Anda di halaman 1dari 6

KERAPATAN ZAT

A. TUJUAN
Menentukan kerapatan zat padat berbentuk balok, silinder dan butiran serta zat cair.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Jangka sorong
2. Mikrometer sekrup
3. Neraca torsi
4. Piknometer
5. Neraca mohr
6. Balok kayu
7. Silinder logam
8. Pasir
9. Spiritus
10. Aquades

C. DASAR TEORI

Masa jenis atau kerapatan (P) zat merupakan besaran karateristik yang dimiliki
suatu zat. Kerapatan suatu zat merupakan perbandingan massa dan volume zat itu,
sehingga nilai kerapatan dapat diukur melalui pengukuran massa dan volume zat.
Kerapatan suatu zat dinyatakan oleh persamaan :
𝑚
ρ=
𝑣
Keterangan :
ρ = Massa jenis (kg/m3) atau (g/cm3)
m = massa (kg atau gram)
v = volume (m3 atau cm3)

Nilai kerapatan zat tidak bergantung pada massa zat maupun volumenya.
Perubahan suhu pengaruhnya sangat kecil terhadap kerapatan zat.

Kerapatan Benda Padat


Kerapatan benda padat berbentuk balok dapat ditentukan dengan mengukur massa
(m), panjang (p), lebar (l) dan tinggi (t) benda tersebut. Besarnya kerapatan berbentuk
balok diberikan oleh persamaan (2).
𝑚
ρ = 𝑝𝑥𝑙𝑥𝑡
Untuk benda padat berbentuk silinder, kerapatannya ditentukan oleh Persamaan
(3)
4𝑚
ρ = π𝑑2 t
Dengan d dan t masing-masing adalah diameter dan tinggi silinder.
d

t t t
l
p
a. balok b. silinder

Kerapatan Benda Berbentuk Butiran


Benda berbentuk butiran seperti tepung, pasir, kapur, semen dan sejenisnya nilai
kerapatanya kurang akurat jika cara menentukan kerapatanya dengan meninbang
massa dan mengukur volume yang dibentuk oleh benda berbutir. Pengukuran dengan
cara tersebut tidak akurat karena dalam volume yang di bentuk oleh benda berbutir
terdapat ruang kosong berupa celah-celah yang terbentuk diantara butiran benda,
sehingga hasil pengukuran volume benda berbutir tidak akurat. Untuk menghasilkan
pengukuran kerapatan yang akurat, digunkan alat yang dinamakan piknometer (bentuk
dan prinsip kerja piknometer dapat dilihat pada BAB II. Nilai pengukuran kerapatan
benda berbutir menggunakan piknometer di tentukan melalui persamaan (4)
(𝑚3 − 𝑚1 )
𝝆𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 = × 𝝆𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠
(𝑚2 − 𝑚1 ) − (𝑚4 − 𝑚3 )
Dengan ketentuan:
𝑚1 : massa piknometer kosong beserta tutupnya.
𝑚2 : massa piknometer air beserta tutupnya.
𝑚3 : massa piknometer berisi (1/3 bagian piknometer) beserta tutupnya.
𝑚4 : massa piknometer berisi pasir dan dipenuhi dengan aquades beserta
iiiiiiiitutupnya.

Kerapatan Benda Cair


Kerapatan zat cair (air, alkohol, spiritus dan lainya) dapat ditentukan dengan
mengukur massa dan volume zat cair menggunakan gelas ukur. Metode lain adalah
dengan menggunakan piknometer dengan kerapatan zat cair di tentukan melalui
persamaan (4). Selain dua metode tersebut, kerapatan zat cair juga dapat ditentukan
menggunakan neraca Mohr. Prinsip dasar pengukuran kerapatan zat cair
menggunakan neraca Mohr adalah penerapan hukum archimedes (gaya tekan ke atas
oleh zat cair) serta kesetimbangan gerak rotasi (jumlah total momen gaya sama dengan
nol). Skema kerja pengukuran kerapatan zat cair menggunakan neraca Mohrdi
perlihatkan oleh gambar di bawah ini.

Pada gambar , keadaan awal ketika zat cair dan beban belum ada, sistem dalam
keadaan setimbang karena torsi (t) akibat benda celup yang terletak pada lengan
sepanjang L disetimbangkana oleh penyeimbang. Pada saat benda celup tercelup
dalam zat cair, benda celup mengalami gaya tekan keatas sebesar F= pVg (p,V dan
masing-masing adalah kerapatan zat cair, perubahan volume zat cair setelah benda
celup tercelup dalam zat cair dan percepatan gravitasi bumi). Agar sistem kembali
dalam keadaan setimbang, diletakkan beban dengan berat W pada lengan neraca
sepanjang l. Jika panjang L = 10 cm, maka dalam keadaan setimbang dapat ditulis :
∑ =0
∑(w.l) – F . 10 = 0
∑(m . g . l ) – ρ . V . g . 10 = 0
∑(m . l ) = ρ . V . 10
Dengan demikian nilai kerapatan zat cair dapat ditentukan menggunakan
Persamaan (4) berikut.
∑(mi.li)
ρ= 10𝑣
Dengan m adalah massa beban dan l bersatuan cm serta indeks i menyatakan
jumlah beban,

D. PROSEDUR PERCOBAAN
i. Menentukan kerapatan balok kayu dan silinder logam.
1. Mengamati jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca torsi.
Memperhatikan ketelitian masing-masing
2. Mengukur panjang, lebar, dan tinggi balok kayu menggunakan mikrometer
sekrup.
3. Mengukur massa balok kayu dengan cara meletakkan balok kayu pada piringan
sebelah kiri neraca torsi. Menggeser beban-beban penggantung sebagai
pengganti anak neraca sedemikian hingga neraca setimbang seperti semula.
Membaca angka-angka yang ditunjukkan oleh beban-beban penggantung,
misal 10 g dan 3,4 g. Jadi massa balok kayu m = 10 g + 3,4 g = 13,4
g.Sehingga hasil pengukuran massa balok kayu m = (13,4 + 0,05) g.
4. Mengukur panjang (p) dan diameter (d) silinder logam menggunakan jangka
sorong.
5. Mengukur massa silinder logam seperti langkah (3).

ii. Menentukan kerapatan pasir


1. Menimbang piknometer yang bersih dan kering bersama tutupnya.

1
2. Mengisi piknometer dengan pasir halus kira-kira sampai bagian volume
3

piknometer.
3. Mengukur massa piknometer yang berisi pasir beserta tutupnya menggunakan
neraca torsi.
4. Menuang air perlahan-lahan ke dalam piknometer berisi pasir, mengocok, dan
mengisi sampai penuh sehingga tidak ada gelembung udara di dalamnya dan
memasang penutup piknometer.
5. Mengukur massa piknometer berisi pasir dan air tersebut beserta tutupnya
menggunakan neraca torsi.
6. Membersihkan piknometer dan mengisi penuh dengan air hingga tidak ada
gelembung di dalamnya kemudian memasang penutup piknometer.
7. Mengukur massa piknometer berisi penuh air dan tutupnya menggunakan
neraca torsi.
8. Membersihkan dan mengeringkan piknometer.

iii. Menentukan kerapatan zat cair


1. Mengatur neraca Mohr setegak mungkin (vertikal) dengan mengatur sekrup A.
2. Menggantung benda celup pada ujung lengan neraca Mohr.
3. Mengatur neraca agar setimbang dengan memutar sekrup C, sehingga jarum D
berimpit dengan E pada skala.
4. Menuang spiritus ke dalam gelas ukur yang tersedia dan mencatat volumenya.
5. Mencelupkan seluruh bagian benda celup ke dalam spiritus dalam gelas ukur.
Pada keadaan ini neraca dalam keadaan tidak seimbang (jarum D tidak
berhimpit dengan E) dan mencatat perubahan volume spiritus dalam gelas
ukur. Perubahan volume spiritus tersebut menunjukkan nilai volume benda
celup.
6. Meletakkan beban penunggang pada lengan bergerigi dari neraca agar neraca
dalam keadaan setimbang kembali. Jika satu beban penunggang belum dapat
mensetimbangkan neraca, tambahkan beban penunggang dan letakkan pada
posisi yang lain sampai neraca dalam keadaan setimbang kemudian catatlah
masing-masing beban penunggang dan posisinya dari pusat (O).
J. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai