HORMON
GIBERELIN
Habibah (E1A020032)
Harsa Naunik Qudraty (E1A020033)
Heny Wardani (E1A020035)
Ihsani Nurmayanti Zain (E1A020041)
Indri Antini (E1A020042)
Laelatun Hadawiyah (E1A020047)
SEJARAH GIBERELIN
Giberelin dapat mengatasi gejala genetic dwarfism karena fungsi giberelin dalam
pemanjangan sel, sehingga tanaman yang kerdil bisa menjadi lebih tinggi. Genetic dwarfism
adalah suatu gejala kerdil yang disebabkan oleh adanya mutasi. Gejala ini terlihat dari
memendeknya internodus (ruas batang). Terhadap Genetic dwarfism ini, Giberelin mampu
merubah tanaman yang kerdil menjadi tinggi. Hal ini telah
diibuktikan oleh Brian dan Hemming (1955, dalam Weaver, 1972). Penggunaan giberelin
akan mendukung pembentukan enzym protolictic yang akan membebaskan tryptophan
sebagai asal bentuk dari auxin. Hal ini berarti bahwa kehadiran giberelin tersebut akan
meningkatkan kandungan auxin. Mekanisme lain menerangkan bahwa giberelin akan
menstimulasi cell elengation, karena adanya hidrolisa pati yang dihasilkan dari giberelin,
akan mendukung terbentuknya aamilase. Sebagai akibat dari proses tersebut, maka
konsentrasi gula meningkat yang mengakibatkan tekanan osmotik di dalam sel menjadi naik,
sehingga ada kecenderungan sel tersebut berkembang
b. Pembungaan (flowering)
a. Konsentrasi giberelin
Giberelin dengan konsentrasi tinggi (sampai 1000 ppm) dapat menghambat
pembentukan akar.
b. Faktor lama perendaman
Faktor lama perendaman di dalam larutan giberellin berkaitan dengan pemberian
kesempatan kepada larutan giberelin untuk melakukan imbibisi
ke dalam biji yang akan berpengaruh terhadap perkecambahan biji. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Lakitan (1996) bahwa untuk terjadinya proses
imbibisi air ke dalam biji guna mengawali perkecambahan, memerlukan waktu tertentu.
Oleh karena itu, dapat dikatakan lama perendaman di dalam suatu larutan hormone
tumbuh turut berpengaruh terhadap perkecamhan biji.
Akibat kekurangan hormon giberelin