Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


SISTEM MONOKLIN

NAMA : DIFTANIA AVANDA AYU SHINTA


NIM : 2109086039
KELOMPOK : 4 (EMPAT)
NAMA ASISTEN : ZULFADLI Z.
NIM : 1909086038

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI


PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS TEKNIK
SAMARINDA
2021

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kristalografi dapat diartikan sebagai satu cabang ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat
di dalam geometri kristal terutama yang berkaitan dengan pertumbuhan, perkembangan,
maupun kenampakan luar suatu struktur dalam sifat fisis lainnya. Kristal sendiri adalah suatu
padatan yang atom, molekul, dan ion nya terkemas secara teratur dan polanya berulang
melebar secara tiga dimensi. Berdasarkan sistem kristalografi, bentuk kristal di bedakan
berdasarkan sifat sifat simetrinya di bagi menjadi tujuh sistem kristal yaitu Isometrik,
Tetragonal, Hexagonal, Trigonal, Orthorombik, Monoklin dan Triklin.

Sistem Kristal Monoklin merupakan sistem kristal yang hanya mempunyai satu sumbu yang
miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sistem kristal Monoklin memiliki 3 buah sumbu
yaitu sumbu a, b, dan c. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama dengan
axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c dan memiliki sudut kristalografi α = γ = 90˚, β ≠
γ. Pada ketentuan sistem kristal Monoklin, sumbu a disebut dengan sumbu Clino, sumbu b
di sebut sumbu Ortho, dan sumbu c di sebut sumbu Basal. Pada penggambarannya, sistem
monoklin menggunakan sudut a− /b+ = 45° dengan perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6. Sistem
Monoklin terdiri dari 3 kelas yaitu kelas Sfenoid, kelas Doma, dan kelas Prisma. Contoh
mineral dari Sistem Kristal Monoklin adalah Azurite, Malachite, Colemanite, Gypsum, dan
Epidot.

Oleh karena itu, praktikum kristalografi sangat penting untuk dilakukan guna untuk
mempelajari dan mengetahui lebih lanjut mengenai sistem kristal. Terutama pada pengenalan
bentuk dan struktur nya, serta cara penggambaran bentuk bentuk kristal dengan perbandingan
(rasio) tertentu. Dalam praktikum ini akan membahas lebih lanjut mengenai sistem kristal
Monoklin beserta kelas sistem kristal nya.

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
1.2 Tujuan
- Untuk mengetahui apa itu sistem Kristal Monoklin dan cara penggambarannya
- Untuk mengetahui jumlah sumbu dan rasio yang ada pada sistem Kristal Monoklin
beserta kelas simetrinya
- Untuk mengetahui simbol dari sistem Monoklin Prisma + Pinacoid dan Monoklin
Hemibypyramidal berdasarkan ketentukan Herman Manguin (Hm) dan Schoenflish
(Sc)

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Pengertian dan Sistem Kristal


kata “kristal” berasal dari bahasa Yunani yaitu “crystallon” yang berarti tetesan yang dingin
atau beku. Menurut pengertian kompilasi yang diambil untuk menyeragamkan pendapat para
ahli, maka kristal adalah bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus cahaya serta
mengikuti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya memenuhi hukum
geometri, Jumlah dan kedudukan bidang kristalnya selalu tertentu dan teratur.

Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul dan ion penyusunnya terkemas secara
teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Dengan demikian bentuk kristal di
batasi oleh permukaan yang mencerminkan struktur dalam dari mineral. Terdapat beberapa
sistem kristal di bedakan berdasarkan sifat sifat simetrinya yaitu bidang simetri dan sumbu
simetri. Kristal di bagi menjadi tujuh sistem kristal yaitu Isometrik, Tetragonal, Hexagonal,
Trigonal, Orthorhombrik, Monoklin, dan triklin. Pada praktikum kali ini pembahasan akan
berfokus pada sistem kristal Monoklin.

2.2 Kelas Simetri


Banyaknya unsur-unsur simetri yang terdapat pada kristal dapat untuk menentukan kelas
suatu kristal. Unsur-unsur simetri suatu kristal dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1. Bidang simetri
Bidang Simetri adalah bidang datar yang dibuat melalui pusat kristal dan membelah kristal
menjadi 2 bagian sama besar, dimana bagian yang satu merupakan pencerminan dari bagian
belahan yang lain. Bidang simetri dinotasikan dengan P (Plane) atau m (mirror). Bidang
simetri dikelompokan menjadi 2.
a. Bidang Simetri Utama
Bidang Simetri Utama adalah bidang yang dibuat melalui 2 buah sumbu simetri utama kristal
dan membagi bagian yang sama besar. Bidang simetri utama ini ada 2 yaitu Bidang simetri

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
utama horizontal yang dinotasikan dengan h (Bidang ABCD) dan Bidang simetri utama
vertikal yang dinotasikan v (bidang KLMN dan OPQR).
b. Bidang Simetri Diagonal
Bidang Simetri Diagonal adalah bidang simetri yang dibuat hanya melalui satu sumbu simetri
utama kristal. Bidang ini sering disebut dengan diagonal saja dengan notasi (d).

2. Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal, dimana apabila kristal
tersebut diputar sebesar 360 derajat dengan garis tersebut sebagai poros perputarannya, maka
pada kedudukan tertentu, kristal tersebut akan menunjukkan kenampakan-kenampakan yang
sama seperti semula. Sumbu simetri dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu :
a. Sumbu simetri biasa (gyre)
Sumbu Simetri biasa yaitu apabila kita putar sebuah kristal melalui sumbu simetri maka akan
terdapat keadaan dimana terdapat gambaran yang sama seperti sebelum diadakan
pemutaran. Sumbu mempunyai nilai bila terdapat gambaran sama pada pemutaran sebesar
sudut tertentu (360º/n). Pada bidang-bidang kristal, n hanya mempunyai nilai 2, 3, 4, dan 6.
Sehingga pada kristal hanya dapat dilakukan dalam pemutaran sebesar sudut 180º, 120º, 90º,
dan 60º. Nama dan simbol gyre antara lain yaitu :
- Digyre, berarti sumbu simetri bernilai 2 karena jika kristal diputar dengan sudut 180º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
- Trigyre, berarti sumbu simetri bernilai 3 karena jika kristal diputar dengan sudut 120º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
- Tetragyre, berarti sumbu simetri bernilai 4 karena jika kristal diputar dengan sudut 90º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
- Hexagyre, berarti sumbu simetri bernilai 6 karena jika kristal diputar dengan sudut 60º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
b. Sumbu Simetri Cermin Putar
Sumbu Simetri Cermin Putar di dapatkan dari suatu pemutaran dikombinasikan dengan
sebuah pencerminan melalui bidang cermin yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut. Secara

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
teoritis dapat di bedakan menjadi 4 macam, yaitu Digyroida, Trigyroida, Tetragyroida, dan
Hexagyroida.
c. Sumbu Simetri Inversi Putar
Sumbu Simetri Inversi Putar merupakan kombinasi dari pemutaran melalui sebuah smbu dan
inversi melalui sebuah titik pada sumbu tersebut yaitu titik pusat inversi juga disebut titik
pusat simetri. Untuk pemberian simbol dinyatakan dengan memberi-kan garis di atas nilai
sumbu. Ada 5 macam kemungkinan inversi putar ini, yaitu :
- Diperoleh dengan pemutaran sebesar 360º dan sebuah inversi, hasilnya C. Jadi 1 = C
- Diperoleh dengan pemutaran sebesar 180º dan sebuah inversi, hasilnya bidang simetri =
BS = 2
- Diperoleh dengan pemutaran sebesar 120º dan sebuah inversi, hasilnya hexagyroida
= ∆ +C=3=
- Diperoleh dengan pemutaran sebesar 90º dan diikuti inversi, hasilnya tetragyroida = 4
- Diperoleh dari kombinasi pemutaran sebesar 60º dan inversi, hasilnya = ∆ + BS = 6

3. Titik Pusat Simetri


Titik Pusat Simetri atau C merupakan suatu titik pusat kristal melalui suatu garis dapat dilukis
sedemikian rupa sehingga pada sisi yang satu dengan yang lain pada jarak yang sama terdapat
gambaran yang sama. Titik ini biasanya berimpit dengan titik pusat kristal. Belum tentu suatu
pusat kristal merupakan titik pusat simetri (C).

2.3 Pengertian Sistem Kristal Monoklin


Sistem Kristal Monoklin merupakan sistem kristal yang hanya mempunyai satu sumbu yang
miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Pada kondisi sebenarnya, Sistem kristal Monoklin
memiliki 3 buah sumbu yaitu sumbu a, b, dan c. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang
yang tidak sama dengan axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c dan memiliki sudut
kristalografi α = γ = 90˚, β ≠ γ. Hal ini berarti, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚),
sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
Gambar 2.1 Sistem Kristal Monoklin
Pada penggambaran, Sistem Kristal Monoklin menggunakan proyeksi orthogonal dengan
sudut a− /b+ = 45° dam menggunakan perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6 (bukan patokan).
Sistem Monoklin terdiri dari 3 kelas yaitu kelas Sfenoid, kelas Doma, dan kelas Prisma.
Contoh mineral dari Sistem Kristal Monoklin adalah Azurite, Malachite, Colemanite,
Gypsum, dan Epidot.

2.4 Kelas Sistem Kristal Monoklin


Sistem Monoklin terbagi menjadi 3 sistem kelas kristal, yaitu :
1. Kelas Sfenoid
Kelas Sfenoid merupakan kelas ke-4 pada sistem Kristal Monoklin dengan simetri 2. Kelas
Sfenoid memiliki elemen simetri 1 sumbu putar. Pada kelas Sfenoid terdapat 3 buah sumbu
utama yaitu sumbu a, b dan c yang kesemuanya memiliki panjang yang berbeda beda.

2. Kelas Doma
Kelas Doma merupakan kelas ke-3 pada sistem Kristal Monoklin dengan simetri m. Pada
kelas Doma terdapat 3 buah sumbu utama yaitu sumbu a, b dan c yang kesemuanya memiliki
panjang yang berbeda beda. kelas Doma memiliki elemen simetri 1 bidang simetri.

3. Kelas Prisma
2
Kelas Prisma merupakan kelas ke-5 pada sistem Kristal Monoklin dengan simetri m. Kelas

kristal Prisma memiliki 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan
tegak lurus. Pada kelas Prisma terdapat 3 buah sumbu utama yaitu sumbu a, b dan c yang
kesemuanya memiliki panjang yang berbeda beda.
Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta
Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
- Pensil
- Penggaris 30 cm
- Penggaris Segitiga ukuran J8
- Spidol berwarna
- Pensil Warna
- Penghapus
- Busur Derajat
- Peraut Pensil

3.1.2 Bahan
- HVS
- Form deskripsi

3.2 Prosedur Menggambar Sistem Monoklin


3.2.1 Monoklin Prisma + Pinacoid
- Pertama tama disiapkan terlebih dahulu semua alat dan bahan yang akan di gunakan
- Disiapkan pula form gambar sebagai media untuk menggambar
- Proses awal dimulai dengan membuat sumbu c, b, dan a
- Dibuat sumbu c dengan di tarik garis secara vertikal dengan bantuan penggaris 30
cm. Kemudian, Dilanjutkan dengan membuat sumbu b secara horizontal dengan
memotong titik tengah sumbu c sehingga akan terbentuk titik pusat.
- Selanjutnya dibuat sumbu a, dengan ketentuan sumbu a memiliki sudut 45° lalu di
tarik garis dengan memotong titik pusat.

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
- Langkah awal yaitu di beri tanda titik pada masing masing sumbu a+ dan a- dengan
panjang 1 cm
- Kemudian di beri tanda pada masing masing sumbu b+ dan b- dengan tanda titik
berada pada panjang 4 cm
- Diberi tanda titik pada masing masing sumbu c+ dan c- dengan tanda titik berada
pada panjang 6 cm
- Di proyeksikan sumbu b di titik 6 cm pada sumbu c+ dan c- lalu di beri tanda titik
pada panjang 4 cm ke kanan dan 4 cm ke kiri
- Di proyeksikan sumbu a dengan panjang 1 cm ke atas dan 1 cm ke bawah di titik 6
cm pada sumbu c+ dan c-
- Di proyeksikan sumbu a dengan panjang 1 cm keatas dan 1 cm kebawah pada masing
masing titik 4 cm yang telah di buat
- Proyeksikan sumbu b dengan di tarik garis pada setiap ujung hasil proyeksi sumbu a
di sumbu c+ dan c-
- Di tarik garis dengan menghubungkan setiap titik yang ada untuk membentuk sebuah
bidang, pada bidang bagian depan di tarik garis tegas dan pada bidang bagian
belakang di tarik garis khayal (garis putus putus)
- Di hapus garis proyeksi sumbu b pada titik 6 cm dan pada setiap ujung kanan dan kiri
di sumbu c+ dan c-
- Di hapus garis hasil pyoyeksi sumbu a pada titik 4 cm di sumbu b+ dan b-
- Di warnai bidang bagian tengah untuk memperjelas bentuk bidang tersebut

3.2.2 Monoklin Hemibypyramidal


- Pertama tama disiapkan terlebih dahulu semua alat dan bahan yang akan di gunakan
- Disiapkan pula form gambar sebagai media untuk menggambar
- Proses awal dimulai dengan membuat sumbu c, b, dan a
- Dibuat sumbu c dengan di tarik garis secara vertikal dengan bantuan penggaris 30
cm. Kemudian, Dilanjutkan dengan membuat sumbu b secara horizontal dengan
memotong titik tengah sumbu c sehingga akan terbentuk titik pusat.

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
- Selanjutnya dibuat sumbu a, dengan ketentuan sumbu a memiliki sudut 45° lalu di
tarik garis dengan memotong titik pusat.
- Langkah awal yaitu di beri tanda titik pada masing masing sumbu a+ dan a- dengan
panjang 1 cm
- Kemudian di beri tanda pada masing masing sumbu b+ dan b- dengan tanda titik
berada pada panjang 4 cm
- Diberi tanda titik pada masing masing sumbu c+ dan c- dengan tanda titik berada
pada panjang 6 cm
- Di tarik garis khayal dari titik 4 cm pada sumbu b- ke titik 1 cm pada sumbu a-
- Di tarik garis khayal dari titik 1 cm pada sumbu a- ke titik 4 cm pada sumbu b+
- Di tarik garis tegas dari titik 4 cm pada sumbu b+ ke titik 1 cm pada sumbu a+
- Di tarik garis tegas dari titik 1 cm pada sumbu a+ ke titik 4 cm pada sumbu b-
- Di tarik garis tegas dari titik 6 cm pada sumbu c+ ke titik 6 cm pada sumbu c- dengan
memotong titik 1 cm sumbu a+ untuk membentuk bidang tengah bagian depan
- Di tarik garis khayal dari titik 6 cm pada sumbu c+ ke titik 6 cm pada sumbu c- dengan
memotong titik 1 cm sumbu a- untuk membentuk bidang tengah bagian belakang
- Di tarik garis tegas dari titik 6 cm sumbu c+ ke titik 4 cm sumbu b-
- Di tarik garis tegas dari titik 4 cm sumbu b- ke titik 6 cm sumbu c-
- Di tarik garis tegas dari titik 6 cm sumbu c- ke titik 4 cm sumbu b+
- Di tarik garis tegas dari titik 4 cm sumbu c- ke titik 6 cm sumbu c+
- Di warnai bagian tengah bidang tersebut agar bentuk nya dapat terlihat semakin jelas

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Monoklin Prisma + Pinacoid


Monoklin Prisma + Pinacoid merupakan salah satu bentuk dari sistem kristal Monoklin
dengan kelas simetri Prismatik. Monoklin Prisma + Pinacoid menggunakan proyeksi
Orthogonal. Proyeksi Orthogonal sendiri adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya
mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Berdasarkan Herman Manguin (Hm),
2 2
Monoklin Prisma + Pinacoid di simbolkan dengan . Pada simbol tersebut menyatakan
m 𝑚

nilai dari sumbu a dan terdapatnya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu a tersebut.
Selanjutnya, adapun menurut Scloenfilsh (Sc), Monoklin Prisma + Pinacoid di simbolkan
dengan C2H. Simbol C berasal dari kata Cyklich, simbol tersebut menerangkan bahwa
terdapat sumbu yang tidak bernilai di notasikan dengan c, nilai 2 di berikan karena
menerangkan nilai dari sumbu c, dan simbol H di berikan karena pada Monoklin Prisma +
Pinacoid terdiri dari bidang simetri horizontal, vertical, dan diagonal. Adapun contoh mineral
dari Monoklin Prisma + Pinacoid adalah Azurite.

4.2 Pembahasan Monoklin Prisma + Pinacoid


Monoklin Prisma + Pinacoid termasuk kedalam klas simetri Prismatik yang merupakan kelas
2
ke-5 dalam sistem kristal Monoklin dengan simetri m. Kelas kristal Prisma ini memiliki 1

sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus. Monoklin
Prisma + Pinacoid memilki tiga buah sumbu utama, yaitu sumbu a, b, dan c dengan axial
rasio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c yang artinya bahwa panjang sumbu a tidak sama
dengan panjang sumbu b tidak sama dengan panjang sumbu c. Sumbu c merupakan sumbu
terpanjang dan sumbu a adalah sumbu terpendek. Monoklin Prisma + Pinacoid memiliki
sudut α = γ = 90˚, β ≠ 90°. Hal ini berarti, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan
γ tidak tegak lurus (miring). Pada ketentuannya, sumbu a disebut sebagai sumbu Clino,
sumbu b di sebut sumbu Ortho, dan sumbu c di sebut sumbu Basal.

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
Gambar 4.1 Monoklin Prisma + Pinacoid
Pada penggambarannya, Monoklin Prisma + Pinacoid menggunakan sudut a− / b+ . Dengan
perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6. Monoklin Prisma + Pinacoid memiliki proyeksi Orthogonal.
Proyeksi Orthogonal sendiri adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai
sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Berdasarkan Herman Manguin (Hm), Monoklin
2 2
Prisma + Pinacoid di simbolkan dengan . Pada simbol 𝑚 tersebut menyatakan nilai dari
m

sumbu a dan terdapatnya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu a tersebut.
Selanjutnya, adapun menurut Scloenfilsh (Sc), Monoklin Prisma + Pinacoid di simbolkan
dengan C2H. Simbol C berasal dari kata Cyklich, simbol tersebut menerangkan bahwa
terdapat sumbu yang tidak bernilai di notasikan dengan c, nilai 2 di berikan karena
menerangkan nilai dari sumbu c, dan simbol H di berikan karena pada Trigonal Prisma Orde
1 terdiri dari bidang simetri horizontal, vertical, dan diagonal. Adapun contoh mineral dari
Monoklin Prisma + Pinacoid adalah Azurite. Kristal azurite bersifat monoklinik dan
berwarna biru tua, seringkali prismatik. Spesimen bisa masif hingga nodular. Azurite sering
berbentuk stalaktit dengan spesimen cenderung berwarna lebih terang dari waktu ke waktu
karena pelapukan permukaan spesimen menjadi perunggu. Lembut, dengan kekerasan Mohs
hanya 3,5 hingga 4. Berat jenis azurite adalah 3,77 hingga 3,89. Ini dihancurkan oleh panas,
kehilangan karbon dioksida dan air untuk membentuk bubuk hitam, tembaga (II) oksida.
Karakteristik karbonat, spesimen berbuih pada pengobatan dengan asam klorida.

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
Gambar Monoklin Prisma + Pinacoid

Gambar 4.2 Monoklin Prisma + Pinacoid

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
4.3 Deskripsi Monoklin Hemibypyramidal
Monoklin Hemibypyramidal merupakan salah satu bentuk dari sistem kristal Monoklin
dengan kelas simetri Prismatik. Monoklin Hemibypyramidal memiliki proyeksi Orthogonal.
Proyeksi Orthogonal sendiri adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai
sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Berdasarkan Herman Manguin (Hm), Monoklin
2 2
Hemibypyramidal di simbolkan dengan . Pada simbol 𝑚 tersebut menyatakan nilai dari
m

sumbu a dan terdapatnya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu a tersebut.
Selanjutnya, adapun menurut Scloenfilsh (Sc), Monoklin Hemibypyramidal di simbolkan
dengan C2H. Simbol C berasal dari kata Cyklich, simbol tersebut menerangkan bahwa
terdapat sumbu yang tidak bernilai di notasikan dengan c, nilai 2 di berikan karena
menerangkan nilai dari sumbu c, dan simbol H di berikan karena pada Monoklin
Hemibypyramidal terdiri dari bidang simetri horizontal, vertical, dan diagonal. Adapun
contoh mineral dari Monoklin Hemibypyramidal adalah Gypsum

4.4 Pembahasan Monoklin Hemibypyramidal


Monoklin Hemibypyramidal termasuk kedalam klas simetri prismatik yang merupakan kelas
2
ke-5 dalam sistem kristal Monoklin dengan simetri m. Kelas kristal Prisma ini memiliki 1

sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus. Monoklin
Hemibypyramidal memilki tiga buah sumbu utama, yaitu sumbu a, b, dan c dengan axial
rasio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c yang artinya bahwa panjang sumbu a tidak sama
dengan panjang sumbu b tidak sama dengan panjang sumbu c. Sumbu c merupakan sumbu
terpanjang dan sumbu a adalah sumbu terpendek. Monoklin Hemibypyramidal memiliki
sudut α = γ = 90˚, β ≠ 90°. Hal ini berarti, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan
γ tidak tegak lurus (miring). Pada ketentuannya, sumbu a disebut sebagai sumbu Clino,
sumbu b di sebut sumbu Ortho, dan sumbu c di sebut sumbu Basal.

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
Gambar 4.3 Monoklin Hemibypyramidal
Pada penggambarannya, Monoklin Hemibypyramidal menggunakan sudut a− / b+ . Dengan
perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6. Monoklin Hemibypyramidal memiliki proyeksi Orthogonal.
Proyeksi Orthogonal sendiri adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai
sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Berdasarkan Herman Manguin (Hm), Monoklin
2 2
Hemibypyramidal di simbolkan dengan . Pada simbol 𝑚 tersebut menyatakan nilai dari
m

sumbu a dan terdapatnya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu a tersebut.
Selanjutnya, adapun menurut Scloenfilsh (Sc), Monoklin Hemibypyramidal di simbolkan
dengan C2H. Simbol C berasal dari kata Cyklich, simbol tersebut menerangkan bahwa
terdapat sumbu yang tidak bernilai di notasikan dengan c, nilai 2 di berikan karena
menerangkan nilai dari sumbu c, dan simbol H di berikan karena pada Monoklin
Hemibypyramidal dari bidang simetri horizontal, vertical, dan diagonal. Adapun contoh
mineral dari Monoklin Prisma + Pinacoid adalah Gypsum. Gipsum termasuk mineral dengan
sistem kristal monoklin 2/m. Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan
transparan.

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
Gambar Monoklin Hemibypyramidal

Gambar 4.4 Monoklin Hemibypyramidal

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat di tarik kesimpulan :
- Sistem Kristal Monoklin merupakan sistem kristal yang hanya mempunyai satu sumbu
yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Pada penggambarannya, Sistem Kristal
Monoklin memiliki proyeksi Orthorombik dengan sudut a− / b+ = 45° dan menggunakan
perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6.
- Sistem Kristal Monoklin terdiri atas 3 sumbu kristal utama, yaitu sumbu a, b, dan c
Dengan rasio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c. Sistem Monoklin terdiri atas 3 kelas
sistem kristal yaitu kelas Sfenoid, kelas Doma, dan kelas Prisma.
- Berdasarkan Herman Manguin (Hm), pada Monoklin Prisma + Pinacoid dan Monoklin
2
Hemibypyramidal memiliki simbol yang sama yaitu . Dan pada Ketentuan
m

Schoenflish (Sc) sistem Monoklin Prisma + Pinacoid dan Monoklin Hemibypyramidal


memiliki simbol C2H

5.2 Saran
Untuk kegiatan praktikum selanjutnya mungkin dapat dilakukan secara offline agar
memudahkan para peserta praktikum untuk dapat berinteraksi secara langsung dalam proses
kegiatannya serta meningkatkan pemahaman mengenai proses penggambaran sistem kristal
dan memudahkan peserta untuk memahami setiap materinya.

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
DAFTAR PUSTAKA

Danisworo C. Ir., 1980, Mineralogi (Buku Petunjuk Praktikum), Fakultas Teknik


Geologi UPN “Veteran” Yogyakarta.
Mulyani, Sri. 2018. Kristlografi & Mineralogi. Yogyakarta: Akprind Press.
https://www.scribd.com/doc/259129311/Sistem-Kristal-Monoklin (diakses 19 oktober
2021)

Samarinda, 11 Oktober 2021


Asisten Praktikum Praktikan

Zulfadli Z. Diftania Avanda Ayu Shinta


NIM. 1909086024 NIM. 2109086039

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
LAMPIRAN

1. Monoklin Prisma + Pinacoid

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
2. Monoklin Hemibypyramidal

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
LAMPIRAN SUMBER MATERI

Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta


Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)

Anda mungkin juga menyukai