Oleh :
NIM : 051711133
Anggota Kelompok :
1. Andre Alwi Azhari (051711133215)
2. Friesca Surya Nurhaidah (051711133219)
3. Annisa Febriani Putri (051711133223)
4. Wiwin Dwi Rahmadani Tukloy (051711133227)
5. (051711133)
6. Larasati Ajeng Lestari (051711133235)
7. Neesha Nabilah binti Mokhtar (051711133239)
Dosen Pembimbing : Yhosep Gita Yhun Y., S.Si., M.T.
Asisten Pembimbing : Mirna Putri Anggraeni
B. Dasar Teori
m
ρ=
V
dengan ketentuan :
m = massa zat ( kg )
Nilai kerapatan zat tidak bergantung pada massa zat maupun volumenya.
Perubahan suhu pengaruhnya sangat kecil terhadap kerapatan zat.
m
ρ=
p ×l ×t
Benda berbentuk butiran seperti tepung, pasir, kapur, semen dan sejenisnya
nilai kerapatannya kurang akurat jika cara menentukan kerapatanya dengan
menimbang massa dan mengukur volume yang dibentuk oleh benda berbutir.
Pengukuran dengan cara tersebut tidak akurat karena dalam volume yang dibentuk
oleh benda berbutir terdapat ruang kosong berupa celah-celah yang terbentuk
diantara butiranbenda, sehingga hasil pengukuran volume benda berbutir tidak
akurat. Untuk menghasilakan pengukuran kerapatan yang akurat, digunakan alat
yang dinamakan piknometer. Nilai pengukuran kerapatan benda berbutir
menggunakan piknometer ditentukan melalui persamaan :
dengan ketentuan :
Keadaan awal ketika zat cair dan beban belum ada, system dalam keadaan
setimbang karena torsi akibat benda celup yang terletak pada lengan sepanjang L
disetimbangkan oleh penyeimbang. Pada saat benda celup tercelup dalam zat cair,
benda celup mengalami gaya tekan keatas sebesar F = ρ V g. agar system kembali
dalam keadaan setimbang, diletakan beban dengan berat W pada lengan neraca
sepanjang l. jika panjang L = 10 cm, maka dalam keaddan setimbang dapat
ditulis :
∑ τ=0
∑ (w ∙¿l)−F ∙ 10=0¿
∑ (m∙ g ∙¿l)− ρ∙ V ∙ g ∙ 10=0 ¿
∑ ( m∙l ) =10. ρ ∙ V
Dengan demikian nilai kerapatan zat cair dapat ditentukan menggunakan
persamaan :
ρ=
∑ (mi ∙ li)
10 V
Jangka sorong
Mikrometer sekrup
Neraca Torsi
Piknometer
Neraca Mohr
Balok kayu
Silinder logam
Pasir
Spiritus
Aquades.
D. Prosedur Percobaan
I. Menentukan kerapatan balok kayu dan silinder logam
1. Mengamati jangka sorong, micrometer sekrup, dan neraca torsi.
Memperhatikan ketelitian masing-masing.
2. Mengukur panjang, lebar, tinggi balok kayu menggunakan micrometer
sekrup.
3. Mengukur massa balok kayu dengan cara meletakkan balok kayu pada
piringan sebelah kiri neraca torsi. Menggeser beban-beban penggantung
sebagai pengganti anak neraca sedemikian hingga neraca setimbang seperti
semula. Membaca angka-angka yang ditunjukkan oleh beban-beban
penggantung, missal 10 g dan 3,4 g. Jadi massa balok kayu m = 10 g + 3,4
g = 13,4 g.
Sehingga hasil pengukuran massa balok kayu m = (13,4 ± 0,05) g.
4. Mengukur panjang (p) dan diameter (d) silinder logam menggunakan
jangka sorong.
5. Mengukur massa silinder logam seperti langkah (3).