Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PASIR GUNUNG API

REKAYASA BAHAN GALIAN INDUSTRI

DOSEN PENGAMPU

Shilvyanora Aprilia Rande, S.T., M.T

DISUSUN OLEH

Kelompok 3:

Saurina Tua Sagala (710018210)


Nukhan Wicaksana (7100200067)
Muh. Dova (7100200055)
Salma Mona (7100200030)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
dengan judul “Makalah Pasir Gunung Api" dengan lancar. Penulis berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat dimengerti isi dari makalah
ini bagi pembaca.

Penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari


pembaca untuk kelayakan makalah ini. Apabila terdapat kesalahan pada
makalah ini, penulis mohon maaf. Atas perhatian pembaca, penulis
mengucapkan terima kasih.

Yogyakarta, 20 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................1
1.2. Tujuan Penulisan ..........................................................................................2
1.3. Manfaat ........................................................................................................2
BAB II GENESA PEMBENTUKAN ....................................................................3
2.1 Genesa Pembentukan Pasir Gunung Api ....................................................3
2.2 Penyebaran Pasir Gunung Api Di Indonesia ..............................................8
BAB III EKSPLORASI DAN ESKPLOITASI PASIR GUNUNG API ............10
3.1 Metode Eksplorasi .....................................................................................10
3.2 Metode Eksploitasi ....................................................................................12
BAB IV PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN PASIR GUNUNG API .....16
4.1 Pengolahan Pasir Gunung Api ...................................................................16
4.2 Pemanfaatan Pasir Gunung Api .................................................................17
BAB V DAMPAK LINGKUNGAN DAN REKLAMASI ..................................22
5.1 Lingkungan ................................................................................................22
5.2 Ekonomi .....................................................................................................24
BAB VI PENUTUP ................................................................................................25
6.1 Kesimpulan ................................................................................................25
6.2 Saran .........................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................27

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pasir Gunung Api ..................................................................................7


Gambar 2.2 Peta Persebaran Gunung Api di Indonesia ............................................8
Gambar 3.1 Kompas Geologi ...................................................................................11
Gambar 3.2 GPS.......................................................................................................11
Gambar 3.3 Pemetaan dengan Drone....................................................................... 12
Gambar 3.4 Pembersihan lahan menggunakan a) excavator dan b) buldozer ......... 13
Gambar 3.5 Pemuatan menggunakan alat mekanis ..................................................14
Gambar 3.6 Pemuatan menggunakan alat manual/secara manual ................................... 14
Gambar 3.7 Proses pemuatan disertai pengayakan ...............................................................................14
Gambar 3.8 Proses hauling menggunakan dump truck ............................................15
Gambar 4.1 Screening ..............................................................................................17
Gambar 4.2 Mafaat pasir vulkanik untuk penyuburan tanah .......................................................18
Gambar 4.3 Manfaat pasir vulkanik untuk campuran tanaman hias ........................18
Gambar 4.4 Manfaat pasir vulkanik untuk aquascape.............................................19
Gambar 4.5 Manfaat pasir vulkanik untuk filter ......................................................20
Gambar 4.6 Manfaat pasir vulkanik untuk tanaman kering .....................................21
Gambar 5.1 Tingginya lalu lintas kendaraan membuat jalan mudah rusak .............23

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara dengan jumlah gunung api yang sangat banyak,
baik itu gunung api yang masih aktif maupun yang sudah tidak aktif, serta Indonesia
juga kaya akan sumber daya alamnya. Letak Indonesia secara geografis berada di
wilayah Asia tenggara dan melintang di garis katulistiwa antara benua asia dan benua
australia yang berada di samudra pasifik dan samudra hindia. Secara geologis kondisi
Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng yaitu lempeng indo-autralia, indo-
eurasia, dan pasifik. Hal tersebut menjadikan Indonesia berada di wilayah cincin api
(ring of fire) dan menjadikannya menjadi suatu Negara yang memiliki potensi
sumberdaya alam yang kaya akan tambang mineral galian.

Kepulauan Indonesia termasuk daerah vulkanis yang aktif di dunia. Menurut


Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebanyak 17 gunung di
Indonesia berstatus Waspada, empat gunung berstatus Siaga, serta satu gunung
berstatus Awas. Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia adalah normal, waspada,
siaga, awas. Status normal ditandai dengan tidak ada gejala aktivitas tekanan magma.

Dengan banyaknya gunung api tersebut akan menambah atau membawa banyak
dampak positif untuk masyarakat maupun negara baik itu secara ekonomi ataupun
lainnya. Sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dari gunung berapi sendiri adalah
salah satunya yaitu pasirnya. Pasir gunung api (vulkanis) merupakan pasir yang
berasal dari letusan gunung api, pada saat gunung api meletus mengeluarkan tiga jenis
bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas. Bahan padatan dapat berupa pasir, debu,
dan abu vulkanik, sedangkan bahan cair dapat berupa lava dan lahar.

5
Pasir gunung api banyak dijumpai di pulau Jawa dan Sumatera, pasir yang
ditambang dari sisa letusan gunung berapi dan endapan debu vulkanik ini biasanya
berwarna hitam pekat dengan karakter fisik yang keras dan kasar, dan juga memiliki
kandungan lumpur yang minim. Pasir memiliki banyak kegunaan dan manfaatnya.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penjulisan atau pembuatan makalah ini adalah :
1. Mengetahui metode eksplorasi/ekploitasi dan pengolahan pasir gunung api.
2. Mengetahui pemanfaatan dan kegunaan pasir gunung api.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah:

1. Memenuhi tugas mata kuliah Rekayasa Bahan Galian Industri semester genap
ajaran 2022/2023
2. Menambah pengetahuan atau wawasan bagi pembaca.

BAB II
GENESA PEMBENTUKAN

2.1 Genesa Pembentukan Pasir Gunung Api

6
Gambar 2.1 Pasir Gunung Api

Proses terbentuknya pasir Vulkanik atau gunung api yaitu berasal dari pecahan
atau bahan-bahan mineral piroklastik berukuran kecil (butiran dan debu) yang berasal
dari dalam gunung berapi yang disemburkan saat terjadi erupsi (letusan). Pasir
vulkanik hasil erupsi gunung berapi terbawa atau mengalami proses transportasi oleh
hembusan angin dan air sehingga menyebar mengikuti arah angin dan arus air, dan
akhirnya berjatuhan pada wilayah tertentu dengan jarak puluhan maupun ratusan kilo
meter dari kawah. Kemudian pasir tersebut mengalami pengendapan selama kurun
waktu geologi sehingga menjadi lapisan sedimen berupa pasir dengan ukuran antara
0,0625-2 milimeter. Pasir vuilkanik mempunyai komposisi utama terdiri dari
komponen silikon dioksida 55%, alumunium oksida 18%, kalsium oksida 18%, dan
kalsium oksida 8% serta magnesium oksida 2,5%. Pasir gunung api juga umumnya
memiliki sifat kimia dan fisik seperti kandungan silika, sulfur, timbal, dan kandungan
logam seperti kadium, arsenik, magnesium dan lainnya.

2.2 Penyebaran Pasir Gunung Api Di Indonesia


Sesuai namanya pasir gunung api atau vulkanik dapat dijumpai atau

7
dieksplorasi di daerah yang memiliki gunung berapi seperti contohnya pasir gunung
api di daerah sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta tepatnya pada gunung Merapi
yang sudah mengalami erupsi beberapa kali.

Gambar 2.2 Peta Persebaran Gunung Api di Indonesia

Penyebaran Pasir Gunung Api berada pada Gunung Api di Indonesia diantaranya :
• Daerah Istimewa Aceh: Daerah Rikit Gaib, Kab. Aceh Tenggara;
Krueng Raya Kab. Aceh Besar; Pantai Calang, Kab. Aceh Barat;
Lhokruet, Kab. Aceh Selatan; Pantai Lamno, Kab. Aceh Barat.
• Sumatera Utara: Daerah Aik Puli, Kab. Tapanuli Utara
• Sumatera Barat: Kota Baru dan S. Sirah Paminan Kab. Pesisir Selatan.
• Jambi: S. Tutung Kec. Air Hangat Kab. Kerinci; Pulau Pandain Kec.
Danau Kerinci; Rantau Keloyang Kab. Muarabungo; Maliki dan Baru
Kab. Sarko; P. Sangkar Kab. Kerinci; Bukit Baru, Kec. Pelepat, Kab.
Bungalebo Tebo.
• Bengkulu: G. Kandis dan G. Beringin Kab. Bengkulu Utara.
• Lampung: Langkapura, Tanjungkarang; Kedatuan Bandar Lampung;
G. Merbabu; G. Lubukitik; G. Batuserampuk.
• Jawa Barat: Ujung Berung, Kab. Bandung; Lagadar Kab. Bandung;
G. Bejong, Cililin Kab. Bandung; G. Kromong Kab. Bandung;
Jelekong Kab. Bandung; Kebon Tunggul Kab. Bandung; Selakaso
Kab. Bandung; Kec. Pacet, Kab. Bandung; Majalaya Kab.Bandung;
G. Sidanglengis, Kec. Plered, Kab. Purwakarta; Ciarok Kab. Garut; G.
Sugih, Anyer Kab. Serang; G. Gede; Parung panjang Bogor, Ciomas,
Parung Panjang, Kab. Bogor.

8
• Jawa Tengah: Selogiri Bendokerep Kab. Wonogiri; G. Mergi Kab.
Semarang; Beringin, Suruh Kab. Salatiga; Kandangan, Bawean, Slawi
Kec. Balapulang Kab. Tegal; Kec. Belik Kab. Pemalang.
• Daerah Istimewa Yogyakarta: G. Merapi; G. Gajah; G. Ijo, Kulon
Progo.
• Jawa Timur: G. Gajah Mungkur Kab. Pasuruan; Ketapang-Lawang
Kab. Malang, Prigen Kab. Pasuruan; Lumang, Kab. Pasuruan;
Polaman Lawang Kab. Malang; Gamang, Gading, Paiton, Bogo, Kab.
Probolinggo; Pasir Putih Besuki Kab. Panarukan; G. Kapuran;
Sumbersuko Padaan; G. Pandan Saradan Kab. Madiun; Pacet Wetan,
Kambengan, Barakan, Pelak, Ngemplak, Kesiman, Tengah Wiyu,
Slawe, Briti. dan Padi Kab. Mojokerto; Bantal, Belik, Sumberejo, dan
Sukorame Kab. Mojokerto.
• Kalimantan Selatan: Jimban, Tamban, Ulang, Pleihan Kab. Tanah
Laut, Ujung Batu, P. Laut Kab. Kotabaru.
• Nusa Tenggara Timur: Lekebai, Kec. Paga Kab. Sikka; Ae Baru dan
Kelisamba, Kab. Flores.
• Sulawesi Utara: Lilang Kab. Minahasa; Noongan dan Mokupa.
• Sulawesi Selatan: Bilibili Kec. Botonompo Kab. Gowa, Lena Kec.
Parangloe.
• Maluku: G. Mede Kab, Halmahera Utara; Takome, Tugato, Ternate;
Bobo, Dukiri; Sandora; Tidore; Kab. Maluku Tengah; Babang dan G.
Sayoding, P. Bacan; Pantai Itawlaka, P. Saparua, Hitu Barat, P.
Ambon; G. Lana, Lei Timur.
• Irian Jaya: Rumba, Bukit, Cendrawasih Kab. Sorong.

9
BAB III
EKSPLORASI DAN EKSPLOITASI

3.1 Metode Eksplorasi

Eksplorasi adalah penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh


pengetahuan lebih banyak (tentang keadaan), terutama sumber-sumber alam yang
terdapat di tempat itu. Bentuknya bisa berupa batubara, emas, timah, pasir dan
sebagainya, tergantung dari potensi di masing-masing wilayah atau daerah yang
dieksplorasi.

Eksplorasi tambang adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari


suatu wilayah yang berpotensi menghasilkan sumberdaya alam tertentu. Biasanya,
eksplorasi ini merupakan bentuk tindak lanjut dan kajian mendalam dari penelitian
yang sudah ada sebelumnya. Sehingga, usaha eksplorasi tambang ini memiliki tujuan
untuk memaksimalkan potensi hasil tambang yang terdapat di wilayah tersebut.
Tentunya dengan mempertimbangkan faktor alami di wilayah tersebut.

Kegiatan eksplorasi pasir gunung atau pasir vulkanik:


1. Pemetaan geologi
Dalam penyelidikan pasir vulkanik meliputi pemetaan batas pasir dengan
litologi lainnya, sehingga dapat diperoleh gambaran sebaran endapan pasir
vulkanik. Alat-alat yang digunakan dalam pemetaan geologi ini berupa kompas
geologi dan GPS.

10
Gambar 3.1 Kompas Geologi

Gambar 3.2 GPS

2. Pemotretan Foto Udara

Merupakan gambaran suatu objek permukaan dengan bantuan drone. Manfaat yang
bisa didapatkan dari pemotretan foto udara adalah untuk perencanaan penggunaan
tanah, kenampakan wilayah, kenampakan patahan, keperluan petatematik, identifikasi
hutan dan sebagainya.

11
Gambar 3.3 Pemetaan dengan drone

3.2 Metode Eksploitasi

Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan


bahan galian dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat
bahan galiannya yaitu, galian padat dan bahan galian cair serta gas.
Kegiatan eksploitasi pasir gunung api diantaranya:

1. Pembabatan / Pembersihan Lahan

Pembersihan lahan adalah proses pembersihan lahan sebelum aktivitas


penambangan dimulai. Tahapan pekerjaan penambangan umumnya diawali
dengan mempersiapkan lahan, yaitu mulai dari pemotongan pepohonan hutan,
pembabatan sampai ke pembakaran. Jadi land clearing dapat diartikan sebagai
suatu aktivitas pembersihan material hutan yang meliputi pepohonan, hutan
belukar sampai alang-alang dan bebatuan. Tahapan ini dilakukan untuk
membersihkan daerah tambang tersebut agar penambangan dapat dilakukan
dengan mudah tanpa terganggu dengan adanya gangguan dari tumbuhan di
daearah itu. Variabel yang mempengaruhi pekerjaan pembersihan lahan yaitu:
Pepohonan yang tumbuh, Kondisi dan daya dukung tanah, Topografi, Hujan
dan perubahan cuaca, Spesifikasi pekerjaan. Data yang diperlukan untuk
menganalisis produksi, kebutuhan alat dan akhirnya ke biaya meliputi :

12
spesifikasi pekerjaan (proyek), kondisi lapangan biaya alat (beli atau sewa).
Untuk selanjutnya pembahasan akan difokuskan pada masalah teknis dan tidak
akan menyinggung masalah biaya.

a) b)

Gambar 3.4 Pembersihan lahan menggunakan a) excavator dan b) buldozer

2. Pemuatan dan Pengayakan

Setelah mengalami proses pembersihan dan pengupasan, untuk selanjutnya


masuk kedalam proses pemuatan dan pengayakan, pemuatan ini dilakukan bisa
menggunakan alat mekanis ataupun secara manual, untuk proses ini dapat
ditentukan ukuran butiran yang dibutuhkan sesuai kebutuhan, untuk ukuran
yang kasar yang biasanya digunakan untuk cor bangunan bisa langsung
dilakukan pemuatan dari excavator langsung ke dump truck, tapi jika kebutuhan
konsumen pasir yang halus, pasir yang akan dimuat harus diayak terlebih dahulu
untuk memisahkan partikel lain seperti kerikil dan lainnya.

13
Gambar 3.5 Pemuatan menggunakan alat mekanis

Gambar 3.6 Pemuatan menggunakan alat manual/secara manual

Gambar 3.7 Proses pemuatan disertai pengayakan

14
3. Pengangkutan /hauling

Pasir gunung diangkut menuju ke lokasi pengolahan atau penumpukan (depot


pasir) menggunakan dump truck.

Gambar 3.8 Proses hauling menggunakan dump truck

15
BAB IV

PENGOLAHAN DAN PEMANFAATAN

4.1 Pengolahan Pasir Gunung Api

Proses pengolahan pasir gunung api atau pasir vulkanik dilakukan dengan cara
memilah berdasarkan ukuran butir pasir. Alat yang digunakan dalam proses ini adalah
screening. Screening atau pengayakan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan dipakai dalam skala industri.
Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
 Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).

 Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang ayakan (undersize).

Dalam proses industri, biasanya digunakan material yang berukuran tertentu


dan seragam. Untuk memperoleh ukuran yang seragam, maka perlu dilakukan
pengayakan. Pada proses pengayakan zat padat itu dijatuhkan atau dilemparkan ke
permukaan pengayak. Partikel yang di bawah ukuran atau yang kecil (undersize),
atau halusan (fines), lulus melewati bukaan ayak, sedangkan yang di atas ukuran atau
yang besar (oversize), atau buntut (tails) tidak lolos.

Pengayakan lebih lazim dalam keadaan kering. Penggunaan screening ini,


biasanya ditempatkan setelah alat size reduction, tapi itu dikembalikan lagi pada
proses pabrik, kapan saatnya pabrik membutuhkan tahap pemisahan partikel padatan
maka disitulah screening akan digunakan.

16
Gambar 4.1 Screening

4.2 Pemanfaatan Pasir Gunung Api

Manfaat pasir gunung api atau pasir vulkanik diantaranya:

1. Menyuburkan tanah

Pasir vulkanik ini terbentuk akibat letusan gunung merapi sehingga tanah sangat subur
dan mempunyai zat hara yang sangat banyak. Zat hara yang dimilki tanah vulkanik ini
seperti N, P, K, Fe, dan Al. Unsur hara ini bersumber dari larva gunung berapi. Larva
yang berpijar akibat letusan gunung berapi menjadikan lapisan atas tanah vulkanik ini
berwarna hitam pekat dan lapisan bawah berwarna cokelat, kemerahan, dan kuning.

17
Gambar 4.2 Mafaat pasir vulkanik untuk penyuburan tanah

2. Sebagai campuran media tanaman

Tanaman hias yang membutuhkan media dengan campuran pasir vulkanik adalah
tanaman hias yang membutuhkan media yang porous dan tidak boleh terlalu lembab
misalnya Adenium, Kaktus dan tanaman lain yang berasal dari daerah panas dan kering.
Jika ditaburkan ke atas media atau sebagai topping media akan kelihatan seperti
bernuansa gurun, kering dan bersih.

Gambar 4.3 Manfaat pasir vulkanik untuk campuran tanaman hias

18
3. Untuk aquascape

Aquaspace adalah seni mendekorasi akuarium dengan tanaman hias, fauna air
dan komponen hias lainnya agar terlihat indah. Untuk membuat Aquaspace
ini ada beberapa langkah yang perlu disiapkan, seperti : Akuarium, Pasir,
bebatuan, kayu, Tanaman hias, Fauna air, Diffuser C02, Filter dan Lampu.

Untuk dasar air dalam Akuarium bisa menggunakan bahan Pasir vulkanik.
Kelebihan Pasir vulkanik ini adalah mengandung zat hara yang diperlukan
tumbuhan air, dan lebih steril.

Gambar 4.4 Manfaat pasir vulkanik untuk aquascape

4. Untuk filter kolam ikan

Pasir vulkanik bisa digunakan dalam pembuatan komponen filter air, seperti filter
kolam ikan ataupun filter akuarium. Selain itu Pasir vulkanik juga sering digunakan
untuk filter dalam beberapa industri untuk menetralisir air hasil limbah. Pasir vulkanik
mampu menjadi substrat yang mampu menjernihkan air karena memiliki komposisi

19
CaO, Al2O3, dan FeO.

Gambar 4.5 Manfaat pasir vulkanik untuk filter

5. Untuk tanaman kering

Tanaman kering dalah taman yang dibuat untuk menghadirkan nuansa alam pada rumah.
Suasana sejuk dan tenang inilah yang dihadirkan oleh taman kering. Untuk membuat
taman kering bisa memerlukan beberapa element penting, seperti tanaman hias,
bebatuan, koral tabur, bisa juga ditambahkan element kayu. Taman Kering biasanya
dihiasi oleh koral tabur dengan variasi warna yang alami. Agar warna alami tidak
tercampur dengan tanah atau mudah kotor, bisa menggunakan pasir vulkanik sebagai alas
batu koral tersebut.

20
Gambar 4.6 Manfaat pasir vulkanik untuk tanaman kering

21
BAB V

LINGKUNGAN DAN EKONOMI

5.1 Lingkungan

Kegiatan Penambangan Pasir memberikan dampak terhadap lingkungan yaitu:


Pasir tidak hanya memberikan keuntungan dan manfaat tetapi juga menimbulkan
permasalahan. Kegiatan penambangan pasir yang menggunakan alat berat yang
berfungsi untuk mengeruk material yang berada di dataran maupun di dinding tebing
menimbulkan permasalahan ekologis dan sosial bagi lingkungan sekitar. Dampak
lingkungan dari kegiatan penambangan pasir di bedakan menjadi dampak fisik dan
dampak sosial ekonomi.
a. Dampak Fisik Lingkungan

Dampak fisik lingkungan dengan adanya kegiatan penambangan pasir adalah


sebagai berikut:
1. Tingginya tingkat erosi di daerah penambangan pasir dan juga didaerah
sekitarnya.
2. Adanya tebing-tebing bukit yang rawan longsor karena penambangan yang
tidak memakai sistem berteras sehinggaa sudut lereng menjadi terjal dan
mudah longsor.
3. Berkurangnya debit air permukaan/ mata air

4. Tingginya lalu lintas kendaraan di jalan desa membuat mudah rusaknya jalan.

5. Terjadinya polusi udara.

22
Gambar 5.1 Tingginya lalu lintas kendaraan membuat jalan mudah rusak

b. Dampak Sosial Ekonomi Masyarakat

Dampak sosial ekonomi yang terjadi dengan adanya kegiatan penambangan


pasir
1. Pengurangan jumlah pengangguran karena sebagian masyarakat bekerja
menjadi tenaga kerja di penambangan pasir, baik sebagai pengawas, buruh
tambang, penjual makanan dan minuman .
2. Adanya pemasukan bagi pemilik tanah yang dijual atau disewakan untuk
diambil pasirnya dengan harga tinggi. Tanah yang semula tidak
menghasilkan menjadi bermanfaat karena dipakai untuk penambangan pasir.
3. Banyaknya pendatang yang ikut menambang sehingga dapat menimbulkan
konflik.
4. Adanya ketakutan sebagian masyarakat karena penambangan pasir yang
berpotensi longsor sehingga sewaktu-waktu bisa mengenai lahan dan
pemukiman mereka, apalagi bila turun hujan.

23
5.2 Ekonomi

Penambang yang dimaksud di sini adalah pemilik tanah/penyewa tanah selaku


pemilik pasir, pengawas dan pekerja/buruh tambang. Harga penjualan pasir tiap truk
adalah Rp. 160.000,- dibagi antara pemilik pasir, pengawas dan pekerja. Setengah dari
harga penjualan, yaitu Rp. 80.000,- untuk pemilik pasir, Rp. 5.000,- untuk pengawas,
sisanya dibagi sejumlah pekerja (3-4 orang) yang mengumpulkan dan memindahan
pasir (biasanya tiap pekerja rata-rata mendapatkan Rp. 15.000,-/rit). Penjualan batu-
batu besar seharga Rp. 120.000,- /rit dibagi untuk pemilik pasir Rp. 40.000,- , Rp.
5.000,- untuk pengawas dan sisanya Rp. 75.000,- untuk sejumlah pekerja. Penjualan
batu-batu kecil seharga Rp. 75.000,- untuk pengawas dan tenaga kerjanya. Rata-rata
pendapatan pengawas adalah Rp. 50.000,-/harinya. Rata-rata pendapatan
pekerja/buruh tambang adalah Rp. 30.000,- - Rp. 45.000,- /harinya. Sebelum menjadi
penambang sebagian besar dari mereka adalah menjadi buruh tani dengan pendapatan
Rp. 10.000,- / hari sehingga saat ini terjadi peningkatan pendapatan.

Harga pasir merapi di konstruksi sangatlah terjangkau. Harga Rp 135.000,-


perkubiknya untuk pengambilan skala besar. Sedangkan skala rumahan, per kubiknya
Rp 200.000,- dengan kualitas standar. Sedangkan mutu terbaik atau biasa orang jawa
menyebutnya nggendol Rp 230.000,- / kubik kualitas super. Dalam satu truk biasanya
berisi minimal 7 kubik. Ini ukuran truk double sekali jalan. Bila di total dalam
perjalanan 1 truk memiliki nominal Rp 1.400.000,- untuk kualitas standar. Pasir
Nggendol Rp 1.610.000,- per rit nya.

24
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kepulauan Indonesia termasuk daerah vulkanis yang aktif di dunia. Menurut


Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sebanyak 17 gunung di
Indonesia berstatus Waspada, empat gunung berstatus Siaga, serta satu gunung
berstatus Awas .Tingkat isyarat gunung berapi di Indonesia adalah normal, waspada,
siaga, awas. Status normal ditandai dengan tidak ada gejala aktivitas tekanan magma.

Dengan banyaknya gunung api tersebut akan menambah atau membawabanyak


dampak positif untuk masyarakat maupun negara baik itu secara ekonomi ataupun
lainnya, sumberdaya yang dapat dimanfaatkan dari gunung berapi sendiriadalah salah
satunya yaitu pasirnya. Pasir gunung api ( vulkanis) merupakan pasir yang berasal dari
letusan gunung api, pada saat gunung api meletus mengeluarkantiga jenis bahan yaitu
berupa padatan, cair, dan gas. Bahan padatan dapat berupa pasir, debu, dan abu
vulkanik, sedangkan bahan cair dapat berupa lava dan lahar. Pasir vulkanik memiliki
beberapa manfaat diantaranya:
1. Menyuburkan tanah

2. Sebagai campuran media tanaman

3. Untuk aquascape

4. Untuk filter kolam ikan

5. Untuk tanaman kering

25
6.2 Saran

Penulis sadar dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak


kekurangan.Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar lebih baik dalam pembuatan makalah selanjutnya.

26
DAFTAR PUSTAKA

Kusmiyati, A. (2019). ANALISIS DAMPAK ADANYA PENAMBANG PASIR


MERAPI MODERN TERHADAP PENAMBANG PASIR TRADISIONAL
MERAPI.

Suherman, Dono Guntoro, Dudi Nasrudin Usman. 2003. Penelitian Potensi


Sumberdaya Bahan Galian Pasir Di Gunung Celak Desa Celak Kecamatan
Gunung Halu.
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/ethos/article/download/1614/pdf
Tri Maryoko. 2015. Analisis Uji Kuat.
http://repository.ump.ac.id/797/2/Tri%20Maryoko%20BAB%20I.pdf

Riyan, P. 2019. Identifikasi Sebaran Lapisan Pasir Vulkanik Menggunakan


Metode Magnetik. http://etheses.uinmalang.ac.id/15757/1/15640079.pdf

Agincourt. Pengertian Pasir Vulkanik https://www.agincourtresources.com/read-


agincourt/cari-tahu-pengertian- eksplorasi-tambang/#

Modul UKG Geografi. Pengertian Eksplorasi Dan Eksploitasi SDA.


https://www.gurugeografi.id/2018/03/pengertian-eksplorasi-dan

eksploitasi.html#:~:text=Eksploitasi%20adalah%20usaha%20penambangan%
20dengan,bahan%20galian%20cair%20serta%20gas.
Winarni. 2018. Bahan Galian Golongan C.
https://dlh.karanganyarkab.go.id/2018/05/08/bahan-galian-golongan-c/

Nur, M. 2014. Resistensi Penambangan Ilegal: Studi Kasus EksploitasiTambang


Galian C (Pasir) Di Desa Borimasunggu Kabupaten Maros.

https://core.ac.uk/download/pdf/77619819.pdf
Sarah Filia Putri. Screening. https://www.academia.edu/12543387/SCREENING
Batualamserpong.2020. Pasir Malang Dengan Berbagai Macam Kegunaannya.
http://www.batualamserpong.com/2020/08/pasir-malang-dengan-berbagai-
macam.html

Yudhistira, dkk. 2011. Kajian Dampak Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan


Penambangan Pasir Di Desa Keningar Daerah Kawasan Gunung Merapi.
https://media.neliti.com/media/publications/100643-ID-kajian-dampak- kerusakan-
lingkungan-akiba.pdf 27
Achmad Reza Kurniawan, dkk. 2018. Rencana Reklamasi Pada Lahan Bekas
Tambang Pasir Dan Batu Di Desa Nglumut, Kecamatan Srumbung, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah.

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://ejur
nal.itats.ac.id/sntekpan/article/download/398/263&ved=2ahUKEwi05LvgxN
rvAhVu63MBHerrC4sQFjAAegQIBRAC&usg=AOvVaw3KRJ1CIwXNC
mI8gP_BhBxH

28

Anda mungkin juga menyukai