Anda di halaman 1dari 34

 Giberelin (bahasa Inggris: gibberellin) atau asam

giberelat (bahasa Inggris: gibberellic acid, disingkat GA)


adalah semua anggota kelompok hormon
tumbuhan yang memiliki fungsi yang serupa atau
terkait dengan bioassay GA1.
 GA hadir pada hampir sepanjang hidup tumbuhan dan
diketahui mengatur perkecambahan,
pemanjangan batang, pemicuan pembungaan,
perkembangan kepala sari (anther),
perkembangan biji dan pertumbuhan perikarp.
 1920 : beberapa ahli patologis jepang
menyelidiki penyakit cendawan (‘bakanae’)
pada padi.
 1926 : Kurosawa: berhasil mengisolasi
cendawan dari tanaman padi yang sakit.
Cendawan adalah species Giberella fujikuroi
 Cendawan tersebut diisolasi dan
ditumbuhkan pada media buatan, cendawan
tersebut mengeluarkan suatu zat ke dalam
media.
 Pada saat media tumbuh bakteri diaplikasikan ke
tanaman padi sehat, akan menimbulkan gejala
penyakit yang sama.
 Fusarium moniliforme, juga menyerang tanaman
jagung, kapas dan tebu.
 1935 : Yabuta, memberi nama zat tersebut sebagai
Giberelin (GA).
 1938 : Yabuta dan Y.Sumiki, berhasil mengisolasi dua
kristal senyawa aktif tersebut yang diberi nama
Giberelin A dan B.
 1955 : F.H.Stodola (AS) memurnikan GA dari filtrat
fungi.
 1955 : Ahli industri kimia Inggris, mulai
memproduksi GA pada skala besar dari kultur
fungi.
 Ahli dari Amerika dan Inggris berhasil
mengisolasi senyawa baru dari filtrat kultur
Giberella fujikuroi yang disebut GA3.
CH2
O H
OH
CO
HO H
CH3 COOH
GIBBERELLIN A 1 or GA1
Gibberellin A1 or GA1
GA effects

Causes tallness.

Plant
Apply Gibberellic Acid
becomes
(GA3) or GA1
tall

Dwarf pea
 Giberelin terdapat pada bakteri, fungi, alga, lumut,
paku-pakuan, gimnosperma dan angiosperma.
 Lebih kurang ada 55 jenis GA yang ditemukan dari
berbagai spesies tumbuhan.
 GA terdapat pada semua bagian tubuh tumbuhan.
 Tempat sintesis utamanya adalah pucuk, ujung akar
dan biji yang sedang berkembang.
 Kandungan GA tertinggi ditemukan pada biji yang
sedang berkembang, mis. Biji muda Phaseolus
coccineus mengandung ± 5 mg GA1 per kg berat basah.
 Kandungan GA menurun pada biji yang telah matang.
 GA pada tanaman ada dalam bentuk bebas
(bersifat asam) dan bentuk glukosida (bersifat
netral).
 Selama pematangan biji, GA bebas akan
menurun sedangkan GA glukosida akan
meningkat yang muncul sebagai bentuk
penyimpan inaktif.
 Pada saat biji berkecambah, GA glukosida akan
dihidrolisis dengan melepaskan GA bebas yang
akan muncul di sumbu embrio, kotiledon dan
salut biji.
 Tumbuhan juga mengandung kauren,
kaurenal dan asam kaurenoat yang
memperlihatkan aktivitas mirip GA.
 Senyawa-senyawa tersebut merupakan
intermediet dalam jalur biosintesis GA.
 Pengangkutan GA berlangsung melalui xilem
dan floem bersifat pasif dan sistemik.
 Bioassay GA menggunakan sejumlah respon
tumbuhan seperti pemanjangan radikula,
batang, koleoptil, induksi pembungaan,
perubahan ekspresi gen bunga, penundaan
penuaan daun, pemecahan dormansi biji dan
tunas dan pelepasan α-amilase oleh buah
gandum yang tak berbiji.
 GA merupakan senyawa isoprenoid
(diterpen) yang disintesis dari unit asetat
asetil ko A melalui lintasan asam mevalonat.
 Geranil-geranil pirofosfat (C 20) : donor
utama semua atom karbon pada giberelin.
 Senyawa pertama dengan sistem cincin
giberelan sejati adalah aldehid GA12
 Umumnya giberelin 19-karbon lebih aktif dari
pada giberelin 20-karbon.
 Isopentenil dpirofosfat (IPP), merupakan unit isopren
dasar dalam biosintesis giberelin pada jaringan hijau yang
disintesis di plastida dari gliseraldehid-3-fosfat.
 IPP akan mengalami penambahan secara suksesif
menghasilkan senyawa intermediet geranil pirofosfat
(C10), farnesil pifroosfat (C15) dan geranilgeranil
pirofosfat/GGPP (C20).
 GGPP merupakan prekursor berbagai senyawa terpenoid
termasuk karoten dan berbagai esensial oil.
 Reaksi siklisasi yang merubah GGPP menjadi ent-kaurent
adalah tahap pertama dalam biosintesis giberelin.
 Dua enzim yang mengkatalisis reaksi terdapat di dalam
proplastid jaringan meristematik pucuk, dan tidak akan
ditemukan pada kloroplas dewasa.
Mevalonic acid pathway
 Pada tahap ini gugus metil pada ent-kauren
dioksidasi menjadi gugus asam karboksilat diikuti
perubahan cincin B dari cincin 6 karbon menjadi 5
karbon membentuk GA12-aldehid.
 GA12-aldehid diubah menjadi GA12 :merupakan
giberelin pertama yang dibentuk pada semua
tumbuhan dan merupakan prekursor untuk
sintesis GA lainnya.
 Beberapa giberelin pada tumbuhan juga
dihidroksilasi pada karbon-13 membentuk GA53
dari GA12.
 Tahap khusus modifikasi GA12 bervariasi antar spesies dan
antara organ dalam satu spesies.
 Ada 2 perubahan kimia yang terjadi pada kebanyakan
tumbuhan :
▪ Hidroksilasi pada karbon-13 atau karbon-3 atau keduanya
▪ Oksidasi pada karbon 20 (CH2 → CH2OH → CHO)
 Jika hidroksilasi pada C-13 akan membentuk GA20 yang
kemudian diubah menjadi GA1 (aktif) melalui hidroksilasi pada
C-3.
 GA1 diubah menjadi GA8 (inaktif) melalui hidroksilasi C-2
 GA20 dapat berubah menjadi GA29 (inaktif) melalui hidroksilasi
pada C-2
1. Menstimulasi pertumbuhan batang pada
tumbuhan kerdil dan roset
2. Mengatur transisi dari juvenil ke dewasa
3. Mempengaruhi inisiasi pembungaan dan
determinasi kelamin bunga
4. Memacu pembentukan dan pertumbuhan
buah (“fruit set”)
5. Memacu perkecambahan biji
 GA3 eksogen menyebabkan elongasi batang yang
ekstrim pada tumbuhan kerdil mirip dengan
tumbuhan varietas tinggi dari spesies yang sama.
 Elongasi batang diikuti dengan penurunan tebal
batang dan ukuran daun, serta warna daun hijau
pucat.
 Beberapa tumbuhan roset hidup pada hari pendek
dan mengalami elongasi pucuk serta pembungaan
pada hari panjang, aplikasi giberelin dapat memacu
pertumbuhan batang pada hari pendek.
 Beberapa tumbuhan roset hari panjang
memerlukan perlakuan dingin untuk elongasi
batang dan pembungaan, perlakuan dingin
dapat diganti dengan aplikasi giberelin.
 GA memacu elongasi internodus pada rumput-
rumputan, GA bekerja pada meristem
interkalar.
 Beberapa perenial berkayu tidak berbunga
sampai mencapai fase matang
 Fase juvenil dan matang kadang-kadang
mempunyai perbedaan bentuk daun, mis.
Hedera helix
 Aplikasi giberelin dapat mengatur juvenilitas
dalam dua arah, tergantung spesies.
 Pada Hedera helix aplikasi GA3 dapat
menyebabkan perubahan terbalik dari matang
ke fase juvenil.
Parents F13 offspring
kb
1.2 -
1.0 -

0.2 -

T D D T D T D T T T D T T D T
T - Tall, D - Dwarf

Phenotype ratio: 3 Tall: 1 dwarf; Genotype ratio 1TT : 2Tt : 1tt


RFLP ratio: 1 x (1.2kb) : 2 x (1.2 + 1.0 + 0.2kb) : 1 x (1.0 + 0.2kb)

(Lester et al., 1997)


Parents F13 offspring
kb
1.2 -
1.0 -

0.2 -

T D D T D T D T T T D T T D T
T - Tall, D - Dwarf

This demonstrates that the identified gene is indeed Mendel’s gene


regulating tallness

(Lester et al., 1997


Mode of Action

Action in reserve
mobilization in
cereal grains

GA produced by
germinating embryo
causes the
production of -
amylase by the
aleurone layer of
cereal grains.
Pengaruh Giberelin Dan Temperatur
Terhadap Pertumbuhan
Semai Gandaria (Bouea macrophylla
Griffith.)
Tabel.1. Kecepatan Munculnya Semai (hari), Tinggi Tanaman (cm), Jumlah
daun (helai) Gandaria Pada Umur 43 HST Setelah Perlakuan
Giberelin dan Temperatur

Anda mungkin juga menyukai