Anda di halaman 1dari 15

MODUL PRAKTIKUM

MENENTUKAN BERAT JENIS DENGAN PIKNOMETER

DAN

MENENTUKAN BERAT MOLEKUL

DISUSUN OLEH:

Nama: Asriyanti Ashary

Kelas: A

Dosen Pembimbing: Sabriyani Hatma, S.T., M.T

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI REKAYASA KIMIA INDUSTRI


POLITEKNIK BOMBANA
SULAWESI TENGGARA
2022
BERAT JENIS ZAT CAIR DAN ZAT PADAT
A. Tujuan Percobaan
- Mampu menentukan berat jenis zat cair dengan piknometer
- Mampu menentukan berat jenis zat padat dengan piknometer
- Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat jenis zat
B. Dasar Teori
Berat jenis (specific weight) adalah rasio berat suatu benda terhadap volumenya. Satuan berat
jenis adalah N/m^3. Rapat jenis (specific gravity) dikenal juga dengan massa jenis relatif adalah rasio
relatif antara massa jenis suatu zat dengan massa jenis zat standar (air murni). Air murni bermassa jenis
1 g/cm3 (0,036 lb/cu in) atau 1.000 kg/m3 (1.700 lb/cu yd). Rapat jenis tidak mempunyai satuan atau
dimensi. Rumusnya:
SG = ρ / ρ(H2O
Berat jenis sejati adalah perbandingan massa dengan volume bodi padat tanpa pori dan ruang
ronnga. Berat jenis nyata adalah perbandingan massa dengan volume bodi padat yang membesar akibat
adanya pori-pori turut diperhitungkan. Dengan demikian berat jenis nyata secara numeric akan lebih kecil
daripada berat jenis sejati.
Penentuan berat jenis sejati bahan berbentuk butir dan serbuk maupun cairan dilakukan dengan
menggunakan metode pikrometer cairan / metode manometer ( fekrumeter, volumeter-NOTARI,
piknometer pembanding BEXKMANN). Pada metode yang disebutkan terakhir, volume sejati sampel
ditentukan dengan menggunakan gas (udara, helium), yang mampu berinfiltrasi masuk kedalam pori-pori
halus tanpa mengalami adsorpsi. Penentuan berat jenis nyata umumnya menggunakan air raksa sebagai
cairan piknometer oleh karena tinginya tegangan permukaan yang dimilikinya menybabkan tidak mampu
mendesak masuk kedalam pori.
Piknometer adalah alat laboratorium yang digunakan untuk menentukan massa jenis suatu zat
padat atau cairan. Piknometer biasanya terbuat dari kaca dan pada bagian tengah tutupnya terdapat pipa
kapiler sehingga gelembung udara dapat lolos dari alat tersebut. Piknometer memiliki berbagai macam
ukuran yaitu 100 ml, 50 ml, 25 ml, dan 10 ml. Ukuran yang sering digunakan adalah 10 ml dan 25 ml.
Di laboratorium biasanya piknometer digunakan untuk menentukan massa jenis atau berat jenis minyak
sawit/ CPO, minyak atsiri, dan berat jenis tanah atau material berpori seperti batuan. Untuk sampel zat
padat yang akan diukur berat jenisnya maka sampel dihaluskan terlebih dahulu sampai berbentuk serbuk

Cara Menggunakan Piknometer

1. Bersihkan piknometer dan keringkan dengan oven pada suhu 105⁰C selama 15 - 30 menit.
2. Keluarkan piknometer dan masukkan dalam desikator selama 10 - 15 menit.
3. Catat volume piknometer yang digunakan ( 50 ml, 25 ml, atau 10 ml ).
4. Timbang piknometer kosong dan catat sebagai a gram.
5. Masukkan sampel ke dalam piknometer sampai di atas leher, pasang tutupnya hingga sampel
dapat mengisi pipa kapiler sampai penuh dan pastikan tidak ada gelembung udara di dalam
piknometer.
6. Keringkan bagian luar piknometer dengan tisu.
7. Timbang piknometer berisi sampel dan catat sebagai b gram.
8. Setelah selesai piknometer dibersihkan dan dikeringkan.
9. Massa jenis suatu zat dapat ditentukan.
Menghitung Massa Jenis Suatu Zat

Rumus :

Di mana :
p ( rho) = massa jenis suatu zat ( kg/m3 atau gr/cm3 )
m = massa suatu zat ( kg atau gr )
v = volume suatu zat ( m3 atau cm3)

Setelah menggunakan piknometer maka massa jenis suatu zat dapat dihitung.
massa suatu zat yaitu ( massa piknometer yang berisi sampel ) - ( massa piknometer kosong )
volume suatu zat yaitu berdasar volume piknometer yang digunakan.
Sehingga :

Penentuan Berat Jenis dengan Piknometer

Berat jenis suatu zat cair dapat dihitung dengan mengukur secara langsung mengukur berat zat
cair dalam piknometer(menimbang) dan volume zat ditentukan berdasarkan volume piknometer.
Berat jenis zat cair =
Volume zat cair dalam piknometer = volume piknometer
Volume piknometer ditentukan secara langsung dengan menggunakan zat cair yang lain yang diketahui
berat jenisnya . Volume zat padat yang bentuknya tidak beraturan dapat ditentukan secara langsung
dengan menggunakan piknometer, bila volume dan berat zat padat dapat diketahui, maka dapat diketahui
berat jenisnya.
Berat jenis zat padat dengan bentuk tidak beraturan dapat ditentukan dengan
Dimana :
Volume zat padat dalam piknometer = volume piknometer - volume zat cair.
Volume zat cair =
Berat jenis relatif adalah perbandingan antar berat jenis zat pada suhu tertentu terhadap berat jenis
air pada suhu tertentu.
Contoh d3020 etanol adalah perbandingan antara berat jenis etanol pada 30 oC terhadap air pada 20 oC.
Berat jenis relatif tidak mempunyai satuan, berat jenis relatif akan sama dengan berat jenis absolut bila
sebagai pembandingnya adalah air pada suhu 4 oC.

C. ALAT DAN BAHAN

 ALAT yang digunakan


– Piknometer 25 ml
– Areometer 0,7 – 0,9
– Gelas kimia 250 ml
– Gelas ukur 250 ml
– Pipet Pasteur
– Termometer 0 – 1000C
– Timbangan analitik

 BAHAN/ Zat yang digunakan


– Etanol 96%
– Pasir kwarsa
– Air demineral
– Daun muda
– Daun kering

D. PROSEDUR KERJA

 Penentuan volume piknometer

– Timbang piknometer kosong, bersih dan kering (a gram)


– Isi piknometer dengan air demineral pada suhu 180C yang telah diketahui berat jenisnya
– Timbang piknometer yang berisi air demineral tepat pada suhu 200C (b gram)
– Hitung berat air demineral pada suhu 200C
– Hitung volume air demineral
– Volume air = volume piknometer
– Ulangi percobaan

 Penentuan berat jenis zat cair dengan piknometer

– Timbang piknometer kosong, bersih dan kering yang telah ditentukan volumenya (c gram)
– Isi piknometer dengan zat cair pada suhu 180C
– Timbang piknometer yang berisi zat cair tepat pada suhu 200C (d gram)
– Hitung berat zat cair
– Hitung berat jenis zat cair pada 200C
– Ulangi percobaan

 Penentuan berat jenis padatan dengan piknometer

– Timbang piknometer kosong, bersih, dan kering yang telah ditentukan volumenya (e gram)
– Isi piknometer dengan zat padat sampai separuh dari piknometer terisi
– Timbang piknometer yang berisi zat padat tersebut (f gram)
– Tambahkan kedalam piknometer berisi zat padat, suatu zat cair pada suhu 180C yang telah diketahui
berat jenisnya. (perhatikan, tidak boleh terdapat gelembung udara dalam piknometer)
– Timbang piknometer berisi zat padat dan zat cair tepat pada suhu 200C (g gram)
– Hitung volume zat padat
– Hitung berat zat padat
– Hitung berat jenis zat padat, ulangi percobaan

 Penentuan berat jenis zat cair dengan areometer

– Masukkan kedalam gelas ukur 250 ml suatu zat cair yang akan ditentukan pada suhu 200C
– Masukkan secara hati-hati aerometer
– Baca skala pada aerometer
– Catat berat jenis zat cair tersebut

E. DATA HASIL PENGAMATAN

1. Pengukuran berat jenis etanol dengan areometer

– Berat jenis etanol 96% = 0,94 g/ml


– 10 ml etanol + 90 ml aquades = 0,82 g/cm3
– 12 ml etanol + 88 ml aquades = 0,80 g/cm3
– 14 ml etanol + 86 ml aquades = 0,78 g/cm3
– 16 ml etanol + 84 ml aquades = 0,74 g/cm3
– 18 ml etanol + 82 ml aquades = 0,70 g/cm3
– 20 ml etanol + 80 ml aquades = 0,68 g/cm3

2. Penentuan berat jenis dengan piknometer

 Kalibrasi
– Berat piknometer kosong = 33,4827 gram
– Berat piknometer + aquades = 58, 5746 gram

 Pasir kwarsa
– Berat piknometer kosong =
I. 33,5148 gram
II. 33,5901 gram

– Berat piknometer + pasir kwarsa =

I. 33,6018 gram
II. 33,6674 gram
– Berat piknometer + pasir kwarsa + aquades =
I. 58,6486 gram
II. 58,5928 gram

 Daun muda

– Berat piknometer kosong =


I. 33,5574 gram
II. 33,6156 gram
– Berat piknometer + daun muda =
I. 33,5770 gram
II. 33,6474 gram
– Berat piknometer + daun muda + aquades =
I. 58,5500 gram
II. 58,5313 gram

 Daun kering

– Berat piknometer kosong = 33,6380 gram


– Berat piknometer + daun kering = 33,6377 gram
F. PERHITUNGAN/PENGOLAHAN DATA

 Penentuan berat jenis dengan Areometer

Contoh:

V1 . %1 = V2 . %2
10 ml . 96% = 100 ml . %2
%2 =
= 9,6%

Adapun hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini!

 Tabel

Tabel Dentitas Etanol dengan berbagai konsentrasi


No Konsentrasi (%) Berat Jenis
1 9,6% 0, 82 g/cm3
2 11,52% 0,80 g/cm3
3 13,44% 0,78 g/cm3
4 15,36% 0,74 g/cm3
5 17,28% 0,70 g/cm3
6 19,20% 0,68 g/cm3

 Grafik

 Berat jenis etanol murni (konsentrasi 96 %) adalah 0,94 g/ml


 Jika dicampurkan dengan aquades, konsentrasi dan berat jenis etanol berbanding terbalik.
Jika konsentrasi etanol besar, maka berat jenisnya kecil. Begitu pula sebaliknya.

 Penentuan berat jenis dengan Piknometer

 Kalibrasi

 Berat air = (b-a) gram


= 58,5746 gram – 33,4827 gram
= 25,0919 gram

 Volume Piknometer =
=
= 25,20178 cm3

 – Pasir Kwarsa I

 Berat air = (g-f) gram


= 58,6486 gram – 33,6018 gram
= 25,0468 gram
 Volume air =
=
= 25,156482 cm3

 Volume padatan = V piknometer – V air


= 25,20178 cm3 – 25,156482 cm3
= 0,045298 cm3

 Berat padatan = (f-e) gram


= 33,6018 gram – 33,5148 gram
= 0,087 gram

 Berat jenis padatan =


=
= 1,9206

– Pasir Kwarsa II

 Berat air = (g-f) gram


= 58,5928 gram – 33,6674 gram
= 24,9254 gram

 Volume air =
=
= 25,034551 cm3

 Volume padatan = V piknometer – V air


= 25,20178 cm3 – 25,034551 cm3
= 0,167229 cm3

 Berat padatan = (f-e) gram


= 33,6674 gram – 33,5901 gram
= 0,0773 gram

 Berat jenis padatan =


=
= 0,4622404

 – Daun Muda I

 Berat air = (g-f) gram


= 58,5500 gram – 33,5770 gram
= 24,973 gram

 Volume air =
=
= 25,0823 cm3

 Volume padatan = V piknometer – V air


= 25,20178 cm3 – 25,0823 cm3
= 0,11948 cm3
 Berat padatan = (f-e) gram
= 33,5770 gram – 33,5574 gram
= 0,0196 gram

 Berat jenis padatan =


=
= 0,16404

– Daun Muda II

 Berat air = (g-f) gram


= 58,5313 gram – 33,6474 gram
= 24,8839 gram

 Volume air =
=
= 24,9928 cm3

 Volume padatan = V piknometer – V air


= 25,20178 cm3 – 24,9928 cm3
= 0,20898 cm3

 Berat padatan = (f-e) gram


= 33,6474 gram – 33,6156 gram
= 0,0318 gram

 Berat jenis padatan =


=
= 0,15216

 Daun Kering

 Berat air = (g-f) gram


= 58,5850 gram – 33,6377 gram
= 24,9473 gram

 Volume air =
=
= 25,0565 cm3

 Volume padatan = V piknometer – V air


= 25,20178 cm3 – 25,0565 cm3
= 0,14528 cm3

 Berat padatan = (f-e) gram


= 33,6377 gram – 33,6380 gram
= -0,0003 cm3

 Berat jenis padatan =


=
= 0,002065
G. PEMBAHASAN

 Untuk zat yang berbentuk liquid, kita dapat mengetahui dengan cara melakukan penimbangan bobot
piknometer yang berisi sampel dikurangi dengan piknometer kosong tersebut, setelah itu dimasukkan
kedalam rumus

 Sedangkan untuk padatan, terlebih dahulu kita cari volume padatan dengan cara melakukan
pengurangan volume zat padat yang diberi air dengan zat cair tersebut apabila mengisi ruang piknometer.

 Penentuan Berat Jenis menggunakan Areometer dengan cara melihat langsung pada garis skalanya, pada
skala berapa aerometer mengenai batas miniskus atas cairan ethanol.

 Di pengukuran berat jenis menggunakan Areometer, Pada saat telah dicampurkan dengan aquades,
konsentrasi etanol berbanding terbalik dengan berat jenisnya. Jika konsentrasinya besar, maka berat
jenisnya kecil. Begitu pula sebaliknya.

 Untuk melakukan percobaan penetapan berat jenis menggunakan piknometer, piknometer dibersihkan
dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk mempercepat pengeringan
piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa dari permbersihan, karena
biasanya pencucian meninggalkan tetesan pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat
mempengaruhi hasil penimbangan piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai berat
jenis sampel. Pemakaian alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir,
mudah menguap dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan baik,
baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri. Dan piknometernya jadi cepat
kering.

 Pada pengukuran berat jenis dengan menggunakan piknometer, kami melakukan dua kali percobaan di
setiap sampel. Dan hasil penimbangan yang kami peroleh pada percobaan pertama dan kedua disetiap
sampelnya berbeda. Hal ini mungkin dikarenakan piknometernya tidak dikeringkan betul pada saat kami
melanjutkan percobaan berikutnya.

H. KESIMPULAN

 BJ dipengaruhi oleh suhu dan komposisinya.

 Piknometer dapat digunakan untuk zat berbentuk liquid maupun solid, sedangkan aerometer hanya
dapat digunakan untuk zat yang berbentuk liduid saja.

 Pengukuran BJ untuk cairan lebih praktis bila menggunakan aerometer, karena langsung membaca
skalanya saja.

 Pada saat telah dicampurkan dengan aquades, konsentrasi etanol berbanding terbalik dengan berat
jenisnya. Jika konsentrasinya besar, maka berat jenisnya kecil. Begitu pula sebaliknya.

 Keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah dalam
pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam penimbangan. Jika proses
penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan hasil yang ditetapkan literatur.
Disamping itu penentuan berat jenis dengan menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama.
I. Daftar Pustaka

https://winonalappy.wordpress.com/2011/10/18/laporan-praktikum-berat-jenis/

http://ekaandrians.blogspot.com/2013/07/berat-jenis-zat-cair-dan-zat-padat.html
BERAT MOLEKUL
A. Tujuan Praktikum
1. Menentukan berat molekul suatu zat yang tidak mudah menguap dengan metoda penurunan titik
beku.
2. Menentukan berat molekul suatu zat yang mudah menguap dengan metoda penentuan massa jenis
gas.
B. Dasar Teori
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi
semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).

Untuk penurunan titik beku persamaannya dapat dinyatakan sebagai: Apabila suatu pelarut
ditambah dengan sedikit zat terlarut, maka akan didapat suatu larutan yang mengalami:

1. Penurunan tekanan uap jenuh


2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmosis

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri.
Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit,
walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya,
sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan
dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. Pada setiap suhu,
zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu.
Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan
karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapan
berkurang.

Gambaran penurunan tekanan uap

Menurut Roult : P = P0.Xp


keterangan:
P : tekanan uap jenuh larutan
P0 : tekanan uap jenuh pelarut murni
Xp : fraksi mol pelarut

1. Penurunan Titik Beku

Jika suatu zat yang tidak mudah menguap dilarutkan dalam pelarut, maka akan terjadi penurunan
tekanan uap, yang akhirnya pada temperatur tertentu tekanan uap zat pelarut dalam larutan akan lebih
rendah dari keadaan murninya. Besarnya tekanan uap tergantung dari banyaknya zat yang dilarutkan.
Semakin besar penambahan zat terlarut maka makin besar pula penurunan tekanan uapnya. Perubahan
tekanan mengakibatkan adanya gangguan kesetimbangan dinamis dari larutan tersebut.
Menurut hukum Roult: P = X1. Po
X1 = P/Po

Berat molekul dapat diketahui dengan menggunakan fungsi perhitungankerapatan dari gas. Cara
tersebut dapat dilakukan dengan menampung volumesuatu gas yang akan dihitung berat molekunya
dengan berat gas yang telahdiketahui berat molekulnya pada suhu dan tekanan yang sama. Persamaan
gasideal bersama massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan berat molekulsenyawa volatil.
Apabila jumlah mol dari suatu gas senyawa tertentu dinyatakandalam mol (n) maka suatu bentuk
persamaan umum mengenai sifat-sifat gas dapatdiketahui. Gas memiliki banyak molekul. Molekul-
molekul tersebut selalu bergerak dengan kecepatan dan arah yang berbeda-beda
setiap molekul. Molekulgas menyebar secara merata di semua bagian ruangan yang ditempati. Gaya
atauinteraksi antar molekulnya sangat kecil hampir sekali tidak ada interaksi. Gastentunya memilik berat
molekul. Berat molekul gas dapat dihitung. Beberapasenyawa yang ada seperti padat dan cair dapat
menjadi gas, jika senyawa tersebut bersifat volatil (Chang, 2005)
Gas merupakan zat yang secara normal berada pada keadaan gas pada suhudan tekanan biasa.
Gas memiliki sifat volume dan bentuk menyerupai wadahnya.Gas merupakan wujud materi yang paling
mudah dimampatkan. Gas memilikisifat akan segera bercampur secara merata dan sempurna jika
ditempatkan dalamwadah yang sama dan gas memiliki kerapatan yang jauh lebih rendahdibandingkan
dengan cairan dan padatan (Chang, 2005).

C. Alat dan Bahan


1. Alat
 Kalorimeter kaca
 2 buah gelas ukur 50 ml
 2 buah pipet tetes
 Neraca teknis dan analitis
 Kaca arloji
 Stopwatch
 2 labu erlenmeyer
 Wadah es
 2 buah gelas kimia 600 ml
 Hot plate
 Panci
 Batang pengaduk
 2 buah termometer
 Desikator
 Aluminium foil
 Karet dan jarum
2. Bahan
 Asam asetat glasial (BJ=1.05 gr/ml)
 Naftalen 3 gr
 Sample zat terlaru (Zat X) 3 gr
 Garam dapur
 Es batu
 Aquadest
 Alkohol (zat volatil)

Cara Kerja
 Penurunan Titik Beku
 Pertama, kami menyiapkan kalorimeter dengan memasukkan es batu dan garam secukupnya
ke dalam kalorimeter.
 Mengambil 50 ml asam asetat glasial sebagai media pelarut standar dengan menggunakan
gelas ukur dan memasukkannya ke dalam kalorimeter.
 Mengaduk pelarut dalam kalorimeter sambil dicatat suhunya per 30 detik. Dilakukan sampai
pelarut membeku.
 Menimbang 3 gr Naftalen.
 Setelah diketahui Tbo pelarut standar, kami membuat lagi pelarut standar yang sama
dicampur dengan 3 gr Naftalen yang telah disiapkan.
 Mengaduk larutan dalam kalorimeter sambil dicatat suhunya per 30 detik. Dilakukan sampai
larutan membeku.
 Menimbang 3 gr zat X.
 Membuat lagi pelarut standar yang sama dicampur dengan 3 gr zat X yang telah disiapkan.
 Mengaduk larutan dalam kalorimeter sambil dicatat suhunya per 30 detik. Dilakukan sampai
larutan membeku
Penentuan Massa Jenis Gas
1. Pertama-tama kami menimbang labu erlenmeyer kosong, aluminium foil yang sudah
dilubangi dengan jarum, dan karet sebagai penjepit tutup aluminium foil pada labu
erlenmeyer.
2. Mengukur 5 ml alkohol dan memasukkannya ke dalam labu erlenmeyer.
3. Sambil melakukan kegiatan, kami mempersiapkan penangas pada hot plate.
4. Memasukkan labu erlenmeyer yang ditutup aluminium foil ke dalam penangas.
5. Setelah cairan menguap, kami mencatat suhu penangas tersebut.
6. Setelah agak dingin, kami memasukkan labu erlenmeyer tersebut ke dalam desikator.
7. Kemudian, sesudah dingin kami menimbangnya.
8. Untuk menentukan volume labu erlenmeyer, kami mengisinya dengan air dan
menimbangnya.
9. Mengukur tekanan ruangan.
D. Data Pengamatan
Metoda Penurunan Titik Beku

Berat Naftalen : 3 gram

Berat sampel : 3 gram

Berat jenis pelarut : 1,05 gram / ml

Berat pelarut : 52,5 gram


Titik beku pelarut (To) : 13 0C
Titik beku larutan standar (T) : 11 0C
Titik beku larutan sampel (T) : 9 0C

Tabel Titik Beku Zat


N
O Nama Zat Titik Beku

Asam Asetat Glasial (Pelarut)


1 130C

Asam Asetat + Naphtalen


2 110C

Asam Asetat + Sampel


3 90C
Metoda Penentuan Massa Jenis Gas

Berat labu (+ tutup) kosong : 124,322 gram

Berat labu cairan (dingin) : 124,650 gram

Berat labu kosong : 124,322 gram

Berat labu + air : 433,2 gram

0
Berat jenis air ( C) : 1 g/mL
Suhu penangas : 71 0C

Tekanan : 997 mBar = 0,997 bar

E. Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, diperoleh kesimpulan:
 Berat molekul zat dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan metode penurunan titik beku
adalah sebesar 64 gr/mol.
 Berat molekul zat dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan metode penentuan massa jenis
gas adalah sebesar 30 gr/mol.
Sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa sampel yang di analisis menggunakan percobaan metode
berat molekul adalah urea (diaminomethanal) dengan rumus kimia (NH2)2CO yang memiliki berat
molekul 60. Sedangkan untuk zat yang yang di analisis dengan metode penentuan massa jenis gas adalah
pelarut organic yaitu aseton.
F. DAFTAR PUSTAKA

https://kanalispolban.wordpress.com/laporan/kimia-dasar/laporan-penentuan-berat-molekul/

https://www.academia.edu/37542768/
PENENTUAN_BERAT_MOLEKUL_BERDASARKAN_PENGUKURAN_MASSA_JENIS_GAS_LAP
ORAN_PRAKTIKUM_TERMODINAMIKA_KIMIA

Anda mungkin juga menyukai