Anda di halaman 1dari 29

Pengantar Teknik Pertambangan

W5

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Pengertian Tambang Bawah Tanah
Apa yang membuat adanya tambang bawah tanah ?
• Kebutuhan bahan galian meningkat sedangkan jumlah cadangan dan kadar menurun.
• Terjadi perkembangan teknologi
• Masalah lingkungan

Pengertian umum Tambang Bawah Tanah


Suatu sistem penambangan mineral atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan
langsung dengan udara terbuka.

Tugas utama Engineer: membongkar dan membawa broken ore dari stope ke permukaan bumi. Sedangkan tugas
tambahannya yaitu ventilasi, penirisan, penyanggaan, penerangan dan safety.

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Faktor Pemilihan TBT
Faktor yang diperhatikan dalam metode pemilihan tambang bawah tanah :
❖Karakteristik penyebaran deposit atau geometri deposit (massive (menggumpal) ,
vein(mengakar/urat), disserminated (tersebar), tabular(tabung), platy(pipih),
lenticular(melensa))
❖Karakteristik geologi dan hidrologi
❖Karakteristik geoteknik (Kuat Tekan, kuat Tarik, Kuat Geser, Kohesi, RMR, Q system, dll)
❖Faktor teknologi akibat dari kondisi;
a. Kedalaman endapan bijih dari permukaan
b. Umur Tambang
c. Nilai Endapan
d. Model yang tersedia
e. Letak/posisi ore body
Laura Puspita Sari, S.T., M.T
Tahapan Development TBT
Tahapan Development pada Tambang Bawah Tanah
1. Mempersiapkan fasilitas-fasilitas yang diperlukan pada tahap penggalian
2. Membuat suatu lubang bukaan (opening/entry) ke badan bijih untuk
memperlancar produksi nantinya.
3. Mecari data-data terperinci mengenai sifat-sifat dan ukuran badan bijihnya.

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Sistem pada Tambang Bawah Tanah
Berdasarkan cara Penyanggaan dan Penambangannya, maka sistem-sistem tambang bawah
tanah digolongkan/dibagi dalam 3(tiga) kelompok metode, yaitu :
1. Gophering Coyoting
2. Glory Hole Method
1 OPEN STOPE METHODS 3. Shrinkage Stoping
4. Sublevel Stoping
1. Shrink & Fill Stoping

2
SUPPORTED STOPE 2. Cut and Fill Stoping

METHODS 3. Square Set Stoping


4. Stull Stoping
1. Top Slicing
3 CAVING METHODS 2. Sublevel caving
3. Block caving
Laura Puspita Sari, S.T., M.T
Faktor Pemilihan Sistem Tambang Bawah Tanah
Untuk memilih sistem tambang bawah tanah mana yang akan diterapkan, maka ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan, yaitu :
1. Bentuk, ukuran, letak dan penyebaran nilai dari endapan bijih
2. Sifat, kekerasan dari endapan bijih dan batuan disekitarnya.
3. Sifat mineralogis dan geologis.
4. Lokasi dari para endapan bijih dan batuan disekitarnya.
5. Persediaan, macam dan harga material yang mungkin dipakai sebagai penyanggaan.
6. Besarnya modal yang tersedia untuk penambangan.
7. Macam ahli, tingkat pendidikan dan tinggi rendahnya upah buruh didaerah tersebut.
8. Cara Management yang dipakai dari pertambangan tersebut, apakah tambang rakyat, swasta,
negara atau modal asing

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Open Stope Methods
Sistem Penambangan yang :
❖Sedikit memakai penyanggaan
❖Umumnya merupakan cara penambangan yang sederhana, baik dalam pelaksanaan maupun Lay
Out-nya
❖Dapat memakai buruh-buruh yang tidak terlatih.

Cara penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang mempunyai syarat-syarat sbb:
❖Endapan bijih & Country Rock (batuan induk) memiliki kekerasan yang tinggi, sehingga tidak
mudah runtuh.
❖Endapan bijih memiliki kemiringan (dip) > 70°
❖Ukuran bijih tidak terlalu besar, tebal < 5 m dan batas endapan terlihat jelas, biasanya Primary
Ore seperti Vein (urat), Dike, Sill, Lacolith.
Laura Puspita Sari, S.T., M.T
Open Stope Methods - Gophering
1. GOPHERING/COYOTING
Sistem penambangan ini hanya mengikuti pada arah dan bentuk endapan bijih dan pengerjaanya
tidak sistematis, baik peralatan, maupun cara penambangannya sangat sederhana tanpa persiapan
(development) terlebih dahulu.
Pembuatan lubang bukaan selalu mengikuti endapan bijih, sistem ini cocok untuk daerah yang
padat penduduknya, tetapi didaerah yang terpencil.

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Open Stope Methods – Underground Glory Hole
2. UNDERGROUND GLORY HOLE
Sistem ini cocok untuk :
a. Endapan yang sempit dan sedikit
b. Lebar endapan antara 1 – 5 m, tetapi memanjang ke bawah, berbentuk bulat atau elips.
c. Ore body atau country rock kuat
d. Kemiringan > 70°

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Open Stope Methods – Underground Glory Hole

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Open Stope Methods – Shrinkage Stoping
3. SHRINKAGE STOPING
Development yang diperlukan untuk ‘shrinkage stoping’ yaitu dengan membuat drift pada setiap level, dari drift pada setiap
level kemudian dibuat raise yang dipergunakan untuk Oreclude dan Man Way. Ore diledakkan, dan broken ore yang diperoleh
dibiarkan menimbun. Demikian seterusnya hingga diperoleh timbunan sampai dengan batas tertentu.
Cara ini cocok untuk endapan-endapan bijih yang memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Batuan kuat (firm & strong rock)
b. Dip >70°
c. Tebal endapan bijih < 3m, yang baik anatara 1 m – 2 m
d. Endapan bijih memiliki nilai yang tinggi
e. Endapan bijih harus Uniform/homogen, dalam hal kadarnya tidak ada selective Mining. Semua ore harus ditambang,
sebaiknya diterapkan untuk mineral-mineral berharga.
f. Bukan merupakan endapan sulfida

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Open Stope Methods – Shrinkage Stoping

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


4. SUBLEVEL STOPING
Penambangan Bawah Tanah yang dilakukan dengan membuat level level yang kemudian level-level tersebut dibagi
lagi menjadi sublevel-sublevel. Dari level dibuat tangga menuju sublevel.
Sublevel stopping cocok untuk endapan bijih yang memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Ketebalan Vein antara 1m – 20 m
b. Dip dari pada endapan sebaiknya > 30°
c. Endapan bijih dan country rock harus kuat dan keras
d. Permukaan atau batas country rock harus keras dan tidak retak-retak sehingga tidak terjadi Dilution.
e. Batas endapan bijih dan country rock harus jelas dan bentuknya teratur.
f. Penyebaran kadar bijih sebaiknya merata, karena cara ini sukar untuk melakukan Selective Mining

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Open Stope Methods – Sublevel Stoping

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods
Pengertian Supported Stope Method (Stope dengan Penyanggaan Buatan)
Metode ini cocok untuk endapan bijih yang Country Rock dan bijihnya lunak. Akibatnya perlu sistem penambangan yang
sistematik dan memerlukan supported (penyanggan) untuk menghindari terjadinya jatuhnya waste rock dari suatu
stope, atau dari terjadinya penyempitan dan pelebaran suatu stope.
Supportnya bisa berupa :
1. Natural Supported 2. Artificial Supported
a. Ore nya sendiri a. Filling Material
b. Low grade ore b. Cement Grouting
c. Waste c. Rock Bolting/ Cable Bolting
d. Concrete
e. Kayu/timber

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Shrink and Fill Stoping
Pada dasarnya mirip dengan “Shringkage Stopping”, hanya saja setelah satu block antar level satu dengan level lainnya
habis ditambang/ digali kemudian rongganya diisi dengan Filling Material.

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Cut and Fill Stoping
Pemakaian ‘cut and Fill’ cocok untuk :
a. Ketebalan endapan bijih 1M -6M atau suatu endapan mendatar tetapi cukup tebal
b. Mempunyai dip > 45; sebaiknya untuk vein
c. Endapan bijih keras, akan tetapi Country Rock Lunak atau kurang kompak
d. Endapan memiliki nilai tinggi

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Square Set Stopping
Merupakan sistem penambangan dengan penyanggaan secara sistematis kesegala arah (3 dimensi). Sistem ini cocok
untuk endapan-endapan yang mempunyai sifat-sifat :
a. Nilainya sangat tinggi, ini dimaksudkan untuk menutup ongkos penambangan yang sangat mahal
b. Mempunyai dip > 45
c. Ketebalan endapan bijih minimum 3,5 m
d. Bijih dan country rock mudah runtuh dan lemah, sehingga memerlukan penyanggaan yang sistematis
e. Endapan tidak perlu memiliki batas-batas antara endapan dan country rock yang baik atau jelas.

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Square Set Stopping

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Stull Stopping
Stull Stopping termasuk ke dalam metode penyanggan yang dilakukan secara underhand. Metode ini menggunakan pilar
buatan dari waste rock dan stull timber yang menyangga dan melintang pada stope. Stull dipasanng pada geometri
yang sistematis, berfungsi sebagai tempat berpijak pekerja dan peluncur bijih (ore slide).
Sistem penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki sifat sbb :
a. Bijihnya agak kuat, tak perlu disangga secara langsung selama penambangan berlangsung, tetapi country rocknya
mudah pecah menjadi bongkahan-bongkahan sehingga perlu penyangga.
b. Dip tidak terlalu berpengaruh, akan tetapi dip yang lebih besar akan lebih menguntungkan
c. Ketebalan endapan berkisar aatar 1m – 3 m, yaitu ketebalan yang masih bisa dicapai oleh timber.
d. Bijihnya harus memiliki nilai yang tinggi, memerlukan penambangan yang recoverynya tinggi, walaupun ongkis
penambangannya tinggi

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Stull Stopping

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Long Wall Mining
Longwall Mining merupakan metode eksploitasi yang diterapkan pada cebakan mendatar, tipis, dan tabular. Metode
longwall ini asalnya diaplikasikan untuk batubara.
Sistem penambangan ini cocok untuk endapan bijih yang memiliki sifat sbb :
1. Hanya untuk cebakan tipis +/- 2 m dengan ketebalan merata, umumnya lapisan dengan penyebaran mendatar.
2. Untuk kondisi batuan kompeten atau inkompeten karena daerah kerja akan disangga.
3. Kemiringan bijih >30

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Long Wall Mining

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Top Slicing
Merupakan metode penambangan dimana bijih diekstraksi dengan cara sepotong demi sepotong (slice by slice) dimulai dari
bagian atas. Slice yang telah ditambang kemudian dipasang timber, selanjutnya diruntuhkan sehingga “capping” runtuh
(ambruk) ke lantai slice. Penambangan pada slice selanjutnya kemudian dilakukan tepat dibawah slice yang telah
diruntuhkan sebelumnya.
Metode Top Slicing cocok untuk endapan bijih yang bersifat sbb:
a. Endapan bijih dan overburden lunak
b. Ukuran besar dan letaknya boleh mendatar atau miring, tetapi sebaiknya dipnya <65. Ukuran yang tipis sekitar 2m-3m
dan dip yang besar harus mempunyai country rock yang kuat agar tidak terjadi dilution.
c. Sebaiknya memiliki bentuk endapan yang teratur, jelas batasnya dan tidak memerlukan ‘selective mining’
d. Memiliki nilai cukup tinggi sehingga ongkos penambangan yang agak tinggi bisa ditutupi
e. Diatas endapan bijih ini tidak ada bangunan penting sehingga surface subsidence tidak merugikan

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Top Slicing

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Supported Stope Methods – Undercut and Fill
Metode undercut and fill penerapan utamanya masih sebagai pilar recovery. Undercut and Fill merupakan suatu
metode dimana penggalian blok bijih dilakukan secara potongan (cut) yang bertahap, dimulai dari bagian atas ke bawah.

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Caving Methods (Metode Ambrukan)
Sublevel Caving

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Caving Methods (Metode Ambrukan)
Block Caving

Laura Puspita Sari, S.T., M.T


Terimakasih

Laura Puspita Sari, S.T., M.T

Anda mungkin juga menyukai