggunaan lahan (Noor, 2012).
B. Jenis-jenis Peta Geologi
Menurut (Suroyo, 2019) pada umumnya ada beberapa macam bagian peta
geologi yang sering digunakan baik dalam study kelapangan atau dalam misi

3
untuk mengetahui kandungan mineral di dalamnya. Jenis-jenis peta geologi
tersebut diantaranya:
1. Peta Geologi Permukaan (surface geological map)
Peta ini didefinisikan sebagai peta yang memberikan berbagai informasi
geologi yang langsung terletak dipermukaan. Peta ini berfungsi untuk
menentukan lokasi bahan bangunan, drainase, pencarian air maupun
pembuatan jalan.
2. Peta singkapan (outcrop map)
Peta yang umumnya berskala besar, mencantumkan lokasi ditemukannya
batuan padat, yang dapat memberikan sejumlah keterangan dari pemboran
beserta sifat batuan dan kondisi strukturalnya. Peta ini digunakan untuk
menentukan lokasi, misalnya material yang berupa pecahan batu, dapat
ditemukan langsung di bawah permukaan.
3. Peta Geologi Tematik
Peta geologi tematik adalah peta yang menyajikan informasi geologi dan
atau potensi sumber daya mineral maupun energi untuk tujuan tertentu.
4. Peta Fotogeologi
Peta fotogeologi adalah peta yang dibuat berdasarkan interpretasi foto
udara. Peta fotogeologi harus selalu disesuaikan dengan keadaan yang
sesungguhnya di lapangan.
5. Peta Ikhtisar Geologi
Peta ikhtisar geologis adalah peta yang memberikan informasi langsung
berupa formasi-formasi yang telah tersingkap, mapun ekstrapolasi terhadap
beberapa lokasi yang formasinya masih tertutup oleh lapisan Holosen. Peta ini
kadang agak skematis, umumnya berskala sedang atau kecil, dengan skala 1:
100.000 atau lebih kecil.

4
6. Peta Hidrogeologi
Peta hidrogeologi adalah peta yang menunjukkan kondisi airtanah pada
daerah yang dipetakan. Pada peta ini umumnya ditunjukkan formasi yang
permeabel dan impermeabel.
C. Metode Pemetaan Geologi Permukaan
1. Metode Orientasi Lapangan
Metode orientasi in-situ dilakukan dengan pengukuran langsung pada
singkapan atau objek pengamatan yang tersingkap di permukaan, misalnya
puncak bukit yang pernah terjadi erosi berat. Dinding lembah yang tanahnya
terkikis oleh limpasan air atau bukaan akibat aktivitas manusia (Noor, 2014).
2. Metode Lintasan
Suatu metode observasi lapangan yang menggunakan batu api sebagai alat
observasinya untuk mencakup wilayah pemetaan yang luas dan mendeteksi
variasi litologi wilayah. Bertujuan untuk memberikan orientasi (Noor, 2014).
D. Geomorfologi
Peta geomorfologi didefinisikan sebagai peta yang menggambarkan bentuk
lahan, genesa beserta proses yang mempengaruhinya dalam berbagai skala.
Berdasarkan definisi diatas maka suatu peta geomorfologi harus mencakup hal hal
sebagai berikut:
1. Peta geomorfologi menggambarkan aspek-aspek utama lahan atau terrain
disajikan dalam
2. bentuk simbol huruf dan angka, warna, pola garis dan hal itu tergantung pada
tingkat kepentingan masing-masing aspek.
3. Peta geomorfologi memuat aspek-aspek yang dihasilkan dari sistem survei
analitik dan sintetik.
4. Unit utama geomorfologi adalah kelompok bentuk lahan didasarkan atas
bentuk asalnya.
5. Skala peta merupakan perbandingan jarak peta dengan jarak sebenarnya yang
dinyatakan dalam angka, garis atau kedua-duanya.

5
Geomorfologi adalah ilmu yang mempelajari tentang roman permukaan dan
bentang alam muka bumi, termasuk di dalamnya mempelajari tentang proses
pembentukannya. Geomorfologi erat kaitannya dengan struktur geologi, tipe
batuan, dan iklim regional (Noor, 2014).
Bentang alam (landform) permukaan bumi menurut (Hidayat, 2010)
diklasifikasikan berdasarkan asal terbentuknya atau genesisnya dibagi menjadi :
1. Bentang Alam Alluvial
Bentang alam alluvial adalah bentang alam yang terbentuk dari proses
yang berkaitan dengan air permukaan/aliran sungai (Hidayat, 2010). Proses
fluvial adalah suatu proses baik kimia maupun fisika yang menyebabkan
perubahan bentang alam/bentuk permukaan bumi karena pengaruh air
permukaan. Proses fluvial dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Erosi : proses terkikisnya batuan
b. Transportasi : proses terangkutnya material-material hasil erosi.
c. Sedimentasi : proses terendapnya material hasil erosi yang telah
mengalami proses transportasi. Proses transportasi dan sedimentasi sangat
dipengaruhi oleh faktor kekentalan, kepekatan dan kecepatan aliran
sungai.
2. Bentang Alam Eolian
Bentang alam eolian adalah bentang alam yang terbentuk sebagai pengaruh
dari angin. Dalam hal ini, bentang alam eolian akan lebih terlihat di daerah
gurun (gurun pasir) karena sedikitnya faktor penghalang dan ketiadaan faktor
pengikat oleh material-material bebas (Hidayat, 2010).
3. Bentang Alam Vulkanik
Bentang alam vulkanik adalah bentang alam yang terbentuk sebagai akibat
dari proses atau kegiatan vulkanisme/gunung berapi (Hidayat, 2010).
Vulkanisme dibagi dalam menjadi tiga macam :

6
a. Vulkanisme letusan; vulkanisme pada magma yang bersifat basa dan
kental. Memiliki karakteristik letusan yang kuat dan umumnya
menghasilkan material piroklastik serta membentuk gunung api terjal.
b. Vulkanisme lelehan; vulkanisme pada magma asam dan bersifat encer,
dimana vulkanisme ini memiliki letusan yang lemah. Vulkanisme jenis ini
akan membentuk gunung api jenis perisai.
c. Vulkanisme campuran; vulkanisme pada magma intermediate, umumnya
membentuk gunun
4. Bentang Alam Struktural
Bentang alam struktural merupakan kenampakan morfologi yang
pembentukannya dikontrol sepenuhnya oleh struktur geologi daerah yang
bersangkutan. struktur yangg dominan merupakan struktur sekunder, atau
struktur yg terbentuk setelah batuannya ada. Struktur-struktur ini dapat berupa
sesar, lipatan dan kekar (Hidayat, 2010).
5. Bentang Alam Karst
Karst adalah istilah dalam bahasa Jerman yang diambil dari istilah
Slovenian kuno yang berarti topografi hasil pelarutan (solution
topography).Topografi karst didefinisikan sebagai lahan dengan relief dan
pola penyaluran yang aneh, berkembang pada batuan yang mudah larut
(memiliki derajat kelarutan yang tinggi) pada air alam dan dijumpai pada
semua tempat pada lahan tersebut. Topography karst sebagai daerah yang
berbatuan yang mudah larut dengan surupan (sink) dan gua yang
berkombinasi membentukk topografi yang aneh (peculiar topography) dan
dicirikan oleh adanya lembah kecil, penyaluran tidak teratur, aliran sungai
secara tiba-tiba masuk kedalam tanah meninggalkan lembah kering dan
muncul sebagai mata air yang besar (Hidayat, 2010).
Berdasarkan kedua definisi diatas maka dapat ditetapkan suatu pengertian
tentang topografi karst yaitu “Suatu topografi yang terbentuk pada daerah
dengan litologi berupa batuan yang mudah larut, menunjukkan relief yang

7
khas, penyaluran yang tidak teratur, aliran sungainya secara tiba-tiba masuk
kedalam tanah dan meninggalkan lembah kering untuk kemudian keluar
ditempat lain sebagai mata air yang besar”.Dari sebaran batugamping yang
ada, Indonesia merupakan wilayah yang potensial sebagai kawasan kars. Dari
kondisi geologinya Indonesia kaya akan batugamping. Tetapi tidak semua
batugamping yang ada diwilayah Indonesia dapat berkembang menjadi
bentang alam kars (Hidayat, 2010).
6. Bentang Alam Laut dan Pantai
Wilayah pantai, seperti juga wilayah-wilayah lain di bumi, terbentuk oleh
berbagai proses geologi yaitu proses endogen yang diprakarsai oleh proses
yang terjadi dari dalam bumi, dan proses exogen yang dimotori oleh kegiatan
dari luar bumi. Proses endogen bermula dari gerak-gerak daari dalam bumi
seperti gempa bumi, letusan gunungapi, proses tersebut membentuk benua,
lautan, deretan pegunungan, dsb. Proses eksogen diprakarsai oleh pancaran
sinar matahari, kegiatan atmosfir tanah, erosi oleh air/angin/es, transport
sediment, dan sedimentasi di berbagai tempat (Hidayat, 2010).
7. Bentang Alam Glasial
Keterbentukan lahan akibat adanya akumulasi es/salju (Hidayat, 2010).
E. Bagian-Bagian Peta Geologi
1. Judul Peta
Lembar atau daerah, karena setiap daerah memiliki kondisi geologi yang
berbeda (Muin, 2023).
2. Skala
Perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di bumi
(Muin, 2023).
3. Sistem Koordinat
Perpotongan dua garis sumbu koordinat, seperti garis bujur (Bujur
Barat/BB dan ujur Timur/BT) dan garis lintang (Lintang Utara/LU dan
Lintang Selatan/LS) (Muin, 2023).

8
4. Arah Utara
Orientasi arah utara yang ditunjukkan dengan panah ke arah Utara ata
huruf “U” (Muin, 2023).

5. Garis Kontur
Garis ketinggian diatas datum (muka air laut) yang menggambarkan
bentuk permukaan bumi. Persebaran batuan pada peta geologi digambar
merujuk pada garis kontur di peta topografi (Muin, 2023).
6. Simbol Geologi
Menunjukkan informasi geologi seperti jenis batuan (biasanya dengan
simbol atau warna), deformasi batuan (sesar, lipatan, simbol, dan garis) dan
umur batuan (dengan singkapan informasi skala waktu geologi) (Muin, 2023).
F. Simbol dan Warna Batuan

9
Gambar 2.1 Simbol dan Warna Batuan (Bermana, 2006)

10
BAB III
PEMBAHASAN
A. Peta Maninjau

B. Sejarah Maninjau
Maninjau adalah sebuah kaldera runtuhan, yang terbentuk oleh letusan besar,
menghamburkan 220-250 km3 material piroklastika, dan tersebar hingga lebih
dari 75 km jauhnya dari pusat letusan. Pengamatan lapangan dan kajian data
stratigrafi, sedimentologi dan geokronologi terhadap produk erupsi kaldera ini
dapat memberikan pemahaman akan mekanisme erupsinya. Dua satuan batuan
baru telah teridentifikasi, yaitu Formasi Maninjau, terdiri atas sekuen aliran dan
seruakan piroklastika (pyroclastic surge) yang merupakan satuan ignimbrit
berkaitan dengan pembentukan kaldera Maninjau, dan Formasi Malalak yang
sebagian besar tersusun oleh satuan jatuhan piroklastika bersusunan andesit yang
berasal dari komplek gunung api, yaitu Gunung Singgalang - Tandikat, dan

10
menutupi satuan ignimbrit Maninjau. Hasil rekonstruksi sekuen erupsi dapat
disimpulkan bahwa erupsi ignimbrit Maninjau diawali dengan letusan-letusan
yang berkaitan dengan pembukaan kepundan, kemudian berangsur makin besar
dan merusak, hingga terbentuknya kaldera runtuhan (Agung, 2007).
Menurut (Pribadi, 2007), Kaldera Maninjau terbentuk melalui proses seperti
berikut:
1. Kaldera Maninjau berasal dari sebuah gunung api strato komposit yang
berkembang di zona tektonik sistem Sesar Besar Sumatera.
2. Erupsi Kaldera Maninjau diawali dengan proses pembongkaran sumbat
kepundan, dan erupsi tersebut ditafsirkan memiliki kolom erupsi yang tidak
terlalu tinggi.
3. Erupsi ini berlanjut dan disertai dengan runtuhan kolom erupsi meluncur
melalui lereng bagian atas gunung api ini, dan membentuk arus turbulen,
proses ini menghasilkan endapan base-surge, yang kemudian disusul oleh
pengendapan satuan ignimbrit, yang merupakan salah satu ciri khas dari
sebuah letusan kaldera.
4. Letusan paroksismal terjadi dengan memuntahkan material magma dalam
jumlah besar, disertai dengan pembentukan kaldera runtuhan, yang dipicu
oleh defisit massa batuan akibat keluarnya magma ke permukaan bumi
secara cepat. Pada tahap ini ciri endapan letusan yang khas adalah kaya akan
fragmen litik, yang berasal dari proses perusakan bagian kawah gunung api
tersebut yang berkaitan dengan letusan paroksismal.
5. Erupsi masih berlangsung dengan intensitas yang mulai menurun, dan sistem
kepundan telah terbuka serta berlanjut dengan proses pencapaian
kesetimbangan secara berangsur.

11
C. Penjelasan Isi Peta
Menurut (Agung, 2007) pada peta maninjau memiliki beberapa formasi batuan,
yaitu sebagai berikut :
1. Qpt
Tuff batuan andesit basalt, yaitu Tuf batuapung umumnya terdiri dari
serabut-serabut gelas dan 5 hingga 80% fragmen-fragmen batuapung putih
(hampir tidak mengandung mineral-mineral mafik), berukuran garis tengah 1
hingga 20 cm, agak kompak. Setempat terdapat lapisan-lapisan pasir yang
kaya akan kuarsa, juga lapisan-lapisan kerikil yang terdiri dari komponen
kuarsa, batuan gunung api dan batugamping Setempat bongkah-bongkah ob-
sidian dan 'pitchstone' berwarna kelabu kemerahan sampai kecoklatan baik
yang masih segar maupun yang sudah lapuk. Endapan tuf ini mungkin berasal
dari erupsi terakhir kaldera Maninjau atau erupsi celah yang hubungannya
dengan Jalur Sesar Besar Sumatera (Westerveld, 1953). Hubungan di
lapangan menunjukkan bahwa Qhpt terletak di atas Qpt.
2. Qhpt
Tuff batu apung horenblenda yaitu Hampir seluruhnya terdiri dari lapili
batuapung, ukuran garis tengah berkisar antara 2 hingga 10 cm, mengandung
3-10% horenblenda, hipersten dan atau biotit; agak kompak Berwarna putih
atau kuning keabu-abuan pada yang segar dan kecoklatan pada yang lapuk.
3. Qal
Aluvium, yaitu Lanau, pasir dan kerikil umumnya terdapat di dataran
pantai, termasuk endapan rawa di sebelah utara Tiku, sebelah Barat Daya
Lubuk Alung dan sebelah timur Padang, setempat kadang-kadang terdapat
sisa-sisa batu- apung tuff (Qhpt atau Qpt).
4. Cl
Batuan Karbonat Karbon, yaitu Dengan ciri khas membentuk punggungan-
punggungan tajam (di Timur Laut Bukit tinggi), berwarna putih sampai ke-
abu-abuan pada singkapan yang segar dan kelabu gelap atau kotor pada yang

12
lapuk, besar butir pada umumnya berkisar antara 0,5 hingga 5,0 mm, setempat
mungkin lebih besar. Umumnya pejal dan berongga, satu atau lebih kumpulan
kekar-kekar mungkin terdapat, tetapi adanya perlapisan yang pasti, jarang
Batu gamping yang terletak 7 km sebelah utara Danau Singkarak (tempat
penemuan fosil K78) mengandung Schwagerina sp. yang dideterminasikan
oleh Darwin Kadar dari Direktorat Geologi pada 8 Desember 1972 dan
menunjukkan umur Perem.
5. Qast
Andesit dari Gunung Singgalang dan Gunung Tandikat, yaitu Hasil-hasil
dari Singgalang dan Tandikat diangap pertengahan dalam umur antara Qama
dan Qamj, karena Tandikat tercatat erupsinya pada masa sejarah, tetapi
sekarang tidak menunjukkan kegiatan fumarola; bukti lapangan tidak didapat.
6. Qama
Andesit dari Gunung Merapi, yaitu Hasil-hasil Gunung Marapi dianggap
yang termuda, karena gunung Marapi mempunyai kegiatan pada masa sejarah
dan mempunyai fumarola-fumarola yang giat, juga tuff lapili Marapi
menutupi tuff (Qpt) sebelah utara Baso, ini menunjukkan bahwa setidaknya
beberapa hasil gunung api Marapi adalah lebih muda daripada tuff batu
apung.
7. Tmgr
Ultra Basa, yaitu Batu hijau (serpentin), Diabas-Basal. Serpentin berhubungan
dengan sesar. Di Koto tinggi terdapat serpentin geseran, di sebelah Barat Laut
Koto tinggi, di Sungai Balit didapatkan batu hijau geseran lemah yang
mengandung epidot, klorit dan sedikit plagioklas soda, satu kilometer sebelah
Selatan Padang Kubu didapatkan breksi dengan komponen-komponen batu
hijau pada massa dasar serpentin.
8. Tls
Batu Gamping Miosen, yaitu Berwarna kelabu muda, berongga dan
terkekar, menunjukkan perlapisan semu, bagian terbawah batuan yang

13
tersingkap dari satuan ini adalah napal yang berwarna putih sampai
kekuningan. Tersingkap di Sungai Sinamar di bagian Timur Laut daerah yang
dipetakan. Singkapan paling timur adalah batugamping terumbu menunjukkan
perlapisan semu, bagian terbawah.
9. Ps
Batuan Malihan Perem, yaitu Filit, batusabak,hormfels dan grewak mika.
Filit, kelabu kebiruan sampai biru tua. Batusabak, kelabu kebiruan-biru muda
dan coklat. Satuan ini diterobos oleh intrusi granit kapur dan Tersier.
10. Kub
Ultra Basa, yaitu Batuhijau (serpentin), Diabas-Basal.Serpentin berhubungan
dengan sesar. Di Kototinggi terdapat serpentin geseran, di sebelah baratlaut
Kototinggi, di Sungai Balit didapatkan batuhijau geseran lemah yang
mengandung epidot, klorit dan sedikit plagioklas soda; satu kilo- meter
sebelah selatan Padangkubu didapatkan breksi dengan komponen-kom- ponen
batuhijau pada massadasar serpentin.

14
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Peta Geologi merupakan peta yang menyajikan tentang informasi informasi
mengenai keadaan geologi dari suatu daerah, seperti sebaran batuan, dan
formasi dari susunan batuan.
2. Metode orientasi dilapangan dilakukan dengan cara melakukan pengukuran
secara langsung pada singkapan atau objek pengamatan yang tersingkap di
permukaan seperti pada puncak bukit yang telah terjadi pengikisan secara
intensif.
3. Jenis-jenis peta geologi, yaitu :
a. Peta Geologi Permukaan
b. Peta Singkapan
c. Peta Hidrogeologi
d. Peta Topografi
B. Saran
1. Sebelum melakukan praktikum pastikan sudah membaca materi yang akan di
praktikumkan.
2. Fokus dan teliti pada saat praktikum, lakukan penggambaran peta
menggunakan softwere corel draw dengan tepat.

17
DAFTAR PUSTAKA
AGUNG, P. E. (2007). Mekanisme erupsi ignimbrit Kaldera Maninjau,
Sumatera Barat. Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 2(No. 1), 31-41.
Arif, I. I. (2016). Geoteknik Tambang. Gramedia Pustaka Utama.
Astawa, N. I. (2012). Astawa, Nyoman, Imelda R. Silalahi"Geologi Bawah
Permukaan Dasar Lautperairan Lembar Peta 0421, Daerah Istimewa
Aceh." Jurnal Geologi Kelautan 10.2. 101-115.
Bandono, B. B. (2006). Klasifikasi Bentuk Muka Bumi (Landform) untuk Pemetaan
Geomorfologi pada Skala 1:25.000 dan Aplikasinya untuk penataan
ruang. Jurnal Geoaplika, Vol. 1(No. 2), 71-78.
barmana, I. (2006). Klasifikasi geomorfologi untuk pemetaan geologi yang telah
dibakukan. Bulletin of Scientific Contribution, Volume 4,, Volume
4(Nomor 3), 161-173.
Bermana, I. (2006). "Klasifikasi geomorfologi untuk pemetaan geologi yang telah
dibakukan." Bulletin of Scientific Contribution 4.2. 161-173.
Hidayat, S. a. (2010). Hidayat, Suyatman, "Analisis bentang alam kuarter daerah
cirebon berdasarkan genesanya." Jurnal Geologi dan Sumberdaya
Mineral 20.6. 293-303.
Husein, S. K. (2007). Kontrol Geologi terhadap Respon Lahan dalam Gempabumi
Yogyakarta 27 Mei 2006: upaya pembuatan peta zonasi mikro di
daerah Bantul. In Proceeding Seminar Nasional 2007 Geotechnics for
Earthquake Engineering, Vol. 6(No. 1), 1-9.
Irawan, D. E. (2020). Hidrogeologi Umum. Penerbit Ombak.
Meiwa, S. (2020). "Peta Geologi, Peta Topografi, Dan Foto Udara." .
Muhammad, A. C. (2020, Oktober). VISUALISASI PETA FASILITAS UMUM
KELURAHAN SUMURBOTO DENGAN ARCGIS ONLINE. Jurnal
Geodesi Undip, Vol. 9(No. 4), 52-58.
Muin, A. a. (2023). Muin, Abdul, an "Pemetaan Daerah Rawan Banjir di Desa Lokki
Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat." Gudang Jurnal
Multidisiplin Ilmu 1.2. 47-52.
Noor, D. (2012). Pengantar Geologi (Edisi Kedua ed.). Bogor: Pakuan University
Press.
Noor, D. (2014). Geomorfologi. Deepublish.
Permana, A. P. (2022). Percepatan Pembangunan Desa Labanu Kabupaten Gorontalo
Melalui Pembuatan Peta Geologi. Jurnal Inovasi Pengabdian
Masyarakat Pendidikan, Vol. 2(No. 2), 103-112.
Pribadi, A. M. (2007). Mekanisme erupsi ignimbrit kaldera Maninjau, sumatera barat
Indonesia. Indonesian Journal on Geoscience, 2(1), 31-41.
Sasmito, K. (2014). "Geologi dan Pola Sebaran Batubara Daerah Separi Provinsi
Kalimantan Timur." Jurnal Ilmiah MTG 7.1.
Sendow, J. L. (2012). STUDI PEMETAAN PETA KOTA (STUDI KASUS
KOTA MANADO). Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING, Vol.
3(No. 1), 35-46.
Sukmana, T. (2011). Menjadi Pencinta Alam. Raih Asa Sukses.
Suroyo, H. (2019). Modul 2 Geologi Dasar. Bandung: PUSAT PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI.
Suroyo, H. (2019). Modul 2 Geologi Dasar Pelatihan Teknik Geolistrik 2 Dimensi
untuk Perencanaan dan Pemanfaatan Potensi Air Tanah. Bandung:
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR
DAN KONSTRUKSI.
Utama, H. W. (2023). Buku Ajar Pemetaan Lapangan Geologi Untuk Teknik
Kebumian. Penerbit NEM.
Utoyo, B. (2009). Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. PT Grafindo Media
Pratama.
Waluya, B. (2015). "Peta, Globe, dan Atlas." Direktorat UPI.
Wiwik, A. Y. (2016). SEJARAH DAN PERKEMBANGAN ILMU PEMETAAN.
Jurnal Enggano, Vol. 1(No. 2).

Anda mungkin juga menyukai