MIKROBIOLOGI
Dosen Pengampu :
Pujiati, S.Si, M.Si
ISWATI
10431090
FITRIAKUNTARI
10431105
AFIDHA R.
10431106
RATNA SARI
10431112
FARIEZAL ADHI G.10431110
MIA FAUZIANA
10431080
BUDIONO
10431085
BIOLOGI 4C
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IKIP PGRI MADIUN
2012
Praktikum 7
Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap Pertumbuhan Bakteri
I. TUJUAN
Untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa mengenai berbagai faktor lingkungan
yang berpengaruh terhadap oertumbuhan mikroba.
karbon dioksida menjadi sebagian besar metabolit organik esensial. Bakteri heterotrofik
(organotrof) membutuhkan karbon organik untuk pertumbuhannya. Dalam praktek laboratorium,
glukosa secara luas digunakan sebagai sumber karbon organik, tetapi berbagai senyawa lain juga
dapat digunakan secara khusus atau sumber karbon
tertentu
Diantara bakteri yang pintar, Pseudomonas menggunakan lebih dari 100 senyawa organik
yang berbeda sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi. Unsur dalam jumlah yang
sedikit (trace element) berperan penting dalam inetraksi inang-parasit.
Pada inang hewan, kekuatan protein pengikat-besi
fermentatif
kuat. Pada
anaerob fakultatif, cara metabolisme respirasi dilakukan jika tersedia oksigen, tetapi tidak
terjadi fermentasi. Pada saat bakteri tumbuh dalam keadaan terdapat udara, terjadi sejumlah
reaksi enzimatik dan mengakibatkan produksi hydrogen peroksida dan radikal superoksida.
Pada bakteri aerob, aerotoleran, dan anaerob fakultatif, enzim dismutase superoksida mencegah
akumulasi ion superoksida, tetapi pada anaerob obligat enzim tersebut tidak terdapat. Pada
bakteri anaerob fakultatif dan aerobik, hidrogen peroksida yang dibentuk dalam reaksi dismutase
secara cepat dirusak oleh katalase. Meskipun bakteri aerotoleran, seperti bakteri asam laktat
tidak memiliki katalase, peroksidase yang dimilikinya dapat merusak H 2O2, menyebabkan
bakteri dapat tumbuh pada keadaan tersedianya oksigen. Target yang mungkin dirusak oleh
H2O2 dan O2 termasuk protein membranluar spesifik, komponen aktif redoks pada membran
sitoplasma, dan enzim pada daerah periplasma. Pada Treponema pallidum, sensitivitas
oksigen menjadi relative terhadap kerusakan DNA yang disebabkan H2O2.
Karbon dioksida, bakteri pengguna CO2 sebagai sumber karbon seluler utama, ialah
bakteri kemolitotrof dan fotolitotrof . Selain itu, kemoorganotrof juga membutuhkan suplai
CO2 yang memadai untuk fiksasi CO2 heterotrofik dan untuk sintesis asam lemak. Karbon
dioksida secara normal dihasilkan selama katabolisme senyawa organik, oleh karena itu
tidak dianggap sebagai faktor pembatas. Beberapa bakteri, seperti Neisseria dan Brucella,
memiliki satu atau banyak enzim yangberafinitas rendah terhadap CO 2 dan membutuhkan CO2 pada
konsentrasi yang lebih tinggi (10%) dibanding CO2 yang terdapat di atmosfir (0,03%). Keadaan
ini harus dipertimbangkan untuk kepentingan isolasi dan biakan bakteri tersebut.
b). Temperatur
Temperature mempengaruhi perkembangan mikorba karena enzim yang menjalankan
metabolisme sangat peka terhadap temperature. Berdasarkan temperature minimum, optimum
dan minimumnya, mikroba dibagi atas 3 golongan, yaitu :
c). pH
Enzim transport electron dan system transport nutrient pada membrane sel mikroba
sangat peka terhadap pH. Berdasarkan pH optimum, minimum dan maksimum untuk
pertumbuhannya, mikroba dapat digolongkan dalam :
4. Mengambil kertas saring yang sudah di rendam dalam amoxilin dengan menggunakan pinset
tiriskan telebih dahulu.
5. Membuat media NA (2,24 gr NA + 100 ml aquades) dan ( 1,140 gr NA + 50 ml aquades)
6. Mengukur larutan NA sebelum ditambah dengan NaOH dan HCl.
7. Memasukkan kultur campuran (bakteri) 1 ml ke dalam cawan petri.
8. Memasukkan media NA kedalam cawan petri yang asam yang sudah diberi kultur
campuran 1 ml.
9. Memasukan media NA kedalam media cawan petri basa yang sudah diberi kultur campuran
1 ml kemudian memeteskan NaOH ke dalamnya.
10. Memasukkan media NA ke dalam cawan petri kontrol 1 yang sudah diberi kultur
ampuran 1 ml, kemudian menempelkan kertas saring yang sudah di tiriskan tadi 4 buah pada
4 sudut dalam cawan petri.
11. Memasukkan media NA kedalam cawan petri kontrol 2 yang sudah diberi kultur campuran
1 ml.
12. Memasukkan media NA kedalam cawan petri amoxilin yang sudan diberi kultur campuran
1 ml, kemudian meletakkan kertas saring yang sudah di tiriskan 4 buah pada 4 sudut dalam
cawan petri.
13. Memasukkan media NA kedalan cawan petri amoxilin yang sudah di beri kultur campuran
1 ml.
14. Memasukkan media NA kedalam cawan petri griseofulvin yang sudah di beri kultur
campuran 1 ml kemudian meletakan kertas saring yang sudah ditiriskan 4 buah lalu letakan
pada 4 sudut dalam cawan petri.
15. Meratakan ke 6 cawan petri dengan memutar membentuk angka 8.
16. Menutup cewan petri denga cling wearp.
NA
6,5
NA+ HCl
1
NA + NaOH
13
Kontrol 1
kontrol antibiotik 1
kontrol antibiotik 2
tanpa amoxilin
tanpa griseofulvin
Perlakuan 1
dengan amoxilin
perlakuan 2
dengan griseofulvin
perlakuan 3
perlakuan 4
dengan basa
dengan asam
dari gambar di atas, dapat diperoleh hasil seperti pada tabel berikut:
Tabel data jenis perlakuan pada berbagai media
Jenis perlakuan
Amoxilin
Media Kontrol
Bakteri tumbuh merata
di
Bakteri
Media Perlakuan
Terdapat zona bening dan zona
Zona bening terletak di sekitar
kertas
tumbuh
merata
plong
yang
telah
kertas
plong
yang
telah
sedikit
pada media
Basa
sedikit
pada media
VI. PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini, kami melakukakan pengamatan tentang pengaruh faktor
lingkungan terhadap pertumbuhan bakteri. Faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi
faktor abiotik (fisika dan kimia) dan faktor biotik. Seperti yang kita tahu, lingkungan sangat
berpengaruh terhadap kelangsungan hidup semua makhluk hidup termasuk bakteri. Untuk
membuktikan hipotesis tersebut, kami melakukan uji pengaruh antibiotik sebagai faktor abiotik
dan uji pengaruh suhu sebagai faktor biotik. Untuk uji pengaruh antibiotik, kami menggunakan
antibiotik jenis amoxilin dan griseofulvin. Sedangkan untuk uji pengaruh suhu, kami
menggunakan larutan HCl sebagai indikator asam dan larutan NaOH sebagai indikator basa.
Langkah yang kami lakukan pada uji pengaruh antibiotik dan uji pengaruh suhu adalah
menyiapkan semua alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum, kemudian
melakukan langkah-langkah kerja sesuai yang tertera pada prosedur kerja. Dari prosedur kerja
tersebut, kami membuat 8 media untuk diamati, yaitu 2 media kontrol yang tidak diberi
antibiotik (1 tidak diberi amoxilin dan 1 tidak diberi griseofulvin), 2 media perlakuan yang diberi
antibiotik (1 diberi amoxilin dan 1 diberi griseofulvin), 2 media kontrol yang tidak diberi
indikator asam dan basa (1 tidak diberi HCl dan 1 tidak diberi NaOH), dan 2 media perlakuan
yang diberi indikator asam dan basa (1 diberi HCl dan 1 diberi NaOH).
Dari kedelapan media yang diamati tersebut, diperoleh data sebagai berikut: pada kedua
media kontrol yang tidak diberi antibiotik, hasilnya kedua media ditumbuhi bakteri secara merata
yang ditunjukkan dengan adanya zona keruh di seluruh bagian cawan. Sedangkan pada kedua
media perlakuan yang diberi antibiotik, hasilnya terdapat zona bening dan zona keruh pada
kedua cawan. Zona bening terletak pada sekeliling kertas plong yang sebelumnya telah direndam
dalam larutan antibiotik. Sedangkan zona keruh terletak diluar zona bening/ yang berjauhan
dengan kertas plong. Zona bening menunjukkan bahwa bakteri tidak tumbuh pada zona tersebut,
sedangkan zona keruh menunjukkan bahwa bakteri tumbuh pada zona tersebut.
Pada kedua media kontrol yang tidak diberi indikator asam (HCl) maupun basa (NaOH),
hasilnya kedua media ini ditumbuhi bakteri meskipun hanya sedikit yang ditunjukkan dengan
adanya zona keruh pada cawan. Sedangkan pada kedua media perlakuan yang diberi indikator
asam (HCl) maupun basa (NaOH), kedua media ini tidak ditumbuhi bakteri sama sekali yang
dijunjukkan dengan adanya zona bening pada seluruh bagian cawan.
VII. KESIMPULAN
Dari praktikum ini, dapat disimpulkan bahwa pada semua media kontrol (yang tidak
diberi antibiotik maupun indikator asam-basa) semuanya ditumbuhi bakteri yang ditunjukkan
dengan adanya zona keruh pada media. Sedangkan pada media perlakuan, yaitu media yang
diberi antibiotik, hasilnya terdapat zona bening dan keruh pada media. Zona bening
menunjukkan tidak adanya bakteri yang tumbuh, sedangkan zona keruh menunjukkan adanya
bakteri yang tumbuh. Pada media perlakuan yang diberi indikator asam-basa, hasilnya tidak ada
bakteri yang tumbuh pada kedua media yang ditunjukkan dengan adanya zona bening di seluruh
bagian cawan. Ini menunjukkan bahwa lingkungan memepengaruhi pertumbuhan bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
file:///D:/GOOGLE/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html diakses tanggal 7 Juni 2012
file:///D:/GOOGLE/D-FAKTOR-FAKTOR-YANG-MEMPENGARUHI-PERTUMBUHAN.htm
diakses tanggal 7 Juni 2012