Anda di halaman 1dari 6

Pengaruh Ikatan pada Senyawa terhadap Daya Hantar Listrik

Daya hantar listrik adalah ukuran seberapa kuat suatu zat dapat menghantarkan
listrik. Daya hantar listrik merupakan kebalikan dari hambatan listrik (R), dimana:

R = ρ L/A

Suatu hambatan dinyatakan dalam ohm disingkat Ω, oleh karena itu daya hantar
listrik dinyatakan : DHL = 1/R = k A/L

Dimana, k = 1/R x L/A

Daya hantar listrik disebut konduktivitas. Satuannya ohm-1 disingkat Ω-1,


tetapi secara resmi satuan yang digunakan adalah siemen, disingkat S, dimana S = Ω -
1
maka satuan k adalah Sm-1 atau SCm-1.
Dalam menghantarkan listrik suatu materi berkaitan dengan wujud/fasa yang
menunjukkan adanya kebebasan dari ion yang menyebabkan adanya distribusi
elektron yang menghasilkan elektron yang terjadi pada senyawa dengan ikatan
kovalen, berbeda dengan senyawa yang berikatan ionic dan logam. Dimana,
keduanya mampu menghantarkan listrik pada fasa/wujud padat namun ikatan ionic
juga mampu mengnhantarkan listrik pada fasa larutan.

Analisis daya hantar berdasarkan ikatan pada Senyawa Ion Dan Kovalen
1. Senyawa Ion
Senyawa ion adalah senyawa yang terdiri dari sekumpulan atom yang bergabung
membentuk ikatan ion. Antara ion yang satu dengan yang lain terikat dengan kuat
dan rapat, sehingga tidak bebas bergerak. Jadi, dalam keadaan padatan (kristal)
senyawa ion tidak menghantarkan arus listrik.
2. Senyawa Kovalen
Senyawa kovalen adalah senyawa yang atom-atomnya bergabung membentuk
ikatan kovalen. Senyawa kovalen ada dua macam, yaitu kovalen polar dan kovalen
nonpolar.
Menurut Arrhenius, zat elektrolit dalam larutannya akan terurai menjadi
partikel-partikel yang berupa atom atau gugus atom yang bermuatan listrik yang
dinamakan ion. Ion yang bermuatan positif disebut kation, dan ion yang bermuatan
negatif dinamakan anion. Peristiwa terurainya suatu elektrolit menjadi ion-ionnya
disebut proses ionisasi. Ion-ion zat elektrolit tersebut selalu bergerak bebas dan ion-
ion inilah yang sebenarnya menghantarkan arus listrik melalui larutannya. Sedangkan
zat nonelektrolit ketika dilarutkan dalam air tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap
dalam bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik. Hal inilah yang menyebabkan
larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan listrik.

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan:


1. Larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik karena zat elektrolit dalam
larutannya terurai menjadi ion-ion bermuatan listrik dan ion-ion tersebut selalu
bergerak bebas.
2. Larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik karena zat
nonelektrolit dalam larutannya tidak terurai menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam
bentuk molekul yang tidak bermuatan listrik.
Zat elektrolit adalah zat yang dalam bentuk larutannya dapat menghantarkan arus
listrik karena telah terionisasi menjadi ion-ion bermuatan listrik. Zat nonelektrolit
adalah zat yang dalam bentuk larutannya tidak dapat menghantarkan arus listrik
karena tidak terionisasi menjadi ion-ion, tetapi tetap dalam bentuk molekul.

Berdasarkan kuat-lemahnya daya hantar listrik, larutan elektrolit dapat


dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Larutan elektrolit kuat, yaitu larutan elektrolit yang mengalami ionisasi sempurna.
Indikator pengamatan: lampu menyala terang dan timbul gelembung gas pada
elektrode.
Contoh: larutan H2SO4, larutan NaOH, dan larutan NaCl.
2. Larutan elektrolit lemah, yaitu larutan elektrolit yang mengalami sedikit ionisasi
(terion tidak sempurna).
Indikator pengamatan: lampu tidak menyala atau menyala redup dan timbul
gelembung gas pada elektrode.
Contoh: larutan CH3COOH dan larutan NH4OH.Secara umum, perbedaan antara
larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah

Perbedaan Larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit


No Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah Non elektrolit
1. Dalam larutan Dalam larutan Dalam larutan tidak
terionisasi sempurna terionisasi sempurna terionisasi
2. Jumlah Ion dalam Jumlah ion dalam Tidak ada ion dalam
larutan sangat banyak larutan sedikit larutan
3. Menunjukkan daya Menunjukan daya Tidak menunjukkan
hantar listrik kuat hantar lemah adanya daya hantar
4. Derajat ionisasi 1 Derajat ionisasi Derajat ionisasi 0 (α=0)
(α=1) kurang dari 1 (α<1)

Tabel Perbedaan Keelektrolitan Zat berdasarkan Daya Hantar dan Contoh


Jenis Jenis Zat Terlarut Nyala
Contoh Larutan
Larutan (dengan Pelarut Air) Lampu
1. Natrium klorida
1. Senyawa ion (NaCl)
2. Senyawa kovalen 2. Asam nitrat (HNO3)
Elektrolit polar yang 3. Asam sulfat (H2SO4)
Terang
Kuat terhidrolisis 4. Natrium hidroksida
sempurna/hampir (NaOH)
sempurna 5. Kalium asetat
(CH3COOK)
1. Asam cuka
Senyawa kovalen polar (CH3COOK)
Elektrolit
yang terhidrolisis Redup 2. Amonia (NH3)
Lemah
sebagian kecil 3. Asam karbonat
(H2CO3)
1. Sukrosa (C12H22O11)
2. Etanol (C2H5OH)
3. Urea (CO(NH2)2)
Senyawa kovalen polar Tidak
Nonelektrolit 4. Glukosa (C6H12O6)
yang tidak terhidrolisis Menyala
5. Gliserin (C3H5(OH)3)
6. Etilen glikol
(C2H4(OH)2)

Menurut Michael Faraday, elektrolit merupakan suatu zat yang dapat


menghantarkan listrik jika berada dalam bentuk larutan atau lelehannya.
Tabel Perbedaan Wujud senyawa padatan, lelehan, dan larutan
Jenis Larutan (dalam
Padatan Lelehan
Senyawa Pelarut Air)
Tidak dapat Dapat Dapat
menghantarkan arus menghantarkan arus menghantarkan arus
Senyawa
listrik, karena dalam listrik, karena dalam listrik, karena dalam
ion
bentuk padatan, ion- bentuk lelehan, ion- bentuk larutan, ion-
ionnya tidak dapat ionnya dapat ionnya dapat
bergerak bebas. bergerak jauh lebih bergerak bebas
bebas dibandingkan
ion-ion dalam zat
padat
Tidak dapat Tidak dapat Dapat
menghantarkan arus menghantarkan arus menghantarkan arus
listrik, karena listrik, karena listrik, karena dalam
Senyawa
padatannya terdiri lelehannya terdiri larutan molekul-
kovalen
dari molekul- dari molekul- molekulnya dapat
polar
molekul netral molekul netral terhidrolisis menjadi
meskipun bersifat meski Dapat ion-ion yang Dapat
polar bergerak lebih bebas bergerak bebas

Drude dan Lorentz mengemukakan model, bahwa logam sebagai suatu kristal
terdiri dari ion-ion positif logam dalam bentuk bola-bola keras dan sejumlah elektron
yang bergerak bebas dalam ruang antara. Elektron-elektron valensi logam tidak
terikat erat (karena energi ionisasinya rendah), sehingga relatif bebas bergerak. Hal
ini dapat dimengerti mengapa logam bersifat sebagai penghantar panas dan listrik
yang baik, dan juga mengkilat. Gambar berikut mengilustrasikan suatu model logam
dengan elektron-elektron membentuk suatu “lautan” muatan negatif.
Dalam kristal ionik, misalnya NaCl, gaya pengikatnya adalah gaya tarik
menarik antar ion-ion yang muatannya berlawanan dengan elektron valensi yang
menempati kedudukan tertentu di sekitar inti atom. Bila kristal ionik ini ditekan,
maka akan terjadi keretakan atau pecah. Hal ini disebabkan adanya pergeseran ion
positif dan negatif sedemikian rupa sehingga ion positif berdekatan dengan ion positif
dan ion negatif dengan ion negatif, keadaan yang demikian ini mengakibatkan terjadi
tolak-menolak sehingga kristal ionik. menjadi retak

Analisis daya hantar berdasarkan ikatan pada Senyawa Ion Dan Kovalen
Logam menghantarkan listrik. Elektron yang terdelokalisasi bebas bergerak di
seluruh bagian struktur tiga dimensi. Elektron-elektron tersebut dapat melintasi batas
butiran kristal. Meskipun susunan logam dapat terganggu pada batas butiran kristal,
selama atom saling bersentuhan satu sama lain, ikatan logam masih tetap ada.
Cairan logam juga menghantarkan arus listrik, hal ini menunjukkan bahwa meskipun
atom logam bebas bergerak, elektron yang terdelokalisasi masih memiliki daya yang
tersisa sampai logam mendidih.
Konduktor adalah bahan yang mudah menghantarkan arus listrik.
Bahan konduktor memiliki hambatan kecil karena hambatan jenisnya
kecil. Bahan konduktor memiliki elektron pada kulit atom terluar yang
gaya tariknya terhadap inti atom lemah. Dengan demikian, apabila ujung-
ujung konduktor dihubungkan dengan tegangan kecil saja elektron akan
bergerak bebas sehingga mendukung terjadinya aliran elektron (arus
listrik) melalui konduktor. Contohnya: tembaga, perak, dan aluminium.
Semikonduktor adalah bahan yang daya hantar listriknya berada di antara
konduktor dan isolator. Semikonduktor memiliki elektron-elektron pada
kulit terluar terikat kuat oleh gaya inti atom. Namun tidak sekuat seperti
pada isolator. Bahan yang termasuk semikonduktor adalah karbon, silikon
dan germanium. Karbon digunakan untuk membuat komponen
elektronika, seperti resistor. Silikon dan germanium digunakan untuk
membuat komponen elektronika, seperti diode, transistor, dan IC
(integrated circuit).

Isolator merupakan bahan yang sulit menghantarkan arus listrik.


Bahan isolator memiliki hambatan besar karena hambatan jenisnya besar.
Bahan isolator memiliki elektron-elektron pada kulit atom terluar yang
gaya tariknya dengan inti atom sangat kuat. Apabila ujung-ujung isolator
dihubungkan dengan tegangan kecil, elektron terluarnya tidak sanggup
melepaskan gaya ikat inti. Oleh karena itu, tidak ada elektron yang
mengalir dalam isolator, sehingga tidak ada arus listrik yang mengalir
melalui isolator.
DAFTAR PUSTAKA

http://nurmaliaazmi16.blogspot.co.id/2014/12/jenis-larutan-elektrolit-
berdasarkan.html diakses 14 Desember 2017

http://puputzw.blogspot.co.id/2013/06/ikatan-logam.html diakses 14 Desember 2017

http://mafia.mafiaol.com/2012/12/daya-hantar-listrik.html diakses 14 Desember 2017

Utami, Budi.2009. Buku Kimia Kelas X. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai