Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 2 :

HORMON
GIBERELIN
Habibah (E1A020032)
Harsa Naunik Qudraty (E1A020033)
Heny Wardani (E1A020035)
Ihsani Nurmayanti Zain (E1A020041)
Indri Antini (E1A020042)
Laelatun Hadawiyah (E1A020047)
SEJARAH GIBERELIN

Giberelin adalah jenis hormon tumbuh yang


mula-mula diketemukan di Jepang oleh
Kurosawa pada tahun 1926. Sebelumnya, pada
1920-an para peneliti Jepang menyelidiki suatu
penyakit cendawan pada padi yang disebabkan
oleh Giberelin fujikuroi.
Giberelin terdapat dalam berbagai organ seperti akar,
batang, tus, daun, tunas-tunas bunga, bintil akar,
buah dan jaringan kalus. Di alam telah ditemukan
lebih dari sepuluh jenis giberelin. Menurut Weaver
(1972), giberelin ada yang diketemukan dalam jamur
Gibberella Fujikuroi, ada yang diketemukan pada
tanaman tinggi dan ada juga yang diketemukan pada
keduanya.
Secara alami semua organ tanaman mengandung berbagai macam
GA3 pada tingkat yang berbeda-beda. Salisbury (1995),
menyebutkan bahwa biji yang belum masak mengandung giberellin
dalam jumlah yang cukup tinggi dibandingkan bagian tumbuhan
lainnya dan ekstrak bebas sel dari biji beberapa spesies dapat
mensintesis giberellin. Hal ini dan hasil percobaan
lainnyabmenunjukkan bahwa sebagian besar kandungan giberellin
yang tinggi di dalam biji dihasilkan dari biosintesis dan bukan
karena pengangkutan dari organ lain ke dalam biji.
Jenis Giberelin
Jenis giberelin yang diketemukan pada jamur yaitu GA1, GA2, GA3, GA4, GA7,
GA9, s.d GA16, GA24, GA25, GA36. Sedangkan jenis giberelin yang diketemukan
pada tanaman derajat tinggi yaitu GA1, s.d GA9, GA13, GA17, s.d GA23, GA26,
s.d GA35. Dan yang terakhir yaitu giberelin yang diketemukan pada jamur dan
tanaman derajat tinggi yaitu GA1, s.d GA4, GA7, GA9, dan GA13. Giberelin ; GA1
s.d GA5, GA7 s.d GA9, GA19, GA20, GA26, GA27, dan GA29 diketemukan pada
Pharbitis nil, GA1, GA5, GA8, GA9, GA13, diketemukan pada umbi tulip,
kemudian GA3, GA4, GA7, diketemukan pada anggur, GA18, GA19, GA20,
diketemukan pada pucuk bambu, GA3, GA4, GA7, dijumpai pada biji apel,
selanjutnya GA21, dan GA22, dijumpai pada sword bean.
Giberelin (GAs) merupakan senyawa diterpenoid tetrasiklik yang berfungsi
untuk
• dengan rangka ent-gibberalene yang disebut ent-kaurene. Mengatur
perkecambahan biji,
• Pemanjangan batang,
• Perbanyakan daun,
• Pengatur pertumbuhan bunga dan
• Pengatur pertumbuhan buah (Sun, 2010 dalam Minguet, 2014).

Ada 2 tipe utama GAs yaitu yang mempertahankan kerangka entkaurene


disebut C20-GAs atau punya atom carbon penuh yaitu 20 C dan yang
kehilangan C20 disebut ent20 non-gibberelane (C19-GAs) atau atom carbon
yang ke 20 hilang dalam metabolism.
Giberelin adalah senyawa organik
kelompok diterpenoid, tersusun dari
unit isopren yang terdiri atas 5 atom
karbon dengan struktur cincin tulang
hidrokarbon (giberelin). Biosintesis
giberelin melalui jalur asam mevalonat
(Gomi & Matsuoka 2003).
Peranan Fisiologi Giberelin

Giberelin sebagai hormon tumbuh pada tanaman


sangat berpengaruh pada sifat genetik (genetic
dwarfism), pembuangan, penyinaran,
partohenocarpy, mobilisasi karbohidrat selama
perkecambahan (germination) dan aspek fisiologi
lainnya. Giberelin mempunyai peranan dalam
mendukung perpanjangan sel (cell elongation),
aktivitas kambium dan mendukung pembentukan
RNA baru serta sintesa protein.
a. Genetic dwarfism.

Giberelin dapat mengatasi gejala genetic dwarfism karena fungsi giberelin dalam
pemanjangan sel, sehingga tanaman yang kerdil bisa menjadi lebih tinggi. Genetic dwarfism
adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan oleh adanya mutasi. Gejala ini terlihat dari
memendeknya internodus (ruas batang). Terhadap Genetic dwarfism ini, Giberelin mampu
merubah tanaman yang kerdil menjadi tinggi. Hal ini telah
diibuktikan oleh Brian dan Hemming (1955, dalam Weaver, 1972). Penggunaan giberelin
akan mendukung pembentukan enzym protolictic yang akan membebaskan tryptophan
sebagai asal bentuk dari auxin. Hal ini berarti bahwa kehadiran giberelin tersebut akan
meningkatkan kandungan auxin. Mekanisme lain menerangkan bahwa giberelin akan
menstimulasi cell elengation, karena adanya hidrolisa pati yang dihasilkan dari giberelin,
akan mendukung terbentuknya aamilase. Sebagai akibat dari proses tersebut, maka
konsentrasi gula meningkat yang mengakibatkan tekanan osmotik di dalam sel menjadi naik,
sehingga ada kecenderungan sel tersebut berkembang
b. Pembungaan (flowering)

Gibberelin sebagai salah satu hormon tumbuh pada tanaman,


mempunyai peranan dalam pembungaan. Umumnya giberelin
tinggi menyebabkan tanaman terhambat berbunga, sebaliknya
tenaman terinduksi berbunga apabila kandungan giberelinnya
menurun. Namun demikian, hal tersebut tidak berlaku umum
untuk semua tanaman karena pada berbagai tanaman
pembungaanya justru memerlukan kandungan giberelin tinggi.
c. Parthenocarpy dan fruit-set

Giberelin dapat Merangsang terbentuknya buah


partenokarpi seperti anggur dan tomat, sebab GA dapat
merangsang pembuahan anpa melelui penyerbukan.
Seperti auxin, giberelin pun berpengaruh terhadap
parthenocarpy. Hasil penelitian menunjukan bahwa
gibberellic acid (GA3) lebih efektif dalam terjadinya
parthenocarpy dibanding dengan auxin yang dilakukan
pada blueberry.
d. Peranan Giberelin dalam pematangan buah (fruit ripening)

Pematangan (ripening) adalah suatu proses fisiologis, yaitu terjadinya


perubahan dari kondisi yang tidak menguntungkan ke suatu kondisi
yang menguntungkan, ditandai dengan perubahan tekstur, warna, rasa
dan aroma.Dalam proses pematangan ini, giberelin mempunyai peran
penting yaitu mampu mengundurkan pematangan (repening) dan
pemasakan (maturing) suatu jenis buah. Dari hasil penelitian
menunjukan aplikasi giberelin pada buah tomat dapat memperlambat
pematangan buah, sedangkan gibberellic acid yang diterapkpada buah
pisang matang, pemasakannya dapat ditunda.
e. Mobilisasi bahan makanan selama fase perkecambahan (germination)

Penguraian secara enzimatik yaitu terjadi perubahan pati menjadi


gula yang selanjutnya ditranslokasikan ke embrio sebagai
sumber energi untuk pertumbuhannya. Dari hasil penelitian
menunjukan bahwa giberelin berperan penting dalam proses
aktivitas amilase. Hal ini telah dibuktikan dengan menggunakan
GA yang mengakibatkan aktivitas amilase miningkat. Aktivitas
enzym α-amilase dan protease di dalam endosperm juga
didukung oleh GA melalui de-novo synthesis. Hal ini ada
hubungannya dengan terbentuknya DNA baru yang kemudian
menghasilkan RNA.
f. Stimulasi aktivitas cambium dan perkembangn xylem

Giberelin mempunyai peranan dalam aktivitas kambium dan


perkembangn xylem. Weaver (1972) menjelaskan bahwa
aplikasi GA3 dengan konsentrasi 100, 250, dan 500 ppm
mendukung terjadinya diferensiasi xylem pada pucuk olive.
Begitu pula dengan mengadakan aplikasi GA3 + IAA
dengan konsentrasi masing-masing 250 dan 500 ppm, maka
terjadi pengaruh sinergis pada xylem. Sedangkan aplikasi
auxin saja tidak memberi pengaruh pada tanaman.
g. Pemecahan Dormansi

Fungsi penting giberelin yang lain adalah dalam hal


mematahkan dormansi/mempercepat perkecambahan,
dengan cara GA yang dihasilkan di embrio masuk ke
lapisan aleuron dan disana menghasilkan enzim amylase.
Enzim ini kemudian masuk ke endosperm, disana
merubah pati menjadi gula dan energi. Selain itu GA uga
dapat menyebabkan kulit lebih permeabel terhadap air
dan udara.
Mekanisme Kerja Giberelin dan Pengaruhnya terhadap
Perkecambahan

Pada benih yang kering, giberelin endogen


berkonjugasi dengan gula membentuk glukosida dan
dalam keadaan tidak aktif. Hormon ini menjadi
aktifsetelah menghibibisi air. Mekanisme produksi Į-
amilase pada benih secara umum dalam
Diagram mekanisme
produksi Į-amilase pada
benih secara umum
Mekanisme produksi Į-amilase pada benih secara umum dalam
hubungannya dengan metabolisme perkecambahan dapat dilihat
pada gambar . Gambar tersebut menunjukkan bahwa setelah
mengimbibisi air giberelin disintesis di dalam embrio:

a. Giberelin berdifusi melalui endosperm menuju lapisan


alueron.
b. Pada lapisan aleuron, giberellin merangsang sintesis enzim-
enzim yang berhubungan dengan hidrolisis, terutama Į-amilase
yang kemudian dilepaskan ke endosperm kembali.
c. Enzim Į-amilase melalui proses hidrolisis merombak
cadangan makanan pati.
d. Maltosa dan glukosa yang terbentuk melalui proses
amilolisis, dirombak menjadi sukrosa dan dipindah ke
poros embrio.
e. Atau dapat diserap langsung melalui skutelum
dimana proses sintesis sukrosa terjadi (Trenggono,
1990).
Bila produksi gula berlebihan dan tidak seimbang
dengan penggunaan ada poros embrio akan terjadi
akumulasi pada endosperm, gula berdifusi kembali
ke alueron dan berperan menghentikan produksi enzim
Į-amilase lebih lanjut (Trenggono, 1990). Jadi
metabolisme sel-sel embrio mulai setelah menyerap air,
yang meliputi reaksi-reaksi perombakan (metabolisme)
dan sintesis komponen-komponen sel untuk
pertumbuhan (anabolisme). Proses metabolisme ini akan
berlangsung terus
Berdasarkan penelitian Lui & Loy disimpulkan bahwa
mekanisme kerja pertama dari giberelin adalah menstimulus
pembelahan sel dengan cara memacu sel pada fase
pertumbuhan sel untuk memasuki fase sintesis. Dengan
demikian terjadi peningkatan jumlah sel, yang berkaitan
pertumbuhan yang lebih cepat. Apabila mekanisme kerja
giberelin dikaitkan dalam proses perkecambahan, dapat
dikatakan bahwa percepatan fase-fase dalam pembelahan sel
akan mempercepat pembelahan sel, dan selanjutnya berakibat
mempercepat perkecambahan
Sedangkan mekanisme kerja kedua adalah giberelin mampu memacu
pertumbuhan sel, karena senyawa tersebut meningkatkan hidrolisis pati, fruktan
dan sukrosa menjadi molekul glukosa dan fruktosa (Glaszio, dkk. Dalam
Salisbury & Ross, 1995). Wattimena (1998) juga menambahkan peningkatan
idrolisis pati dapat terjadi, karena giberellin menstimulus sintesis enzim-
enzimhidrolitik seperti Į-amilase, protease, ȕ-glukogenase, fosfatase, dan lain-
lain.Hasil hidrolisis terutama gula heksosa merupakan penyedia energi melalui
respirasi, yang sangat dibutuhkan oleh embrio biji untuk proses
pertumbuhannya. Mekanisme kerja giberelin berikutnya dari giberelin adalah
meningkatkan plastisitas dinding sel, sehingga sel dapat dikendurkan oleh
giberellin melalui peningkatan kecepatan sintesis hidrolase yang mencerna
polisakarida dinding sel
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Giberelin

a. Konsentrasi giberelin
Giberelin dengan konsentrasi tinggi (sampai 1000 ppm) dapat menghambat
pembentukan akar.
b. Faktor lama perendaman
Faktor lama perendaman di dalam larutan giberellin berkaitan dengan pemberian
kesempatan kepada larutan giberelin untuk melakukan imbibisi
ke dalam biji yang akan berpengaruh terhadap perkecambahan biji. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Lakitan (1996) bahwa untuk terjadinya proses
imbibisi air ke dalam biji guna mengawali perkecambahan, memerlukan waktu tertentu.
Oleh karena itu, dapat dikatakan lama perendaman di dalam suatu larutan hormone
tumbuh turut berpengaruh terhadap perkecamhan biji.
Akibat kekurangan hormon giberelin

Apabila suatu tanaman kekurangan hormone


giberelin maka tanaman tersebut akan mengalami
kekerdilan, perkecambahan serta perkembangan
tanaman yang terhambat, tumbuhnya buah dengan
ukuran yang lebih kecil, proses pematangan pada
buah terganggu.
DAFTAR PUSTAKA

Campbel A Neil. (2010). Biologi Edisi Kedelapan. Erlangga:


Jakarta.
Gomi K, Matsuoka M. 2003. Gibberellin signaling pathway. Curr
Opin Plant Biol. 6(4): 489 493.
Minguet, E. G., Alabadí, D., & Blázquez, M. A. (2014). Gibberellin
implication in plant growth and stress responses. In
Phytohormones: A Window to Metabolism, Signaling and
Biotechnological Applications (pp. 119-161). Springer, New
York, NY.
Trenggono, R. M. 1990. Biologi Benih. Bogor: ITB Press.

Anda mungkin juga menyukai