Senyawa penyusun bagian-bagian sel, misalnya dinding sel, membran, organel, dan inti sel,
umumnya merupakan senyawa organik berukuran besar. Senyawa organik penyusun sel secara garis
besar dapat dikelompokan atas 4 kelompok utama, yakni : Karbohidrat, Lipid, Protein, dan Asam
Nukleat.
Istilah karbohidrat meliputi gula dan polimernya. Karbohidrat merupakan senyawa organik yang
disintesiskan dari senyawa anorganik yang mengandung unsur – unsur C, H, dan O. Karbohidrat yang
paling sederhana adalah monosakarida (gula tunggal). Disakarida adalah gula ganda yang terdiri atas
dua monosakarida yang dihubungkan melalui kondensasi. Karbohidrat yang merupakan
makromolekul adalah polisakarida, polimer yang terdiri dari banyak gula.
1.2 Tujuan
Tujuan membuat laporan ini adalah untuk mengetahui dan menambah wawasan siswa sehingga
dapat menjelaskan struktur dan fungsi penyusun sel, menganalisis mekanisme transpor membrane,
membuat model sel, mendemonstrasikan percobaan sederhana transportasi membran, serta
memiliki sikap mandiri, teliti, jujur, dan disiplin.
BAB II
PEMBAHASAN
a. Karbohidrat
Istilah karbohidrat meliputi gula dan polimernya. Karbohidrat merupakan senyawa organik
yang disintesiskan dari senyawa anorganik yang mengandung unsur-unsur C, H, dan O. Karbohidrat
yang paling sederhana adalah monosakarida (gula tunggal). Disakarida adalah gula ganda yang
terdiri atas dua monosakarida yang dihubungkan melalui kondensasi. Karbohidrat yang merupakan
makromolekul adalah polisakarida, polimer yang terdiri dari banyak gula.
b. Lemak
Lemak (lipid) terdiri atas unsur karbon dan hidrogen. Lemak adalah molekul besar yang
tersusun dari dua jenis molekul yang lebih kecil, yaitu gliserol dan asam lemak. Asam lemak dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
Lemak Jenuh
Asam lemak ini berbentuk padat pada suhu ruangan. Sebagian besar lemak hewan, seperti
lemak babi dan mentega adalah jenuh.
c. Protein
Protein merupakan senyawa makromolekul yang terbentuk dari hasil polimerisasi kondensasi
berbagai asam amino. Protein termasuk kopolimer. Setiap molekul protein mengandung sekitar 20
jenis asam amino yang berikatan, dengan jumlah asam amino yang dapat mencapai ribuan. Antar
molekul asam amino tersebut berikatan kovalen yang disebut ikatan peptida. Ikatan peptida ini
terjadi antara atom C (dari gugus -COOH) dan atom N dari (gugus -NH2).
Protein yang terbentuk dari dua molekul asam amino disebut dipeptida, dari tiga molekul asam
amino disebut tripeptida, dan dari banyak molekul asam amino disebut polipeptida.
Rangkaian asam amino yang membentuk protein sering dikelompokkan ke dalam empat
tingkatan struktur, yaitu primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Struktur primer merupakan
rantai pendek dari asam amino dan dianggap lurus. Struktur sekunder merupakan rangkaian lurus
(struktur primer) dari rantai asam amino. Namun, setiap gugus mengadakan ikatan hidrogen
sehingga rantai asam amino membentuk struktur heliks, seperti pegas atau per. Struktur tersier
terbentuk jika rangkaian heliks (struktur sekunder) menggulung karena adanya tarik-menarik
antarbagian polipeptida sehingga membentuk satu subunit protein yang disebut struktur tersier.
Struktur kuarterner terbentuk jika antarsubunit protein (dari struktur tersier) berinteraksi
membentuk struktur kuarterner.
d. Garam-garam Mineral
Di dalam sistem pencernaan makanan, garam mineral tidak mengalami proses pencernaan. Hal
ini disebabkan sifatnya yang mudah larut dalam air sehingga mudah diserap oleh darah di kapiler
jonjot-jonjot usus halus. Jika tubuh mengalami kekurangan garam mineral tertentu akan
menyebabkan penyakit defisiensi.
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh, garam - garam mineral dapat dikelompokan
menjadi dua, yaitu: makroelemen dan mikroelemen. Makroelemen adalah unsur – unsur yang
diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang banyak. Misalnya Natrium (Na), Kalsium (Ca), Kalium (K),
Fosforus (P), Magnesium (Mg), Klorin (Cl), Belerang (S), Fluorin (F), dan Iodin (I). sedangkan
mikroelemen adalah unsur-unsur yang diperlukan tubuh dalam jumlah sedikit misalnya mangan
(Mn), Kromium (Cr), Kobalt (Co), Molibdenum (Mo), Zink (Zn), dan Tembaga (Cu).
e. Vitamin
Kata vitamin berasal dari kata “vital” yang artinya hidup dan “amin” yang berarti senyawa yang
mengandung gugus N. Vitamin adalah zat organik untuk memperlancar metabolisme tubuh. Kerja
vitamin mirip dengan enzim yaitu sebagai katalisator reaksi. Kondisi kekurangan vitamin disebut
dengan avitaminosis.
Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang
dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang
mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit.
Vitamin lain yang disintesis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B-12. Kedua macam
vitamin tersebut disintesis didalam usus.
Berdasarkan kelarutannya, vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut
dalam air (vitamin B dan C) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat
kelarutannya tersebut vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan
vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh.
f. Air
Air tergolong sebagai zat makanan karena air selalu diperlukan sebagai bahan pelarut dalam
metabolisme tubuh. Air tidak menghasilkan energi. Kandungan air dalam tubuh manusia sekitar 60-
65 % berat tubuh. Didalam jaringan tubuh, air digunakan untuk:
Air yang diperlukan tubuh diperoleh langsung dari air minum dan secara tidak langsung
diperoleh dari bahan makanan seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.
2.2 Struktur Sel dan Fungsinya
Sel terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Kedua jenis sel
tersebut sama-sama mempunyai perintang selektif atau membran plasma dan sitoplasma.
Membran plasma ini menyelebungi sitosol, tempat organel sel berada. Semua sel mengandung
kromosom yang membawa gen dalam bentuk DNA dan ribosom yang membuat protein dengan
instruksi dari gen. DNA pada sel eukariotik terdapat pada nukleus yang diselubungi membran
ganda. Sedangkan pada prokariot, DNA tidak terselebungi oleh membran yang disebut nukleoid.
Organel-organel pada sel eukariot terspesialisasi, sedangkan pada sel prokariot tidak.
SEL PROKARIOTIK
Istilah prokariotik, berasal dari kata Yunani “pro” dan “karyon”. Pro artinya sebelum dan karyon,
artinya inti. Jadi sel prokariotik berarti “sebelum inti”. Bagian dalam sel prokariot disebut
sitoplasma. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus sejati karena bahan intinya masih tersebar di
dalam sitpolasma dan belum diselubungi oleh membran inti. Materi genetiknya (DNA)
terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleotid, tetapi tidak ada membran yang
memisahkan daerah ini dari bagian sel lainnya (Campbell, 2008).
Ciri-ciri Sel Prokariotik:
Memiliki membrane plasma memilikinukleoid ( DNA, RNA )
Memiliki sitoplasma
Tidak memiliki membrane inti dan system endomembran
Sel prokariotik secara umum memiliki ukuran yang lebih kecil dibanding sel eukariotik. Setiap
prokariotik merupakan sel tunggal, tetapi akan sering terlihat dalam rantai, atau kelompok sel yang
berjumlah ratusan. Contoh sel prokariotik adalah bakteri Echerichiacoli. (Albert, 2002).
1. Dinding Sel
Dinding sel merupakan bagian terluar dari sebuah sel. Struktur dinding sel terdiri dari
peptidoglikan (senyawa ini menyebabkan dinding sel bersifat kaku), lipid (lemak), dan protein.
Fungsi dari dinding sel ialah memberi bentuk sel yang tetap karena sifatnya yang kaku, sebagai
pelindung, terdapat pori-pori jalan keluar masuknya molekul-molekul, dan mengatur pertukaran
zat serta reproduksi (Champbel, 2008).
2. Membran plasma
Membran plasma adalah membran yang menyelubungi sitoplasma. Struktur membran plasma
yaitu terdiri atas molekul lemak protein berfungsi sebagai pelindung molekuler sel terhadap
lingkungan sekitar dan mengatur transportasi air serta zat-zat terlarutdari luar dan ke dalam sel
(Champbel, 2008).
3. Nukleoid
Merupakan wilayah yang merupakan tempat DNA yang sel terletak (tidak terselubung
membran) (Champbel, 2008).
4. Organel
Organel yang terdapat dalam sel-sel prokariotik adalah ribosom yang tersusun dari RNA dan
protein. Ribosom merupakan tempat berlangsungnya sintesa protein (Champbel, 2008).
5. Flagela
Merupakan organel lokomosi atau pergerakan beberapa jenis bakteri (Champbel, 2008).
6. Pili (fimbriae)
Merupakan struktur pelekatan pada permukaan sejumlah prokariota. Berukuran lebih kecil dan
lebih pendek dari flagel. Pili berfungsi utuk tempat melekatkan diri pada jaringan hewan
ataupun tumbuhan (Champbel, 2008).
SEL EUKARIOTIK
1. Membran sel
Membran sel adalah lapisan pembatas bagian dalam sel dengan lingkungan luarnya. Membran
sel eukariotik terdiri dari lapisan lipid rangkap dua yang lebih dikenal sebagai lipid bilayer. Lipid
penyusun membran sel sendiri terbagi menjadi 3 jenis, yaitu glikolipid (mengandung
karbohidrat), sterol (mengandung alkohol) juga fosfolipid (mengandung fosfat). Fosfolipid
merupakan bagian terbesar penyusun membran, memiliki dua bagian, yaitu kepala dan ekor.
Bagian kepala disebut (polar head), merupakan bagian yang memiliki kecenderungan untuk
bercampur dengan, larut dalam, atau dibasahi oleh air (hidrofilik). Sedangkan bagian ekor
(nonpolar tail) merupakan bagian yang menolak, cenderung untuk tidak bercampur dengan,
atau tidak mampu larut dalam air (hidrofobik). Selain lipid, membran plasma juga tersusun oleh
protein berjenis glikoprotein. Protein ini kemudian membentuk dua lapisan yaitu lapisan protein
perifer dan lapisan protein integral.
Membran plasma memiliki beberapa tugas utama di antaranya menerima rangsangan berupa
zat kimia serta hormon yang berasal dari dalam maupun dari luar sel, membatasi organel sel
agar tidak keluar, sebagai tempat terjadinya proses oksidasi dan respirasi, serta menyeleksi
molekul-molekul seperti glukosa, asam amino maupun ion yang akan masuk ke dalam tubuh sel,
untuk alasan-alasan inilah membran plasma harus bersifat selektif permeabel. Pergerakan zat
dari dalam ke luar sel atau sebaliknya dapat bersifat pasif atau aktif. Pasif apabila tidak
membutuhkan energi seluler, seperti difusi dan osmosis. Aktif apabila membutuhkan energi
seluler, seperti endositosis dan eksositosis.
2. Nukleus
Nukleus adalah otak dari sel sebab disinilah tempat pengendalian segala aktivitas sel. Nukleus
biasanya berbentuk bulat besar yang terletak ditengah sel. Nukleus memiliki fungsi yang sangat
vital bagi sel eukariotik sebab selain sebagai pengendali aktivitas sel, nukleus juga merupakan
pembawa materi genetik serta mengontrol pembelahan sel.
Membran nukleus (selaput inti), merupakan bagian terluar dari nukleus yang menjadi
pemisah sekaligus menjalankan fungsi pertukaran molekul dengan sitoplasma.
Nukleoplasma, merupakan cairan inti di dalam nukleus yang mengandung *kromosom,
DNA, RNA dan beberapa senyawa kimia kompleks yang lain.
Nukleolus, merupakan bagian terbesar dari nukleus menyusun ribosom. Nukleolus
terbongkar pada awal proses mitosis dan mulai tersusun kembali saat telofase.
3. Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma adalah bagian yang berbentuk seperti jala yang berpusat pada
endoplasma (sitoplasma bagian dalam). Fungsi dari retikulum endoplasma adalah untuk sintesis
substansi kimia seperti protein, lipid, fosfolipid, dan steroid. Retikulum endoplasma juga
berfungsi untuk transportasi protein tersebut ke kompleks golgi. Ada dua jenis retikulum
endoplasma, yaitu:
4. Ribosom
Ribosom merupakan bagian terkecil dari sel yang bertugas dalam melakukan proses sintesis
protein. Ribosom terletak bebas di dalam sitoplasma dan ada juga yang menempel pada bagian
sisi luar retikulum endoplasma kasar. Penyusun utama ribosom adalah protein dan RNA.
6. Lisosom
Lisosom adalah organel berbentuk gelembung bulat berdiameter antara 0,1-1,2 mikro meter
yang didalamnya tersimpan enzim-enzim hidrolitik seperti protease, lipase, nuklease, fosfatase,
dan enzim pencerna yang lain. Enzim hidrolitik yang terkandung didalam lisosom ini disebut
lisozim. Beberapa fungsi lisosom adalah sebagai berikut:
Pembelahan sel pada sel eukariotik dibagi menjadi meiosis dan mitosis.
Mitosis
Pembelahan mitosis adalah pembelahan yang menghasilkan sel anak yang dapat membelah
lagi. Pembelahan ini bertahap dan terjadi pada sel tubuh (somatis) dengan tujuan
pertumbuhan, pertambahan sel, dan regenerasi sel. Pada sel-sel meristematik hewan dan
tumbuhan, pembelahan yang terjadi adalah pembelahan mitosis yang berguna untuk
pertumbuhan. Pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anak yang identic dengan induknya.
Hal ini berarti sel haploid akan menghasilkan 2 sel haploid dan sel diploid akan menghasilkan 2
sel diploid.
Dalam tahap kariokinesis, pembelahan mitosis hanya berlangsung dalam satu ProMAT dan
sebelumnya ada tahap interfase. ProMAT merupakan proses pembelahan yang terdiri dari
profase, metafase, anafase, dan telofase.
a. Interfase
Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri
dari RNA ribosom dan merupakan tempat sintesis
protein serta materi yang berwarna gelap dikenal
sebagai kromatin atau bentuk benang-benang
kromosom sehingga bentuk kromosom tidak dapat dilihat secara jelas. Pada salah satu
ujung sel, terdapat 2 pasang protein yang disebut sentrioles, tetapi pada tumbuhan,
sentriosol tidak muncul.
b. Profase
Pada tahap ini sentriosol bergerak ke ujung sel
yang berlawanan dan disebut sebagai kutub.
Sentriosol mempunyai 2 sentriol dan akan
dikelilingin strands (helai) yang menyala dan
disebut sebagai aster. Selain itu, Kromosom
membentuk menjadi sinlinder dan berduplikat menjadi 2 kromatid. Setiap kromatid
mengandung DNA dan protein serta melekat berpasangan pada sentromer. Pada
tumbuhan, aster tidak ada, membrane nukleus hancur, seta kromosom memendek
sehingga terlihat seperti batang.
c. Metafase
Pada fase ini, kromosom berpindah menjadi satu
garis yang disebut the equator. Selain itu, muncul
benang-benang yang disebut spindel dan melekat
pada sentromer setiap kromosom. Spindel ini
menghubungkan kromosom ke 2 kutub sentrisol yang berlawanan.
d. Anafase
Kromatid pada tahap ini berpisah dan bergerak
kearah kutub yang berbeda. Penarikan terjadi
karena pemendekan benang spindel. Kromatid
pada fase ini tidak disebut sebagai kromatid, tetapi
kromosom tunggal.
e. Telofase
Pada tahap ini kromosom mulai mengatur
membentuk nukleus yang terpisah dan dikelilingin
memberan nukleus. Cleavage Burrow/pembelahan
alur menyempit dan lama kelamaan membelah sel.
Berbeda dengan itu, pada tumbuhan, pembelahan
terjadi dengan cell plate daripada cleavage burrow.
Pembelahan sitoplasma ini biasa disebut sitokinesis.
Setelah pembelahan, sel akan kembali ke fase interfase dan sentriosol menjadi empat (2 di
setiap sel) serta aster hilang. Kromosom akan berubah kembali menjadi benang-benang.
Beberapa jenis kromosom yang mengalami pembelahan adalah kromosom parental dan
maternal dapat dilihat pada gambar.
Meiosis
Pembelahan meiosis merupakan pembelahan yang menghasilkan gamet. Gamet ini tidak dapat
membelah lagi sampai tahap pembuahan (fertilisasi). Pembelahan ini terjadi pada
pembentukan sel kelamin (gametogenesis) pada kelenjar kelamin (gonad) pada hewan dan
tumbuhan. Tujuan pembelahan ini adalah mengurangi jumlah kromosom yang berguna untuk
menyamakan komposisi kromosom anak dan induk.
Berbeda dengan proses mitosis, pembelahan ini menghasilkan 4 sel yang tidak identik dengan
induknya (diploid menjadi haploid) akibat pengurangan kromosom. Inilah mengapa pembelah
ini juga dikenal dengan pembelahan reduksi. Pembelahan ini memiliki proses ProMAT I dan
ProMAT II. Proses pembelahannya kurang lebih sama kecuali pada proses Profase I. Pada tahap
profase I terdiri dari leptoten, zigoten, pakiten, diploten, diakinesis.
1. Leptoten
Leptoten adalah tahap dimana benang kromatin berubah menjadi kromosom. Hal ini
dilakukan dengan cara memadatkan diri.
2. Zigoten/Zigonema
Pada tahap ini, kromatid homolong saling berpasangan atau bersinapsis membentuk
bivalen. Sentrosom terbelah 2 menjadi sentriol dan bergerak ke kutub berlawanan.
3. Pakiten/Pakinema
Kromosom kemudian berduplikat menjadi 4 pada tahap ini dan disebut tetrad
(kromosom homolog yang mengganda sehingga ada 4 kromatid berpasangan). Pada
tahap ini sering terjadi rekombinasi gen melalui proses perpindahan silang.
4. Diploten
Kromosom homolog yang tadinya bivalen terpisah. Bila terjadi perpindahan silang, akan
terdapat kiasma sebagai tanda.
5. Diakinesis
Pada fase diakinesis, nukleolus (membrane inti) akan hilang dan sentriol bergerak ke
masing-masing kutub serta membentuk benang-benang spindel.
Setelah ke lima tahap ini, proses pembelahan akan berlanjut ke metafase, anafase, telofase,
dan kemudian mengulang sekali lagi tanpa melewati profase yang di atas (profase biasa, yang
terjadi di mitosis).
3.1 Kesimpulan
Sel merupakan penyusun struktur kehidupan yang paling kecil atau paling sederhana. Secara
keseluruhan suatu sel tumbuhan umumnya memiliki komponen-komponen pembentuk yang sama
yaitu dinding sel, nukleus, mitokondria, ribosom, lisosom, membran sel, vakuola, plastid, sentrosom,
badan golgi, reticulum endoplasma, dan sentrosom. Semuanya memiliki fungsi yang berbeda-beda
sesuai dengan tugasnya masing-masing. Berdasarkan dari organel penyusunnya sel gabus dan sel kapas
dikategorikan sebagai sel yang mati atau tidak melakukan aktivitas karena tidak mempunyai organel
penyusun berupa sitoplasma, plastid, dan inti sel.