Sistem Kristal Monoklin merupakan sistem kristal yang hanya mempunyai satu sumbu yang
miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Sistem kristal Monoklin memiliki 3 buah sumbu
yaitu sumbu a, b, dan c. Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama dengan
axial ratio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c dan memiliki sudut kristalografi α = γ = 90˚, β ≠
γ. Pada ketentuan sistem kristal Monoklin, sumbu a disebut dengan sumbu Clino, sumbu b
di sebut sumbu Ortho, dan sumbu c di sebut sumbu Basal. Pada penggambarannya, sistem
monoklin menggunakan sudut a− /b+ = 45° dengan perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6. Sistem
Monoklin terdiri dari 3 kelas yaitu kelas Sfenoid, kelas Doma, dan kelas Prisma. Contoh
mineral dari Sistem Kristal Monoklin adalah Azurite, Malachite, Colemanite, Gypsum, dan
Epidot.
Oleh karena itu, praktikum kristalografi sangat penting untuk dilakukan guna untuk
mempelajari dan mengetahui lebih lanjut mengenai sistem kristal. Terutama pada pengenalan
bentuk dan struktur nya, serta cara penggambaran bentuk bentuk kristal dengan perbandingan
(rasio) tertentu. Dalam praktikum ini akan membahas lebih lanjut mengenai sistem kristal
Monoklin beserta kelas sistem kristal nya.
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul dan ion penyusunnya terkemas secara
teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Dengan demikian bentuk kristal di
batasi oleh permukaan yang mencerminkan struktur dalam dari mineral. Terdapat beberapa
sistem kristal di bedakan berdasarkan sifat sifat simetrinya yaitu bidang simetri dan sumbu
simetri. Kristal di bagi menjadi tujuh sistem kristal yaitu Isometrik, Tetragonal, Hexagonal,
Trigonal, Orthorhombrik, Monoklin, dan triklin. Pada praktikum kali ini pembahasan akan
berfokus pada sistem kristal Monoklin.
2. Sumbu simetri
Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal, dimana apabila kristal
tersebut diputar sebesar 360 derajat dengan garis tersebut sebagai poros perputarannya, maka
pada kedudukan tertentu, kristal tersebut akan menunjukkan kenampakan-kenampakan yang
sama seperti semula. Sumbu simetri dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu :
a. Sumbu simetri biasa (gyre)
Sumbu Simetri biasa yaitu apabila kita putar sebuah kristal melalui sumbu simetri maka akan
terdapat keadaan dimana terdapat gambaran yang sama seperti sebelum diadakan
pemutaran. Sumbu mempunyai nilai bila terdapat gambaran sama pada pemutaran sebesar
sudut tertentu (360º/n). Pada bidang-bidang kristal, n hanya mempunyai nilai 2, 3, 4, dan 6.
Sehingga pada kristal hanya dapat dilakukan dalam pemutaran sebesar sudut 180º, 120º, 90º,
dan 60º. Nama dan simbol gyre antara lain yaitu :
- Digyre, berarti sumbu simetri bernilai 2 karena jika kristal diputar dengan sudut 180º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
- Trigyre, berarti sumbu simetri bernilai 3 karena jika kristal diputar dengan sudut 120º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
- Tetragyre, berarti sumbu simetri bernilai 4 karena jika kristal diputar dengan sudut 90º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
- Hexagyre, berarti sumbu simetri bernilai 6 karena jika kristal diputar dengan sudut 60º
memberikan gambaran seperti keadaan semula.
b. Sumbu Simetri Cermin Putar
Sumbu Simetri Cermin Putar di dapatkan dari suatu pemutaran dikombinasikan dengan
sebuah pencerminan melalui bidang cermin yang tegak lurus terhadap sumbu tersebut. Secara
2. Kelas Doma
Kelas Doma merupakan kelas ke-3 pada sistem Kristal Monoklin dengan simetri m. Pada
kelas Doma terdapat 3 buah sumbu utama yaitu sumbu a, b dan c yang kesemuanya memiliki
panjang yang berbeda beda. kelas Doma memiliki elemen simetri 1 bidang simetri.
3. Kelas Prisma
2
Kelas Prisma merupakan kelas ke-5 pada sistem Kristal Monoklin dengan simetri m. Kelas
kristal Prisma memiliki 1 sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan
tegak lurus. Pada kelas Prisma terdapat 3 buah sumbu utama yaitu sumbu a, b dan c yang
kesemuanya memiliki panjang yang berbeda beda.
Nama : Diftania Avanda Ayu Shinta
Nim : 2109086039
Kelompok : 2 (Empat)
BAB III
METODOLOGI
3.1.2 Bahan
- HVS
- Form deskripsi
nilai dari sumbu a dan terdapatnya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu a tersebut.
Selanjutnya, adapun menurut Scloenfilsh (Sc), Monoklin Prisma + Pinacoid di simbolkan
dengan C2H. Simbol C berasal dari kata Cyklich, simbol tersebut menerangkan bahwa
terdapat sumbu yang tidak bernilai di notasikan dengan c, nilai 2 di berikan karena
menerangkan nilai dari sumbu c, dan simbol H di berikan karena pada Monoklin Prisma +
Pinacoid terdiri dari bidang simetri horizontal, vertical, dan diagonal. Adapun contoh mineral
dari Monoklin Prisma + Pinacoid adalah Azurite.
sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus. Monoklin
Prisma + Pinacoid memilki tiga buah sumbu utama, yaitu sumbu a, b, dan c dengan axial
rasio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c yang artinya bahwa panjang sumbu a tidak sama
dengan panjang sumbu b tidak sama dengan panjang sumbu c. Sumbu c merupakan sumbu
terpanjang dan sumbu a adalah sumbu terpendek. Monoklin Prisma + Pinacoid memiliki
sudut α = γ = 90˚, β ≠ 90°. Hal ini berarti, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan
γ tidak tegak lurus (miring). Pada ketentuannya, sumbu a disebut sebagai sumbu Clino,
sumbu b di sebut sumbu Ortho, dan sumbu c di sebut sumbu Basal.
sumbu a dan terdapatnya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu a tersebut.
Selanjutnya, adapun menurut Scloenfilsh (Sc), Monoklin Prisma + Pinacoid di simbolkan
dengan C2H. Simbol C berasal dari kata Cyklich, simbol tersebut menerangkan bahwa
terdapat sumbu yang tidak bernilai di notasikan dengan c, nilai 2 di berikan karena
menerangkan nilai dari sumbu c, dan simbol H di berikan karena pada Trigonal Prisma Orde
1 terdiri dari bidang simetri horizontal, vertical, dan diagonal. Adapun contoh mineral dari
Monoklin Prisma + Pinacoid adalah Azurite. Kristal azurite bersifat monoklinik dan
berwarna biru tua, seringkali prismatik. Spesimen bisa masif hingga nodular. Azurite sering
berbentuk stalaktit dengan spesimen cenderung berwarna lebih terang dari waktu ke waktu
karena pelapukan permukaan spesimen menjadi perunggu. Lembut, dengan kekerasan Mohs
hanya 3,5 hingga 4. Berat jenis azurite adalah 3,77 hingga 3,89. Ini dihancurkan oleh panas,
kehilangan karbon dioksida dan air untuk membentuk bubuk hitam, tembaga (II) oksida.
Karakteristik karbonat, spesimen berbuih pada pengobatan dengan asam klorida.
sumbu a dan terdapatnya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu a tersebut.
Selanjutnya, adapun menurut Scloenfilsh (Sc), Monoklin Hemibypyramidal di simbolkan
dengan C2H. Simbol C berasal dari kata Cyklich, simbol tersebut menerangkan bahwa
terdapat sumbu yang tidak bernilai di notasikan dengan c, nilai 2 di berikan karena
menerangkan nilai dari sumbu c, dan simbol H di berikan karena pada Monoklin
Hemibypyramidal terdiri dari bidang simetri horizontal, vertical, dan diagonal. Adapun
contoh mineral dari Monoklin Hemibypyramidal adalah Gypsum
sumbu putar dua dengan sebuah bidang simetri yang berpotongan tegak lurus. Monoklin
Hemibypyramidal memilki tiga buah sumbu utama, yaitu sumbu a, b, dan c dengan axial
rasio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c yang artinya bahwa panjang sumbu a tidak sama
dengan panjang sumbu b tidak sama dengan panjang sumbu c. Sumbu c merupakan sumbu
terpanjang dan sumbu a adalah sumbu terpendek. Monoklin Hemibypyramidal memiliki
sudut α = γ = 90˚, β ≠ 90°. Hal ini berarti, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚), sedangkan
γ tidak tegak lurus (miring). Pada ketentuannya, sumbu a disebut sebagai sumbu Clino,
sumbu b di sebut sumbu Ortho, dan sumbu c di sebut sumbu Basal.
sumbu a dan terdapatnya bidang simetri yang tegak lurus terhadap sumbu a tersebut.
Selanjutnya, adapun menurut Scloenfilsh (Sc), Monoklin Hemibypyramidal di simbolkan
dengan C2H. Simbol C berasal dari kata Cyklich, simbol tersebut menerangkan bahwa
terdapat sumbu yang tidak bernilai di notasikan dengan c, nilai 2 di berikan karena
menerangkan nilai dari sumbu c, dan simbol H di berikan karena pada Monoklin
Hemibypyramidal dari bidang simetri horizontal, vertical, dan diagonal. Adapun contoh
mineral dari Monoklin Prisma + Pinacoid adalah Gypsum. Gipsum termasuk mineral dengan
sistem kristal monoklin 2/m. Gipsum umumnya berwarna putih, kelabu, cokelat, kuning, dan
transparan.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka dapat di tarik kesimpulan :
- Sistem Kristal Monoklin merupakan sistem kristal yang hanya mempunyai satu sumbu
yang miring dari tiga sumbu yang dimilikinya. Pada penggambarannya, Sistem Kristal
Monoklin memiliki proyeksi Orthorombik dengan sudut a− / b+ = 45° dan menggunakan
perbandingan a : b : c = 1 : 4 : 6.
- Sistem Kristal Monoklin terdiri atas 3 sumbu kristal utama, yaitu sumbu a, b, dan c
Dengan rasio (perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c. Sistem Monoklin terdiri atas 3 kelas
sistem kristal yaitu kelas Sfenoid, kelas Doma, dan kelas Prisma.
- Berdasarkan Herman Manguin (Hm), pada Monoklin Prisma + Pinacoid dan Monoklin
2
Hemibypyramidal memiliki simbol yang sama yaitu . Dan pada Ketentuan
m
5.2 Saran
Untuk kegiatan praktikum selanjutnya mungkin dapat dilakukan secara offline agar
memudahkan para peserta praktikum untuk dapat berinteraksi secara langsung dalam proses
kegiatannya serta meningkatkan pemahaman mengenai proses penggambaran sistem kristal
dan memudahkan peserta untuk memahami setiap materinya.