Disusun oleh:
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
2
Struktur GA1 Struktur GA3
3
2.2 Peranan Fisiologi Giberelin
Giberelin sebagai hormon tumbuh pada tanaman sangat berpengaruh pada
sifat genetik (genetic dwarfism), pembuangan, penyinaran, partohenocarpy,
mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan (germination) dan aspek fisiologi
lainnya. Giberelin mempunyai peranan dalam mendukung perpanjangan sel (cell
elongation), aktivitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta
sintesa protein.
a. Genetic dwarfism.
b. Pembungaan (flowering)
Gibberelin sebagai salah satu hormon tumbuh pada tanaman, mempunyai
peranan dalam pembungaan. Umumnya giberelin tinggi menyebabkan tanaman
terhambat berbunga, sebaliknya tenaman terinduksi berbunga apabila kandungan
giberelinnya menurun. Namun demikian, hal tersebut tidak berlaku umum untuk
semua tanaman karena pada berbagai tanaman pembungaanya justru memerlukan
kandungan giberelin tinggi.
4
c. Parthenocarpy dan fruit-set
Giberelin dapat Merangsang terbentuknya buah partenokarpi seperti
anggur dan tomat, sebab GA dapat merangsang pembuahan tanpa melelui
penyerbukan. Hasil penelitian menunjukan bahwa gibberellic acid (GA3) lebih
efektif dalam terjadinya parthenocarpy dibanding dengan auxin yang dilakukan
pada blueberry. Hasil 11 eksperimen lain menunjukan pula bahwa GA3 dapat
meningkatkan tandan buah (fruit set) dan hasil.
5
f. Stimulasi aktivitas cambium dan perkembangn xylem
Giberelin mempunyai peranan dalam aktivitas kambium dan perkembangn
xylem. Weaver (1972) menjelaskan bahwa aplikasi GA3 dengan konsentrasi 100,
250, dan 500 ppm mendukung terjadinya diferensiasi xylem pada pucuk olive.
Begitu pula dengan mengadakan aplikasi GA3 + IAA dengan konsentrasi masing-
masing 250 dan 500 ppm, maka terjadi pengaruh sinergis pada xylem.
g. Pemecahan Dormansi
Fungsi penting giberelin yang lain adalah dalam hal mematahkan
dormansi/mempercepat perkecambahan, dengan cara GA yang dihasilkan di
embrio masuk ke lapisan aleuron dan disana menghasilkan enzim amylase. Enzim
ini kemudian masuk ke endosperm, disana merubah pati menjadi gula dan energi.
Selain itu GA juga dapat menyebabkan kulit lebih permeabel terhadap air dan
udara. Dormansi adalah masa istirahat bagi suatu organ tanaman atau biji. Bisa
juga diartikan sebagai adalah kemampuan biji untuk mengundurkan fase
perkecambahannya hingga saat dan tempat itu menguntungkan untuk tumbuh.
GA3 dapat memecakan dormansi karena menstimulasi terbentuknya -amilase
dan enzim hidrolitik. Prosesnya adalah GAs di transfer ke aleuron, disana
menstimulir terbentuknya - amilase dan enzim hidrolitik . Enzim itu
disekresikan ke endosperm mendorong hidrolisis cadangan makanan (pati menjadi
gula). Jadi GAs mendorong pertumbuhan biji dengan meningkatkan plastisitas
dinding sel diikuti hidrolisis pati menjadi gula. Proses-proses tersebut
menyebaknan potensial air sel turun, air masuk ke sel dan akhirnya sel
memanjang.
6
gula membentuk glukosida dan dalam keadaan tidak aktif. Hormon ini
menjadi aktif setelah menghibibisi air.
7
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kerja Giberelin.
a. Konsentrasi giberelin
Proses imbibisi air ke dalam biji guna mengawali perkecambahan,
memerlukan waktu tertentu. Oleh karena itu, dapat dikatakan lama
perendaman di dalam suatu larutan hormone tumbuh turut berpengaruh
terhadap perkecamhan biji. Giberelin dengan konsentrasi tinggi (sampai
1000 ppm) dapat menghambat pembentukan akar. Sedangkan giberelin pada
konsentrasi rendah mendorong pertumbuhan akar adventif seperti pada
batang kacang kapri, dan mempercepat pembelahan serta pertumbuhan sel
hingga tanaman cepat menjadi tinggi. Dalam hal konsentrasi giberelin,
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mulyana (1993) bahwa dari
perlakuan dengan giberelin 0 ppm, 25 ppm, 50 ppm, 75 ppm, dan 100 ppm
terhadap benih kopi arabika (Coffea Arabic L), ternyata memberikan waktu
munculnya kotiledon terbaik apabila digunakan konsentrasi 100 ppm.
8
HSP, hal tersebut dikarenakan giberelin dapat menghambat kerusakan buah
manggis yang secara alami diakibatkan oleh proses pemasakan (senescence) pada
buah manggis itu sendiri. Proses pemasakan yang dihambat oleh giberelin itu
diantaranya adalah penundaan penuaan warna kulit buah manggis dan yellowing
pada warna cupat manggis serta menunda proses mengerasnya buah manggis
sehingga tidak dapat dibuka.
Perlakuan pemberian giberelin 100 ppm, 200 ppm dan 400 ppm memiliki
pengaruh yang baik dalam mempertahankan warna kulit buah manggis yaitu
warna kuning kemerahan hingga ungu tua sampai 12 HSP. pemberian giberelin
dapat mempertahankan kandungan warna pada kulit buah manggis hingga waktu
tertentu. Pantastico (1989) mengemukakan bahwa perlakuan giberelin dapat
menunda perubahan warna pada buah manggis, tomat, jambu biji dan pisang.
9
lagi pada 24 HSP ketika penetrometer menunjukkan angka 0.95 kg/detik. Hal
tersebut dikarenakan giberelin dapat menghambat pengerasan buah manggis.
Menurut Arteca (1996) aplikasi GA3 dapat menghambat proses kematangan.
Dimana pengaruh terhadap kematangan pada buah manggis adalah terhambatnya
pengerasan pada buah.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nurlatifah. 2016. Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh Giberelin (GA3) dan Pemangkasan
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanman Rami (Boehmeria nivea,L. Gaud). Skripsi.
UIN Sunan Gunung Jati.
Salisbury, FB. 1995. Fisiologi Tumbuhan jilid 3. Bandung: PT. ITB Press.
Srililah, Aslih. 2008. Pengaruh Cara Panen Dan Pemberian Giberelin Terhadap
Mutu Buah Dan Pertumbuhan Trubus Baru Manggis (Garcinia mangostana
L.). Skripsi. Departemen Agronomi Dan Hortikultura. Fakultas Pertanian.
IPB. Bogor
11
12