I. JUDUL PRAKTIKUM
Penentuan Berat Jenis
II. TUJUAN
Menentukan berat jenis larutan dengan piknometer dan areometer
Menentukan berat jenis padatan dengan piknometer
Mengenal faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat jenis
V. DASAR TEORI
Berat jenis adalah konstanta/ tetapan bahan tergantung pada suhu untuk tubuh padat, cair,
dan bentuk gas yang homogen.
Berat jenis didefinisikan sebagai massa suatu bahan per satuan volume bahan tersebut..
Bentuk persamaannya adalah sebagai berikut :
Satuan dari berat jenis adalah kg/dm3, g/cm3, atau g/ml. g/liter
Dikenal beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan berat jenis, yaitu areometer,
piknometer, neraca whestphaal. Untuk pekerjaan secara rutin dalam suatu laboratorium
terdapat peralatan elektronik untuk menentukan berat jenis.
Berat jenis relatif (spesifik) adalah perbandingan antara berat jenis zat pada suhu tertentu
terhadap berat jenis air pada suhu tertentu pula.
Berat jenis relatif tidak mempunyai satuan. Berat jenis relatif akan sama dengan berat jenis
absolut bila sebagai pembanding adalah air pada suhu 40C.
Penentuan berat jenis dengan areometer berdasarkan pada prinsip Archimedes. Setiap benda
yang dicelupkan ke dalam suatu cairan, akan mengalami gaya angkat yang besarnya sama
dengan berat zat cair yang dipindahkan, karena adanya benda tersebut.
Areometer berbentuk sebuah silinder yang berlubang. Agar areometer dapat tercelup dengan
posisi yang tepat (skala tercelup dalam cairan), maka areometer diisi dengan butir-butir Pb.
Skala-skala pada areometer menunjukkan berat jenis cairan. Semakin kecil berat jenis cairan,
areometer akan tercelup semakin dalam. Karena itu skala pada areometer menunjukkan angka
yang semakin besar dari atas ke bawah.
Berat jenis suatu zat dapat dihitung yaitu mengukur secara langsung berat zat dalam
piknometer (dengan menimbang) dan volume zat (ditentukan dengan piknometer).
Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan rungan yang
ditempati cairan ini. Ruang piknometer dilakukan dengan menimbang air.
Ketelitian metode piknometer akan bertambah sampai suatu optimum tertentu dengan
bertambahnya volume piknometer. Optimun ini terletak sekitar isi ruang 30 ml.
Ada dua tipe piknometer, yaitu tipe botol dengan tipe pipet.
Temperatur,
dimana pada suhu yang tinggi senyawa yang diukur berat jenisnya dapat menguap sehingga
dapat mempengaruhi berat jenisnya, demikian pula halnya pada suhu yang sangat rendah
dapat menyebabkan senyawa membeku sehingga sulit untuk menghitung berat jenisnya. Oleh
karena itu, digunakan suhu dimana biasanya senyawa stabil, yaitu pada suhu 25oC (suhu
kamar).
Massa zat,
jika zat mempunyai massa yang besar maka kemungkinan berat jenisnya juga menjadi lebih
besar.
Volume zat,
jika volume zat besar maka berat jenisnya akan berpengaruh tergantung pula dari massa zat
itu sendiri, dimana ukuran partikel dari zat, berat molekulnya serta kekentalan dari suatu zat
dapat mempengaruhi berat jenisnya.
Timbang piknometer kosong, bersih dan kering yang telah ditentukan volumenya (c gram)
Isi piknometer dengan zat cair pada suhu 180C
Timbang piknometer yang berisi zat cair tepat pada suhu 200C (d gram)
Hitung berat zat cair
Hitung berat jenis zat cair pada 200C
Ulangi percobaan
Timbang piknometer kosong, bersih, dan kering yang telah ditentukan volumenya (e gram)
Isi piknometer dengan zat padat sampai separuh dari piknometer terisi
Timbang piknometer yang berisi zat padat tersebut (f gram)
Tambahkan kedalam piknometer berisi zat padat, suatu zat cair pada suhu 180C yang telah
diketahui berat jenisnya. (perhatikan, tidak boleh terdapat gelembung udara dalam
piknometer)
Timbang piknometer berisi zat padat dan zat cair tepat pada suhu 200C (g gram)
Hitung volume zat padat
Hitung berat zat padat
Hitung berat jenis zat padat, ulangi percobaan
Masukkan kedalam gelas ukur 250 ml suatu zat cair yang akan ditentukan pada suhu 200C
Masukkan secara hati-hati aerometer
Baca skala pada aerometer
Catat berat jenis zat cair tersebut
Kalibrasi
Berat piknometer kosong = 33,4827 gram
Berat piknometer + aquades = 58, 5746 gram
Pasir kwarsa
Berat piknometer kosong =
I. 33,5148 gram
II. 33,5901 gram
Daun muda
Daun kering
Contoh:
V1 . %1 = V2 . %2
10 ml . 96% = 100 ml . %2
%2 =
= 9,6%
Adapun hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini!
Tabel
Grafik
Volume Piknometer =
=
= 25,20178 cm3
Pasir Kwarsa I
Volume air =
=
= 25,156482 cm3
Pasir Kwarsa II
Volume air =
=
= 25,034551 cm3
Daun Muda I
Volume air =
=
= 25,0823 cm3
Daun Muda II
Volume air =
=
= 24,9928 cm3
Daun Kering
Volume air =
=
= 25,0565 cm3
IX. PEMBAHASAN
Untuk zat yang berbentuk liquid, kita dapat mengetahui dengan cara melakukan
penimbangan bobot piknometer yang berisi sampel dikurangi dengan piknometer kosong
tersebut, setelah itu dimasukkan kedalam rumus
Sedangkan untuk padatan, terlebih dahulu kita cari volume padatan dengan cara melakukan
pengurangan volume zat padat yang diberi air dengan zat cair tersebut apabila mengisi ruang
piknometer.
Penentuan Berat Jenis menggunakan Areometer dengan cara melihat langsung pada garis
skalanya, pada skala berapa aerometer mengenai batas miniskus atas cairan ethanol.
Di pengukuran berat jenis menggunakan Areometer, Pada saat telah dicampurkan dengan
aquades, konsentrasi etanol berbanding terbalik dengan berat jenisnya. Jika konsentrasinya
besar, maka berat jenisnya kecil. Begitu pula sebaliknya.
Untuk melakukan percobaan penetapan berat jenis menggunakan piknometer, piknometer
dibersihkan dengan menggunakan aquadest, kemudian dibilas dengan alkohol untuk
mempercepat pengeringan piknometer kosong tadi. Pembilasan dilakukan untuk
menghilangkan sisa dari permbersihan, karena biasanya pencucian meninggalkan tetesan
pada dinding alat yang dibersihkan, sehinggga dapat mempengaruhi hasil penimbangan
piknometer kosong, yang akhirnya juga mempengaruhi nilai berat jenis sampel. Pemakaian
alkohol sebagai pembilas memiliki sifat-sifat yang baik seperti mudah mengalir, mudah
menguap dan bersifat antiseptikum. Jadi sisa-sisa yang tidak diinginkan dapat hilang dengan
baik, baik yang ada di luar, maupun yang ada di dalam piknometer itu sendiri. Dan
piknometernya jadi cepat kering.
Pada pengukuran berat jenis dengan menggunakan piknometer, kami melakukan dua kali
percobaan di setiap sampel. Dan hasil penimbangan yang kami peroleh pada percobaan
pertama dan kedua disetiap sampelnya berbeda. Hal ini mungkin dikarenakan piknometernya
tidak dikeringkan betul pada saat kami melanjutkan percobaan berikutnya.
X. KESIMPULAN
Piknometer dapat digunakan untuk zat berbentuk liquid maupun solid, sedangkan aerometer
hanya dapat digunakan untuk zat yang berbentuk liduid saja.
Pengukuran BJ untuk cairan lebih praktis bila menggunakan aerometer, karena langsung
membaca skalanya saja.
Pada saat telah dicampurkan dengan aquades, konsentrasi etanol berbanding terbalik
dengan berat jenisnya. Jika konsentrasinya besar, maka berat jenisnya kecil. Begitu pula
sebaliknya.
Keuntungan dari penentuan bobot jenis dengan menggunakan piknometer adalah mudah
dalam pengerjaan. Sedangkan kerugiannya yaitu berkaitan dengan ketelitian dalam
penimbangan. Jika proses penimbangan tidak teliti maka hasil yang diperoleh tidak sesuai
dengan hasil yang ditetapkan literatur. Disamping itu penentuan berat jenis dengan
menggunakan piknometer memerlukan waktu yang lama.
XI. SOAL-SOAL
Mengapa pada penentuan berat jenis suatu padatan dengan menggunakan piknometer harus
ditambahkan zat cair yang telah diketahui berat jenisnya?
Jawaban:
Supaya kita dapat menentukan/mengetahui volume dan berat padatan yang akan kita cari
Berat Jenisnya
Job Site
Molly Bloomfield Laboratory Experiments for Chemistry and The living organisme, 3th ed,
John Willey & Sons, NY.
Emil J. Slowinski, Wayne Wolsey, William L. Masterton, Chemical Principle in The Laboratory
with Qualitatives Analysis, Holt Saunders int. ed, Japan.
Laborpraxis, 2 messmethoden, Brikhaeuser.
Internet
http://anzzz27.wordpress.com/
http://oyhienvg.blogspot.com/
-