DOSEN PENGAMPU
DISUSUN OLEH
Kelompok 3:
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Makalah Pasir Gunung Api" dengan lancar. Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat dimengerti isi dari makalah
ini bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan banyaknya gunung api tersebut akan menambah atau membawa banyak
dampak positif untuk masyarakat maupun negara baik itu secara ekonomi ataupun
lainnya. Sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dari gunung berapi sendiri adalah
salah satunya yaitu pasirnya. Pasir gunung api (vulkanis) merupakan pasir yang
berasal dari letusan gunung api, pada saat gunung api meletus mengeluarkan tiga jenis
bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas. Bahan padatan dapat berupa pasir, debu,
dan abu vulkanik, sedangkan bahan cair dapat berupa lava dan lahar.
5
Pasir gunung api banyak dijumpai di pulau Jawa dan Sumatera, pasir yang
ditambang dari sisa letusan gunung berapi dan endapan debu vulkanik ini biasanya
berwarna hitam pekat dengan karakter fisik yang keras dan kasar, dan juga memiliki
kandungan lumpur yang minim. Pasir memiliki banyak kegunaan dan manfaatnya.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
1. Memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Bahan Galian Industri semester genap
ajaran 2022/2023
2. Menambah pengetahuan atau wawasan bagi pembaca.
BAB II
GENESA PEMBENTUKAN
6
Gambar 2.1 Pasir Gunung Api
Proses terbentuknya pasir Vulkanik atau gunung api yaitu berasal dari pecahan
atau bahan-bahan mineral piroklastik berukuran kecil (butiran dan debu) yang berasal
dari dalam gunung berapi yang disemburkan saat terjadi erupsi (letusan). Pasir
vulkanik hasil erupsi gunung berapi terbawa atau mengalami proses transportasi oleh
hembusan angin dan air sehingga menyebar mengikuti arah angin dan arus air, dan
akhirnya berjatuhan pada wilayah tertentu dengan jarak puluhan maupun ratusan kilo
meter dari kawah. Kemudian pasir tersebut mengalami pengendapan selama kurun
waktu geologi sehingga menjadi lapisan sedimen berupa pasir dengan ukuran antara
0,0625-2 milimeter. Pasir vuilkanik mempunyai komposisi utama terdiri dari
komponen silikon dioksida 55%, alumunium oksida 18%, kalsium oksida 18%, dan
kalsium oksida 8% serta magnesium oksida 2,5%. Pasir gunung api juga umumnya
memiliki sifat kimia dan fisik seperti kandungan silika, sulfur, timbal, dan kandungan
logam seperti kadium, arsenik, magnesium dan lainnya.
7
dieksplorasi di daerah yang memiliki gunung berapi seperti contohnya pasir gunung
api di daerah sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya pada gunung Merapi
yang sudah mengalami erupsi beberapa kali.
Penyebaran Pasir Gunung Api berada pada Gunung Api di Indonesia diantaranya :
• Daerah Istimewa Aceh: Daerah Rikit Gaib, Kab. Aceh Tenggara;
Krueng Raya Kab. Aceh Besar; Pantai Calang, Kab. Aceh Barat;
Lhokruet, Kab. Aceh Selatan; Pantai Lamno, Kab. Aceh Barat.
• Sumatera Utara: Daerah Aik Puli, Kab. Tapanuli Utara
• Sumatera Barat: Kota Baru dan S. Sirah Paminan Kab. Pesisir Selatan.
• Jambi: S. Tutung Kec. Air Hangat Kab. Kerinci; Pulau Pandain Kec.
Danau Kerinci; Rantau Keloyang Kab. Muarabungo; Maliki dan Baru
Kab. Sarko; P. Sangkar Kab. Kerinci; Bukit Baru, Kec. Pelepat, Kab.
Bungalebo Tebo.
• Bengkulu: G. Kandis dan G. Beringin Kab. Bengkulu Utara.
• Lampung: Langkapura, Tanjungkarang; Kedatuan Bandar Lampung;
G. Merbabu; G. Lubukitik; G. Batuserampuk.
• Jawa Barat: Ujung Berung, Kab. Bandung; Lagadar Kab. Bandung;
G. Bejong, Cililin Kab. Bandung; G. Kromong Kab. Bandung;
Jelekong Kab. Bandung; Kebon Tunggul Kab. Bandung; Selakaso
Kab. Bandung; Kec. Pacet, Kab. Bandung; Majalaya Kab.Bandung;
G. Sidanglengis, Kec. Plered, Kab. Purwakarta; Ciarok Kab. Garut; G.
Sugih, Anyer Kab. Serang; G. Gede; Parung panjang Bogor, Ciomas,
Parung Panjang, Kab. Bogor.
8
• Jawa Tengah: Selogiri Bendokerep Kab. Wonogiri; G. Mergi Kab.
Semarang; Beringin, Suruh Kab. Salatiga; Kandangan, Bawean, Slawi
Kec. Balapulang Kab. Tegal; Kec. Belik Kab. Pemalang.
• Daerah Istimewa Yogyakarta: G. Merapi; G. Gajah; G. Ijo, Kulon
Progo.
• Jawa Timur: G. Gajah Mungkur Kab. Pasuruan; Ketapang-Lawang
Kab. Malang, Prigen Kab. Pasuruan; Lumang, Kab. Pasuruan;
Polaman Lawang Kab. Malang; Gamang, Gading, Paiton, Bogo, Kab.
Probolinggo; Pasir Putih Besuki Kab. Panarukan; G. Kapuran;
Sumbersuko Padaan; G. Pandan Saradan Kab. Madiun; Pacet Wetan,
Kambengan, Barakan, Pelak, Ngemplak, Kesiman, Tengah Wiyu,
Slawe, Briti. dan Padi Kab. Mojokerto; Bantal, Belik, Sumberejo, dan
Sukorame Kab. Mojokerto.
• Kalimantan Selatan: Jimban, Tamban, Ulang, Pleihan Kab. Tanah
Laut, Ujung Batu, P. Laut Kab. Kotabaru.
• Nusa Tenggara Timur: Lekebai, Kec. Paga Kab. Sikka; Ae Baru dan
Kelisamba, Kab. Flores.
• Sulawesi Utara: Lilang Kab. Minahasa; Noongan dan Mokupa.
• Sulawesi Selatan: Bilibili Kec. Botonompo Kab. Gowa, Lena Kec.
Parangloe.
• Maluku: G. Mede Kab, Halmahera Utara; Takome, Tugato, Ternate;
Bobo, Dukiri; Sandora; Tidore; Kab. Maluku Tengah; Babang dan G.
Sayoding, P. Bacan; Pantai Itawlaka, P. Saparua, Hitu Barat, P.
Ambon; G. Lana, Lei Timur.
• Irian Jaya: Rumba, Bukit, Cendrawasih Kab. Sorong.
9
BAB III
EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI
10
Gambar 3.1 Kompas Geologi
Merupakan gambaran suatu objek permukaan dengan bantuan drone. Manfaat yang
bisa didapatkan dari pemotretan foto udara adalah untuk perencanaan penggunaan
tanah, kenampakan wilayah, kenampakan patahan, keperluan petatematik, identifikasi
hutan dan sebagainya.
11
Gambar 3.3 Pemetaan dengan drone
12
spesifikasi pekerjaan (proyek), kondisi lapangan biaya alat (beli atau sewa).
Untuk selanjutnya pembahasan akan difokuskan pada masalah teknis dan tidak
akan menyinggung masalah biaya.
a) b)
13
Gambar 3.5 Pemuatan menggunakan alat mekanis
14
3. Pengangkutan /hauling
15
BAB IV
Proses pengolahan pasir gunung api atau pasir vulkanik dilakukan dengan cara
memilah berdasarkan ukuran butir pasir. Alat yang digunakan dalam proses ini adalah
screening. Screening atau pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan dipakai dalam skala industri.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
16
Gambar 4.1 Screening
1. Menyuburkan tanah
Pasir vulkanik ini terbentuk akibat letusan gunung merapi sehingga tanah sangat subur
dan mempunyai zat hara yang sangat banyak. Zat hara yang dimilki tanah vulkanik ini
seperti N, P, K, Fe, dan Al. Unsur hara ini bersumber dari larva gunung berapi. Larva
yang berpijar akibat letusan gunung berapi menjadikan lapisan atas tanah vulkanik ini
berwarna hitam pekat dan lapisan bawah berwarna cokelat, kemerahan, dan kuning.
17
Gambar 4.2 Mafaat pasir vulkanik untuk penyuburan tanah
Tanaman hias yang membutuhkan media dengan campuran pasir vulkanik adalah
tanaman hias yang membutuhkan media yang porous dan tidak boleh terlalu lembab
misalnya Adenium, Kaktus dan tanaman lain yang berasal dari daerah panas dan kering.
Jika ditaburkan ke atas media atau sebagai topping media akan kelihatan seperti
bernuansa gurun, kering dan bersih.
18
3. Untuk aquascape
Aquaspace adalah seni mendekorasi akuarium dengan tanaman hias, fauna air
dan komponen hias lainnya agar terlihat indah. Untuk membuat Aquaspace
ini ada beberapa langkah yang perlu disiapkan, seperti : Akuarium, Pasir,
bebatuan, kayu, Tanaman hias, Fauna air, Diffuser C02, Filter dan Lampu.
Untuk dasar air dalam Akuarium bisa menggunakan bahan Pasir vulkanik.
Kelebihan Pasir vulkanik ini adalah mengandung zat hara yang diperlukan
tumbuhan air, dan lebih steril.
Pasir vulkanik bisa digunakan dalam pembuatan komponen filter air, seperti filter
kolam ikan ataupun filter akuarium. Selain itu Pasir vulkanik juga sering digunakan
untuk filter dalam beberapa industri untuk menetralisir air hasil limbah. Pasir vulkanik
mampu menjadi substrat yang mampu menjernihkan air karena memiliki komposisi
19
CaO, Al2O3, dan FeO.
Tanaman kering dalah taman yang dibuat untuk menghadirkan nuansa alam pada rumah.
Suasana sejuk dan tenang inilah yang dihadirkan oleh taman kering. Untuk membuat
taman kering bisa memerlukan beberapa element penting, seperti tanaman hias,
bebatuan, koral tabur, bisa juga ditambahkan element kayu. Taman Kering biasanya
dihiasi oleh koral tabur dengan variasi warna yang alami. Agar warna alami tidak
tercampur dengan tanah atau mudah kotor, bisa menggunakan pasir vulkanik sebagai alas
batu koral tersebut.
20
Gambar 4.6 Manfaat pasir vulkanik untuk tanaman kering
21
BAB V
5.1 Lingkungan
4. Tingginya lalu lintas kendaraan di jalan desa membuat mudah rusaknya jalan.
22
Gambar 5.1 Tingginya lalu lintas kendaraan membuat jalan mudah rusak
23
5.2 Ekonomi
24
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
3. Untuk aquascape
25
6.2 Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
eksploitasi.html#:~:text=Eksploitasi%20adalah%20usaha%20penambangan%
20dengan,bahan%20galian%20cair%20serta%20gas.
Winarni. 2018. Bahan Galian Golongan C.
https://dlh.karanganyarkab.go.id/2018/05/08/bahan-galian-golongan-c/
https://core.ac.uk/download/pdf/77619819.pdf
Sarah Filia Putri. Screening. https://www.academia.edu/12543387/SCREENING
Batualamserpong.2020. Pasir Malang Dengan Berbagai Macam Kegunaannya.
http://www.batualamserpong.com/2020/08/pasir-malang-dengan-berbagai-
macam.html
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejur
nal.itats.ac.id/sntekpan/article/download/398/263&ved=2ahUKEwi05LvgxN
rvAhVu63MBHerrC4sQFjAAegQIBRAC&usg=AOvVaw3KRJ1CIwXNC
mI8gP_BhBxH
28