MASA SIMPAN
Dosen Pengampu :
Ir. Muliansyah, M.si
19630908 19302 1 001
Disusun oleh :
Nama :Eko sergius
Nim : 223020403031
LAPORAN PRAKYIKUM
PENGAWETAN DAN PENYIMPANAN BAHAN PANGAN
PENENTUAN MASA KADALUARSA
Dosen pengampu:
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan Praktikum .............................................................................. 2
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
Perebusan
Tepung sagu
Pencampuran hingga adonan
homogen
Adonan awal
Tepung sagu
Perebusan
Perendaman
Perenirisan
Tepung sagu
Pencampuran
Mi sagu Pengemasan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan, maka nilai korelasi pada ordo nol (r² = 0,9963)
lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi pada ordo satu (r² = 0,9893). Oleh
karena itu, pendugaan umur simpan dilakukan dengan menggunakan ordo nol. Hal
ini sesuai dengan pernyataan labuza (1982) yang menyatakan bahwa penurunan
mutu akibat oksidasi lemak yang menyebabkan ketengikan umumnya mengikuti
reaksi ordo nol. Demikian juga menurut haryadi, dkk., (2006), tipe kerusakan yang
mengikuti kinetika reaksi ordo nol salah satunya adalah oksidasi lemak.
Nilai slope (kemiringan) yang diperoleh dari persamaan regresi linear yang
menghubungkan antara hari penyimpanan dan skor rata-rata ketengikan pada
berbagai tingkat suhu dinyatakan sebagai nilai penurunaan mutu (k) untuk masing-
masing suhu penyimpanan. Nilai k dari berbagai suhu dapat dilihat pada tabel 2.
6
Linear (Ln k)
-2.6
-2.7
1/T (1/K)
Tabel 3. Hasil Pengukuran Bilangan Tba Pada Berbagai Tingkat Suhu Dan Hari
Penyimpanan
Skor Rerata Nilai TBA Hari Ke-
Suhu
(°C) 0 4 8 12 16 20 24 28 32
35 0,617 0,582 0,348 0,409 0,65 0,6955 0,9005 0,9205 1,0325
45 0,645 0,6005 0,4 0,4865 0,7795 0,8185 0,91 1,029 1,178
55 0,666 0,6475 0,5315 0,7755 0,926 1,017 1,0785 1,1435 1,6184
Berdasarkan hasil perhitungan, maka nilai korelasi pada ordo nol (r² = 0,9534)
lebih besar dibandingkan dengan nilai korelasi pada ordo satu (r² = 0,9496). Oleh
karena itu, pendugaan umur simpan dilakukan dengan menggunakan ordo nol.
Nilai slope (kemiringan) yang diperoleh dari persamaan regresi linear yang
menghubungkan antara hari penyimpanan dan nilai rata-rata TBA pada tingkatan
suhu 35°C, 45°C dan 55°C dinyatakan sebagai nilai penurunaan mutu/peningkatan
konsentrasi (k) untuk masing-masing suhu penyimpanan. Nilai k dari berbagai suhu
dapat dilihat pada tabel 4.
8
y = -2458,53 x + 3,8749
R² = 0,9534
ln k
Linear (ln k)
1/T
(1/K)
a. Kesimpulan
Dari hasil yang diperoleh dari hasil uji pada masa simpan mi sagu yang dihitung
dengan menggunakan metode ASLT serta berdasarkan bahwa uji sensori terhadap
tingkat ketengikan produk mi sagu didapatkan hasil perhitungan umur simpan
selama 50,78 hari pada suhu penyimpanan 270c berdasarkan pendugaan umur
simpan produk menggunakan metode akselerasi, serta adanya perubahan pada rasa
dan warna dan tekstur. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa masa simpan
juga berpengaruh dari cara produksi dan pengolahan bahan jadi agar masa simpan
lebih lama.
3.2 Saran
Pada hal pengolahan pada mi sagu instan ini diperlukan proses serta bahan yang
berkualitas agar menjamin masa simpan yang awet serta disarankan cara
pengolahan agar rasa warna dan tekstur lebih enak untuk diksumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Kurniati. 2013. Pendugaan Umur Simpan Pada Mi Instan Dari Bahan Baku Sagu.
Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. Vol 2. No. 1
Andarwulan, A. Sadikin, Y.T., Dan Winarno, F.G. 2011. Pengaruh Lama
Penggorengan Dan Penggunaan Adsorben Terhadap Mutu Minyak Goreng
Bekas Penggorengan Tahu-Tempe. Buletin Teknol. Dan Industri Pangan. 8
(1): 40-45.
Haryadi, Y., Nur W., Dan Dias I. 2006. Penuntun Praktikum Teknologi
Penyimpanan Pangan. Departemen Ilmu Dan Teknologi Pengan. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.