Anda di halaman 1dari 13

kroorganisme Ekstremo

Alkalifilik
Disusun oleh :

Muhammad Prabu : 26040118140081


Adinda Febriyani : 26040118120053
Muhammad Iqbal Hanafi : 26040118130090
PENDAHULUAN
Menurut Subagyono et al. (1987),

• Sifat fisik dan kimia yang buruk menjadikan kondisi lahan tambang
timah ekstim bagi sebagian besar mikroorganisme.
• Mikroorganisme yang dapat hidup pada lahan tambang mineral
umumnya memiliki toleransi yang tinggi terhadap keasaman (pH),
kadar logam yang tinggi dan kondisi ekstrim lainnya.

Berbagai kelompok mikroba yang mampu hidup pada kondisi ekstrim,


baik pada pH rendah (asidofilik), pH tinggi (alkalofilik) dan suhu tinggi
(termofilik) dapat ditemukan di lingkungan ini. Mikroba ini tergolong unik
karena bakteri tersebut mempunyai kemampuan oksidasi atau reduksi
terhadap logam berat atau garam-garam logam seperti besi (Fe) dan
sulfur (S), dan dapat hidup pada pH yang rendah.
“ Ekstremofil adalah organisme yang mampu bertahan
hidup pada kondisi ekstrem atau bahkan membutuhkan
kondisi tersebut untuk beraktivitas dan berkembang
biak sementara bagi makhluk lainnya kondisi tersebut
justru mematikan “.

Lingkungan ekstrem diketahui ternyata menunjang


kehidupan bagi berbagai jenis mikroorganisme yang
dikenal dengan sebutan ekstremofil. Hasil penyesuaian
terhadap lingkungan ini menyebabkan mikroorganisme
ekstremofilik mempunyai sifat-sifat unik yang
dibutuhkan dalam proses bioteknologi sehingga
mempunyai daya jual yang sangat tinggi untuk industri.
Faktor yang mempengaruhi
Menurut Waluyo (2007), faktor yang mempengaruhi kehidupan bakteri
adalah pH. Berdasarkan pH, maka bakteri dibagi atas 3 golongan, yaitu :

1. Mikroba asidofilik
Mikroba yang tumbuh pada pH 2,0-5,0.

2. Mikroba mesofilik
Mikroba yang tumbuh pada pH 5,5-
8,0.

3. Mikroba alkalifilik
Mikroba yang tumbuh pada pH 8,4-
9,5.
Bakteri alkalifilik biasa ditemukan pada :
1. Sumber air panas
2. Tanah pemotongan hewan
3. Tambak
4. Tempat buangan limbah

Salah satu contoh bakteri alkalifilik adalah Bacillus sp. Galur 221
(Horikoshi, 1971). Bacillus sp. ini dapat memproduksi enzim
protease yang bersifat alkalifilik (Horikoshi, 1971). Alkalifil adalah
organisme yang tumbuh optimal pada pH di atas 9, umumnya
antara pH 10–12, tetapi tidak dapat tumbuh atau tumbuh dengan
lambat pada pH netral sekitar 6,5
“ Kerja enzim yang mengkatalisis berbegai reaksi metabolism sel
pada mikroba dipengaruhi oleh tingkat pH “.

Sesuai dengan pendapat Pelczar (1986), daya kerja enzim sangat


dipengaruhi oleh pH. Jika pH di atas atau di bawah pH optimum
maka kerja enzim akan terhambat. Terhambatnya kerja enzim
menyebabkan terhambatnya pula metabolisme sel sehingga sel
terhambat untuk tumbuh dan berkembang. Perbedaan sensitifitas
isolat bakteri terhadap pH tergantung oleh jenis enzim yang
mengkatalisis berbegai reaksi metabolisme.
Menurut Kushner (1993) bakteri alkalifilik dibedakan
menjadi 2 kelompok, yaitu alkalifilik fakultatif dan alkalifilik
obligat. Kedua bakteri tersebut dapat tumbuh pada pH 10-12.
Meskipun demikian, bakteri alkalifilik fakultatif juga dapat
tumbuh pada pH lingkungan yang mendekati netral (6,6-7,3),
sedangkan bakteri alkalifilik obligat tidak dapat tumbuh di
bawah pH 8,5.

Bakteri Alkalifilik dibagi menjadi dua kelompok utama berdasar


fisiologinya :
 Alkalifilik
 Bakteri Alkalifil umumnya diisolasi dari lingkungan netral.
Beberapa diantaranya juga diisolasi dari sampel tanah asam
dan feses.
 Holoalkalifilik
 Haloalkalifil membutuhkan 2 kondisi ekstrem sekaligus untuk
Contoh Mikroorganisme Alkalifilik

 Natronobacterium
 Bacillus firmus OF4
 Spirulina
 Protista
 Rotifera
 Nesterenkonia sp.
Natronobacterium Bacillus firmus OF4 Spirulina sp.

Nesterenkonia sp.
MANFAAT

Mikroorganisme alkalifilik memiliki banyak potensial di bidang


bioteknologi. Bioenergi yang terdapat pada alkalifilik berperan
dalam mempertahankan Ph homeostatis dalam lingkungan yang
sangat basa.
Mikroorganisme alkalifilik menunjukkan kemampuan yang luar
biasa untuk mempertahankan pH sitoplasma jauh lebih rendah
daripada nilai pH eksternal 10 hingga 11.
Mikroorganisme alkalifilik dibutuhkan dalam proses bioteknologi
sehingga mempunyai daya jual yang sangat tinggi untuk industri.
DAFTAR PUSTAKA
Horikoshi, koki. 1971. Production of Alkaline Enzymes by Alkalophilic
Microorganism Part. 1 Alkaline Protease Produced by Bacillus
No. 221. Agr. Biol. Chem., Vol 35, No. 9. Hlm. 1407-1414.
Kushner, D.J. 1993. Microbial Life in Extreme Environments. In
Ford, T.E. (Ed.). Aquatic Microbiology an Ecological
Approach. Boston: Blackwell Scientific Publication. Pp. 383-
407.
Pleczar, J.M., Michael. j and Chan E. C. S. Dasar-dasar Mikrobiologi.
Jakarta: Penerjemah R.S. Hadiutomo, Ratnasari dkk. Universitas
Indonesia, 1988.
Subagyono K, Suwardjo H, Widjaya-Adhi IPG. 1987. Reklamasi tanah
sulfat MasamDengan Pengelolaan Air. Inf. Pen. Tanah, Air, Pupuk
dan Lahan. 70: 25-29.
Terima Kasih
Pertanyaan

 Mila : sesuatu yang dihaslkan bakteri alkalifilik sehingga berperan dalam


bidang bioteknologi
 Wira : Kenapa enzm protease dikelompokkan dalam enzim hidroase
 Cici : kenapa diolongkan adanya bakteri fakultatif dan obligat

Anda mungkin juga menyukai