DAN
DISUSUN OLEH:
Kelas: A
1. Bersihkan piknometer dan keringkan dengan oven pada suhu 105⁰C selama 15 - 30 menit.
2. Keluarkan piknometer dan masukkan dalam desikator selama 10 - 15 menit.
3. Catat volume piknometer yang digunakan ( 50 ml, 25 ml, atau 10 ml ).
4. Timbang piknometer kosong dan catat sebagai a gram.
5. Masukkan sampel ke dalam piknometer sampai di atas leher, pasang tutupnya hingga sampel
dapat mengisi pipa kapiler sampai penuh dan pastikan tidak ada gelembung udara di dalam
piknometer.
6. Keringkan bagian luar piknometer dengan tisu.
7. Timbang piknometer berisi sampel dan catat sebagai b gram.
8. Setelah selesai piknometer dibersihkan dan dikeringkan.
9. Massa jenis suatu zat dapat ditentukan.
Menghitung Massa Jenis Suatu Zat
Rumus :
Di mana :
p ( rho) = massa jenis suatu zat ( kg/m3 atau gr/cm3 )
m = massa suatu zat ( kg atau gr )
v = volume suatu zat ( m3 atau cm3)
Setelah menggunakan piknometer maka massa jenis suatu zat dapat dihitung.
massa suatu zat yaitu ( massa piknometer yang berisi sampel ) - ( massa piknometer kosong )
volume suatu zat yaitu berdasar volume piknometer yang digunakan.
Sehingga :
Berat jenis suatu zat cair dapat dihitung dengan mengukur secara langsung mengukur berat zat
cair dalam piknometer(menimbang) dan volume zat ditentukan berdasarkan volume piknometer.
Berat jenis zat cair =
Volume zat cair dalam piknometer = volume piknometer
Volume piknometer ditentukan secara langsung dengan menggunakan zat cair yang lain yang diketahui
berat jenisnya . Volume zat padat yang bentuknya tidak beraturan dapat ditentukan secara langsung
dengan menggunakan piknometer, bila volume dan berat zat padat dapat diketahui, maka dapat diketahui
berat jenisnya.
Berat jenis zat padat dengan bentuk tidak beraturan dapat ditentukan dengan
Dimana :
Volume zat padat dalam piknometer = volume piknometer - volume zat cair.
Volume zat cair =
Berat jenis relatif adalah perbandingan antar berat jenis zat pada suhu tertentu terhadap berat jenis
air pada suhu tertentu.
Contoh d3020 etanol adalah perbandingan antara berat jenis etanol pada 30 oC terhadap air pada 20 oC.
Berat jenis relatif tidak mempunyai satuan, berat jenis relatif akan sama dengan berat jenis absolut bila
sebagai pembandingnya adalah air pada suhu 4 oC.
D. PROSEDUR KERJA
– Timbang piknometer kosong, bersih dan kering yang telah ditentukan volumenya (c gram)
– Isi piknometer dengan zat cair pada suhu 180C
– Timbang piknometer yang berisi zat cair tepat pada suhu 200C (d gram)
– Hitung berat zat cair
– Hitung berat jenis zat cair pada 200C
– Ulangi percobaan
– Timbang piknometer kosong, bersih, dan kering yang telah ditentukan volumenya (e gram)
– Isi piknometer dengan zat padat sampai separuh dari piknometer terisi
– Timbang piknometer yang berisi zat padat tersebut (f gram)
– Tambahkan kedalam piknometer berisi zat padat, suatu zat cair pada suhu 180C yang telah diketahui
berat jenisnya. (perhatikan, tidak boleh terdapat gelembung udara dalam piknometer)
– Timbang piknometer berisi zat padat dan zat cair tepat pada suhu 200C (g gram)
– Hitung volume zat padat
– Hitung berat zat padat
– Hitung berat jenis zat padat, ulangi percobaan
– Masukkan kedalam gelas ukur 250 ml suatu zat cair yang akan ditentukan pada suhu 200C
– Masukkan secara hati-hati aerometer
– Baca skala pada aerometer
– Catat berat jenis zat cair tersebut
Kalibrasi
– Berat piknometer kosong = 33,4827 gram
– Berat piknometer + aquades = 58, 5746 gram
Pasir kwarsa
– Berat piknometer kosong =
I. 33,5148 gram
II. 33,5901 gram
I. 33,6018 gram
II. 33,6674 gram
– Berat piknometer + pasir kwarsa + aquades =
I. 58,6486 gram
II. 58,5928 gram
Daun muda
Daun kering
Contoh:
V1 . %1 = V2 . %2
10 ml . 96% = 100 ml . %2
%2 =
= 9,6%
Adapun hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini!
Tabel
Grafik
Kalibrasi
Volume Piknometer =
=
= 25,20178 cm3
– Pasir Kwarsa I
– Pasir Kwarsa II
Volume air =
=
= 25,034551 cm3
– Daun Muda I
Volume air =
=
= 25,0823 cm3
– Daun Muda II
Volume air =
=
= 24,9928 cm3
Daun Kering
Volume air =
=
= 25,0565 cm3
Untuk zat yang berbentuk liquid, kita dapat mengetahui dengan cara melakukan penimbangan bobot
piknometer yang berisi sampel dikurangi dengan piknometer kosong tersebut, setelah itu dimasukkan
kedalam rumus
Sedangkan untuk padatan, terlebih dahulu kita cari volume padatan dengan cara melakukan
pengurangan volume zat padat yang diberi air dengan zat cair tersebut apabila mengisi ruang piknometer.
Penentuan Berat Jenis menggunakan Areometer dengan cara melihat langsung pada garis skalanya, pada
skala berapa aerometer mengenai batas miniskus atas cairan ethanol.
Di pengukuran berat jenis menggunakan Areometer, Pada saat telah dicampurkan dengan aquades,
konsentrasi etanol berbanding terbalik dengan berat jenisnya. Jika konsentrasinya besar, maka berat
jenisnya kecil. Begitu pula sebaliknya.
Untuk melakukan percobaan penetapan berat jenis menggunakan piknometer, piknometer dibersihkan
dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan
piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena
biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat
mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai berat
jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir,
mudah menguap dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik,
baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri. Dan piknometernya jadi cepat
kering.
Pada pengukuran berat jenis dengan menggunakan piknometer, kami melakukan dua kali percobaan di
setiap sampel. Dan hasil penimbangan yang kami peroleh pada percobaan pertama dan kedua disetiap
sampelnya berbeda. Hal ini mungkin dikarenakan piknometernya tidak dikeringkan betul pada saat kami
melanjutkan percobaan berikutnya.
H. KESIMPULAN
Piknometer dapat digunakan untuk zat berbentuk liquid maupun solid, sedangkan aerometer hanya
dapat digunakan untuk zat yang berbentuk liduid saja.
Pengukuran BJ untuk cairan lebih praktis bila menggunakan aerometer, karena langsung membaca
skalanya saja.
Pada saat telah dicampurkan dengan aquades, konsentrasi etanol berbanding terbalik dengan berat
jenisnya. Jika konsentrasinya besar, maka berat jenisnya kecil. Begitu pula sebaliknya.
Keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah dalam
pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika proses
penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur.
Disamping itu penentuan berat jenis dengan menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama.
I. Daftar Pustaka
https://winonalappy.wordpress.com/2011/10/18/laporan-praktikum-berat-jenis/
http://ekaandrians.blogspot.com/2013/07/berat-jenis-zat-cair-dan-zat-padat.html
BERAT MOLEKUL
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metoda penurunan titik
beku.
2. Menentukan berat molekul suatu zat yang mudah menguap dengan metoda penentuan massa jenis
gas.
B. Dasar Teori
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi
semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Untuk penurunan titik beku persamaannya dapat dinyatakan sebagai: Apabila suatu pelarut
ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri.
Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit,
walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya,
sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan
dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Pada setiap suhu,
zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu.
Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan
karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan
berkurang.
Jika suatu zat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam pelarut, maka akan terjadi penurunan
tekanan uap, yang akhirnya pada temperatur tertentu tekanan uap zat pelarut dalam larutan akan lebih
rendah dari keadaan murninya. Besarnya tekanan uap tergantung dari banyaknya zat yang dilarutkan.
Semakin besar penambahan zat terlarut maka makin besar pula penurunan tekanan uapnya. Perubahan
tekanan mengakibatkan adanya gangguan kesetimbangan dinamis dari larutan tersebut.
Menurut hukum Roult: P = X1. Po
X1 = P/Po
Berat molekul dapat diketahui dengan menggunakan fungsi perhitungankerapatan dari gas. Cara
tersebut dapat dilakukan dengan menampung volumesuatu gas yang akan dihitung berat molekunya
dengan berat gas yang telahdiketahui berat molekulnya pada suhu dan tekanan yang sama. Persamaan
gasideal bersama massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan berat molekulsenyawa volatil.
Apabila jumlah mol dari suatu gas senyawa tertentu dinyatakandalam mol (n) maka suatu bentuk
persamaan umum mengenai sifat-sifat gas dapatdiketahui. Gas memiliki banyak molekul. Molekul-
molekul tersebut selalu bergerak dengan kecepatan dan arah yang berbeda-beda
setiap molekul. Molekulgas menyebar secara merata di semua bagian ruangan yang ditempati. Gaya
atauinteraksi antar molekulnya sangat kecil hampir sekali tidak ada interaksi. Gastentunya memilik berat
molekul. Berat molekul gas dapat dihitung. Beberapasenyawa yang ada seperti padat dan cair dapat
menjadi gas, jika senyawa tersebut bersifat volatil (Chang, 2005)
Gas merupakan zat yang secara normal berada pada keadaan gas pada suhudan tekanan biasa.
Gas memiliki sifat volume dan bentuk menyerupai wadahnya.Gas merupakan wujud materi yang paling
mudah dimampatkan. Gas memilikisifat akan segera bercampur secara merata dan sempurna jika
ditempatkan dalamwadah yang sama dan gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendahdibandingkan
dengan cairan dan padatan (Chang, 2005).
Cara Kerja
Penurunan Titik Beku
Pertama, kami menyiapkan kalorimeter dengan memasukkan es batu dan garam secukupnya
ke dalam kalorimeter.
Mengambil 50 ml asam asetat glasial sebagai media pelarut standar dengan menggunakan
gelas ukur dan memasukkannya ke dalam kalorimeter.
Mengaduk pelarut dalam kalorimeter sambil dicatat suhunya per 30 detik. Dilakukan sampai
pelarut membeku.
Menimbang 3 gr Naftalen.
Setelah diketahui Tbo pelarut standar, kami membuat lagi pelarut standar yang sama
dicampur dengan 3 gr Naftalen yang telah disiapkan.
Mengaduk larutan dalam kalorimeter sambil dicatat suhunya per 30 detik. Dilakukan sampai
larutan membeku.
Menimbang 3 gr zat X.
Membuat lagi pelarut standar yang sama dicampur dengan 3 gr zat X yang telah disiapkan.
Mengaduk larutan dalam kalorimeter sambil dicatat suhunya per 30 detik. Dilakukan sampai
larutan membeku
Penentuan Massa Jenis Gas
1. Pertama-tama kami menimbang labu erlenmeyer kosong, aluminium foil yang sudah
dilubangi dengan jarum, dan karet sebagai penjepit tutup aluminium foil pada labu
erlenmeyer.
2. Mengukur 5 ml alkohol dan memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer.
3. Sambil melakukan kegiatan, kami mempersiapkan penangas pada hot plate.
4. Memasukkan labu erlenmeyer yang ditutup aluminium foil ke dalam penangas.
5. Setelah cairan menguap, kami mencatat suhu penangas tersebut.
6. Setelah agak dingin, kami memasukkan labu erlenmeyer tersebut ke dalam desikator.
7. Kemudian, sesudah dingin kami menimbangnya.
8. Untuk menentukan volume labu erlenmeyer, kami mengisinya dengan air dan
menimbangnya.
9. Mengukur tekanan ruangan.
D. Data Pengamatan
Metoda Penurunan Titik Beku
0
Berat jenis air ( C) : 1 g/mL
Suhu penangas : 71 0C
E. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, diperoleh kesimpulan:
Berat molekul zat dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan metode penurunan titik beku
adalah sebesar 64 gr/mol.
Berat molekul zat dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan metode penentuan massa jenis
gas adalah sebesar 30 gr/mol.
Sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa sampel yang di analisis menggunakan percobaan metode
berat molekul adalah urea (diaminomethanal) dengan rumus kimia (NH2)2CO yang memiliki berat
molekul 60. Sedangkan untuk zat yang yang di analisis dengan metode penentuan massa jenis gas adalah
pelarut organic yaitu aseton.
F. DAFTAR PUSTAKA
https://kanalispolban.wordpress.com/laporan/kimia-dasar/laporan-penentuan-berat-molekul/
https://www.academia.edu/37542768/
PENENTUAN_BERAT_MOLEKUL_BERDASARKAN_PENGUKURAN_MASSA_JENIS_GAS_LAP
ORAN_PRAKTIKUM_TERMODINAMIKA_KIMIA