Anda di halaman 1dari 63

PEMETAAN KRB GEMPABUMI

Oleh :
Dr. Supartoyo
(supartoyo@gmail.com)
DIPRESENTASIKAN PADA DIKLAT MITIGASI BENCANA GEMPABUMI DAN TSUNAMI
DI PUSDIKLAT GEOLOGI BANDUNG, TANGGAL 9-11-2015

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

BADAN GEOLOGI
PUSAT VULKANOLOGI DAN MITIGATISI BENCANA GEOLOGI
Jln. Diponegoro no. 57 Bandung 40122
Telepon (022) 7272606, Fax (022) 7202761, Homepage :http:/www.vsi.esdm.go.id

CURRICULUM VITAE
Nama
: Dr. Supartoyo
Tempat Tanggal Lahir : Jatinegara, Jakarta, 22-9-1968
Alamat Rumah
: Jln. Sukagalih II/ 173 RT 05, RW 08, Cipedes, Sukajadi, Bandung 40162
Alamat Kantor
: Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi
Jln. Diponegoro no. 57 Bandung 40122
NIP
: 19680922 199503 1001
Jabatan
: Surveyor Pemetaan Madya / Pembina, IV/a
Riwayat Pendidikan
1. S1 Teknik Geologi, UPN Veteran Yogyakarta (1987 1993)
2. S2 Teknik Geologi, ITB (2006 2008)
3. S3 Teknik Geologi, ITB (2008 2014)

Riwayat Pekerjaan
4. Medical Representatif PT. Westmont Pharmaceuticals (1993-1994).
5. PT. Karsatama Sembada Mandiri (1994-1995).
6. Kanwil Departemen Pertambangan dan Energi (DPE) Provinsi Bengkulu (1995 2000).
7. Distamben Provinsi Bengkulu (2000 2002).
8. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi (2002 sekarang).
Kegiatan Lain
9. Pengajar mitigasi bencana geologi di Pusdiklat Geologi Bandung (2006 sekarang)
10.Pengajar tamu mitigasi bencana geologi di Prodi Teknik Geologi dan GREAT ITB (2008 sekarang).
11.Pembimbing mahasiswa bidang struktur geologi dan mitigasi bencana geologi (2006 sekarang).
12.Penulis di Jurnal Vulkanologi dan MBG, Buletin Vulkanologi dan MBG, Jurnal Lingkungan dan Bencana
Geologi (JLBG), Majalah Geomagz (2008 sekarang).
Penghargaan dan Publikasi Buku
. Partisipasi Aktif Penanggulangan Bencana Gempabumi di Yogyakarta dan Jawa Tengah (Bakornas Aju,
2006).
. Satya Lencana Karyasatya 10 thn (Presiden RI, 2008).
. Buku Potensi sumberdaya mineral Provinsi Bengkulu, diterbitkan oleh DISTAMBEN Provinsi Bengkulu.
(2000).
. Buku Katalog gemsak di Indonesia tahun 1612 2014 (edisi I sd V), diterbitkan oleh PVMBG, BG (2004
2014).

KERANGKA
1. Pendahuluan (definisi peta KRB Gempabumi, peta
KRBG yang ada)
2. Data untuk penyusunan Peta KRB Gempabumi
3. Metode penyusunan Peta KRB Gempabumi
4. Tingkatan KRB Gempabumi
5. Mikrozonasi Gempabumi

KUIS
1. Apa yang dimaksud dengan Peta Kawasan Rawan
Bencana (KRB) Gempabumi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Peta Risiko Bencana
Gempabumi ?
3. Data apa yang diperlukan untuk penyusunan Peta KRB
Gempabumi ?
4. Sebutkan minimal 2 (dua) metode yang dipergunakan
untuk penyusunan Peta KRB Gempabumi !
5. Ada berapa tingkatan KRB Gempabumi ?
6. Apa satuan nilai percepatan gempabumi ?
7. Apa yang dimaksud dengan Peta Mikrozonasi
Gempabumi ?

(Pilih 4 soal saja, waktu 8 menit)

Peta sebaran kegempaan di Indonesia tahun 1973 2006


(BMG & Bakosurtanal dalam Taufik, 2006).

(Supartoyo dkk., 2014)

PETA WILAYAH RAWAN GEMPABUMI


INDONESIA

(Supartoyo dkk., 2014)

PENDAHULUAN
Banyaknya penamaan peta rawan gempabumi, antara lain :
peta rawan gempabumi, peta zona rawan gempabumi, peta
kerentanan gempabumi, peta bahaya goncangan gempabumi,
peta zonasi gempabumi, dll.
Permen ESDM nomor 15 tahun 2011 menyatakan peta tematik
rawan gempabumi sebagai Peta KRB Gempabumi.
Penyusunan peta zonasi gempabumi yang ada saat ini
berdasarkan : percepatan gempabumi (SNI, BG) dan intensitas
gempabumi (BG).
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah wajib menyediakan
peta rawan bencana untuk manajemen
penanggulangan
bencana (UU no. 24 Tahun 2007) & Penataan Ruang (UU no.
26 Tahun 2007)
Pemerintah Pusat & Pemerintah Daerah memerlukan
metodologi penyusunan Peta KRB Gempabumi.

PERMASALAHAN PETA KRB


GEMPABUMI
Terdapat beberapa metode penyusunan peta KRB
Gempabumi.
Belum ada acuan baku metode untuk menyusun peta KRB
Gempabumi di Indonesia.
Peta bahaya gempabumi yang disusun oleh Kementerian PU
(Irsyam dkk., 2010) masih sulit dipahami oleh masyarakat,
karena peta tersebut disusun untuk keperluan bangunan.
Peta bahaya gempabumi yang disusun oleh Kementerian PU
(Irsyam dkk., 2010) skalanya regional (untuk wilayah
Indonesia).
Peta KRB Gempabumi yang disusun oleh PVMBG, BG
menggunakan metode PSHA dan masih sulit untuk diterapkan.

PETA KRB GEMPABUMI


Peta KRB Gempabumi : peta yang menggambarkan
potensi bahaya gempabumi yang mungkin akan terjadi
pada suatu daerah.
Data yang diperlukan untuk penyusunan peta KRB
Gempabumi : parameter gempabumi/ katalog
gempabumi, sejarah gempabumi merusak, karakteristik
sumber gempabumi, data geologi, karakteristik tanah
permukaan (Vs30, amplifikasi).
Metode penyusunan peta KRB Gempabumi : Pemetaan
intensitas gempabumi, skoring, DSHA, PSHA.
Metode yang dikembangkan oleh PVMBG : PSHA.

KRB GEMPABUMI
Terletak dekat dengan sumber gempabumi.
Kontrol geologi setempat (amplifikasi, perioda,
frekwensi, karakteristik tanah setempat).
Pernah mengalami kejadian gempabumi merusak
sebelumnya.

Apakah wilayah Kab. Cilacap rawan gempabumi ???

Perlu membuat peta KRB gempabumi

SUMBER GEMPABUMI DEKAT

(Supartoyo, 2007)

SUMBER GEMPABUMI JAUH

Dampak kondisi
geologi lokal
terhadap goncangan
gempabumi di
Meksiko tahun 1986
yang berjarak 250
km dari sumber
gempabumi.

(Keller dan Pinter, 1996)

BAHAYA GEMPABUMI
Goncangan gempabumi/
kerusakan bangunan.
Retakan tanah.
Pergeseran tanah.
Likuifaksi.
Gerakan tanah.

BAHAYA GEMPABUMI

(sumber : TTD PVMBG)

Skala
Intensitas

(Kertapati dkk., 2001)

METODE PENYUSUNAN PETA KRB


GEMPABUMI
Deterministic Seismic Hazard Analysis (DSHA) pada
batuan dasar.
Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) pada batuan
dasar.
Probabilistic Seismic Hazard Analysis (PSHA) pada tanah
permukaan.
Scoring (menggabungkan beberapa parameter yaitu
morfologi, struktur geologi, litologi/ batuan, intensitas
gempabumi, sumber gempabumi, percepatan gempabumi).
Intensitas gempabumi.
Analitical Hirarki Process (AHP).

METODE DSHA DENGAN SUMBER GEMPABUMI DARI ZONA SUBDUKSI

(Irsyam dkk., 2010)

METODE DSHA DENGAN SUMBER GEMPABUMI DARI SESAR AKTIF

(Irsyam dkk., 2010)

METODE PSHA

(Irsyam dkk., 2010)

METODE DSHA DENGAN SUMBER GEMPABUMI JABARSEL TAHUN 2009

(Sengara dkk, 2009)

METODE PSHA PADA TANAH PERMUKAAN

(Cipta dkk., 2010)

METODE SCORING

METODE AHP

(Elite, 2011)

PENGERTIAN BATUAN DASAR DAN


TANAH PERMUKAAN
Vs30 (m/dt)

SPT (N)

A. Batuan Keras
B. Batuan
C. Tanah Sangat Padat
dan Batuan Lunak

> 1500
750 < Vs30 < 1500

N/A
N/A

Kuat geser/ kPa


(Su)
N/A
N/A

350 < Vs30 < 750

>50

100

D. Tanah Sedang

175 < Vs30 < 350

15 < N < 50

E. Tanah Lunak

< 175

<15

Klasifikasi

50 < Su 100 <


1500
< 50

Klasifikasi batuan dan tanah berdasarkan nilai Vs30, SPT, dan kuat geser
(UBC, 1997 dalam SNI, 2002).

SATUAN PERCEPATAN GEMPABUMI


Cm/det2 atau gal.
M/det2 atau G (Gravitasi).

DATA UNTUK PENYUSUNAN PETA KRB


GEMPABUMI
Katalog kegempaan termasuk data kejadian gempabumi
merusak.
Sumber gempabumi (Geometri sesar aktif, Magnitudo
maksimum, Laju geser/ slip rate).
Data geologi (morfologi, litologi, struktur geologi).
Data tanah permukaan.

SUMBER GEMPABUMI ZONA SUBDUKSI


(MEGATHRUST)

Sulu Thrust
Mw=8.5

Megarthrust AndamanSumatera
Mw=9.2 , a=4.70, b=0.83
Megarthrust Middle1
Sumatera
Mw=8.6 , a=4.71, b=0.88

Megarthrust Philipine
Mw=8.2 , a=4.64
b=0.87
West Molucca Sea
Mw=7.9
East Molucca Sea
Mw=8.1

Megarthrust North
Sulawesi
Mw=8.2 , a=4.28 b=0.91

North Papua
Thrust
Mw=8.2

Megarthrust Middle 2
Sumatera
Mw=8.5 , a=5.35, b=0.97
Megarthrust S Sumatera
Mw=8.2 , a=5.76, b=1.05

Megarthrust Jawa
Mw=8.1 , a=6.14, b=1.10

(Irsyam dkk., 2010)

Megarthrust North Banda


Sea
Mw=7.9 , a=6.86 b=1.20

Megarthrust Sumba
Mw=7.8 , a=6.81, b=1.20

Megarthrust South Banda


Sea
Mw=7.4 , a=7.56 b=1.34
Megarthrust Timor
Mw=7.9 , a=9.09 b=1.60

SUMBER GEMPABUMI SESAR


AKTIF
2.
Aceh
3.
Tripa
4.
Renun
5.
Toru

1.Seulime
um
6.
Angkol
7.
aBarumu
10.
n Sumani
11.
Suliti

15.
Musi

16.
Manna
17.

8.
Sumpur
9.
Sianok
12.
Siulak
13.
Dikit
14.
Ketaun
18.Seman
gko 31.

57.
Gorontalo
54. Batui
thrust
50. PaluKoro

53.
Poso
51.
Matano
58.
Baribis
Lawanopo
33.
52.
Semarang Walanae

30.
Kumering
19.Sun
Bumiayu
da32.
Cimandiri

34.
Jogja

36. Flores
back arc

77. Manokwari
trench
75.
74.
Ransiki
Sorong
70.
72. SulaYapen
Sorong

73. SorongMaluku
34. Wetar
55. Tolo back arc
thrust

78.
Lowland
71. TareraAidun
76. Membrano
thrust tbelt
79 Highland
thrust belt

(Irsyam dkk., 2010)

Procedure of the Development of


Seismic Zonation Map

1. Identification of the seismic sources

3. Probabilistic Seismic
Hazard Analysis to obtain
maximum peak ground
acceleration for 500 years
return period

2. Selection of the attenuation relationship

ANALISIS BAHAYA GONCANGAN GEMPABUMI


1. DSHA
2. PSHA

(Reiter, 1990 dalam Kramer, 1996).

METODE SCORING

ANALISIS

PETA KRB GEMPABUMI

METODE AHP

PETA KRB GEMPABUMI DAERAH PALABUHANRATU


MENGGUNAKAN METODE AHP

(Elite, 2011)

SEJARAH PERKEMBANGAN PETA KRB


GEMPABUMI DI INDONESIA

The 1st Seismic Hazard Map


in Indonesian Standard for Earthquake Resistance
Building Design 1983
5
6

4
2

4
3

6
5

6
4

2
4
5
6

Earthquake Zone - 1

Earthquake Zone - 3

Earthquake Zone - 5

Earthquake Zone - 2

Earthquake Zone - 4

Earthquake Zone - 6

PETA BAHAYA GEMPABUMI PERIODE ULANG 50 TAHUN

(Irsyam dkk, 2010)

PETA BAHAYA GEMPABUMI PERIODE ULANG 100 TAHUN

(Irsyam dkk, 2010)

TINGKATAN KRB GEMPABUMI


Tipe A : Kawasan ini berlokasi jauh dari daerah sesar yang rentan terhadap
getaran gempa. Kawasan ini juga dicirikan dengan adanya kombinasi saling
melemahkan dari faktor dominan yang berpotensi untuk merusak. Bila intensitas
gempa tinggi (MMI VIII) maka efek merusaknya diredam oleh sifat fisik batuan
yang kompak dan kuat.
Tipe B : Faktor yang menyebabkan tingkat kerawanan bencana gempa pada
tipe ini tidak disebabkan oleh satu faktor dominan, tetapi disebabkan oleh lebih
dari satu faktor yang saling mempengaruhi, yaitu intensitas gempa tinggi (MMI
VIII) dan sifat fisik batuan menengah. Kawasan ini cenderung mengalami
kerusakan cukup parah terutama untuk bangunan dengan konstruksi
sederhana.
Tipe C : Terdapat paling tidak 2 faktor dominan yang menyebabkan kerawanan
tinggi pada kawasan ini. Kombinasi yang ada antara lain adalah intensitas
gempa tinggi dan sifat fisik batuan lemah; atau kombinasi dari sifat fisik batuan
lemah dan berada dekat zona sesar cukup merusak. Kawasan ini mengalami
kerusakan cukup parah dan kerusakan bangunan dengan konstruksi beton
terutama yang berada pada jalur sepanjang zona sesar.
(Peraturan Menteri PU nomor 21, Tahun 2007)

TINGKATAN KRB GEMPABUMI


Tipe D : Kerawanan gempa diakibatkan oleh akumulasi 2 atau 3 faktor yang
saling melemahkan. Sebagai contoh gempa pada kawasan dengan kemiringan
lereng curam, intensitas gempa tinggi dan berada sepanjang zona sesar
merusak; atau berada pada kawasan dimana sifat fisik batuan lemah, intensitas
gempa tinggi, di beberapa tempat berada pada potensi landaan tsunami cukup
merusak. Kawasan ini cenderung mengalami kerusakan parah untuk segala
bangunan dan terutama yang berada pada jalur sepanjang zona sesar.
Tipe E : Kawasan ini merupakan jalur sesar yang dekat dengan episentrum
yang dicerminkan dengan intensitas gempa yang tinggi, serta di beberapa
tempat berada pada potensi landaan tsunami merusak. Sifat fisik batuan dan
kelerengan lahan juga pada kondisi yang rentan terhadap goncangan
gempa.Kawasan ini mempunyai kerusakan fatal pada saat gempa.
Tipe F : Kawasan ini berada pada kawasan landaan tsunami sangat merusak
dan di sepanjang zona sesar sangat merusak, serta pada daerah dekat dengan
episentrum dimana intensitas gempa tinggi. Kondisi ini diperparah dengan sifat
fisik batuan lunak yang terletak pada kawasan morfologi curam sampai dengan
sangat curam yang tidak kuat terhadap goncangan gempa. Kawasan ini
mempunyai kerusakan fatal pada saat gempa.
(Peraturan Menteri PU nomor 21, Tahun 2007)

TINGKATAN KRB GEMPABUMI


1. KRB gempabumi tinggi, merupakan kawasan berpotensi mengalami
goncangan, dapat merusak bangunan dengan dan tanpa rekayasa teknologi,
mengakibatkan retakan tanah, gerakan tanah, dan pelulukan. Intensitas
lebih besar dari skala VII MMI atau percepatan tanah lebih besar dari 0,4 g.
Warna merah.
2. KRB gempabumi menengah, merupakan kawasan yang berpotensi
mengalami goncangan, dapat merusak bangunan tanpa rekayasa teknologi,
terjadi retakan tanah, dan berpotensi terjadi gerakan tanah. Intensitas lebih
besar dari skala V hingga VII MMI. Warna kuning.
3. KRB gempabumi rendah, merupakan kawasan yang berpotensi mengalami
goncangan dan kerusakan ringan. Intensitas skala IV sampai dengan V
MMI. Warna hijau.
4. KRB gempabumi sangat rendah, merupakan kawasan yang berpotensi
mengalami goncangan ringan dengan intensitas lebih kecil atau sama
dengan skala IV MMI. Warna biru muda.
(Peraturan Menteri ESDM nomor 15, Tahun 2011)

PENYELIDIKAN MIKROZONASI GEMPABUMI


Mikrotremor merupakan kombinasi dari beberapa gelombang alamiah yang
terjadi di alam bersumber dari keramaian, mesin industri, aktivitas manusia,
kendaraan, aliran sungai, ombak, pergerakan obyek oleh angin serta semua
gelombang alamiah lainnya yang dapat diamati yang tergantung dari tipe
seismograf yang dapat merekam gelombang alamiah tersebut (Omori, 1908
dalam Kanai, 1983).

KARAKTERISTIK TANAH
Karakteristik tanah adalah parameter untuk mengetahui
besaran respon tanah terhadap gelombang gempabumi.
Cara mengukur :
Pengeboran : mahal, lama, kesulitan mobilisasi.
Akselerograf : mahal, menunggu kejadian gempa
sehingga membutuhkan waktu lama.
Mikrotremor : murah, cepat, praktis, mobilisasi cukup
mudah, tidak perlu menunggu datangnya kejadian
gempabumi.

PERBANDINGAN KARAKTERISTIK TANAH


ANTARA PENGEBORAN VS MIZON
Amplifikasi = 8
(bas x Vs bas) / (sed x
Vs sed)

Penyelidikan Mikrozonasi
Gempabumi

(Keller & Pinter, 1996)

(Purbo, 2007)

Dampak amplifikasi tinggi dan rendah

(Purbo, 2007)

Peralatan

Pengukuran Mikrotremor

Rekaman seismometer

Pemilahan

f = Vs / 4 H

LATIHAN
IDENTIFIKASI SESAR AKTIF DAN
PENYUSUNAN PETA KRB GEMPABUMI
MENGGUNAKAN METODE DSHA

PERHITUNGAN NILAI PERCEPATAN


GEMPABUMI PADA BATUAN DASAR
Magnitudo maksimum dihitung berdasarkan panjang sesar
menggunakan metode Well & Coppersmith (1994), yaitu :
Mw = 5,16 + 1,12 log panjang sesar
Fungsi atenuasi dari Fukushima dan Tanaka (1992) dalam
satuan cm/det2 (gal), yaitu :
Log A = 0,42 Mw log (R+0,025.100,42 Mw) 0,0033 R + 1,22
Catatan : 3 gal = 0,003 G (Gravitasi).

ATTENUATION FUNCTION

Fukushima dan Tanaka (1992)

LATIHAN IDENTIFIKASI SUMBER GEMPABUMI DAN


PERHITUNGAN NILAI PERCEPATAN GEMPABUMI

BAHAN DISKUSI

Buatlah peta intensitas gempabumi berdasarkan 3 lokasi episenter dengan


mempertimbangkan kondisi geologi wilayah tersebut .

TERIMA KASIH
ADA PERTANYAAN, KOMENTAR
ATAU MASUKAN ???

Anda mungkin juga menyukai