Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN MATA KULIAH VULKANOLOGI

GUNUNG

Disusun Oleh:

MATA KULIAH VULKANOLOGI


JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamiin, puji syukur penyusun panjatkan kepada


Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayatnya penyusun dapat menyelesaikan
laporan mata kuliah Vulkanologi ini.

Penyusun menyadari akan banyaknya kekurangan dan kesalahan


dalam laporan ini, jadi sangat diharapkan kritik dan saran dari para pembaca
supaya penyusun dapat memperbaiki laporan ini dan dapat membuat laporan
untuk kesempatan selanjutnya yang lebih baik dari laporan ini.

Semoga laporan praktikum ini dapat berguna bagi pembaca, dan dapat
memberi informasi yang InsyaAllah bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 12 Februari 2018

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Maksud dan Tujuan .................................................................................. 2
BAB II ..................................................................................................................... 3
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 3
2.1 Geokimia ....................................................................................................... 3
2.1.1 TEKTONIK............................................................................................ 4
2.1.2 Jenis Batuan ........................................................................................... 5
2.1.3 Afinitas Magma ...................................................................................... 7
2.1.4 Diagram Harker .................................................................................... 11
2.2 Sifat Letusan................................................................................................ 12
2.3 Sejarah Letusan ........................................................................................... 12
2.4 Daerah Rawan Bencana .............................................................................. 13
2.5 Morfologi .................................................................................................... 16
2.6 Stratigrafi..................................................................................................... 16
2.7 Kemanfaatan ............................................................................................... 17
BAB III ................................................................................................................. 18
KESIMPULAN ..................................................................................................... 18
3.1 Kesimpulan ................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 19

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2 1 Diagram Tektonik MgO, FeO, Al2O3 gunung Agung (Pearce et al,
1977) ....................................................................................................................... 4
Gambar 2 2 Diagram TAS Alkalies Silica (Plutonic) after Cox-Bell-Pank, 1979
untuk Gunung Agung .............................................................................................. 5
Gambar 2 3 Diagram TAS Alkalies Silica (Volcanic) after Cox-Bell-Pank, 1979
untuk Gunung Agung .............................................................................................. 6
Gambar 2 4 The Three Andesite Series Diagram After Gill, 1981 ......................... 6
Gambar 2 5 The Three Andesite Series Diagram After Gill, 1981 untuk Gunung
Agung ...................................................................................................................... 7
Gambar 2 6 Diagram afinitas magma K20 – SiO2 After Middlemost, 1975 untuk
Gunung Agung ........................................................................................................ 8
Gambar 2 7 Diagram Afinitas magma K20 – SiO2 After Peccerillo and Taylors,
1976 untuk Gunung Agung ..................................................................................... 8
Gambar 2 8 Diagram SiO2 – FeO/MgO after Miyashiro, 1974 untuk Gunung
Agung ...................................................................................................................... 9
Gambar 2 9 Diagram AFM untuk Gunung Agung ................................................. 9
Gambar 2 10 Peta Kawasan Bencana Gunung Agung .......................................... 15

iii
DAFTAR TABEL

Tabel 2 1 Data Geokimia Batuan Gunung Agung .................................................. 4


Tabel 2 2 Sejarah Letusan Gunung Agung ........................................................... 12

iv
Vulkanologi Kelas B

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair
atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material
yang dikeluarkan pada saat meletus. Suatu gunung berapi merupakan bentukan
alam dari pecahan yang terjadi di kerak dari benda langit bermassa planet, seperti
Bumi, dimana patahan tersebut mengakibatkan lava panas, abu vulkanik dan gas
bisa keluar dari dapur magma yang terdapat di bawah permukaan bumi.

Gunung berapi di Bumi terbentuk dikarenakan keraknya terpecah menjadi 17


lempeng tektonik utama yang kaku yang mengambang di atas lapisan mantel yang
lebih panas dan lunak. Oleh karena itu, gunung berapi di Bumi sering ditemukan
di batas divergen dan konvergen dari lempeng tektonik. Contohnya, di
pegunungan bawah samudra seperti punggung tengah atlantik terdapat gunung
berapi yang terbentuk dari gerak divergen lempeng tektonik yang saling menjauh,
sementara di Cincin Api Pasifik terbentuk gunung berapi dari gerakan konvergen
lempeng tektonik yang saling mendekat. Gunung berapi biasanya tidak terbentuk
di wilayah dua lempeng tektonik bergeser satu sama lain.

Letusan atau erupsi gunung berapi dapat menimbulkan berbagai bencana,


tidak hanya di daerah dekat letusan. Bahaya dari debu vulkanik adalah terhadap
penerbangan khususnya pesawat jet dimana debu vulkanik dapat merusak turbin
dari mesin jet. Letusan besar dapat mempengaruhi suhu dikarenakan asap dan
butiran asam sulfat yang dimuntahkan letusan dapat menghalangi matahari dan
mendinginkan bagian bawah atmosfer bumi seperti troposfer, namun material
tersebut juga dapat menyerap panas yang dipancarkan dari bumi sehingga
memanaskan stratosfer. Dari sejarah, musim dingin vulkanik telah mengakibatkan
bencana kelaparan yang parah

Salah satu gunung api di Indonesia adalah Gunung Agung. Gunung Agung
adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.031 mdpl. Gunung ini

Vulkanologi Kelas B 1
Vulkanologi Kelas B

terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Pura


Besakih, yang merupakan salah satu Pura terpenting di Bali, terletak di lereng
gunung ini.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dari acara Geokimia Batuan Gunungapi adalah supaya mahasiswa
dapat memahami unsur-unsur yang terdapat dalam batuan gunung api dan tatanan
tektonik dimana gunung api terbentuk.

Tujuan dari acara Geokimia Batuan Gunungapi adalah supaya mahasiswa


dapat membuat diagram-diagram yang menunjukkan jenis batuan, afinitas, tatanan
tektonik suatu gunung api berdasarkan data geokimia sampel batuan gunung api.

Vulkanologi Kelas B 2
Vulkanologi Kelas B

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Geokimia
Batuan basalt dan andesit basaltis merupakan pembentuk utama lava G.
Agung. Hasil analisis contoh aliran lava tahun 1963 menunjukkan lava tersebut
sebagai andesit agak basaltik dengan kandungan An 38 – An55, hypersten dan
augit. Sebuah bom 1963 adalah andesit yang mengandung kwarsa dengan augit
sebagai piroksen sedang bom kerak roti lama terdiri dari andesit piroksin vitrifir.
Hasil analisis kimia batuan diperlihatkan pada tabel berikut.

Vulkanologi Kelas B 3
Vulkanologi Kelas B

Tabel 2 1 Data Geokimia Batuan Gunung Agung

Kemudian dari data-data geokimia di atas, diolah dalam software Igpet99


dan Petrograph untuk mendapatkan hasil tatanan tektonik dan sifat batuan.

2.1.1 TEKTONIK
Berdasarkan data geokimia yang didapatkan dari 16 sampel batuan di
Gunung Agung, data-data geokimia tersebut diolah dalam software Igpet99.
Digunakan data FeO, Mgo, dan Al2O3 untuk mendapatkan data tektonik Gunung
Agung. Hasil yang didapatkan adalah seperti gambar di bawah ini

FeO*

Con.
Ocean Island S.C.I.

Ocean Ridge
Orogenic

MgO Al2O3

Gambar 2 1 Diagram Tektonik MgO, FeO, Al2O3


gunung Agung (Pearce et al, 1977)

Vulkanologi Kelas B 4
Vulkanologi Kelas B

Persebaran data geokimia gunung Agung seperti yang terlihat pada


gambar di atas berada pada bagian S.C.L

2.1.2 Jenis Batuan


A) Diagram TAS Alkalies Silica (Plutonic) after Cox-Bell-Pank, 1979

Diagram ini menggunakan data Na20+K20 untuk mendapatkan jenis


batuan plutonik dari gunung Agung. Data geokimia tersebut dimasukkan ke dalam
software Petrograph untuk mendapatkan hasil jenis batuan. Hasil yang didapatkan
adalah batuan gunung Agung berada pada komposisi transisi antara Gabbro dan
Diorit, dengan komposisi Si02 berkisar antara 50-60 dan Na20+K20 berkisar
antara 0,3 – 4.

16

14 Nepheline-
Syenite
(Na20+K2O)

12 Syenite

10 Syenite

Granite
8 ijolite
Syeno-Diorite
Gabbro
6 Quarz
Diorite

4 Gabbro Diorite

35 40 45 50 55 60 65 70 75
SiO2

Gambar 2 2 Diagram TAS Alkalies Silica (Plutonic) after Cox-


Bell-Pank, 1979 untuk Gunung Agung

B) Diagram TAS Alkalies Silica (Volcanic) After Cox-Bell-Pank, 1979

Diagram ini menggunakan data yang sama dengan diagram


sebelumnya, hanya saja hasil yang didapat merepresentasikan untuk batuan
vulkanik. Hasil yang didapat untuk gunung Agung adalah transisi antara Basalt
dan Andesite, atau bisa disebut Basaltic Andesitic

Vulkanologi Kelas B 5
Vulkanologi Kelas B

16

14 Phonolite

(Na20+K2O)
12 Phonolitic Trachyte
Phono-
Nephelinite tephrite
10 Benmoreite

Rhyolite
8 Nephelinite Mugearite
Tephrite Trachy-
Andesite
Basanite Hawaiite
6 Dacite

4 Basalt Andesite
Basaltic
Andesite
2

35 40 45 50 55 60 65 70 75
SiO2

Gambar 2 3 Diagram TAS Alkalies Silica (Volcanic) after


Cox-Bell-Pank, 1979 untuk Gunung Agung

C) The Three Andesite Series Diagram After Gill, 1981

Diagram ini menggunakan data K20 dan SiO2 untuk mengetahui


kandungan unsur K pada batuan Andesite. Diagram ini membagi kandungan
unsur K menjadi High-K, Medium-K, dan Low-K.

Gambar 2 4 The Three Andesite Series Diagram After


Gill, 1981

Vulkanologi Kelas B 6
Vulkanologi Kelas B

Utnuk sampel pada batuan gunung Agung yang memiliki rentang nilai
SiO2 antara 48 sampai 58,85 dan komposisi K2O berkisar antara 0,01 sampai
0,11, pada diagram ini ditunjukkan bahwa batuan pada gunung Agung
berkomposisi Basaltic Andesitic dengan kandungan unsur K rendah sampai
medium. 4

3.5

2.5

2
K2O

1.5

.5

50 52 54 56 58 60 62 64
SiO2

Gambar 2 5 The Three Andesite Series Diagram After Gill,


1981 untuk Gunung Agung

2.1.3 Afinitas Magma


A) Diagram K20 – SiO2 After Middlemost, 1975

Diagram ini memperlihatkan persebaran komposisi K20 dan SiO2 pada


sampel untuk menentukan jenis Afinitas Magma. Sampel gunung Agung yang
memiliki komposisi SiO2 berkisar antara 48 sampai 58,85 dan komposisi K2O
berkisar antara 0,01 sampai 0,11 pada diagram ini menunjukkan bahwa sampel
berkomposisi Sub Alkalic sampai Low K–Sub Alkalic.

Vulkanologi Kelas B 7
Vulkanologi Kelas B

Alkalic Rocks

K2O

1
Sub Alkalic Rocks

Low K - Sub Alkalic Rocks


0

44 46 48 50 52 54 56 58 60
SiO2

Gambar 2 6 Diagram afinitas magma K20 – SiO2 After


Middlemost, 1975 untuk Gunung Agung

B) Diagram K20 – SiO2 After Peccerillo and Taylors, 1976

Sama seperti diagram sebelumnya, pada diagram ini juga menggunakan


data K20 dan SiO2 untuk menentukan afinitas magma pada gunung Agung.
Berdasarkan data geokimia sampel batuan gunung Agung, didapatkan hasil
berupa Calc-Alkaline Series sampai Tholeitic Series.

Shoshonitic series
5

3
K2O

High-K Calc-Alkaline series

Calc-Alkaline series
1

Tholeiitic series
0

45 50 55 60 65 70 75
SiO2

Gambar 2 7 Diagram Afinitas magma K20 – SiO2 After


Peccerillo and Taylors, 1976 untuk Gunung Agung

Vulkanologi Kelas B 8
Vulkanologi Kelas B

C) Diagram SiO2 – FeO/MgO after Miyashiro, 1974

Diagram ini memperlihatkan persebaran FeO/MgO dan SiO2 untuk


menentukan sifat magma apakah Tholeitic atau Calc-Alkaline. Gambar di bawah
ini memperlihatkan bahwa sampel gunung Agung memiliki sifat Tholleitic.

3 Tholeiitic

FeO/MgO
2

1 Calc-alkaline

0
48 53 58 63
SiO2

Gambar 2 8 Diagram SiO2 – FeO/MgO after Miyashiro,


1974 untuk Gunung Agung

D) Diagram AFM

Diagram ini memperlihatkan persebaran unsur Alkali, FeO dan MgO


untuk menentukan sifat magma apakah itu Tholletic atau Calc-Alkaline. Dari data
geokimia gunung Agung, didapatkan bahwa sampel tersebut memiliki komposisi
Tholletic.
FeO*

Tholeiitic

Calc-Alkaline

Alk MgO

Gambar 2 9 Diagram AFM untuk Gunung Agung

Vulkanologi Kelas B 9
Vulkanologi Kelas B

E) Diagram SiO2 – Alkali

Pada diagram ini memperlihatkan persebaran SiO2 dan Alkali pada suatu
sampel batuan. Dari data geokimia sampel batuan gunung Agung, didapatkan
bahwa batuan tersebut berkomposisi SubAlkaline.

10

Alkaline

Alkalies 5

Subalkaline

0
40 50 60 70
SiO2

Gambar 1. 1 Diagram SiO2 – Alkali untuk Gunung Agung

Vulkanologi Kelas B 10
Vulkanologi Kelas B

2.1.4 Diagram Harker


23 9.5

22 9

21
8.5

20
Al2O3

CaO
19
7.5
18

7
17

16 6.5

15 6

46 48 50 52 54 56 58 60 62 46 48 50 52 54 56 58 60 62
SiO2 SiO2

6.5 3
6
5.5 2.5

5
2
4.5
4 1.5

Na2O
FeO

3.5
3 1

2.5
.5
2
1.5
0
1
.5 -.5

46 48 50 52 54 56 58 60 62 46 48 50 52 54 56 58 60 62
SiO2 SiO2

6.5 1.8

6 1.6

5.5 1.4

1.2
5
1
4.5
MgO

K2O

.8
4
.6
3.5
.4
3
.2
2.5 5.55111512312578E-17

2 -.2

46 48 50 52 54 56 58 60 62 46 48 50 52 54 56 58 60 62
SiO2 SiO2

.14

.12

.1

.08
P2O5

.06

.04

.02

-3.46944695195361E-18

-.02

46 48 50 52 54 56 58 60 62
SiO2

Vulkanologi Kelas B 11
Vulkanologi Kelas B

2.2 Sifat Letusan


Pola dan sebaran hasil erupsi lampau sebelum tahun 1808, 1821, 1843, dan
1963 menunjukkan tipe letusan yang hampir sama, diantaranya adalah bersifat
eksplosif (letusan, dengan melontarkan batuan pijar, pecahan lava, hujan
piroklastik dan abu), dan efusif berupa aliran awan panas, dan aliran lava. Lava
yang meleler antara 19 Februari dan 17 Maret 1963 mengalir dari kawah utama di
puncak ke utara, lewat tepi kawah yang paling rendah, berhenti pada garis
ketinggian 505,64 m dan mencapai jarak ± 7.290 m. Di Gunungapi Agung
terdapat dua macam awan panas, yakni awan panas letusan dan awan panas
guguran. Awan panas letusan terjadi pada waktu ada letusan besar. Kecepatan dari
awan letusan ini menurut pengamatan dari Pos Rendang adalah rata-rata 60 km
per jam dan di sebelah selatan mencapai jarak paling jauh 13 km, yakni di T. Luah
dan di sebelah utara 14 km di T. Daya. Daerah yang terserang awan panas letusan
pada kegiatan 1963 terbatas pada lereng selatan dan utara saja, karena baik di
barat maupun di sebelah timur kawah ada sebuah punggung. Kedua punggung ini
memanjang dari barat ke timur. Awan panas letusan yang melampaui tepi kawah
bagian timur dipecah oleh punggung menjadi dua jurusan ialah timur laut dan
tenggara. Demikian awan panas di sebelah barat dipecah oleh punggung barat ke
jurusan baratdaya dan utara. Awan panas letusan yang terjadi selama kegiatan
1963 telah melanda tanah seluas ±70km2 dan menyebabkan jatuh 863 korban
manusia.

2.3 Sejarah Letusan


Erupsi Gunungapi Agung yang diketahui sebanyak 4 kali sejak tahun 1800,
seperti diperlihatkan pada Tabel di bawah ini

Tabel 2 2 Sejarah Letusan Gunung Agung

Vulkanologi Kelas B 12
Vulkanologi Kelas B

2.4 Daerah Rawan Bencana


Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Agung terdiri dari 2 bagian, yaitu
Kawasan Rawan Bencana I (KRB I), dan Kawasan Rawan Bencana II (KRB II).

Kawasan Rawan Bencana II


Adalah kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, lontaran batu (pijar), hujan
abu (lebat), dan aliran lava. Khusus di dalam kawah ancaman juga berupa gas
beracun . Untuk bahaya yang bersifat aliran, KRB II ini mencakup seluruh lereng
utara sampai ke pantai Laut Bali, lereng selatan dan tenggara hingga berjarak ± 14
km dari puncak. Sedangkan bahaya lontaran batu (pijar) terbatas pada radius 6 km
dari kawah pada sekeliling lerengnya. Luas seluruh KRB II ini adalah ± 215 km2.
Jumlah penduduk yang bermukim dalam kawasan ini sebanyak 35.886 jiwa.

Kawasan Rawan Bencana I


Adalah kawasan yang berpotensi terlanda aliran lahar hujan, banjir dan hujan abu
lebat serta kemungkinan perluasan aliran awan panas dan lontaran batu (pijar)
terutama jika letusannya semakin membesar. Derajat kerawanan KRB I ini lebih
rendah dari KRB II. KRB I terhadap aliran massa terutama di sepanjang aliran
sungai, yaitu Tk. Daya di kaki sebelah utara dan Tk. Batang di kaki sebelah timur.
Di kaki tenggara aliran lahar mengancam kota Amlapura dan dataran Karangasem
melalui Tk. Rilah, Tk. Lajang, Tk. Luah, Tk. Pangandingah, Tk. Krekuk, Tk.
Bangka, Tk. Timbul, Tk. Bedih, Tk. Buhu, dan Tk. Jangga.
Sedangkan aliran lahar ke selatan melalui Tk. Telaga Waja, dan Tk. Unda
mengancam kota Semarapura, Kabupaten Kelungkung. Kawasan rawan bencana
hujan abu lebat dan kemungkinan lontaran batu (pijar) mempunyai radius 10 km
dari kawah, tanpa memperhitungkan arah angin. Kawasan ini meliputi areal seluas
185 km2. Jumlah penduduk yang bermukim dalam kawasan ini sebanyak 77.815
jiwa. Peta Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Agung hanya berlaku apabila:
1. Letusan terjadi di kawah pusat
2. Arah letusan tegak lurus tanpa memperhatikan arah angin

Vulkanologi Kelas B 13
Vulkanologi Kelas B

3. Tidak terjadi letusan pembentukan kaldera yang berakibat (kawah berdiameter


2 km).

Vulkanologi Kelas B 14
Vulkanologi Kelas B

Gambar 2 10 Peta Kawasan Bencana Gunung Agung

Vulkanologi Kelas B 15
Vulkanologi Kelas B

2.5 Morfologi
Morfologi G. Agung terutama berupa kerucut gunungapi dan parasit
gunungapi. Morfologi kerucut gunungapi berbentuk hampir simetri dengan
ketinggian 3014 m dpl, lerengnya relatif terjal. Satuan morfologi ini dibentuk oleh
bahan piroklastik dan lava, bagian puncak ditutupi oleh bahan lepas yang cukup
tebal, terutama piroklastik jatuhan hasil letusan tahun 1963. Sedangkan morfologi
parasit gunungapi derah G. Agung terdapat pada lereng tenggara, membentuk
kerucut-kerucut gunungapi (cone shape), diantaranya G. Pawon (800 m dpl).
Beberapa kerucut pada bagian timur Gunungapi Agung, diduga bukan merupakan
parasit dari Gunungapi Agung. Bahan pembentuksatuanmorfologi ini terdiri dari
lava dan bahan lepas berupa skoria atau “cinder”.

2.6 Stratigrafi
Stratigrafi G. Agung didasarkan pada tingkat kesegaran batuan serta hubungan
antara satuan batuan. Posisi stratigrafi dari produk yang tertua sampai dengan
termuda adalah sebagai berikut :
- Formasi Ulakan (Uvs) terdiri dari batu gamping koral, lava dan breksi vulkanik.
Batuan ini diperkirakan Andesit basaltis.
- Kelompok batuan Kondangdia (Kv) Kelompok batuan ini terdapat pada bagian
timur hasil dari aktifitas tua terdiri dari aliran lava tua dengan struktur "sheeting
joint", agak lapuk.
- Kelompok Batuan Budakeling (Bv) terdapat di bagian tenggara Gunungapi
Agung yaitu di daerah Budakeling terdiri dari lava dan breksi vulkanik dengan
fragmen-fragmen batuan beku yang beraneka ragam.
- Kelompok Batuan Cemara (Cv) terdapat pada bagian selatan, berupa lava dan
batuan piroklastik.
- Kelompok Batuan Tabis (Tv) terletak di sebelah barat Gunungapi Agung,
dibentuk oleh lava dan piroklastik.
- Kelompok Batuan Vulkanik Batur (BAv) terdapat pada bagian barat Gunungapi
Agung dan merupakan hasil erupsi Gunungapi Batur tua.

Vulkanologi Kelas B 16
Vulkanologi Kelas B

2.7 Kemanfaatan
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi
Inventarisasi sumberdaya gunungapi yang terdapat di Gunungapi Agung
diantaranya bahan galian. Berdasarkan jenis batuannya bahan galian di Gunungapi
Agung dan sekitarnya dapat dibagi 4 jenis yaitu basalt, pasir batu, andesit, dan abu
gunungapi.
Wisata
Obyek wisata yang terdapat di sekitar Gunungapi Agung adalah Pura
Besakih di Desa Besakih sebelah barat daya puncak Gunungapi Agung.
Sedangkan di bagian lereng bawahnya terdapat Sungai Telaga Waja yang
dimanfaatkan sebagai kegiatan wisata olah raga dayung (rafting). Disamping itu
industri parawisata tumbuh dan berkembang di sepanjang pesisir pantai utara,
termasuk daerah lereng utara Gunungapi Agung.

Vulkanologi Kelas B 17
Vulkanologi Kelas B

BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan mengenai gunung agung di atas, dapat
disimpulkan bahwa:

1. Gunung Agung berada pada tatanan tektonik S.C.L


2. Sampel batuan gunung agung berkomposisi Basaltic Andesitic
3. Afinitas magma gunung agung Tholeitic – SubAlkaline
4. Gunung agung memiliki tipe letusan eksplosif dan sudah terjadi beberapa
kali daram kurun waktu tertentu.

Vulkanologi Kelas B 18
DAFTAR PUSTAKA

Deden Wahyudin, 2002, Laporan Pemetaan Bahan Galian Gunungapi Agung,


Direktorat Vulkanologi
Eka Kadarsetia, 1993, Penyelidikan Petrokimia , Direktorat Vulkanologi
Kusumadinata, 1979, Dasar Gunungapi Indonesia, Direktorat Vulkanologi
Mawardi dan wahyu Suherman, Penyelidikan Petrokimia G. Agung, 1990,
Direktorat Vulkanologi
Nasution, M. Hendrasto dan Dadi Mulyadi, 1989, laporan Pemetaan Geologi G.
Agung, Direktorat Vulkanologi
Rizal D. Erfan, Yana Karyana, Tardin, Maemunah, Laporan Pengumpulan Bahan
Informasi Kegunungapian G. Agung, Juni 1999, Direktrat Vulkanologi
Sjafra Dwipa, Yusep Hidayat H., Saleh S., Samid, 1993, Pengukuran Potensial
Diri G. Agung, Direktorat Vulkanologi
S. Bronto, M. S. Santoso, A. Martono, Ato Djuhara, 1996, Laporan Pemetaan
Kawasan Rawan Bencana Gunungapi Agung, Direktorat Vulkanologi

Anda mungkin juga menyukai