Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH BIOLOGI SEL

SUSUNAN KIMIA DAN FISIKA SEL


Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Biologi Sel
Dosen Pengampu: Suharsono., Drs., M.Pd. & Egi Nuryadin., S.Pd., M.Si.

Oleh:
Aan Siti Nurhalimah 202154002
Deti Puspita Ningrum 202154502

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
TASIKMALAYA
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
PEMBAHASAN...................................................................................................................................2
A. Sifat Kimia Sel....................................................................................................................................
1) Komponen Anorganik............................................................................................................2
2) Komponen Organik...............................................................................................................5
B. Sifat Fisika Sel..................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................ii
PEMBAHASAN
Dalam suatu organisme terdapat puluhan triliun sel yang membangun tubuh organisme. Sel
merupakan unit pembangun tubuh, membentuk struktur jaringan dan organ tubuh, dan
melakukan fungsi-fungsi khusus. Sel juga menyimpan kode-kode genetik yang mengatur zat-
zat untuk disintesis dan memungkinkan mereka untuk membuat salinan dari diri mereka
sendiri. Berbagai macam zat yang turut membentuk sel secara keseluruhan disebut
protoplasma. Guyton dan Hall dalam buku Fisiologi Kedokteran menyebutkan bahwa
protoplasma terdiri atas lima zat dasar utama yaitu air, elektrolit, protein, lipid, dan
karbohidrat. Sumber lain menyebutkan bahwa sel hidup terdiri dari sekumpulan elemen yang
terbatas, empat diantaranya yaitu (C, H, N, dan O) dan membentuk hampir 99% dari
keseluruhan berat suatu sel. Selain tersusun dari sifat-sifat kimiawi, sel juga memiliki sifat-
sifat fisika. Baik sifat kimia dan fisika pada sel berperan dalam kelangsungan proses dan
aktivitas yang terjadi di dalam sel.

A. Sifat Kimia Sel

1) Komponen Anorganik
a. Air
Air merupakan medium cair utama bagi sel dan terdapat pada sebagian
besar sel kecuali sel lemak. Air menyumbang sekitar 60-90% dari berat
sel, tergantung pada tempat hidup suatu organisme. Umumnya,
organisme yang hidup di darat memiliki konsentrasi air yang lebih
sedikit dibanding dengan organisme yang hidup di air. Sebagian besar
reaksi intraseluler terjadi di lingkungan berair. Di dalam sel, air
dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu air intramolekuler, air
terikat dan air bebas. Air intramolekuler merupakan molekul air yang
menjadi bagian dari molekul-molekul protein. Air terikat merupakan
molekul-molekul air yang terikat pada protoplasma. Sedangkan air
bebas merupakan air yang terdapat di dalam vakuola.
Fungsi air bagi sel adalah sebagai berikut:
1) Sebagai pelarut, bahan-bahan kimia organik dan anorganik
yang ada di dalam sel, larut dalam air dan membentuk
sitoplasma.
2) Sebagai hidrolisa, ion-ion H+ dan OH- bergabung dengan air
membentuk senyawa dengan gugus molekul sederhana.
3) Menyerap panas, air berperan dalam mempertahankan suhu
tubuh agar tetap stabil khususnya pada kelompok hewan
berdarah panas.

3
4) Sebagai transportasi pengangkut bahan-bahan yang dibutuhkan
dan tidak dibutuhkan oleh sel.
5) Sebagai medium berbagai proses di dalam sel baik proses
secara kimiawi, fisika, maupun biologis.
6) Sebagai bahan baku pembentukan karbohidrat, dalam proses
fotosintesis air dan karbondioksida menjadi bahan utama untuk
mensintesis karbohidrat.
b. Gas
Selain air, komponen anorganik penyusun sel lainnya adalah berupa
gas. Gas-gas tersebut adalah sebagai berikut:
1) Oksigen (O2)
Kelimpahan oksigen di udara bebas kurang lebih sebanyak 21%
dan di air terdapat 0,5%. Oksigen masuk ke dalam sel melalui
proses respirasi dan oksigen berfungsi untuk mengoksidasi zat
makanan untuk menghasilkan energi atau ATP.
2) Karbon dioksida (CO2)
Kehadiran gas karbon dioksida di dalam sel sebagai hasil dari
sisa metabolisme bahan makanan. Pada sel tumbuhan, peran
karbon dioksida sangat diperlukan untuk pembentukan
karbohidrat pada proses fotosintesis.
3) Nitrogen (N2)
Gas nitrogen masuk ke dalam tubuh bersamaan dengan gas
oksigen pada proses respirasi. Gas ini tidak dibutuhkan oleh sel
pada umumnya namun pada beberapa sel tumbuhan tertentu
unsur nitrogen dapat diikat dan membentuk nitrat.
4) Ammonia (NH2)
Amonia merupakan ampas metabolisme protein pada sel hewan
yang berpotensi sebagai racun dan harus dikeluarkan oleh
tubuh atau dinetralkan untuk sementara waktu sebelum
disekresikan dengan diubah menjadi urea, asam urat, dan nitrat.
c. Garam Mineral
Di dalam tubuh kita terdapat lebih kurang dua belas garam-garam
anorganik yang kesemuanya penting bagi fungsi dan perkembangan
tubuh. Garam mineral yang terdapat pada sel terdiri dari unsur-unsur
Ca, Mg, Na, K, P, S, Cl, Fe, Cu, Mn, Zn, Co dan lain-lain .
1) Kalsium (Ca)

4
Kalsium tergolong mineral makro dan merupakan mineral
paling banyak yang terdapat di dalam tubuh yaitu sekitar 1,5-
2% dari berat badan orang dewasa. Dari jumlah tersebut,
sekitar 99% berada dalam jaringan keras yaitu pada tulang dan
gigi. Di dalam cairan intraseluler dan ekstraseluler, kalsium
berperan sebagai pengatur fungsi sel sepert transmisi saraf,
kontraksi otot, koagulasi darah dan menjaga permeabilitas
membran sel serta mengatur pekerjaan hormon-hormon dan
faktor pertumbuhan.
2) Magnesium (Mg)
Magnesium adalah jenis mineral terbanyak ke-4 yang terdapat
di dalam tubuh. Peran magnesium membantu pembentukan
tulang, memperbaiki fungsi saraf dan merupakan salah satu
elemen yang sangat penting untuk menghasilkan energi dari
asupan makanan.
3) Natrium (Na)
Natrium bekerja sama dengan Cl dan HCO3 dalam mengatur
keseimbangan asam basa dan tekanan osmosis dalam tubuh.
4) Kalium (K)
Kalium merupakan komponen utama cairan intraseluler
(plasma sel) berperan untuk mengendalikan fungsi sel saraf dan
otot serta menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mengatur
tekanan darah.
5) Fosfor (P)
Fosfor adalah unsur pembentuk fosfat. Ketika masuk ke dalam
usus melalui makanan, fosfor akan diserap dan bercampur
dengan oksigen membentuk fosfat. Bersama dengan kalsium
dan magnesium, fosfat bekerja sama untuk membangun tulang
dan gigi, pembentukan protein dan lemak, serta menjadi bahan
baku sejumlah struktur penting dalam sel-sel tubuh seperti pada
pembentukan membran sel dan DNA.
6) Sulfur (S)
Sulfur ikut membangun protein dan derivatnya bersama unsur
lain seperti unsur C, H, O, dan N. Sulfur juga terdapat pada
produk-produk yang dihasilkan sel seperti heparin, insulin,
vitamin B, dan asam lipoic.
7) Chlorine (S)

5
Klorin berfungsi sebagai bahan dapur untuk menyeimbagkan
kadar air dan tekanan osmosis.
8) Ferum (Fe)
Ferum atau besi berperan pada pernapasan seluler. Fe terdapat
pada hemoglobin, myoglobin, dan sitokrom. Selain itu Fe juga
dapat ditemukan pada beberapa enzim dan protein-protein
lainnya.
9) Cuprum (Cu)
Cuprum membantu dalam aktivasi enzim melalui pembentukan
enzim dan membantu pada proses sintesis hemoglobin.
10) Mangan (Mn)
Mangan sebagai aktivator beberapa enzim.
11) Zinc (Zn)
Zinc membina beberapa enzim dan juga hormon dan terdapat
pada insulin
12) Cobalt (Co)
Cobalt berfungsi dalam pembentukan darah dan ikut dalam
molekul vitamin.

2) Komponen Organik
Komponen organik merupakan senyawa molekular yang didalamnya berisi
atom karbon serta atom hidrogen yang dari keduanya ini memiliki kekhasan
tersendiri terutama atom karbon yang dapat membentuk senyawa organik.
Adanya senyawa atom karbon inilah yang memiliki kemampuan mengikat
atom lainnya seperti oksigen, nitrogen, dan belerang dengan bentuk ikatan
tunggal maupun ikatan rangkap. Dalam senyawa organik ada yang dinamakan
alkohol dan kokain yang memiliki efek yangs angat kuat bagi tubuh manusia
yang efeknya dapat menimbulkan gembira berlebihan.
1) Karbohidrat
Komponen kimiawi sel yang pertama adalah karbohidrat. Karbohidrat
sangat vital untuk proses-proses fisiologi dalam sel makhluk hidup.
Dengan rumus molekul Cn(H2O)n, karbohidrat terdiri atas unsur
karbon (C), oksigen (O), dan hidrogen (H). Dalam hal fungsi
karbohidrat dalam tubuh dibagi menjadi tiga yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat rantai pendek dan karbohidrat rantai
panjang. Berdasarkan struktur komponennya dibagi menjadi
Monosakarida, Disakarida, serta Polisakarida.

6
a. Monosakarida
Bagian dari karbohidrat yang tidak dapat terhidrolisis secara
sederhana , tidak berwarna serta didalamnya terdapat gugus
aldehid dan kentosa.
b. Disakarida
Disakarida terdiri atas dua molekul monosakarida yang terikat
dengan ikatan glikosidik.
c. Polisakarida
Dalam polisakarida ini adalah karbohidrat kompleks yang
terikat dengan ikatan glikosidik, polisakarida berfungsi sebagai
cadangan makanan yang dimana itu pati dan glikogen
sedangkan untuk membentuk struktur molekul yaitu kitin dan
selulosa.
1. Pati
Pati merupakan cadangan makanan dalam bentuk
glukosa yang ada di dalam tumbuhan. Pati terdiri atas
dua komponen homopolisakarida yaitu amilosa dan
amilopektin. Susunan komponen tersebut dalam
tumbuhan yaitu 10 – 30% amilosa dan 70 – 90%
amilopektin.
2. Glikogen
Glikogen merupakan jenis polisakarida yang berfungsi
sebagai cadangan makanan pada hewan. Komposisi
glikogen dalam liver adalah 10% sedangkan dalam otot
1 – 2%. Struktur glikogen sama dengan amilopektin
tetapi memiliki 8 – 12 cincin residu pada cabang yang
terikat pada 16.
3. selulosa
Selulosa merupakan homopolisakarida yang terdiri atas
100 – 1000 unit βD-glukosa. Proses polimerisasi
melalui proses kondensasi dengan ikatan glikosidik 14
antarmolekul glukosa. Pada dinding sel tanaman, fibril
selulosa membentuk rantai paralel yang saling
bersilangan antar layer.
2) Lemak
Lemak tersusun dari unsur karbon, oksigen, dan
hidrogen serta dibangun dari gliserol dan asam lemak. Asam

7
lemak merupakan derivat hidrokarbon yang memiliki tingkat
oksidasi rendah.Dalam fungsinya lemak sebagai komponen
utama membran plasma dan pembentukan vitamin bagi tubuh.
Dalam lemak terdapat Lipid dimana lipid merupakan
biomolekul yang sangat penting dalam kebutuhan makanan
kita. Salah satu bentuk lipid adalah trigliserol dan lipoprotein.
Trigliserol adalah sumber cadangan kalori yang memiliki
energi tinggi.
a. Lipid
Dalam klasifikasinya dibagi menjadi 3 yaitu:
1. Lipid Sederhana
Ester yang terbentuk dari asam lemak dengan
beberapa gugus alkohol. Dimana ester adalah
suatu senyawa yang bereaksi dengan air.
2. Lipid Kompleks
Ester yang terbentuk dari asam lemak yang
memiliki gugus lain yang ter adisi pada gugus
alkohol atau asam lemak. Contohnya seperti
fosfolipid yaitu lipid yang mengandung residu
asam fosfat; Glikolipid yaitu lipid yang
mengandung asam lemak, sfingosin dan
karbohidrat.
3. Lipid Prekursor dan derivat
Dalam contohnya untuk lipid ini ada asam
lemak, gliserol, steroid, aldehid lemak, keton
bodies, serta lipid yang terlarut pada vitamin dan
hormon.
b. Asam lemak
Nomenklatur Asam Lemak Asam lemak
merupakan komponen penyusun lipid yang
memiliki bentuk berupa kepala dan ekor. Kepala
asam lemak berupa gugus karboksil yang diberi
nomor karbon 1 dan ekor berupa senyawa
hidrokarbon jenuh atau tak jenuh. Serta Asam
lemak jenuh adalah asam lemak yang rantai
hidrokarbon pembentuknya tidak memiliki
ikatan rangkap sedangkan asam lemak tak jenuh
memiliki ikatan rangkap. Dalam hal ini Asam

8
lemak tak jenuh dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:
a) Monounsaturated. Asam lemak ini memiliki
satu ikatan rangkap. Misalnya asam oleat
(omega 9).
b) Polyunsaturated. Asam lemak ini memiliki
dua atau lebih ikatan rangkap. Contohnya adalah
omega 6 (asam linoleat, Conjugated Linoleic
Acid (CLA), Glucopyranosyl Lipid Adjuvant
(GLA), dan asam arachidonat) dan omega 3
(asam linolenat, Eicosapentaenoic Acid (EPA)
dan Docosahexaenoic Acid (DHA)).
c) Eicosanoid. Senyawa ini merupakan derivat
dari asam lemak eikosa polinoat yang terdiri dari
20 karbon.
b. Trigaselirida
Lipid sederhana yang terdiri atas asam lemak
adalah triasilgliserol atau trigliserida. Triasilgliserida
terdiri atas tiga asam lemak yang tersambung dengan
single gliserol. Asam lemak pembentuk trigliserida
dapat terdiri dari jenis yang sama atau campuran dua
atau lebih asam lemak.
c. Fosfolipid
Komponen lipid yang tersusun atas 2 layer,
membran lipid tersebut bersifat amfipatik karena
memiliki ujung yang bersifat hidrofobik dan ujung
lainnya bersifat hidrofilik. Pada gliserofosfolipid dan
beberapa spingolipid, molekul bagian kepala yang polar
berikatan dengan gugus hidrofobik melalui ikatan
fosfodiester.
3) Protein
Protein tersusun atas hidrogen, karbon, oksigen serta
nitrogen yang merupakan organik tersebar yang menyusun
sebuah sel. Protein merupakan penyusun protoplasma tersebar
setelah air, protein tersusun atas protein struktural dan protein
fungsional. Protein struktural adalah protein penyusun organel
sel, misal membran, mitokondria, ribosom, retikulum
endoplasma sedangkan untuk protein fungsional adalah protein
yang terlibat dalam metabolisme tubuh meliputi enzim-enzim

9
dan hormon yang berfungsi mengatur reaksi-reaksi kimia yang
menjaga sel tetap untuk hidup.
4) Asam Nukleat
Merupakan materi inti terdapat dua macam asam
nukleat yaitu asam deoksiribonukleat DNA) dan asam
ribonukleat RNA). memiliki fungsi untuk mengontrol aktivitas
sel dan membawa informasi genetik.
a. Ikatan Fosfodiester
Molekul nukleotida akan membentuk asam nukleat
dengan membentuk ikatan fosfodiester. Ikatan kovalen
pada asam nukleat terdiri atas gugus fosfat dan gula
pentosa yang linear dengan basa nitrogen heterosiklik

sebagai interval cabangnya.

10
b. DNA
Ribosom akan menerjemahkan informasi genetik
berupa asam amino yang akan menyusun protein dari
nukleotida yang menyusun DNA. Kode pada DNA
dibagi menjadi 4 jenis basa nitrogen. Informasi yang
diterjemahkan oleh DNA akan digunakan pada setiap
metabolisme, pada DNA terdiri atas rantai tunggal dari
gugus fosfat 5 ke gugus fosfat 3. Molekul DNA pada
suatu makhluk hidup itu double heliks. . Double heliks
terjadi karena adanya ikatan dua basa nitrogen yang ada
pada dua rantai membentuk pasangan basa. Molekul
dupleks DNA terdiri dari rantai paralel dan antiparalel
dimana satu rantai 3’ ke 5’ dan rantai lainnya 5’ ke 3’.

c. RNA
Struktur pada RNA mirip dengan DNA tetapi ada
perbedaan pada basa nitrogen yang apabila pada DNA
itu ada Timin namun disini RNA diubah menjadi Urasil.
Serta untuk RNA memiliki satu heliks saja. Molekul
RNA pada sitoplasma yang menjadi template sintesis
protein dinamakan dengan messenger RNA (mRNA).
Molekul ribosomal RNA (rRNA) berkontribusi pada
formasi dan fungsi ribosom sedangkan transfer RNA

(tRNA) melakukan translasi informasi RNA menjadi


polimer asam amino.

11
d. ATP dan ADP
Adenosine terikat dengan tiga gugus fosfat, adenosin
adalah nukeleosida yang mengandung basa nitrogen
adenin dan gula pentosa ribosa. Dalam gugusnya itu
terdiri atas gula pentosa dilabeli dengan nama α, β, dan
γ. ATP akan digunakan untuk reaksi edergonik dimana
reaksi eksergonik adalah reaksi yang akan
menghasilkan energi sedangkan reaksi endergonik
adalah reaksi yang memerlukan energi. ATP dapat
mengalami katabolisme serta anabolisme serta hidrolisis
ATP menghasilkan adenosine diphosphate ADP) dan
gugus fosfat anorganik PI).

5) Enzim
Enzim adalah sebuah katalisator biologis yang akan
meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam organisme yang
hidup tetapi tidak turut mengalami perubahan. Dapat diketahui
bahwa enzim merupakan protein namun ada beberapa
komponen enzim yang bukan protein karena dalam hal sebagai
katalisator tidak hanya untuk protein, komponen itu adalah
kofaktor. Dalam hal protein misalnya apabila protein enzim itu
memerlukan kofaktor untuk dapat bekerja. Dalam senyawa
kimia enzim ini sangat penting karena dalam tubuh suatu
organisme jika reaksi kimia harus dikatalis oleh suatu enzim.
Sebagian besar molekul enzim digunakan dalam sel tetapi ada
juga enzim yang digunakan di luar sel. Untuk protein enzim
akan disintesis didalam sel sesuai dengan informasi yang sudah
ada dan akan diinformasikan untuk melanjutkan kerjanya.
Terdapat dua golongan dari Kofaktor Enzim itu sendiri yaitu
1. Logam yang terdiri atas Fe, Mg, Mn, Cu, Zn, dan Mo.

12
2. Vitamin yang termasuk vitamin atau senyawa derivat
ada NAD dari vitamin B niacin, NASDF dari vitamin
niasin, ATP dapat dianggap ko-enzim juga, FAD dari
vitamin B2. serta KoA dan Vitamin B.
Konsentrasi substrat dapat mempengaruhi dari cara kerjanya
enzim. Apabila konsentrasi rendah substrat sedikit kesempatan
akan diikat oleh enzim. Tempat untuk aktif itu memiliki
permukaan yang setangkup dengan permukaan dari substrat.
Jika bentuk permukaannya tidak sesuai dengan tempat aktifnya
maka enzim tidak akan bisa bekerja. Untuk penamaan atau
penulisan enzim berdasarkan aturan Enzyme Commission EC),
dibagi menjadi beberapa kelas yaitu:
1. Kelas 1 : Oksidoreduktase
Enzim ini mengkatalisis perpindahan atom H, atom O,
atau elektron dari satu substrat ke substrat lainnya.
Oksidase dan dehidrogenase termasuk dalam
oksidoreduktase, oksidase akan memindahkan H ke O
sedangkan dehidrogenase akan memindahkan H ke
suatu akseptor yang bukan O.

2. Kelas 2 : Transferase
Reaksi ini tidak termasuk dengan pemindahan yang
terjadi pada kelas oksidoreduktase dan hidrolase dalam
hal penulisannya di awal ditambahkan trans- dan di
akhir -ase
3. Kelas 3 : Hidrolase
Pada reaksi hidrolisis ini mengkatalis dari yang
kompleks ke yang sederhana.
4. Kelas 4 : Liase
Mengkatalis reaksi pemutusan gugus tertentu dari
substrat tanpa bantuan air atau ikatan rangkap.
5. Kelas 5 : Isomerase
Mengubah letak molekul untuk menjadi isomer
6. Kelas 6 : Ligase

13
Mengkatalis reaksi pembentuk suatu ikatan baru dengan
bantuan dari ATP dan asam nukleat lainnya.

B. Sifat Fisika Sel


Menurut Suharsono dan Nuryadin pada buku Biologi Sel menyatakan bahwa
sel tidak hanya memiliki sifat kimiawi, tetapi sel juga memiliki sifat fisika.
a. Koloid kompleks
Sel mengandung sistem koloid kompleks, artinya sifat fisika pada sel
selain bentuk larutan protoplasma juga mempunyai koloid. Molekul-molekul
sederhana membentuk larutan, seperti garam mineral asam amino, polipeptida
rantai pendek dan glukosa larut dalam sitoplasma. Sedangkan molekul-
molekul kompleks membentuk sistem koloid seperti protein, pati, dan lemak.
Sistem koloid merupakan suatu bentuk campuran yang terletak antara larutan
sejati dan suspensi kasar. Ada dua fase yang dialami sel dalam sistem koloid
yaitu fase sol (encer) dan fase gel (kental). Fase inilah yang menyebabkan sel
dapat berkerut dan menjulur.
Tiga sifat fisika pada koloid yaitu sifat kinetik pada Gerak Brown, sifat
optik pada efek Tyndall, dan sifat alir atau reologi.
1) Sifat Kinetik
Gerak Brown yaitu gerak partikel koloid secara zig-zag dan
garis lurus akibat tumbukan partikel koloid tersebut dengan molekul
tersuspensi. Gerak Brown ini biasanya terjadi pada larutan koloid dan
tergantung pada temperatur dan ukuran partikel.
2) Sifat Optik
Sifat optik pada sistem koloid adalah hamburan cahaya,
penghamburan berkas cahaya oleh dispersi koloid dikenal dengan efek
Tyndall. Larutan koloid protoplasma dapat memantulkan cahaya bila
arah datangnya sinar tepat mengenai sistem koloid.
3) Sifat Alir
Sifat alir pada sistem koloid sel disebut Cyclosis, yaitu gerakan
berupa arus yang terjadi pada protoplasma yang berbeda dalam
keadaan sol. Cyclosis ini disebabkan oleh tekanan hidrostatis,
temperatur, pH, kekentalan dan umur sel.

b. Kepermeabelan

14
Membran plasma sel memiliki permeabilitas selektif, sehingga
membran ini memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengan
mudah daripada substansi yang lainnya. Adanya sifat hidrofobik di bagian
tengah lapisan lipid membran plasma menjadikan membran sulit ditembus
oleh molekul polar, sehingga membran sel mencegah keluarnya komponen-
komponen sel yang larut dalam air. Namun sel juga perlu untuk mengeluarkan
limbah bahan nutrisi ke luar sel, maka sel harus mengembagkan suatu
mekanisme khusus untuk transpor melintas membran sel. Kekhususan
permeabilitas suatu molekul melewati plasmalemma ditentukan oleh beberapa
faktor diantaranya yaitu:
1) Ukuran molekul
Molekul sederhana dan berukuran kecil umumnya lebih mudah
menembus plasmalemma, sedangkan molekul yang berukuran besar
dan bersifat kompleks sulit untuk melewati membran. Sehingga dalam
hal ini, peran pencernaan sangat penting dalam mengurai molekul
berukuran besar menjadi kecil agar molekul menjadi permeabel bagi
membran sel.
2) Kelarutan molekul dalam air atau lemak
Jika suatu molekul larut dalam dalam air atau lemak, maka
molekul tersebut relatif lebih mudah menembus membran, seperti
vitamin A, D, E, dan K. Begitupun sebaliknya, molekul yang sulit larut
maka sulit untuk menembus membran sel. Hal ini didukung oleh fitur
membran sel yang tersusun dengan dua lapis atau bilayer.
3) Perbedaan muatan listrik
Beberapa sel memiliki muatan listrik berbeda. Jika muatan
molekul yang mencoba masuk sama dengan muatan sel maka akan
ditolak, sedangkan jika molekul bermuatan lain maka sel akan menarik
dan molekul dapat merembes masuk ke dalam sel. Contohnya pada
eritrosit yang bermuatan positif akan permeabel terhadap ion negatif
seperti Cl- dan impermeabel terhadap Na+.
c. Transpor Zat
Aktivitas transpor zat di dalam sel melibatkan zat-zat yang harus
dimasukkan ke dalam sel dan zat-zat yang harus dikeluarkan dari sel. Seperti
sel menerima O2 untuk digunakan respirasi seluler dan mengeluarkan CO2.
Sel juga mengatur konsentrasi ion anorganiknya seperti Na+, K+, dan Cl-
dengan bergantian melintasi membran plasma. Transpor zat melewati dua
daerah yaitu cairan intrasel dan cairan ekstrasel. Aktivitas transpor zat dibagi
menjadi dua yaitu transpor pasif dan transpor aktif.
a) Transpor Pasif

15
Transpor pasif merupakan perpindahan substansi melewati
membran tanpa memerlukan energi dan terjadi secara spontan atau
langsung.
1) Difusi
Secara sederhana difusi merupakan perpindahan suatu
zat dari konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah,
atau dengan kata lain zat apapun akan berdifusi ke bawah
gradien konsentrasi lingkungannya. Proses difusi ini bersifat
spontan sehingga tidak memerlukan masukan energi untuk
mewujudkannya. Ketika suatu zat lebih terkonsentrasi di satu
sisi membran daripada di sisi lain, ada kecenderungan zat
tersebut berdifusi melintasi membran menuruni gradien
konsentrasinya.

16
2) Difusi Difasilitasi
Seperti disebutkan sebelumnya, banyak molekul dan ion
polar yang dihalangi oleh lipid bilayer membran berdifusi
secara pasif dengan bantuan protein transpor yang menjangkau
membran. Fenomena ini disebut difusi yang terfasilitasi.
Meskipun dibantu oleh protein transpor, difusi terfasilitasi
dianggap sebagai transpor pasif karena zat terlarut bergerak
menuruni gradien konsentrasinya, sebuah proses yang tidak
memerlukan energi. Difusi yang difasilitasi mempercepat
transportasi zat terlarut dengan menyediakan jalur yang efisien
melalui membran, tetapi tidak mengubah arah transportasi.

3) Osmosis
Konsep osmosis yaitu pergerakan air melintasi
membran dari daerah dengan konsentrasi air bebas yang lebih
tinggi (konsentrasi zat terlarut lebih rendah) ke daerah dengan
konsentrasi air bebas lebih rendah (konsentrasi zat terlarut lebih
tinggi) hingga konsentrasi zat terlarut di kedua sisi membran
hampir sama.

17
Pergerakan air melintasi membran sel dan
keseimbangan air antara sel dan lingkungannya sangat penting
bagi organisme. Jika sebuah sel tanpa dinding sel, seperti sel
hewan, direndam dalam lingkungan yang demikian isotonik,
maka tidak akan ada pergerakan air melintasi membran plasma.
Karena dalam lingkungan isotonik, volume sel hewan stabil.
Jika sel dalam keadaan hipertonik (zat terlarut lebih tinggi
daripada zat pelarut), sel akan kehilangan air, mengerut, dan
mungkin mati. Jika sel dalam keadaan hipotonik (zat terlarut
lebih rendah daripada zat pelarut), air akan memasuki sel lebih
cepat daripada yang keluar, dan sel akan membengkak dan
melisis (meledak) seperti balon air yang terlalu penuh.
Pada sel tumbuhan yang memiliki dinding sel, Ketika
sel seperti itu direndam dalam larutan hipotonik dinding sel
membantu mempertahankan fungsi sel terhadap keseimbangan
air. Seperti sel hewan, sel tumbuhan membengkak saat air
masuk melalui osmosis. Namun, dinding sel yang relatif tidak
elastis hanya akan mengembang sebanyak itu sebelum
memberikan tekanan balik pada sel, disebut tekanan turgor,
yang menentang penyerapan air lebih lanjut. Pada titik ini, sel
menjadi keras dan dikatakan keadaan sehat untuk sebagian
besar sel tumbuhan. Jika sel tanaman dan lingkungannya
isotonik, tidak ada kecenderungan untuk masuknya air dan sel
menjadi lembek (tanaman menjadi layu). Jika sel direndam
dalam lingkungan hipertonik. Dalam hal ini, sel tumbuhan,
seperti sel hewan, akan kehilangan air ke lingkungannya dan

18
menyusut. Saat sel tumbuhan mengkerut, membran plasmanya
menjauh dari dinding sel di banyak tempat. Menyebabkan
tanaman menjadi layu dan dapat menyebabkan kematian
tanaman.

b) Transpor Aktif
Untuk memompa zat terlarut melintasi membran melawan
gradiennya membutuhkan kerja; sel harus mengeluarkan energi. Oleh
karena itu, jenis lalu lintas membran ini disebut transportasi aktif.
Transpor aktif memungkinkan sel untuk mempertahankan konsentrasi
internal zat terlarut kecil yang berbeda dari konsentrasi di
lingkungannya. Mislanya, dibandingkan dengan lingkungannya, sel
hewan memiliki konsentrasi ion kalium (K+) yang lebih tinggi dan
konsentrasi ion natrium yang jauh lebih rendah (Na+). Membran
plasma membantu mempertahankan gradien yang curam ini dengan
memompa Na+ keluar sel dan K+ke dalam sel.

19
20
DAFTAR PUSTAKA
Albert, Bruce., dkk. (2002). Molecular Biology of The Cell, 4th Edition. New York: Garland
Science.
Albert, Bruce., dkk. (2019). Essential Cell Biology, 5th Edition. New York: Publisher. W. W.
Norton & Company.
Anfa, Azki A.P. (2015). Komponen Kimia Membran Sel dan Faktor yang Mempengaruhi
Permeabilitas.
Arnelli., & Astuti, Yayuk. (2019). Buku Ajar Kimia Koloid dan Permukaan. Yogyakarta:
Deepublish Publisher.
Campbell, dkk. (2016). Biology 11th Edition. New York: Pearson
Guyton, Arthur. & Hall, Jhon E. (2019). Textbook of Medical Physiology 13th Edition.
Singapore: Elsevier Health Sciences.
Nurbaity. (2011). Peranan Garam-Garam Anorganik Dalam Tubuh Sebagai Prinsip Dasar
Pada Sistem Pengobatan Secara Biokimia. Jurnal Mesomeri. 1. 21-27.
Prianggoro, Hasto R. (2022). Tingkat Pengetahuan Fungsi Magnesium Bagi Tubuh. Jurnal
Edukasimu. Vol 2. (2). 1-8.
Suharsono,.& Nuryadin, Egi. (2022). Buku Ajar Biologi Sel. Tasikmalaya: LPPM Universitas
Siliwangi.
Thomy, Zairin., & Harmelly, Essy. (2018). Buku Ajar Dasar-Dasar Biologi Sel & Molekuler.
Banda Aceh: Syiah Kuala University Press Darussalam.
Saniyah, Durrotus (2018). Struktur Sel.e-Modul BIOLOGI XI. 1-49
Puspitaningrum,Riri & Adhiyanto, Chris (2016). Enzim dan Pemanfaatannya. Penerbit
Ghalia Indonesia: Bogor.

ii

Anda mungkin juga menyukai