Anda di halaman 1dari 8

KONSEP SEL DAN KOMPONEN

KIMIAWI PENYUSUN SEL

OLEH:

XI IPA 6

Kelompok 1

Putri Cahyani Salsabila

Augry Risyandha Adelia

Muhammad Afdhal
1. Konsep Sel
Sel merupakan unit terkecil secara struktural dan fungsional penyusun
makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Oleh karena itu, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh
kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Ternyata tingkatan terendah dari organisasi makhluk hidup adalah sel.
Bahkan pada makhluk hidup satu sel, seperti Amoeba, Paramecium, dan
sebagainya sudah merupakan individu atau organisme. Itulah sebabnya, sel
disebut unit terkecil makhluk hidup.
Robert Hooke, seorang ilmuwan inggris yang pertama kali
menerangkan dan menamakan sel pada tahun 1665. Ia meneliti suatu irisan
dari gabus dengan menggunakan mikroskop yang memiliki perbesaran 30
kali. Di penelitiannya ini, ia menemukan bahwa sel merupakan ruang kosong.
Setelah Robert Hooke, muncul Felix Durjadin yang menyatakan bahwa ia
menemukan cairan di dalam sel. Ada Johanes Purkinje yang pertama kali
menggunakan istilah protoplasma untuk cairan di dalam sel. Robert Brown
yang menemukan adanya inti sel (nukleus).
Ada juga, Mathias J. Schleiden dan Theodor Schwann yang
merupakan seorang ilmuwan berkebangsaan jerman. Mereka menyatakan
bahwa semua makhluk hidup tersusun atas sel. Selanjutnya, ada Max Schulte
yang menyatakan bahwa sel merupakan unit fungsional karena setiap sel
memiliki fungsi tertentu. Rudolf Virchoff yang menyatakan bahwa sel berasal
dari sel sebelumnya. Dan terakhir, ada Boveri, yang menyatakan bahwa sel
adalah satuan hereditas.
Terdapat keanekaragaman struktur tubuh makhluk hidup. Ada yang
tubuhnya sederhana yang tersusun atas satu sel, disebut organisme
uniseluler. Dan makhluk hidup yang struktur tubuhnya lebih kompleks dari
organisme uniseluler, tubuhnya tersusun atas banyak sel, disebut organisme
multiseluler.
Pada makhluk hidup multiseluler, tubuhnya merupakan kerja sama dari
berbagai jenis sel yang telah terspesialisasi. Bila sel ini berdiri sendiri, maka
tidak dapat bertahan hidup lama. Ketika sel tersebut disusun menjadi tingkat
jaringan dan organ, sel dapat dipisahkan sebagai unit dasar dari struktur dan
fungsi organisme.

2. Komponen Kimiawi Penyusun Sel


a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan senyawa yang meliputi gula dan polimernya.
Karbohidrat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
 Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana. Sifat dan cirinya
adalah rasanya manis, dapat larut dalam air dan dapat dikristalkan.
Monosakarida terdiri dari pentosa dan heksosa. Contoh pentosa
antara lain adalah ribosa, deoksiribosa dan ribulosa. Adapun
heksosa contohnya glukosa, galaktosa dan fruktosa.
 Disakarida
Disakarida merupakan gabungan dua gula dari gugus
monosakarida. Memiliki sifat rasanya manis, larut dalam air dan
dapat dikristalkan. Contoh disakarida adalah: maltosa (tersusun
atas glukosa+glukosa, untuk membuat bir), sukrosa (tersusun atas
glukosa+fraktosa, gula yang sehari-hari dikonsumsi) dan laktosa
(tersusun atas glukosa+galaktosa, gula yang terdapat dalam susu).
 Polisakarida
Polisakarida merupakan gabungan atas ratusan hingga ribuan
monosakarida. Rasanya tidak manis , tidak dapat dikristalkan dan
tidak larut dalam air. Jika larut maka akan membentuk suspensi
karena ukuran molekulnya besar. Contoh polisakarida adalah:
selulosa (komponen utama dinding keras yang menyelubungi sel-
sel tumbuhan) dan kitin (pembangun eksoskeleton pada serangga,
laba-laba, dan hewan-hewan lain)
b. Lipid (Lemak)
Lipid merupakan biomolekul yang sulit bercampur atau tidak bisa
bercampur sama sekali dengan air. Lipid memiliki bentuk dan fungsi yang
bervariasi, dan meliputi beberapa senyawa, seperti lemak, fosfolipid,
steroid, lilin, dan pigmen-pigmen tertentu.
Lemak tersusun atas dua jenis molekul yang lebih kecil, yaitu gliserol
dan asam lemak. Berdasarkan susunan kimianya, lemak dibedakan
menjadi 3 macam, yaitu lemak sederhana, campuran/majemuk, dan
turunan.
 Lemak sederhana: contohnya, lemak (berupa benda padat) dan
minyak (berupa cairan). Kondisi fisik keduanya berbeda, tetapi
struktur kimianya sama.
 Lemak campuran: contohnya, fosfolipid, fosfatid, dan lipoprotein.
Fosfolipid dan fosfatid dapat dibuat oleh tubuh sendiri.
 Lemak turunan: senyawa hasil proses hidrolisis lemak. Yang
termasuk kelompok ini antara lain, asam lemak, sterol, kolesterol,
dan pelarut vitamin D.
c. Protein
Protein merupakan makromolekul utama sel, yang memiliki bobot lebih
dari 50% bobot kering sebagian besar sel. Protein memiiki berbagai
fungsi, seperti menjadi zat pembangun, alat transportasi zat di dalam dan
ke luar sel, dan penyusun membran sel.
Protein memiliki banyak struktur yang menimbulkan banyak ragam
fungsi yang luar biasa. Namun demikian semua protein memiliki
kesamaan yaitu memiliki bentuk berdimensi tiga yang unik, dan
merupakan polimer yang dibangun dari kumpulan 20 asam amino yang
sama, dan dikenal polipeptida. Menurut bentuknya, protein terdiri atas tiga
tingkat struktur yang saling bertumpukan, dikenal sebagai struktur primer,
sekunder, dan tersier.
d. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polinukleotida (terdiri atas nukleotida-
nukleotida) yang terdiri atas DNA dan RNA. Asam nukleat berfungsi
sebagai penyimpan informasi genetik pada sel. Asam nukleat terdiri atas
nukleotida-nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas fosfat, gula pentosa
dan basa nitrogen. DNA berperan penting dalam pembentukan gen pada
kromosom, adapun RNA berperan penting dalam sintesis protein.
e. Air
Air merupakan senyawa utama dan merupakan senyawa dalam
jumlah terbesar penyusun sel (50 – 60% berat sel). Air merupakan bagian
esensial cairan tubuh yang terdiri dari cairan intrasel (sitoplasma), plasma
darah dan cairan ekstraseluler. Air berfungsi sebagai pelarut dan sebagai
katalisator reaksi-reaksi biologis.
f. Vitamin
Vitamin dibutuhkan dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi harus ada.
Peran vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme , pertumbuhan
dan penghancur radikal bebas. Contoh vitamin: A, B1, B2, B3, B5, B6,
B12, C, D, E, K dan H.
g. Garam Mineral
Mineral merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen dan
oksigen. Mineral ada yang terdapat dalam jumlah yang besar
(makroelemen) seperti : Ca, fosfor, magnesium, natrium, klor dan
belerang. Mineral lain terdapat dalam jumlah sedikit (mikroelemen) seperti:
zat besi (Fe), yodium (I), Seng (Zn) kobalt (Co) fluorin (F). Mineral
berfungsi sebagai komponen struktural sel, pemeliharaan fungsi
metabolisme, pengaturan kerja enzim, menjaga keseimbangan asam dan
basa.
QUIZ
KESIMPULAN
Sel merupakan unit terkecil secara struktural dan fungsional penyusun
makhluk hidup. Ada berbagai macam komponen kimiawi penyusun sel, seperti
karbohidrat, protein, lipid, asam nukleat, air, vitamin, dan garam mineral. Karbohidrat
memiliki fungsi sebagai energi utama. Protein memiliki fungsi sebagai zat
pembangun. Lipid memiliki fungsi sebagai cadangan energi. Asam nukleat tersusun
atas DNA dan RNA yang berkaitan dengan pewarisan sifat. Garam mineral berfungsi
sebagai pengatur kerja enzim. Dan air berfungsi sebagai pelarut universal dan
osmoregulator (pengatur keluar masuk air).
DAFTAR PUSTAKA
1. Slamet Prawirohartono, Sri Hidayati, Sudjoko. 2017. Buku Siswa Biologi
SMA/MA Kelompok Peminatan MIPA. Jakarta: Bumi Aksara.
2. Natalia, Lidya. 2016. Konsep Dasar Sel.
https://www.scribd.com/doc/311864388/Konsep-Dasar-Sel. Diakses 28 Juli
2018.
3. Yasman, Robi. 2015. Konsep dan Sejarah Perkembangan Sel. http://robi-
biologi.blogspot.com/2015/05/konsep-dan-sejarah-perkembangan-sel.html.
Diakses 28 Juli 2018.
4. Abdullah, Fadil. 2013. Komponen Kimia Penyusun Sel. http://science-
student14.blogspot.com/2013/04/komponen-kimia-penyusun-sel-biologi.html.
Diakses 28 juli 2018
5. Islam, Kebenaran. 2014. Pengertian Sel dan Komponen Kimiawi Penyusun
Sel. http://www.smansax1-edu.com/2014/09/pengertian-sel-dan-komponen-
kimiawi.html. Diakses 28 Juli 2018.

Anda mungkin juga menyukai