Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR BUMI ANTARIKSA DAN KIMIA

TENTANG

“Asal Usul dan Sifat-Sifat Batuan”

Dosen Pengampu :

Atika Ulya Akmal

S.Pd,M.Pd

Disusun Oleh :

Oleh kelompok II
ANGGOTA :
1. Ahmad Zaki (21129002)
2. Fitri Adilla (21129210)
3. Oryn Fazillah (21129451)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

1
UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala berkah dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah “Asal Usul dan Sifat-Sifat Batuan”. Dan tidak lupa pula
penulis mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah memberikan
kontribusi baik materi maupun pikirannya.

Makalah ini disusun dengan tujuan memenuhi salah satu tugas mata kuliah konsep dasar
bumi antariksa dan kimia. Selain itu makalah ini disusun agar dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca Macam-Macam Erosi dan Penyebab Terjadinya Erosi dan Abrasi Serya
Energi Alternatif.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan. Maka dari
itu penulis berharap agar adanya kritik dan saran yang diberikan, sehingga dapat menjadi
pelajaran untuk kedepannya.

Padang, 3 November 2022

Kelompok 2

3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................4

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................4


B. Rumusan Masalah.......................................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Asal-Usul Batuan........................................................................................................5
B. Sifat-Sifat Batuan........................................................................................................10

BAB III PENUTUP..............................................................................................................14

A. Kesimpulan...................................................................................................................14

B. Saran..............................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Batuan sebagai penyusun utama bumi memiliki jumlah yang melimpah. Segala unsur
kehidupan manusia tidak bisa terlepas dari kebutuhan akan batuan. Di bumi ini batuan
dibagi menjadi kelompok besar, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan malihan atau
metarmorfis. Dalam batuan-batuan tersebut terdapat mineral, yaitu unsur-unsur kimiawi
dalam perbandingan tertentu, dimana atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola
yang sistimatis.

Dari mineral-mineral inilah dapat diketahui kandungan yang terdapat pada batuan
tersebut. Para ahli Petrologi yang mempelajari tentang batuan dan proses pembentukan serta
kejadiannya mampu mengklasifikasi dan mengidentifikasi jenis-jenis batuan berdasarkan ilmu
yang mereka miliki. Namun, dalam melakukannya masih terbatas dengan cara cara
konvensional.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana asal-usul batuan?

2. Apa saja jenis-jenis batuan?

3. Bagaimana proses perombakan batuan?

4. Bagaimana daur/siklus batuan?

5. Apa saja sifat-sifat batuan?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui tentang asal-usul batuan?


2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis batuan?
3. Untuk mengetahui tentang proses perombakan batuan?
4. Untuk mengetahui bagaimana daur/siklus batuan?
5. Untuk mengetahui apa saja sifat-sifat batuan?

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. ASAL USUL BATUAN

Litosfer atau kerak bumi tersusun oleh kerak benua yang muncul di atas permukaan laut
atau kerak samodera yamg merupakan dasar laut. Kerak Benua berbeda dengan kerak Samudera
dalam berbagai hal, yang antara lain perbedaannya adalah sebagai berikut:

a. Kerak Benua
Mempunyai ketebalan kurang lebih 35 km dengan massa jenis rata-rata 2,8 g.cm−3.
Batuan penyusunnya sebagian besar berupa jenis batuan granit yang banyak mengandung
mineral silicon dan aluminium, karena itu disebut lapisan SIAL (silicon- aluminium)

b. Kerak Samudera
Mempunyai ketebalan kurang lebih 8 km dan massa jenisnya rata-rata 2,9 g.cm 3.Bagian
litosfer ini tersusun dari batuan yang banyak mengandung mineral silicon dan
magnesium,karena itu disebut lapisan SIMA (silicon- magnesium). Jenis batuan penyusun
kerak Samudera ini sebagian besar adalah Basalt.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa batuan adalah penyusun kerak bumi
yang merupakan kumpulan mineral dalam bentuk padat. Mineral merupakan zat anorganik
yang terdapat dalam alam,umumnya mempunyai stuktur dan komposisi tertentu. Dalam proses
batuan,mineral dapat mengalami tiga macam peristiwa, yaitu pembekuan, pengendapan, dan
metamorphosis. Apabila mineral mengalami pembekuan,maka terjadilah jenis batuan beku.
Mineral yang mengalami pengendapan menghasilkan jenis batuan sedimen, sedangkan yang
mengalami metamorphosis menghasilkan jenis batuan metamorfik. Dengan demikian batuan
yang terbentuk umumnya terdiri atas bermacam –macam mineral dengan berbagai komposisi.

Mineral padat berasal dari campuran yang berbentuk cair yang disebut magma bersifat pijar
dan terdapat pada lapisan di bawah litosfer. Apabila magma sampai dipermukaan bumi pada
waktu gunung meletus membeku dan disebut lava.Ada 3 macam mineral, meliputi mineral

6
utama, mineral sekunder dan mineral aksesor. Moneral utama atau primer mempunyai struktur
dan komposisi tertenty, misalnya pada mineral silikat dapat mempunyai susunan
kelompok Basa tetrahedron yang berbeda dalam struktur dasarnya. Perbedaan ini ditumjukkan
pada kwarsa yang berstruktur jaringan tiga dimensi,maka yang bersrtiktur pipih dan amfibi
yang membentuk srtuktur rantai dalam susunan tetrahedron asalnya. Mineral sekunder
merupakan mineral yang terbentuk dari mineral primer melalui proses pela pukan,misalnya
klorit terbentuk dari biolit. Mineral ini biasanya terdapat pada batuan yang telah lapuk atau
mungkin pula pada batuan metamorf. Mineral aksesor merupakan mineral yang terdapat dalam
jumlah kecil, tetapi diperoleh pada hamper semua batuan,misalnya magnetit dan zircon.

1. Jenis-jenis Batuan

Batuan dapat dikelompokkan berdasarkan sifatnya dan berdasarkan proses terbentuknya.


Berdasarkan sifatnya batuan terdiri atas batuan asamdan batuan basa. Batuan asam bila
dilarutkan dalam air dan diuji dengan Ph- meter atau lakmus akan menumjukkan Ph kurang dari
7. Batuan ini banyak mengandung silikat dan ion aluminium. Biasanya batuan jenis ini banyak
terdapat di daerah yang dingin dan lembab.Batuan basa bila dilarutkan dalam air dan diuji
dengan Ph-meter atau lakmus akan menunjukkan Ph lebih besar dari 7. Batuan ini banyak
mengandung kapur dan ion-ion kalsium, juga banyak mengandung ion-ion magnesium, kalium,
dan natrium. Umumnya batuan basa banyak ditemukan didaerah panas misalnya didaerah gurun.

Sifat batuan ini dapat berubah,misalnya batuan basa dapar berubah menjadi batuan asam. Hal
ini dapat terkadi karena mudah larutnya kation-kation pembawa sifat basa dalam air yang
kemudian terbawa arus, sehingga meninggalkan tanah yang terkikis menjadi bersifat asam.
Tanah yang bersifat asam ini merupakan tanah tidak subur untuk pertanian. Untuk
mengembalikan kesuburan tanah tersebut, dapat dilakukan dengan penambahan sejumlah kapur
atau kalsium oksida, kemudian diaduk merata dengan tanah itu. Upaya ini dikenal sebagai
perbaikan kualitas tanah pertanian telah banyak dilakukan orang.

Berdasarkan proses terbentuknya,batuan dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu


batuan beku, batuan sedimen dan batuan malihan atau metamorfik.

7
a. Batuan gunung berapi / beku

Batuan gunung berapi terbentuk dari magma dan lava yang membeku magma adalah
bagian inti bumi yang masih cair terdapat pada bagian dalam dari gunung berapi.

Apabila magma keluar mengalir di atas tanah ia disebut lava. Oleh karena itu batuan
gunung berapi dapat digolongkn menjadi 2 yaitu :

1) Batuan bekuan dalam, disebut juga batuan intrusif karena terbentuk ketika magma cair
membeku ketika ia hendak menyusup ke laut permukaan bumi.

2) Batuan bekuan luar, di sebut juga batuan ekstrusif. Di sebut demikian karena terbentuk
setelah magma keluar dari perut bumi ke permukaan. Batuan ini membeku dalam waktu yang
relatif singkat yang mengakibatkan bentuknya yang relatif kecil dan bermuka kasar.

b. Batuan Endapan

Batu endapan terbentuk dari endapan yang mengeras ini berasal dari hasil pengikisan dari
batuan bagung oleh air, gletser atay angin. Endapan tertimbun di suatu tempat kemudian
mengeras menjadi batu. Jenis-jenis batuan endapan ada 3 yaitu :

1. Batuan klastik ayau mekanik, dapat terbentuk melalui proses pemadatan maupun
sementasi.Contoh dari batuan ini adalah batuan “konglomerat”, ”batu pasir”, ”batu
lapis”, dan batu “liat”.

2. Batuan kimia, disebut juga batuan evaporit. Bersal dari hasil reaksi kimia. Apabila
larutan atau endapan yang trbentuk ditinggalkan airnya, misalnya karea menguap, sisanya akan
memadat menjadi batu. Contoh: gips dan halit (batu garam).

3. Batuan organic,atau fosil, yaitu batuan yang beasal dari makhluk hidup. Contohnya
batu bara (bitumen,antrasit), batu kapur dari sisa rumah kerang yang tertimbun di dasar laut.

8
c. Batuan metamorf

Batuan ini berasal dari batuan gunung berapi dan batuan endapan yang mengalami perubahan
bentuk karena tekanan dan panas yang tinggi,dan pengaruh kimia.Prosesnya berlangsung di
bawah tanah yang dalam.Contoh batuan metamorf adalah batuan marmer (batuan pualam)
yang bersal dari batu kapir biasa.Batu marmer yang putih bersih dapat megalami
metamoforsis selanjutnya menjadi berlapis- lapis yang berwarna-warni.Contoh lain adalah
batuan quartz (kuarsa) dan batu tulis.

Proses metamorfisme ini sangat penting untuk dapat memahami adanya siklis batuan.Batuan
yang sudah terbentuk dapat mengalami tekanan tinggi menjadi panas dan mencair menjadi
magma kembali,kedudukannya digantikan oleh batuan yang baru.

Berdasarkan proses berlangsung nya metamorphosis,batuan metamorfik dapat dikelompokkan


menjadi:

1. Batuan metamorfik,termal atau sentuh,terjadi pada suhu sangat tinggi,karna adanya gas-
gas yang panas ataupun dalam larutan yang panas.contoh batuan ini adalah biji timah di
Bangka,dan marmer atau pualam.

2. Batuan metamorfik dynamo,terbentuk karena tekanan tinggi yang terarah.misalnya


terjadi pada bagian kerak bumi karena tekanan dari gaya-gaya yang disebabkan oleh patahan
kulit bumi.pada pergesekan patahan tersebut timbul panas,sehingga batuan sedimen dapat
menghablur seperti sabak,serpih,dan milonik.

3. Batuan metamorfik regional,terbentuk karena pengaruh tekanan dan suhu tinggi yang bekerja
bersama-sama menghasilkan metamorphosis batuan di daerah yang luas dan umumnya terjadi
pda bagian dalam bumi yang jauh permukaan contoh batuan ini adalah sekis.

2. Perombakan Batuan

Perombakan batuan dapat berlangsung melalui pelapukan dan pengikisan oleh pengaruh
luar.pelapukan meliputi pelapukan mekanik,pelapukan kimia,dan pelapukan biologis,

9
a) Pelapukan mekanik disebut pelapukan fisika,dapat terjadi karena perubahan suhu yang
sangat besar pada waktu siang dan malam misalnya di daerah gurun batuan menjadi pecah-pecah
sehingga terbentuk bagian-bagian yang berukuran kecil sampai halus seperti pasir.

b) Pelapukan kimia, terutama disiapkan oleh melarutnya sebagian zat dalam batuan yang
mengakibatkan posisinya berubah lain dari itu dapat pula air melarutkan gas-gas yang terdapat di
udara sehingga melangsungkan reaksi antara gas-gas tersebut dengan zat-zat dalam batuan
misalnya batuan yang mengandung besi setelah bereaksi dengan oksigen menghasilkan oksida
besi yang rapuh maka batuan asal tersebut menjadi mudah hancur atau mengalami pelapukan.

c) Pelapukan biologis,terjadi karena aktivitas biologis,tumbihan dan hewan,tumbuhan


menunjang proses pelapukan batuan dengan akar-akarnya yang menembus jauh ke dalam batuan
menyebabkan batuan menjadi retak,pecah,lama kelamaan menjadi hancur.

Hasil pelapukan batuan adalah tanah,yang menutupi permukaan bumi dengan ketebalan yang
berbeda dengan batuan asal,sesungguhnya tumbuhan membentuk tanah dalam dua cara yaitu
melalui produksi zat organic di atas tanah yang berupa batang,cabang,dan daun. Perombakan
batuan dapat pula berlangsung melalui pengikisan atau lebih dikenal dengan istilah erosi.erosi
dapat dilakukan oleh air,angin,es,dan gravitasi. Air mengalir melalui tempat-tempat yang
berteras akan menghasilkan jeram,danau,air terjun,sungai.perendahan permukaan kulit
bumi disebut denudasi.

Air laut selalu bergerak selalu melaksanaan pengikisan.Hempasan gelombang laut yang
memukul pantai menyebabkan terjadinya bermacam-macam relief pantai,dalam proses ini
disebut abrasi.abrasi selalu bekerja sama dengan proses fluvial mengalami bentuk pantai.
yaitu seperti pantai ria, pantai rjord, pantai berpenghalanh, pantai delta, pantai berganggang,
dan pantai curam dan pantai terumbu karang, berbeda dengan air yang mudah melarutkan zat-
zat dalam batuan, es sebagai bentuk padat ait dapat melakukan pengikisan karena tekanan
terhadap batuan, tempat es tersebut terbentuk melalui pembekuan air. Pada waktu air membeku
volumenya memuai sehingga akan menekan batuan sekelilingnya,membentuk lembah
yang berbentuk U (sedangkan hasil pengikisan oleh air lembah berbentuk V.

1
Angin merupakan faktor ketiga penyebab pengikisan batuan.angin yang berhembus membawa
serta perombakan batuan dan mengendapkannya di tempat lain,pengikisan oleh angin di sebut
oleh deflasi.pengendapannya menhasilkan bukit- bukit pasir serta loss.

3. Daur ( siklus) batuan

Terbantuknya macam-macam batuan ternyata brhubungan satu dengan an lain sehingga


dapat disimpulkan sebagai siklus pembentukan batuan atau daur batuan. Daur ini meliputi
lingkungan permukaan bumi dengan ekanan dan suhu rendah, sedangkan pada bagian dalam
bumi dengan tekanan dan suhu tinggi. Dengan demikian pada daerah permukaan bumi terjadi
pengubahan batuan,pemindahan dan pengendapan:pada bagian dalam bumi terjadi batuan beku
dan batuan metamorfik. Berikut bentuk siklus batuan:

B. SIFAT-SIFAT BATUAN

Sifat-Sifat Geomagnetik Batuan.

1.Diamagnetik

Sifat diamagnetik ditemukan oleh Faraday pada tahun 1846 ketika sekeping bismuth
ditolak oleh kedua kutub magnet, hal ini memperlihatkan bahwa medan induksi dari magnet

1
tersebut menginduksi momen magnetik pada bismuth pada arah yang berlawanan dengan medan
induksi pada magnet.

Bahan diamagnetik merupakan bahan yang memiliki nilai suseptibilitas negatif dan
sangat kecil, sehingga bisa dikatakan bersifat memperlemah medan magnet. Suseptibilitas
magnet batuan adalah harga magnet suatu batuan terhadap pengaruh magnet, yang pada
umumnya erat kaitannya dengan kandungan mineral dan oksida besi. Sifatnya yang sangat khas
untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. Semakin besar kandungan mineral magnetit di
dalam batuan, akansemakin besar harga suseptibilitasnya.

Bahan diamagnetik terdiri atas atom-atom atau molekul-molekul yangtidak memiliki dipol
magnet permanen. Jika bahan tersebut di dalam medanmagnet, terinduksi momen dipol
sedemikian rupa sehingga medan magnet didalam bahan Bi lebih kecil daripada medan luar B.
Contoh mineral yang bersifatdiamagnetik adalah graphite , gypsum, marmer, kuarsa dan garam.

2. Heterogen

Jenis mineral pembentuk batuan yang berbeda.


Ukuran dan bentuk yang berbeda di dalam batuan.
Ukuran, bentuk dan penyebaran void berbeda di dalam

3. Batuan Diskontinu

1
Massa batuan di alam tidak kontinu (diskontinu) karena adanya bidang- bidang
lemah (crack, joint, fault, fissure) dimana kekerapan, perluasan, dan orientasi bidang-bidang
lemah tersebut tidak kontinu.

4. Anisotrop

Karena sifat batuan heterogen, diskontinu, anisotrop maka tidak dapat menghitung secara
matematis. Sifat fisik batuan & Sifat Fisik Batuan Reservoir Migas.

a. Porositas

Porositas didefinisikan sebagai perbandingan antara volume ruang pori- pori terhadap
volume batuan total (bulk volume). Besar kecilnya porositas suatu batuan akan menentukan
kapasitas penyimpanan fluida reservoir. Secara matematis porositas dapat dinyatakan
sebagai := (Vb-Vs)/Vb = Vp

Keterangan :

Vb : volume batuan total (bulk volume)

Vs : volumepadatan batuan total (volume

grain) Vp : volume ruang pori- pori total

batuan

Porositas didefinisikan sebagai perbandingan volume pori-pori (yaitu volume yang


ditempati oleh fluida) terhadap volume total batuan. Ada dua jenis porositas yaitu porositas antar
butir dan porositas rekahan. Secara matematis porositas dapat dituliskan sebagai berikut: Sebagai
contoh, apabila batuan mempunyai media berpori dengan volume 0,001 m3, dan media berpori
tersebut dapat terisi air sebanyak 0,00023 m3, maka porositasnya adalah:

Pada kenyataannya, porositas didalam suatu sistem panasbumi sangat bervariasi. Contohnya
didalam sistem reservoir rekah alami, porositas berkisar sedikit lebih besar dari nol, akan

1
tetapi dapat berharga sama dengan satu (1) pada rekahannya. Pada umumnya porositas rata-rata
dari suatu sistem media berpori berharga antara 5 – 30%.

b. Saturasi Fluida

Saturasi fluida batuan didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori- pori
batuan yang ditempati oleh suatu fluida tertentu dengan volume pori- pori total pada suatu batuan
berporil. Pada batuan reservoir minyak umumnya terdapat lebih dari satu macam fluida,
kemungkinan terdapat air, minyak, dan gas yang tersebar ke seluruh bagian reservoir.

Kecepatan aliran darcy atau flux velocity (v) adalah laju alir rata-rata volume flux per
satuan luas penampang di media berpori. Sedangkan kecepatan rata-rata fluida yang melalui
media berpori dikenal sebagai interstitial velocity (u). Hubungan antara kedua parameter
kecepatan tersebut adalah sebagai berikut: Harga flux velocity pada umumnya sekitar 10-6
m/s. Besarnya interstitial velocity digunakan untuk kecepatan suatu partikel (partikel kimia
penjejak atau tracer) yang mengalir pada media berpori.

Secara matematis, besarnya saturasi untuk masing- masing fluida dituliskan dalam
persamaan berikut :S= (volume pori- poriyang diisi oleh fluida tertentu)/ volumepori- pori total.

Jika pori- pori batuandiisi oleh gas-minyak-air maka berlaku hubungan : Sg + So + Sw = 1

c. Permeabilitas

Permeabilitas adalah parameter yang memvisualisasikan kemudahan suatu fluida untuk


mengalir pada media berpori. Parameter ini dihubungkan dengan kecepatan alir fluida oleh
hukum Darcy seperti di bawah ini.

Tanda negatif dalam persamaan di atas menunjukkan bahwa apabila tekanan bertambah
dalam satu arah, maka arah alirannya berlawanan arah dengan pertambahan tekanan tersebut.
Dari persamaan (2.3) dapat dinyatakan bahwa kecepatan alir fluida (kecepatan flux)
berbanding lurus dengan k/ , dimana didalam teknik perminyakan, k/ dikenal sebagai

1
mobility ratio. Permeabilitas mempunyai arah, dimana ke arah x dan y biasanya mempunyai
permeabilitas lebih besar dari pada ke arah z. Sistem ini disebut anisotropic. Apabila
permeabilitas tersebut seragam ke arah horizontal maupun vertikal disebut sistem isotropik.

Satuan permeabilitas adalah m2. Pada umumnya pada reservoir panasbumi, permeabilitas
vertikal berkisar antara 10-14 m2, dengan permeabilitas horizontal dapat mencapai 10 kali
lebih besar dari permeabilitas vertikalnya (sekitar 10-13 m2). Satuan permeabilitas yang umum
digunakan didunia perminyakan adalah Darcy (1Darcy = 10-12 m2).

Permeabilitas didefinisikan sebagai suatu bilangan yang menunjukkan kemampuan dari


suatu batuan untuk mengalirkan fluida. Definisi kwantitatif permeabilitas pertama- tama oleh
percobaan Darcy (1856) seperti berikut ini : k (darcy) = (Q. µ.L) / (A.(P1-P2)

keterangan :

k = darcy atau milidarcy (D atau mD) Q= cm3/sec

µ= centipoise

L= cm

A= sq.cm

P1-P2= atm

d. Derajat Kebasahan / Wettabilitas

Wetabilitas adalah kemampuan batuan untuk dibasahi oleh fasa fluida, jika diberikan dua
fluida yangtak saling campur (immisible).pada bidang antar muka cairan dengan benda padat
terjadi gaya tarik- menarik antara cairan dengan benda padat (gaya adhesi),yang merupakan
faktor dari tegangan permukaan antara fluida dan batuan.

Pada umumnya reservoir bersifat water wet, sehingga air cenderung untuk melekat pada
permukaan batuan sedangkan minyak akan terletak diantara fasa air. Jadi minyak tidak
mempunyai gaya tarik- menarik dengan batuan dan akanlebih mudah mengalir.

1
Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap volume (rata-
rata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah perbandingan antara densitas material
tersebut terhadap densitas air pada tekanan dan temperatur yang normal, yaitu kurang lebih 103
kg/m3.

Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui, dalam mekanika batuan dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu ;

a. Sifat fisik batuan seperti bobot isi ”Spesific Gravity” porositas dan absorbsi ”Void
Ratio”.

b. Sifat mekanika batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, ”
Poisson `s Ratio”.

Kedua sifat tersebut dapat ditentukan, pada umumnya ditentukan terhadap sampel yang
diambil dari lapangan. Satu persatu dapat digunakan untuk menentukan kedua sifat batuan.
Pertama-tama adalah penetuan sifak fisik batuan yang merupakan pengujian tanpa merusak (Non
Destructive Test), kemudian dilanjutkan dengan penentuan sifat mekanik batuan yang
merupakan pengujian merusak (Destructive Test) sehingga contoh fasture (hancur)

Pembutan contoh batuan dapat dilakukan dilaboratorium maupun dilapangan (insitu).


Pembuatan percontohan dilaboratorium dilakukan dari blok batuan yang diambil dilapangan
hasil pemboran Core (inti). Sampel yang didapat berbentuk selinder dengan diameter pada
umumnnya antara 50-70 mm dan tingginya dua kali diameter tersebut. Ukuran percontohan
dapat lebih kecil dari ukuran yang disebut diatas tergantung maksud pengujian.

Pengujian ini dilakukan pada inti bor (core) dengan contoh berbentuk silinder dengan dimeter
50-70 mm kemudian dipotong dengan mesin untuk mendapatkan ukuran tinggi dua kali
diameternya. Kemudian conto yang diambil dimasukkan eksikator dan udara yang ada dalam
eksikator dihisap sehingga conto dalam keadaan vacum. Dari conto yang didalam eksikator
didapatkan nilai berat jenis,berat jenuh tergantung dalam air dan beratk kering conto.

e. Tekanan Kapiler

1
Tekanan kapiler (Pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada antara permukaan
dua fluida yang tidak tercampur (cairan- cairan atau cairan- gas) sebagai akibat dari pertemuan
permukaan yang memisahkan kedua fluida tersebut. Besarnya tekanan kapiler dipengaruhi
oleh tegangan permukaan, sudut kontak antara minyak-air-zat padat danjari- jari kelengkungan
pori.

f. Kompresibilitas

Pada formasi batuankedalam tertentu terdapat dua gaya yang bekerja padanya, yaitugaya
akibat beban batuan diatasnya (overburden) dan gaya yangtimbul akibat adanya fluida yang
terkandung dalam pori- pori batuan tersebut. Pada keadaan statik,kedua gaya berada di dalam
keadaan setimbang. Bila tekanan reservoir berkurang akibat pengosongan fluida, maka
kesetimbangan gaya ini terganggu, akibatnya terjadi penyesuaian dalam bentuk volume pori-
pori.

1
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Batuan adalah benda padat atau solid yang tebuat secara alami dari mineral dan
atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi, litosfer, terbuat dari batuan. Penelitian ilmiah
mengenai batu-batuan disebut dengan istilah petrologi, dan petrologi merupakan komponen
penting dari geologi.

Batuan secara umum biasanya dibagi menurut proses yang membentuknya, dan dengan itu
dibagi kepada tiga kumpulan yang besar yaitu:

1. batuan beku

2. batuan sedimen

3. batuan metamorf

Batuan beku adalah batu yang terbentuk dari magma cair, batuan sedimen terbentuk dari
endapan sedimen dan tekanan bahan tertentu, dan batuan metamorf melalui salah satu dari dua
cara yang disebut terdahulu yang kemudian berubah akibat suhu dan tekanan. Dalam kasus-kasus
di mana bahan organik meninggalkan jejak dirinya pada batuan, hasil ini dikenali sebagai fosil.

B. Saran

Demikianlah makalah ini kelompok kami buat, kami juga menyadari bahwa dalam penulisan
terdapat banyak kesalahan, untuk itu kritik dan saran dari pembaca sangat diperlukan agar dapat
lebih baik lagi dalam penulisan berikutnya. Atas perhatian pembaca semua, kami ucapkan
terimakasih.

1
DAFTAR RUJUKAN

Darmodjo, Hendro. 1991.Pendidikan Ipa 1. Jakarta : Depdikbud.


Dirdjosoemarto, Soendjojo. 1991. Pendidikan Ipa 2. Jakarta: Depdikbud.
Dirji Sumarto Soendjojo. 1991. Pendidikan IPA I. Jakarta: UT Sri,Margaretta.
2006. Konsep Dasar Ipa. Bandung: Upi Press

Yosaphat Sumardi,dkk. 2007. Konsep Dasar IPA SD. Jakarta: UT

Anda mungkin juga menyukai