Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH SUHU AIR PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN

PERKEMBANGAN KECAMBAH

Disusun Untuk Memenuhi Sebuah Tugas Wajib


Siswa Kelas XII SMA Kolese De Britto
Tahun Ajaran 2023/2024

Oleh:
Carollus Tirta Putra Agni/ XII MIPA 4 / 07
Christian Widodo/ XII MIPA 4 / 08
Nicolas Aryadhanaputra/ XII MIPA 4 / 19

SMA KOLESE DE BRITTO


YOGYAKARTA
2023
Daftar Isi

Daftar Isi................................................................................................................................... 1
BAB I......................................................................................................................................... 2
Latar Belakang.............................................................................................................. 2
Rumusan Masalah.........................................................................................................2
Tujuan Penelitian...........................................................................................................2
Manfaat Penelitian........................................................................................................ 3
BAB II........................................................................................................................................4
Pertumbuhan dan Perkembangan...............................................................................4
Faktor Internal dan Eksternal..................................................................................... 5
Suhu Air Penyiraman................................................................................................... 6
BAB III...................................................................................................................................... 6
Alat dan Bahan.............................................................................................................. 6
Langkah Kerja...............................................................................................................6
BAB IV...................................................................................................................................... 7
Jumlah Sampel Uji........................................................................................................ 7
Hasil Pengukuran.......................................................................................................... 7
BAB V........................................................................................................................................8
Pembahasan................................................................................................................... 8
Kesimpulan.................................................................................................................... 8
BAB VI.................................................................................................................................... 10
Daftar Pustaka.............................................................................................................10

1
BAB I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Dalam perkembangannya, tumbuhan selalu beradaptasi dengan lingkungan sekitar


yang selalu berubah. Adaptasi ini kemudian memberikan keunikan tersendiri bagi
tiap-tiap tumbuhan. Kaktus misalnya beradaptasi pada suhu yang cenderung panas
sehingga lama-kelamaan, tumbuhan tersebut membentuk suatu adaptasi dan juga suhu
optimal bagi tumbuh dan kembangnya. Contoh lain misalnya tanaman obat dan
rempah Indonesia. Tumbuh dan kembang dari tanaman-tanaman tersebut sangat
optimal pada suhu tropis Indonesia yang terletak di daerah ekuator. Apabila suhu
kembang terlalu rendah maupun tinggi, maka tanaman tersebut tidak dapat tumbuh
dan berkembang secara maksimal atau bahkan dapat mati. Maka dari itu, peneliti
mempunyai rasa ingin tahu terhadap faktor suhu terutama suhu penyiraman sebuah
tanaman yang kerap dijumpai di rumah tangga Indonesia yaitu kecambah atau kacang
hijau. Selain perkembangannya cepat dan mudah diamati, kacang hijau memiliki
properti pertumbuhan dan perkembangan yang dapat terukur dan teratur sehingga
peneliti dapat memberikan beberapa perlakuan dan langsung mendapatkan hasilnya
dalam waktu yang singkat. Besar harapannya, dengan penelitian ini peneliti mampu
mengetahui dalam tiga skala suhu yakni, panas, biasa, dan dingin, suhu manakah yang
lebih efektif dalam pertumbuhan atau perkembangan kacang hijau.
B. Rumusan Masalah

1. Berapa suhu optimal perkembangan kecambah?


2. Berapa suhu optimal pertumbuhan kecambah?
C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui suhu optimal untuk perkembangan kecambah.


2. Mengetahui suhu optimal untuk pertumbuhan kecambah.
D. Manfaat Penelitian

Sebagai kajian untuk awam maupun untuk penelitian yang lebih lanjut berkaitan
tentang suhu optimal untuk tumbuh kembang tumbuhan kecambah.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pertumbuhan dan Perkembangan

Pada hakekatnya, pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah bagian dari siklus
hidup sebuah tanaman. Pertumbuhan dimengerti sebagai proses kuantitatif atau proses
terukur yang mampu diamati. Baik itu pertambahan tinggi, massa, volume, maupun
hal-hal lain yang dapat diukur perubahannya. Berbeda dengan pertumbuhan,
perkembangan lebih difokuskan pada perubahan atau proses kualitatif internal
tumbuhan yang seringkali tidak tampak. Misalnya saja proses keluarnya tunas
tanaman dari masa dormansi atau cepat lambatnya suatu tanaman berbuah. Kedua
proses ini tidak dapat lepas satu dengan yang lainnya dan dipengaruhi oleh
bermacam-macam faktor. Faktor-faktor ini secara umum dapat dibedakan menjadi dua
yakni, faktor internal dan faktor eksternal. Keduanya mempunyai peran yang sama
pentingnya dalam mendukung proses tumbuh dan kembang tanaman dari biji hingga
tanaman dewasa yang siap berkembang biak.
B. Faktor Internal dan Eksternal

Faktor internal dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh


hormon. Beberapa hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman adalah :
1. Auksin, hormon ini berperan dalam pembentukan organ tumbuhan seperti
akar, batang, daun, dan bunga. Hormon ini juga berperan aktif dalam gerakan
fototropisme atau gerakan tanaman mendekati cahaya.
2. Gibberellin, hormon ini berperan dalam perkembangan akar, batang, daun, dan
bunga. Hormon ini juga membantu tumbuhan dalam proses germinasi dan
pembentukan buah.
3. Etilen, hormon ini berperan dalam pematangan buah dan penuaan bunga.
Hormon ini juga berperan dalam menentukan kadar stres tanaman.
4. Sitokinin, hormon ini menstimulasi pembelahan sel dan berperan dalam
pertumbuhan akar. Hormon ini juga memperlambat penuaan tanaman.

3
5. Asam abisat, hormon ini terlibat dalam respon stres tanaman seperti ketika
datangnya kekeringan maupun suhu dingin yang ekstrim. Hormon ini juga
berperan aktif dalam masa dormansi biji.
6. Kaolin, hormon ini terlibat dalam pembentukan organ tanaman. Hormon ini
juga ambil bagian dalam respon tanaman terhadap stres.
7. Asam traumalin, hormon ini terlibat dalam respon tanaman terhadap luka dan
infeksi. Hormon ini juga berperan dalam pembentukan sel kalus.
Ketujuh hormon ini dapat diproduksi tiap-tiap tanaman secara alami ataupun
ditambahkan secara buatan ke dalam sistem tanaman. Keseimbangan ketujuh hormon
ini menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena peran-peran tiap
hormon yang krusial.

Faktor eksternal dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh


beberapa faktor seperti :
1. Nutrisi, merupakan faktor yang krusial dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pada hakekatnya, nutrisi yang diperlukan dapat dibagi menjadi dua
yakni, makro dan mikro nutrien. Makronutrien adalah nutrisi yang diperlukan
tanaman dalam jumlah besar seperti nitrogen, kalsium, fosfor, belerang, dan
magnesium. Berbeda dengan makronutrien, mikronutrien adalah nutrisi yang
diperlukan tanaman dalam jumlah kecil seperti, boron, seng, mangan, dan
seng.
2. Cahaya, merupakan faktor yang penting dalam respirasi dan fotosintesis
tanaman. Tanpa cahaya, tanaman tidak dapat menghasilkan makanan yang
cukup. Idealnya, cahaya yang paling efektif dalam fotosintesis makanan
adalah cahaya matahari.
3. Suhu, merupakan faktor yang tidak kalah penting dalam pertumbuhan
tanaman. Suhu merupakan faktor yang dapat diamati dari suhu lingkungan
maupun suhu air penyiraman tanaman. Suhu lingkungan secara garis besar
dapat berperan besar dalam laju pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Tidak hanya itu, suhu penyiraman air juga sama pentingnya dalam konteks ini.
Hal ini dikarenakan semakin dingin suhu air yang digunakan untuk menyiram
sebuah tanaman, semakin besar pula oksigen terlarut yang ada dalam air.
Fenomena ini berlaku terbalik ketika suhu air penyiraman lebih hangat.

4
Semakin besar oksigen terlarut dalam air, semakin efektif pula pertumbuhan
tanaman dan sintesis makanan.
4. Media tanam, merupakan faktor eksternal yang paling penting pengaruhnya.
Tanpanya, tanaman tidak dapat tumbuh dan nutrisi dari lingkungan sekitar
tidak dapat diserap oleh akar dengan baik. Media tanam dapat bervariasi mulai
dari kapas, tanah, hidroponik, maupun media tanam yang tidak konvensional
seperti agar.
C. Suhu Air Penyiraman

Dalam pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan, suhu penyiraman air


tidak kalah penting dalam untuk mencapai proses yang optimal. Dalam beberapa
sumber, disebutkan bahwa suhu penyiraman untuk pertumbuhan dan perkembangan
berbeda. Menurut Richard Jauron dan Sherry Rindels, sebagian besar biji mengalami
germinasi pada suhu 18o dan 29o celsius. Mereka menambahkan bahwa suhu optimum
untuk pertumbuhan bisa saja lebih rendah hingga 12o celsius dari suhu germinasi biji.
Beberapa sumber lain misalnya kajian Agus Ilham Palwa Samudra menjelaskan
bahwa kelembaban sekitar 80% memiliki efek positif dalam perkembangan dan
pertumbuhan tanaman. Hal ini dikarenakan oksigen terlarut dalam air dipengaruhi
oleh suhu dan tekanan. Semakin rendah suhu air, semakin tinggi pula persentase
oksigen terlarut dalam air. Hal yang serupa dijelaskan dalam penelitian Himanshu
Patel dan R. T. Vashi. Mereka menggarisbawahi bahwa oksigen sulit larut dalam air
dan kelarutannya dipengaruhi oleh tekanan dan suhu.

5
BAB III
Metodologi

A. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Gelas Plastik (3 Buah)
b. Kapas
c. Termometer
d. Suntikan
e. Penggaris

2. Bahan
a. Kacang Hijau (1 Kantong)
b. Air

B. Langkah Kerja
1. Taruh kapas di dasar setiap gelas plastik
2. Letakkan 4 buah kacang hijau pada gelas
3. Siram tanaman sekali sehari menggunakan air biasa bersuhu 25-27℃sebanyak 10
ml
4. Lakukan langkah 1-3 dengan air panas bersuhu 60℃ dan air dingin bersuhu 12℃

6
BAB IV

Hasil Pengamatan

A. Jumlah Sampel Uji

Jumlah Kacang Hijau Yang Sudah Tumbuh Batang

Biasa Dingin Panas

2 2 4

B. Hasil Pengukuran

Tinggi Tangkai Kecambah

Biasa Dingin Panas

10.5 cm 12.5 cm 10 cm

7
BAB V

Penutup

A. Pembahasan
Dari sisi perkembangan kami melihat jumlah kacang hijau yang sudah
berkecambah pada hari ke-4. Pada gelas yang disiram dengan air biasa terdapat 2 biji
yang sudah berkecambah. Pada gelas yang disiram dengan air dingin terdapat 2 biji
yang berkecambah. Serta pada gelas yang disiram dengan air panas terdapat 4 biji
yang sudah berkecambah. Terlihat bahwa air pana merupakan suhu yang optimal
untuk perkembangan biji menjadi kecambah. Hal ini bisa jadi disebabkan karena suhu
tinggi dapat mempercepat fase dormansi karena suhu tanah naik dikarenakan suhu air
yang panas. Suhu tanah yang optimal untuk fase germinasi adalah 18℃-29℃ maka
jika air biasa yang disiram tidak akan membuat perubahan pada suhu tanah. Maka
dibutuhkan air panas untuk menghangatkan tanah hingga suhu optimal. Memang jika
dilihat bahwa air akan membuat tanah berada diatas suhu optimal namun terdapat
kemungkinan kecambah memiliki suhu germinasi yang lebih tinggi dari tanaman
normal. Suhu tinggi juga akan membuat tanah berada pada suhu optimal lebih lama
walaupun mungkin akan terlalu panas di awal.
Dari sisi pertumbuhan terlihat bahwa pada gelas yang disiram air biasa
mengalami pertumbuhan hingga 10,5 cm pada hari ke-27. Pada gelas yang disiram air
dingin tinggi kecambah adalah 12,5 cm. Pada gelas yang disiram air panas tinggi
kecambah adalah 10 cm. Gelas yang disiram air dingin menjadi gelas yang
mengalami pertumbuhan yang paling tinggi. Hal ini bisa terjadi karena di dasar teori
kami sudah melihat bahwa suhu tanah optimal saat pertumbuhan adalah 12℃ lebih
rendah dari suhu optimal germinasi. Maka suhu air 12℃ akan menurunkan suhu tanah
ke suhu yang cukup dekat dengan suhu pertumbuhan optimal.

B. Kesimpulan
Ditinjau dari apa yang telah kelompok lakukan pada percobaan kali ini, dapat diambil
kesimpulan bahwa suhu panas berkisar 60℃ merupakan suhu yang lebih optimal
untuk mempercepat fase dormansi (dari biji hingga muncul akar). Hal ini ditinjau dari
lebih cepatnya cangkang biji sehingga mempercepat tumbuhnya akar. Selebihnya
suhu dingin berkisar pada 12℃ merupakan suhu yang optimal untuk menjalankan

8
fase pertumbuhan. Hal ini ditinjau dari tinggi tangkai kecambah pada pengukuran hari
terakhir yaitu setinggi 12.5 cm.

9
BAB VI
Daftar Pustaka

http://journal.umg.ac.id/index.php/e-link/article/view/2010
https://hortnews.extension.iastate.edu/how-successfully-start-seed-indoors
https://www.science.org.au/curious/earth-environment/plant-germination
https://www.sciencedirect.com/book/9780128023266/characterization-and-treatment
-of-textile-wastewater
https://www.fondriest.com/environmental-measurements/parameters/water-quality/
dissolved-oxygen/
https://atlas-scientific.com/blog/dissolved-oxygen-in-water-ppm-for-fish/
https://www.britannica.com/science/germination
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0926985112001449

10

Anda mungkin juga menyukai