Anda di halaman 1dari 31

BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Kimia Penyusun Sel


Seluruh bagian sel tersusun atas beberapa komponen senyawa kimia.
Kegiatan dan kehidupan sel juga merupakan akibat dari reaksi-reaksi kimia
yang berlangsung di dalam sel. Komponen kimiawi sel yang meliputi seluruh
aktivitas sel tersebut dikenal dengan nama protoplasma. Protoplasma
merupakan substansi kompleks yang tersusun atas unsur-unsur kimia. Sel
hidup tersusun dari kumpulan elemen, yang terbanyak hampir 99% dari berat
sel adalah elemen C, H ,N , dan O. Bahan dasar sebuah sel terdiri atas air
sekitar 70-85%, protein sekitar 10-20%, lemak 2%, karbohidrat 1%, dan
elektrolit. Komponen kimia dalam sel dapat berupa komponen anorganik,
misalnya air dan ion-ion mineral, dan komponen organik misalnya protein,
lipida, karbohidrat, dan asam nukleat.
1. Zat Organik dalam Sel
a. Karbohidrat
Karbohidrat sangat vital untuk proses-proses fisiologi dalam sel
makhluk hidup. Dengan rumus molekul Cn(H2O)n, karbohidrat
terdiri atas unsur karbon (C), oksigen (O), dan hidrogen (H). Pada
tumbuhan, karbohidrat dibentuk oleh sel-sel yang memiliki hijau
daun (kloroplas mengandung klorofil) melalui proses fotosintesis.
Karbohirat dalam sel hanya sedikit, tetapi memiliki daya ubah
dan manfaat yang tinggi sebagai energi untuk metabolisme dalam sel.
Karbohidrat ada yang berikatan dengan protein (glikoprotein) dan
yang berikatan dengan lemak (glikolipid) merupakan struktur penting
dari membran sel. Selain itu glikolipid dan glikoprotein menyusun
struktur antigen golongan darah yang dapat menimbulkan reaksi
imunologis.
Berdasarkan fungsinya, karbohidrat dapat dikelompokkan
menjadi 3 yaitu :
1) karbohidrat sederhana (sebagai sumber energi di dalam sel),
2) karbohidrat rantai pendek (sebagai cadangan energi), serta.
3) karbohidrat rantai panjang (sebagai komponen struktural organel
dan bagian sel lainnya).

Selanjutnya, Karbohidrat dibagi ke dalam tiga kelompok


berdasarkan struktur ikatan molekulnya , yaitu sebagai berikut :
1) Monosakarida
Monosakarida merupakan gula sederhana. Sifat dan
cirinya adalah rasanya manis, dapat larut dalam air dan dapat
dikristalkan. Monosakarida terdiri dari pentosa dan heksosa.
Contoh pentosa antara lain adalah ribosa, deoksiribosa dan
ribulosa. Adapun heksosa contohnya glukosa, galaktosa dan
fruktosa .
2) Disakarida
Disakarida merupakan gabungan dua gula dari gugus
monosakarida. Jika dihidrolisa pecah menjadi sakarida. Memiliki
sifat rasanya manis, larut dalam air dan dapat dikristalkan.
Kebanyakan tumbuhan mengangkut karbohidrat berupa sukrosa.
Contoh disakarida adalah: maltosa, sukrosa dan laktosa. Ada
beberapa macam:
a) Sukrosa, gula tebu; terdapat pada tebu dan bit.
b) Laktosa, guka susu; terdapat pada susu
c) Maltosa, gula anggur; terdapat pada hasil peragian
polisakarida yang terkandung dalma biji-bijian.
d) Selobiosa, hasil hidrolisa tak sempurna selulosa.
3) Polisakarida
Polisakarida merupakan karbohidrat kompleks dengan
rantai molekul yang panjang . Rasanya tidak manis , tidak dapat
dikristalkan dan tidak larut dalam air . jika larut maka akan
membentuk suspensi karena ukuran molekulnya besar.
Karbohidrat yang tersusun atas banyak unit disebut
polisakarida. Polisakarida berperan sebagai sumber energi
cadangan dan sebagai komponen yang menyusun permukaan luar
membran sel. Contoh polisakarida yaitu :
a) Amilum, (pati) terdiri atas 20-30 unit sakarida. Terdapat
dalam sel tumbuhan , sebagai cadangan karbohidrat yang
utama.
b) Selulosa, (zat kayu) terdiri atas 3000 sakarida. 50% tubuh
tumbuhan terdiri atas selulosa, yang membina dinding sel.
c) Glikogen, polisakarida yang terdapat khusus pada sel hewan,
sebagai cadangan karbohidrat yang utama. Kecuali pada
tumbuhan glikogen terdapat pada ragi. Pada hewan banyak
terdapat pada sel hati dan otot. Amilum cadangan pada
tumbuhan , glikogen bagi hewan. Tediri atas 8-20 polimer
glukosa, yang deretanya bercabang. Kalau di hidrolisa
dengan katalisa enzim fosforilase, tak membentuk glukosa
tapi langsung jadi glukosa fosfat.
d) Pektin, terdapat di ruang intra seluler polimer galaktosa,
arabinosa dan asam galakturonat (gula asam). Terdapat pada
banyak tumbuhan terutama buah.
e) Khitin, terdapat pada vertebrata, terutama pada shell
arthropoda. Khitin polimer N-asetil-glukosamin.
f) Heparin, antikoagulasi terdapat terutama dalam hatiparu dan
dinding arteri besar.
g) Inulin, semacam polisakarida cadangan, terdapat pada akar
dan umbi. Polimer fruktosa.
h) Lignin, memperkuat sel, tedapat pada xylem.
i) Amilosa, pecahan amilum jika di rebus.
j) Amilopektin, juga pecahan amilum jika direbus sama-sama
hadir dengan amilosa.
b. Protein
Protein tersusun atas unsur : C (karbon), H (hidrogen) dan O
(oksigen) dan N (nitrogen) . Protein merupakan polipeptida (Ikatan
ikatan peptida) atau biopolimer yang tersusun atas asam amino. Ada
sekitar 20 macam asam amino sebagai unit dasar penyusun protein.
Asam amino sifatnya larut dalam air , dapat dikristalkan , mempunyai
titik didih yang tinggi dan dapat bersifat asam atau basa.
Protein berperan sebagai penyusun membran sel dengan
bergabung bersama lemak membentuk senyawa lipoprotein , protein
seperti itu dinamakan protein struktural . Selain itu protein memiliki
fungsi yang lain misalnya enzim sebagai katalis spesifik dalam
biosintesis dan aktivitas metabolism disebut protein fungsional .
Protein dibagi menurut susuna molekul yaitu, protein fibrin
(protein aktin dan fibrosa) dan protein globular (Hb dan enzim).
Berdasarkan komposisi kimianya protein dapat dikelompokkan
menjadi :
1) Protein sederhana, adalah protein yang jika dihidrolisis hanya akan
menghasilkan asam amino, contohnya adalah protein albumin dan
globulin.
2) Protein gabungan adalah protein yang jika dihidrolisis akan
menghasilkan asam amino dan senyawa lain misalnya
Glikoprotein (protein & karbohidrat), Nukleoprotein,
Kromoprotein (protein & bahan zat warna; haemoglobin &
haemiosianin), Lipoprotein, Fosfoprotein (gugusan fosfat dan
asam amino; kasein pada susu), Metaloprotein (protein yang
mengandung metal), musin, kasein, hemoglobin, sitokrom.
Protein juga dapat dikelompokkan menjadi protein struktural
dan protein reaktif. Protein struktural yang meliputi kolagen, elastin,
dan keratin merupakan protein penyusun struktur sel, misalnya pada
membran sel, mitokondria, ribosom, dan kromosom. Adapun protein
reaktif meliputi enzim, protein hormon, globulin dalam darah dan
otot, histon dan protamin yang berkaitan dengan asam nukleat, serta
protein kontraktil.
Pada sel hidup protein memiliki dua peran penting, yaitu peran
katalitik dan peran mekanik. Peran katalitik ditunjukkan oleh enzim,
sedangkan peran mekanik ditunjukkan oleh protein otot.
Protein memegang peranan penting pada hampir semua proses
fisiologis dan dapat diringkaskan sebagai berikut :
1) Proses enzimatik
2) Proses transport dan penyimpanan
3) Proses pergerakan
4) Proses imunologis
5) Pencetus dan penghantar impuls pada sel saraf
6) Mengatur proses pertumbuhan dan regenerasi
Protein disintesa sel dalam retikulum endoplasma kasar dan
halus. Protein umunya tidak disimpan dalam sel tapi bersifata
dinamik. Asam amino sendiri dicadangkan dalam sitoplasma , untuk
sesewaktu digunakan jadi bahan pokok sintesa protein lagi. asam
amino larut dalam sitosol (cairan sitoplasma) sedangkan protein pada
umumnya tidak larut. Kecuali protein bermolekul kecil, yang terdiri
dari beberapa puluh asam amino saja.
Dalam beberapa macam sel protein dipakai menjadi bahan untuk
mensitesa hormon atau antibodi. Asam aminonya sendiri dapat diubah
menjadi karbohidrat (monosakarida) dengan diamenasi (melepaskan
gugus –NH2). Lalu dari itu asam amino tersebut dapat dipakai dalam
reaksi pernafasan, atau diubah menjadi asma lemak dan gliserol untuk
membentuk lemak.
Beberapa protein bergabung dengan lemak membentuk
lipoprotein, dan dengan glikogen membentuk glikoprotein. Asam
aminya sendiri dapat bergabung dengan sakarida membentuk
glukosamin.
Suhu terlalu tinggi dapat meruask protein, disebut denaturasi .
itulah penyebab enzim tidak bis abekerja dan rusa pada suhu medium
yang tinggi, karena enzim adalah protein. Contoh asam amino yang
terdapat pada protoplasma;
1) Asam amino netral; Glysin, Alanin, Valine, Leusin, Isoleusin,
Serin, Theonin.
2) Asam amino asam; asam aspartat, asam glutamate
3) Amida asam amino; Aspargin, Glutamin
4) Asam amino basa; Histidin, Arginin, Lysin
5) Asam amino aromatik; Phenylalanin, Tirosin, Tryptofan.
6) Asam amino yang mengandung sulfur; Cysteine, Methionin
7) Asam amino sekunder; Prolin Hydroksiprolin
8) Asam amino esensial & non esensial
Bila asam amino berhubungan dengan ikatan peptida maka
terbentuklah dipeptida, tripeptida, polipeptida. Protein merupakan
polimer dari asam amino yang berantai panjang.
Penggolongan Protein pada protoplasma
1) Protein Primer (struktur molekulnya terdiri dari asam amino
yang tersusun secara linier dengan ikatan peptida),
2) Protein sekunder (struktur molekulnya terdiri dari beratus-ratus
asam amino yang tersebar secara spiral)
3) Protein tertier (struktur molekulnya terdiri dari beberapa rantai
polipeptida yang dihubungkan dengan ikatan sulfur; misal;
globulin)
4) Protein quarter (struktur molekulnya mengandung 2 ikatan atau
lebih peptida yang berikatan dengan ikatan kovalen yang lemah;
misal; haemoglobine)
Protein bahan pokok untuk membuat unit membran, organel,
kromatin, enzim, dan serat intra dan ekstraseluler. Dibina atas polimer
asam amino yang sangat panjang. Protein umumnya tidak disimpan
dalam sel, tapi bersifat dinamik. Asam amino yang 20 macam di
sekresi, gabung dengan bahan anorganik lain atau organik lain, atau
dirombak kembali menjadi asam amino. Asam amino sendiri
dicadangkan alam sitoplasma, untuk sewaktu-waktu digunakan jadi
bahan pokok sintesa proteein. Asam amino larut dalam sitosol..
Enzim bekerja sebagai katalisa baik ekstra maupun intraseluler .
dihasilkan dalam RE. enzim yang dihasilkan dikit tetapi
kemampuannya sangat besar. Oleh enzim proses kimia berjalan
hemat, cepat, membutuhkan energy pengaktifan yang rendah untuk
berlangsungnya reaksi. Dan pada akhir reaksi panas yang ditimbulkan
sedikit sekali. Bahan katalisa tak bereaksi dengan enzim, tapi melekat
dengan molekul enzim itu. Enzim adalah protein, karena itu sifatnya
juga sama dengan protein. Kalau suhu terlalu tinggi dan asam bisa
merusak enzim
Enzim merupakan protein yang mempunyai sifat-sifat
diantaranya:
1) Bekerja spesifik
2) Bekerja sebagai biokatalisator
3) Bekerja optimum pada suhu dan pH tertentu
4) Jumlahnya sangat banyak dan digolongkan menjadi
oksidoreduktase, transferase, hidrolase, isomerase, liase dan
ligase.
Contoh protein lainnya
1) Hemoglobin
Hemoglobin merupakan gabungan globin (protein) dengan
hem (pirol). Hem mengandung logam Fe yang berguna untuk
berafinitas tinggi terhadap oksigen, mengangkutnya ke sel dari
alat pernafasan.
2) Hemosianin
Hem-nya mengandung logam Cu, pengganti Fe, yang
memiliki sama seperti pada hemoglobin, khusus terdapat pada
darah Arthropoda dan Mollusca
3) Mioglobin
Pigmen pernafasan seperti pada hemoglobin, khusu
terdapat dalam sel otot; dalam kadar yang sangat rendah pada
hewan darat, kadar tinggi pada hewan air, terutama pada
mamalia laut. Afinitas terhadap oksigen lebih besar daripada
hemoglobin. Harus dalam lingkungan dengan kadar atau tekanan
oksigen yang sangat rendah. Pirolnya mengandung Fe.
4) Sitokrom
Mengandung logam Fe dan berguna untuk koenzim,
sebagai acceptor H dan mereaksikanya dengan oksigen,dalam
reaksi pernafasan. Molekulnya bergabung dengan protein.
5) Klorofil
Merupakan pigmen hijau untuk fotosintesis, terkandung dalam
kloroplas. Terdapat 2 jenis klorofil yaitu :
a) Klorofil-a : C55 H72 O5 N4 Mg
b) Klorofil-b : C55 H70O6 N4 Mg
c. Lemak ( lipida )
Merupakan senyawa yang tersusun atas unsur C (karbon), H
(hidrogen) dan O (oksigen). Lemak tersusun atas senyawa gliserol
(suatu alkohol) dan asam lemak yang merupakan unit dasar penyusun
lemak. Sifat lemak diantaranya tidak larut dalam air, densitas atau
kerapatannya lebih rendah dari air , memiliki viskositas atau kekentalan
yang tinggi . Lemak adalah non polar dan hidrophobik.
Contoh lemak adalah trigliserida, fosfolipid, steroid . Fungsi
lemak antara lain penyusun membran sel bersama-sama dengan protein,
penyusun hormon kelamin pria seperti testosteron .
Lemak bersama protein berperan penting dalam pembentukan
membran plasma dan struktur membran dalam sel. Jika terdapat dalam
sitoplasma, tetes lemak merupakan sumber energi. Lemak bersifat tidak
larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti etanol, eter,
alkohol panas, kloroform. Lemak dikelompokkan menjadi lemak
sederhana (lemak hewan, minyak tumbuhan, dan lilin), fosfolipid, dan
steroid.
Sel tubuh dapat membuat asam lemak jenuh atau tak jenuh
dengan mengubah lenak makanana atau mensitesisnya dari karbohidrat
ataupun protein. Lemak disintesa sel dalam retikulum endoplasma halus
yang bekerja sama dengan mitokondria. Asam lemak tertentu yang
rantai C-nya banyak yang tak jenuh dapat disintesa sel se hewan.
Karena itu haruslah didapat dari makanan. Sehingga sel lemak
demikian disebut asam lemak penting (esensil). Contoh asam lemak
penting ialah asam linoleat dan asam linolenat. Steroid atau sterol itu
membina unit membran dan bahan pokok untuk mensintesa berbagai
hormon.
Asam lemak yang merupakan komponen membran sel adalah
rantai hidrokarbon yang panjang, sedang asam lemak yang tersimpan
dalam sel adalah triasilgliserol, merupakan molekul yang sangat
hidrofobik. Karena molekul triasilgliserol ini tidak larut dalam
air/larutan garam maka akan membentuk lipid droplet dalam sel lemak
(sel adiposa) yang merupakan sumber energi. Molekul lemak yang
menyusun membran sel mempunyai gugus hidroksil ( fosfolipid dan
kolesterol) sehingga dapat berikatan dengan air, sedangkan gugus yang
lainnya hidrofobik (tidak terikat air) sehingga disebut amfifatik.
Pada sel makhluk hidup lemak berfungsi sebagai struktural
misalnya komponen membran plasma, hormon, vitamin. Juga berfungsi
sebagai sumber energi dan cadangan energi sel makhluk hidup.
Lipida dapat diekstraksi dari jaringan sel tumbuhan maupun
hewan dengan menggunakan pelarut lemak. Hasil ekstraksi
menghasilkan campuran lemak yang kompleks antara lain; trigliserida,
wax, fosfolipida, glikolipida, bermacm-macam sterol & senyawa2
lainnya.
Dalam sel hidup, lemak berfungsi sebagai komponen utama
membran plasma, pembentukan hormon, dan pembentukan vitamin.
Lemak dalam sel mahluk hidup umumnya terdapat dalam bentuk lemak
sederhana, lemak gabungan, atau turunan lemak
Macam macam Lipida yang terdapat pada sel makhluk hidup
1) Lipida sederhana
Dibangun oleh satu gliserol dan tiga asam lemak
(trigliserida). Asam lemak penyusun lemak dapat berupa asam
lemak jenuh atau asam lemak tak jenuh. misalnya ester alkohol/
Trigliserida yang asam lemak dan alcohol.
2) Lipida Gabungan
Merupakan ester asam lemak yang jika dihidrolisis
menghasilkan asam lemak, alkohol, dan zat-zat lain. Lemak
gabungan merupakan komponen struktural yang terpenting pada
membran sel. Misalnya ester asam lemak yang pada hidrolisa
menghasilkan asam lemak, alkohol dan zat-zat lain. Lipida
gabungan yang terdapat pada protoplasma; fosfolipida,
spingolipida, glikolipida, gangliosida, lipoprotein, karatinoid.
3) Turunan Lipida
Merupakan senyawa turunan lemak dengan rantai
hidrokarbon ber bentuk cincin (siklik). Steroid terdapat pada
protoplasma sel hewan, yaitu hormon kelamin (progesteron,
testosteron), vitamin D, kolesterol, dan estradiol. lemak adalah
sumber energi dan bantalan (isolator) terhadap tekanan suhu atau
fisik. Steroid yang terdapat pada protoplasma sek hewan; hormon
kelamin, vitamin D, cholesterol, kortikosteron & estradiol.
Sel tubuh dapat membikin asam lemak jenuh atau tak jenuh
dengan mengubah lemak makanan atau mensentasanya dari
karbohidrat ataupun protein.lemak disentesa sel dalam retikulum
lemak tertentu yang rantai C nya banyak yang tak jenuh tak dapat
disentesa sel hewan.
Berikut lemak gabungan yang yang pnting dalam sel hewan
sebagai berikut :
1) Fosfolipid gabungan lemak dan asam fosfat,basa nitrogen, dan
gugus lain.
2) Glikolipid, gabungan lemak dengan glikogen (karbohidrat)
3) Lipoprotein, gabungan lemak dengan protein.
4) Fosfolipid bagian dalam membentukunit membrane dan
dalam proses metabolisme lemak.
Glikolipid bisa digetahkan oleh sel-sel epitel pencernaan
untuk membina selubung sel pada lapisan lendir. Lemak dingkut
dalam darah untuk diantarkan ke sel-sel tubuh bergabung dengan
protein menjadi lipiprotein. Steroid atau sterol ikut membina unit
membrane dan bahan pokok untuk mensintesa berbagai hormon.
Steroid juga membina asam empedu yang di produksi dalam sel
hati, terutama asam kholat dan asam deoksikholat. Kolestrol ikut
membina lapisan lemak untuk membrane.
d. Asam Nukleat
Asam nukleat merupakan polinukleotida (terdiri atas nukleotida-
nukleotida ) yang terdiri atas DNA ( Deoksiribonucleic acid) dan RNA
( Ribonucleic acid ). Asam nukleat bertindak sebagai penyipan
informasi genetik pada sel . Asam nucleat terdiri atas nukleotida-
nukleotida. Setiap nukleotida tersusun atas : Fosfat , gula pentosa dan
basa nitrogen. DNA berperan penting dalam pembentukan gen pada
kromosom adapun RNA berperan penting dalam sintesis protein.
Waston dan Crick mengumumkan bahwa DNA merupakan
rantai ganda yang membentuk pilinan sejajar (double heilix).
Sedangkan RNA merupakan rantai tunggal dan terdiri dari tiga macam
yakni RNA-m (messenger), RNA-t (transfer), dan RNA-r (ribosom).
DNA mengandung sedikit dalam sitoplasma seprti dalam
organel yang membiak autonomy. misalnya mitokondria dan plastid.
RNA mengandung sedikit dalam inti, yakni ketika masih baru dibuat
ADN atau sedang dirakit dalam nukleolus untuk membina ribosom.
ADN merupakan sumber informasi genetis untuk aktifitas sel.
Sedangkan ARN pelaksana informasi itu, yang di nyatakan dalalm
sintesa protein.
Hidrolisis nukleotida akan menghasilkan fosfat, gula pentosa
(yaitu ribosa atau deoksiribosa), serta basa nitrogen (basa organik).
ARN r terdapat dalam ribosom, ARN m yaitu yang membawa
informasi genetis dari dalam inti untuk sintesis protein dalam
sitoplasma.. asam inti ini yang membawa kode genetis dari dan untuk
sintesa protein. sedangkan ARN t singkatan dari ARN transfer untuk
membawa asam amino dalam sitoplasma ke tempat sintesis protein.
ARN r, berada dalam ribosom membina 80% semua ARN
dalam sel. Ada 3 jenis molekul terkandung dalam tiap ribosom.
ARN m, ini adalah macam ARN terbanyak dalam sel, dan
juimlah polimer nukleotida nya pun banyak. selesai bertugas
mensintesa asam inti kemudian diurai dalam sitoplasma oleh enzim
ribonuklease.
ARN m di transkripsi oleh gen struktur. Informasi genetic dari
dan dalam inti dibawa berupa kode genetis yang disebut kodon. 1
kodon terdiri dari sederet 3 titik basa purin dan pirimidin. 1 kodon
mengkode 1 asam amino dalam sintesa protein.
ARN t polimer nukleotida yang pendek yang hanya terdiri dari
75 nukleotida. Berpilin dan melengkung pada beberapa tempat. Larut
dalam sitoplasma dan ditranskripsi oleh and. And untuk mentranskripsi
ARN t khusus. Tugasnya untuk membawa asam amino ke tempat
sintesis protein.
Fungsi Asam Nukleat ;
1) Mengontrol aktivitas biosintesa pada sel.
2) Membawa informasi genetic
3) Struktur ARN & ADN merupakan polimer nukleotida. Hasil
hidrolisa nukleotida menghasilkan gula (ribosa/ deoksiribosa),
basa nitrogen (purin (adenin dan guanin) & pirimidin (sitosin,
timin & urasil)
Perbedaan DNA dan RNA
1) RNA
a) Mengandung gula Ribosa
b) Mengandung molekul asam fosfat yang menghubungkan
gula yang satu dengan gula lainnya.
c) Terdiri dari 1 rantai nukleotida
d) Molekulnya mengandung 4 macam nukleotida yaitu
uridinmonopospat, sitidin monopospat, guanin monopospat
& adenosin monopospat
e) Berperan membawa informasi genetik pada sintesa protein
f) Terdapat pada nukleolus, nukleoplasma & sitoplasma
2) DNA
a) Mengandung gula deoksi Ribosa.
b) Mengandung asam Fosfat yang menghubungkan gula yang
satu dengan gula lainnya.
c) Terdiri dari 2 rantai nukleotida (double helix)
d) Molekulnya mengandung 4 macam nukleotida yaitu timin
monopospat, deoksisitidin monopospat, deoksiguanosin
monopospat dan deoksiadenosin monopospat
e) Merupakan material genetic
f) Terdapat pada kromosom, nukleoplasma & mitokondria
e. Vitamin
Komponen kimiawi selanjutnya adalah vitamin. Vitamin
memang dibutuhkan dalam jumlah kecil, akan tetapi ia harus ada untuk
menunjang berbagai fungsi sel dalam proses metabolismenya. Peran
vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme, pertumbuhan,
dan sebagai penghancur radikal bebas . Beberapa contoh vitamin yang
saat ini telah ditemukan antara lain A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D,
E, K dan H.
2. Zat Anorganik dalam Sel
f. Air
Air merupakan senyawa utama dan merupakan senyawa dalam
jumlah terbesar penyusun sel. Air merupakan bagian esensial cairan
tubuh yang terdiri dari cairan intrasel (sitoplasma ) , plasma darah dan
cairan ekstraselule. Air berfungsi sebagai pelarut dan sebagai
katalisator reaksi-reaksi biologis.
Medium cairan utama dari sel adalah air, yang terdapat dalam
konsentrasi 70-85%. Banyak bahan-bahan kimia sel larut dalam air,
sedang yang lain terdapat dalam bentuk suspensi atau membranous.
Merupakan persenyawaan anorganik yang terbanyak pada
protoplasma tergantung pada jenis sel (sel yang muda lebih banyak
mengandung air), umur, tempat hidup (makhluk hidup yang hidup di
dalam air lebih banyak mengandung air), dsb.
Protoplasma adalah bahan hidup dalam sel, berupa cairan koloid
campuran protein, lemak, karbohidrat, dan bahan2 organik lainnya
serta organel sel, tetapi biasanya tidak termasuk vakuola yang besar.
Air juga berperan sebagai pelarut untuk bahan2 organik dan
berperan dalam reaksi2 biokimia yang terjadi dalam sel. Selain itu, air
juga berperan dalam transportasi nutrisi menuju sel, serta transportasi
hasil sekresi dan hasil ekresidari sel. karena mampu mengarbsorbsi dan
menghantarkan panas, air sangat penting untuk pengatur suhu sel.
Air merupakan medium tempat berlangsungnya transpor nutrien,
reaksi-reaksi enzimatis metabolisme sel dan transpor energi kimia. Di
dalam sel hidup, kebanyakan senyawa biokimia dan sebahagian besar
dari reaksi-reaksinya berlangsung dalam lingkungan cair.
Air berperan aktif dalam banyak reaksi biokimia dan merupakan
penentu penting dari sifat-sifat makromolekul seperti protein. Karena
struktur Air mempunyai produk ionisasi maka sangat mempengaruhi
berbagai sifat komponen penting sel seperti enzim, protein, asam
nukleat, dan lipida.
Fungsi Air yaitu sebagai berikut
1) Sebagai pelarut bahan-bahan dalam sel baik yang bersifat
anorganis maupun organis (glukosa, asam amino, asam lemak dan
berbagai vitamin) yang larut dalam air membentuk sitoplasma.
Artinya bisa membentuk larutan koloid atau suspensi.
2) Sebagai hidrolisa, ion-ion H dan OH dari air akan bersenyawa
dengan pecahan atau gugusan molekul bahan organis komplek,
sehingga terjadi bahan yang bersusunan molekul sederhana. Proses
pemecahan ini disebut lysis.
3) Absorpsi panas atau stabilisator suhu, hal ini sangat penting untuk
hewan-hewan berdarah panas untuk mempertahankan suhu tubuh
agar tetap stabil. Apabila suhu sel naik karena beraktivitas, maka
akan diturunkan pada suhu normal dengan mengeluarkan keringat.
Ini penting bagi hewan homo term (berdarah panas, suhu tubuh
tetap) yakni hewan-hewan yang tak bergantung suhunya kepada
suhu lingkungan: aves mamalia. Jika suhu sel naik, karena mahluk
itu mengadakan aktivitas besar (bergerak) atau karena kenaikan
suhhu lingkungan sehingga terjdi radiasi dan konveksi panas,
sehingga suhu sel naik. Panas ini kembali diturunkan sehingga
,suhu tubuh tetap seperti semula. Untuk itu perlu membuang panas
yang berlebihan. Panas dibuang dengan berpeluh atau
penganginan (ventilasi). Dengan berpeluh dapat menurunkan
panas tubuh, karena untuk berpeluh itu perlu penguapan air,
penguapan ini terlalu panas. Berpeluh terdapat pada mamalia yang
berbulu tipis. Aves dan mamalia berbulu tebal(anjing, kucing, dan
sebagainya). Menurunkan panas tubuh dengan penganginan.
Burung dengan me gepakkan sayap dan mendirikan bulu.,
mamalia dengan menjulurkan lidah dan bernafas cepat-cepat,
sehingga darah yang mengangkut panas pada kulit, lidah dan
permukaan dalam mulut mendapat penganginan.
4) Sebagai pengangkut, artinya semua bahan yang dibutuhkan akan
diangkut oleh air ke dalam sel, demikian pula bahan-bahan yang
tidak diperlukan seperti sisa metabolisme sel akan diangkut keluar
melalui media air. Bahan kebutuhan sel atau yang dikeluarkan
berupa getahan atau ampas metabolisme harus diangkut.
Pengangkut itu ialah cairan tubuh, yang berada di celah
sel(interseluler) dan pada banyak hewan disalurkan dalam
pembuluh khusus. Cairan tubuh sebagian beasar terdiri dari air.
5) Sebagai medium berbagai proses, dimana proses kimia, fisika,
ataupun biologi menggunakan air sebagai mediumnya. Sebagai
bahan baku karbohidrat, pada proses fotosintesis diperlukan air
dan karbon dioksida sebagai bahan baku utama. Jika air tidak
tersedia, maka karbohidrat tidak akan disintesis. Sintesa protein
dari asam amino berlangsugng dlam medium air. Pertumbuhan
embrio berlangsung dalma air pula. Tak ada air yang merendam,
tak bisa embrio tumbuh. Hewan darat sekalipun pertumbuahn
embrionya selalu dlam media air, dalam kantung amnion.
6) Menciptaan selaput air. Selaput air perlu ada pada permukan dan
saluran berbagai rongga. Dengan adanya selaput air difusi mudah
berlangsung lewat mebran sel. Selaput air diciptakan dalam bentuk
lendir (mucus)’ digetahkan oleh kelenjar. Sel epitel bercilia harus
dilengkap dengan selaput lendir, jika tida maka tidka akan bekrja.
Kulit berbagai hewan yang hidup di tempat keringharus berselaput
lendir, berguna untuk menahan panas, penguapa, bergerak,
danpenguapan kuman. Bagai hewan yang bernapas denga kulit
kulit berselaput lendirpenting sekali untuk memancarkan difusi.
7) Bahan sintesa karbohidrat. Pada sebagian air, sebagian bahan
mentah bersama gas CO2 , untuk mensinstesa karbihidrat. Dari
gas karbondioksida didapat unsur C dan O darri unsur H. Karena
itu air juga bahan untuk menyimpan energi bagi kehidupan. Energi
mathahari disim[an dalam ikatan hidrokarbon (karbohidrat) dan
jika dipecah (dioksider) akan keluar lagi energi itu.
g. Mineral
Mineral merupakan unsur-unsur kimia selain karbon, hidrogen
dan oksigen . Mineral ada yang terdapat dalam jumlah yang besar
(makroelemen ) seperti : kalsium ( Ca ), fosfor ( P ) , magnesium ( Mg
), natrium ( Na ), klor ( Cl ) dan belerang ( S ). Mineral lain terdapat
dalam jumlah sedikit ( mikroelemen ) seperti: zat besi ( Fe ), yodium (
I ), Seng ( Zn ) kobalt ( Co ) fluorin ( F ) . Mineral berfungsi sebagai
komponen struktural sel, pemeliharaan fungsi metabolisme ,
pengaturan kerja enzim, menjaga keseimbangan asam dan basa.
Di dalam sel, mineral ada yang terkandung dengan jumlah yang
besar (makroelemen) dan dalam jumlah sedikit (mikroelemen.
Beberapa contoh mineral makroelemen misalnya kalsium, magnesium,
fosfor, klor,natrium, dan belerang. Sedangkan contoh mineral
mikroelemen antara lain zat besi, yodium, seng, kobalt, fluorin.
h. Elektrolit
Salah satu ciri kimiawi sel adalah bersifat elektrolit yaitu
elektrolit berarti memiliki hantaran listrik karena terdapatnya ion-
ion,sebaliknya kalau tidak terdapt ion atau larutannya netral berati
bersifat non elektrolit karena tidak bisa menghantarkan arus listrik.
Contohnya ,elektrolit NaCl jika dilarutkan dalam air akan terurai ion
nya, yaitu ion positif Na (kation) dan ion negatif Cl(anion). Jadi sifat
kimia sel itu dapat menghantarkan arus listrik.
Elektrolit terpenting dari sel adalah Kalium, Magnesium, Fosfat,
Bikarbonat, Natrium, Klorida dan Kalsium. Elekrolit menyediakan
bahan inorganis untuk reaksi selluler dan terlibat dalam mekanisme
kontrol sel.
Garam-garam yang terdapat pada protoplasma ada dalam bentuk
ion bebas ada juga yang terikat pada molekul lain misalnya dengan
molekul protein atau lemak.
Garam-garam ini berfungsi mengatur tekanan osmotik
sedangkan ion-ion garam menentukan struktur makromolekul. Contoh
: garam fosfat, karbonat, klorida, sulfat dari kalsium, natrium dan
magnesium.
Garam mineral yang terdapat pada protoplasma berada dalam
bentuk ion2nya, contoh NaCl terdapat dalam bentuk ion2 Na+ dan
ion2 Cl-. Di dalam sel, ion terdapat secara bebas atau berikatan dengan
molekul protein, lemak, karbohidrat. Garam2 anorganik dan ion2
berfungsi membantu pemeliharaan stabilitas pH dan membantu
mengatur tekanan osmosis.
Ion Ca2+ terdapat dalam cairan tubuh. Fungsinya adalah untuk
koagulasi darah, kerja jantung, otot, dan saraf serta untuk
mempertahankan permeabilitas membran. Ion K+ dan Mg2+
merupakan komponen utama protoplasma. Ion Mg2+ bersama dengan
ion Fe3+ membentuk klorofil pada tumbuhan. Ion Fe3+ juga
digunakan untuk reapirasi tingkat seluler, membentuk hemoglobin,
mioglobin, serta sitokrom. Ion Fe3+ terdapat pada berbagai enzim.
Sementara itu, ion Na+ merupakan kation utama pada cairan
intraseluler. Ion Na+ bersama Cl- dan HCO3- mengatur asam basa,
tekanan osmosis, dan transpor zat melewati membran. Adapun K+
merupakan komponen utama sitoplasma. Fungsinya memengaruhi
kerja otot jantung, mengatur asam basa, menahan air daam sel, dan
bersama Na+ ikut berperan dalam transpor zat melewati membrane.
Garam-garam yang terdapat pada sel ada dalam bentuk ion
bebas ada juga yang terikat pada molekul lain misalnya dengan
molekul protein atau lemak. Garam-garam ini berfungsi mengatur
tekanan osmotik sedangkan ion-ion garam menentukan struktur
makromolekul. Terdiri dari C, H, O, P, K, N, S, Ca, Fe, Mg, Na, Cl,
Cu, Mn, Zn, Mo, dll. Unsur Ca, Mg, Na, K, P, S dan Cl menempati 60-
80% bahan kimia sel.
Fungsi unsur-unsur tersebut yaitu:
1) Ca, banyak terdapat dalam sel terutama sel tulang dan gigi, dalam
cairan sel sebagai koagulasi darah, serat jantung dan permeabilitas
membran
2) Mg, unsur ini bergabung dengan Ca dan P untuk tulang dan
klorofil. bersama K+ komponen utama protoplasma (cairan
intraseluler). Sebanyak 70% bergabung dengan Ca dan P dalam
garam tulang. Membina klorofil. Aktivator ATP.
3) Na, bekerjasama dengan Cl dan HCO3 mengatur keseimbangan
asam basa dan tekanan osmosis. komponen utama kation cairan
interseluler dan transport zat lewat membran sel, Aktivator ATP.
4) K, merupakan komponen utama cairan intraseluler (plasma sel).
Terdapat juga terdapat pada cairan intraseluler karena
mempengaruhi kegiatan otot, terutama otot jantung. Dalam sel
pengatur perimbangan asam basa, seperti halnya Na untuk cairan
interseluler, menahan air dalam sel (tekanan osmosa), dan dengan
Na ikut berperandalam transpirt zat. Aktivator ATP.
5) P, bergabung dengan Ca dan Mg dalam membangun tulang dan
gigi serta pembentukan protein dan lemak. kebanyakan bergabung
dengan Ca dalam tulang dan gigi (80%). 10% lagi bergabung
dengan protein, lipid dan karbohidrat, dan 10% tersebar dalam
komponen komia lain, seperti asam inti. P sangat penting sebagai
transfer energi dalam ikatan ATP-ADP, syntesa dan lysis sebagai
zat. Sebagai HPO4 -2 dan H2PO4 perlu untuk menjaga pH cairan
tubuh atau darah.
6) S, ikut serta dalam pembentukan protein. ikut membina protein
dalam sel bersama-sama unsur pokok lain: C, H, O, N. Membina
gugus –SH pada koenzim A reaksi pernafasan jaringan. Berbagai
bahan yang diproduksi sel pun mengandung S, seperti heparin,
insuli, dan vitamin B (tiamin, biotin), asam lipoid juga terdapat
dalam tulang, tulang rawan, tendon, dan keratin
7) Cl, sebagai garam dapur untuk perimbangan kadar air dan tekanan
osmosis. Bersama Na+ komponen utama cairan interseluler. Perlu
untuk perimbanga kadar air dan tekanan osmosa, juga untuk
perimbanga asam basa. Dalam lambugn untuk membentuk
HCl,aktivator pepsinogen.
8) Fe, pada pernafasan sel, dalam sitokrom dan haemoglobin dan
enzim.
9) Cu, dalam hemosianin, sebagai aktifator dan pembentukan enzim,
sintesis Hb
10) Mn, aktifator beberapa enzim.
11) Zn, membina beberapa enzim dan hormone, terdapat dalam insulin
12) Co, berperan dalam pembentukan darah, ikut dalam vitamin B12
13) Kadang juga terdapat unsur Al, Bo, Se, Cd, Cr, dan Va dalam
kadar yang sangat rendah. Unsur- unsur yang tedapat dalam sel
ialah berbentuk ion-ion seperti kathion dan anion.
i. Gas
Gas - gas yang merupakan komponen kimiawi sel, antara lain
oksigen, karbondioksida, nitrogen, dan amonia.
a) Oksigen masuk ke dalam sel melalui respirasi sel. Fungsinya untuk
oksidasi zat makanan guna memperoleh energi. Oksigen juga
merupakan sisa dari sintesis karbohidrat oleh tumbuhan melalui
proses fotosintesis.
b) Karbondioksida merupakan sisa pembakaran zat makanan. Di
dalam tubuh hewan, karbondioksida digunakan untuk membentuk
ion CO3- dan HCO3- dalam aliran tubuh. Adapun bagi tumbuhan,
karbondioksida merupakan bahan mentah, bersama air untuk
menyintesis karbohidrat.
c) Sementara itu, gas nitrogen bagi sel tidak terpakai. Unsur nitrogen
dapat diikat oleh sel dalam bentuk ion nitrat. Sebagian organisme
menggunakan ion amonium. Akar tumbuhan mengisap ion tersebut
untuk diubah menjadi asam2 amino.
d) Amonia merupakan sisa metabolisme protein dalam sel2 hewan.
Amonia bersifat racun sehingga harus dikeluarkan atau dinetralkan
dulu sebelum dikeluarkan. Beberapa jenis bakteri dapat mengubah
amonium hidroksol menjadi nitrat dan akan diserap tumbuhan
untuk disintesis menjadi protein.
Walaupun banyak sel yang berbeda satu sama lainnya, tetapi
umumnya seluruh sel mempunyai sifar-sifat dasar yang mirip satu
sama lain, misalnya :
1) oksigen akan terikat pada karbohidrat, lemak atau protein pada
setiap sel untuk melepaskan energy
2) mekanisme umum merubah makanan menjadi energy
3) setiap sel melepaskan hasil akhir reaksinya ke cairan disekitarnya
4) hampir semua sel mempunyai kemampuan mengadakan
reproduksi dan jika sel tertentu mengalami kerusakan maka sel
sejenis yang lain akan beregenerasi
3. Organel dan Komposisi Kimianya
a. Dinding sel:
1) struktur: tersusun atas serabut selulosa
2) fungsi: sebagai pelindung, pemberi bentuk tetap, terdapat pori-
pori sebagai jalan keluar masuknya molekul-molekul.
b. Membran plasma
1) struktur: tersusun atas molekul lemak dan protein. molekul lemak
(2 lapis; terdapat di bagian tengah membran) dan protein (luar:
protein perifer (protein tepi) menyusun tepi luar & dalam
membran; selain itu ada protein yang menembus ke dalam 2
lapisan lemak (disebut protein integral).
2) fungsi: sebagai pelindung molekuler sel terhadap lingkungan
sekitar, mengatur lalu intas molekul dan ion dari dan kedalam
tubuh (bersifar semipermeabel), melindungi isi sel
(mempertahankan isi sel), sebagai reseptor (penerima) rangsangan
dari luar sel (bagian sel yang berfungsi sebagai reseptor adalah
glikoprotein); rangsang kimia, mis. hormon, racun, listrik,
mekanik.
c. Sitoplasma
1) struktur: tersusun atas air, protein, lemak, mineral, dan enzim
tersusun atas: air, protein, asam amino, vitamin, nukleotida, asam
lemak, gula, & ion. (Sitosol punya nama lain: matriks
sitoplasma).
2) fungsi: Enzim, digunkan untuk mencerna makanan ekstraseluler
dan melakukan metabolisme sel, tempat penyimpanan bahan2
kimia yg penting bagi metabolisme sel (enzim, ion, gula, lemak &
protein), terjadi pembongkaran & penyusunan zat2 melalui
reaksi2 kimia. Contoh: Pembentukan energi, sintesis asam lemak,
asam amino, protein, dan nukleotida.
d. DNA dan RNA
DNA (Asam deoksiribonukleat) deoxyribonucleic acid.
1) strukur: merupakan persenyawaan atas gula deoksiribosa, fosfat
dan basa Nitrogen.
2) fungsi: sebagai pembawa informasi genetik merupakan sifat2
yang akan diwariskan pada keturunannya.
RNA (Asam ribonukleat)
1) struktur: merupakan hasil transkripsi (hasil cetakan, hasil kopian)
DNA
2) fungsi: membawa kode genetik sesuai dengan pesanan DNA.
e. Nucleus
Terletak di tengah sel & berbentuk bulat/oval. Kromosom tersusun
atas protein & DNA (berfungsi untuk menyampaikan informasi
genetik dan sintesis protein).
RNA berfungsi untuk sintesis protein saja.
1) Nukleoplasma
Disebut juga matriks nukleus (tersusun atas air, protein, ion,
enzim, & asam inti) dan bersifat gel. Di dalamnya terdapat
benang kromatin (benang penyerap warna), pada saat proses
mitosis maka benang kromatin itu tampak memendek dan disebut
kromosom (tersusun atas protein dan DNA). Lalu DNA akan
mentranskripsi diri (mengkopi diri) menjadi RNA dikeluarkan ke
sitoplasma.
2) Nukleolus.
Disebut juga anak inti, terbentuk pada saat terjadi proses
transkripsi (sintesis RNA) di dalam nukleus.
Fungsi Nukleus: - pengendali seluruh kegiatan sel; - pengatur
pembelahan sel; pembawa informasi genetik (DNA); mewariskan
sifat2 melalui pembelahan sel.
f. Retikulum Endoplasma:
Letaknya: memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma);
maka disebut Retikulum Endoplasma (RE); hanya pada sel
eukariotik.
1) RE kasar; berhadapan dengan sitoplasma & ditempeli ribosom
(maka tampak berbintil2);
2) RE halus; tidak mengandung ribosom;
Fungsi RE: menampung protein dihasilkan oleh ribosom (masuk
ke dalam rongga RE) untuk disalurkan pada kompleks golgi dan
berakhir pada sel (RE kasar), mensintesis lemak dan kolesterol
(RE kasar & halus), menetralkan racun (detoksifikasi) ,
transportasi molekul2 dari bag. yang satu ke bag. yang lainnya
g. Ribosom
tersusun atas: RNA-ribosom & protein; tidak mempunyai membran;
ribosom tidak punya membran. Menurut bentuknya: maka ada
ribosom terdiri dari unit besar & unit kecil. Ribosom disintesis oleh
nukleolus.
h. Kompleks Golgi:
Kompleks Golgi pada sel tumbuhan disebut diktiosom. Kompleks
Golgi merupakan organel polimorfik, tersusun atas membran
berbentuk kantong pipih, berupa pembuluh, gelembung kecil, atau
bentukan seperti mangkok. Cara kerja kompleks golgi: RE
menampung & menyalurkan protein ke Golgi, Golgi mereaksikan
protein itu dengan glioksilat sehingga terbentuk glikoprotein untuk
dibawa ke luar sel. (Maka golgi disebut juga sebagai organel
sekretori).
Fungsi Golgi: menambah glioksilat pada protein; sebagai organel
sekretori; mensintesis (membentuk) glikopida; membentuk dinding
sel tumbuhan; membentuk lisosom.
i. Lisosom: (lyso = pencernaan; soma = tubuh)
merupakan membran yg berbentuk kantong kecil yg berisi enzim
hidrolitik (hidrolase) disebut lisozim; yang berfungsi untuk
pencernaan intra sel (mencerna zat2 yang masuk ke dalam sel).
1) Pembentukan Lisosom Enzim Lisosom / protein yg diproduksi
oleh ribosom masuk ke RE enzim dimasukkan ke dalam
membran dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom; Selain itu
ada yg enzim dimasukkan ke Golgi dibungkus membran
dilepaskan di dalam sitoplasma.
2) Proses pencernaan oleh lisosom: Contoh: sel menelan benda
asing berupa bakteri secara fagositosis bakteri dimasukkan ke
dalam vakuola didatangi lisosom membran lisosom & membran
vakuola bersinggungan membran bersatu enzim dari lisosom
masuk ke vakuola mencerna bakteri. Enzim lisosom tdk aktif
mencerna jika membran lisosom pecah, jika membran pecah
maka enzim lisosom akan keluar dari membran & mencerna sel
itu sendiri.
j. Badan MikroTerdiri atas :
a. Peroksisom (dikandung banyak pada sel2 yang banyak
melakukan respirasi; Contoh: Sel hati, ginjal, otot mengandung
enzim katalase, menguraikan hidrogen peroksida[bersifat racun]
(H2O2) menjadi oksigen & air. Dan berperan dalam metabolisme
lemak & fotorespirasi.
b. Glioksisom: hanya pada sel tumbuhan; terutama pada jaringan yg
mengandung lemak, spt biji2an berlemak, menghasilkan enzim
katalase dan oksidase yg berperan dalam proses metabolisme
lemak, mengubah lemak menjadi gula. Dihasilkan energi yg
diperlukan untuk perkecambahan biji.
k. Mitokondria
Penghasil energi (ATP) –The power house --karena berfungsi untuk
respirasi. Secara umum mitokondria berbentuk butiran/benang dan
bersifat plastis (mudah berubah). Mitokondria berkembang biak
dengan membelah diri dari mitokondria sebelumnya (pembelahan
pada bakteri).
Memiliki 2 membran: membran luar & dalam membran luar mirip
dengan membran plasma. Pada membran dalam terjadi pelekukan ke
arah dalam membentuk krista (membuat permukaan membran
semakin luas sehingga proses respirasi menjadi semakin efektif)
terjadi dalam membran dalam mitokondria dan matriks (tersusun atas
air, protein, enzim respirasi, garam, DNA & ion2).
l. Mikortubulus & Mikrofilamen:
1) Mikrotubulus: pada gelendong sel; berupa benang spindel yg
menghubungkan 2 kutub sel pada waktu pembelahan (gerakan
kromosom dari daerah equator ke kutub masing2 dikendalikan
oleh mikrotubulus.) Selain itu berguna pula untuk penyusun
sentriol, flagela, & silia. Secara umum dapat disimpulkan
berguna pada pergerakan sel.
2) Mikrofilamen: merupakan benang halus, tipis, & memanjang.
Mempunyai 2 protein yaitu aktin dan miosin banyak terdapat
pada sel2 otot & membentuk rangka dalam pd sel.
Contoh: menyebabkan kontraksi pada sel2 otot; tetapi apabila
aktin dan miosin saling menjauh maka akan terjadi relaksasi;
Amoeba: berperan dalam pembentukan pseudopoda, gerakan sel,
gerakan sitoplasma, pembelahan sel yaitu terbelahnya sel
menjadi 2 sel anak karena ditarik mikrofilamen yg
menghubungkan membran.
B. Sifat Fisika Sel
1. Koloid kompleks
Sel mengandung system koloid kompleks artinya selain
mengandung system larutan, sel jugamemiliki system koloid. Molekul
sederhana larut dalam sitoplasma, molekul kompleks membentuk system
koloid. Garam mineral, asam amino, polipeptida rantai pendek dan
glukosa larut dalam sitoplasma, sedangkan protein, pati, dan lemak
membentuk suspensi. Ada 2 fase yang dialami sel daalam system koloid
a. Sol
b. Gel
Selalu bergantian antara fase itu. Sitoplasma lebih encer dari pada
nukleoplasma, namun dalam sitoplasma jauh lebih kompleks komponen
kimianya baik yg terlarut maupun koloid.
Matriks sitoplasma yang cair memiliki tegangan permukaaan.
Matriks protein dan lemak memiliki ketegangan permukaan yang kurang
karenanya membentuk membran plasma, sedangkan bahan-bahan kimia
misalnya garam NaCl tegangan permukaannya tinggi akibatnya NaCl
menempati bagian yang lebih dalam pada matrik sitoplasma.
a. Sifat tak tersaring. Ada beberapa teori mengenai sifat-sifat fisika
protoplasma. Salah satu teori ialah teori koloid yang menyatakan
bahwa protoplasma sebagian berupa larutan dan sebagian berupa
koloid.. pada sistem kolid partikel-patikelnya cukup besar, akan tetapi
molekul-molekulnya masih tetap melayang-layang diantara molekul
air. Ukuran partikel pada sistem koloid antara 0,001 mikron-0,1
mikron. Partikel koloid dila disaring dengan kertas saring biasa
partikelnya akan lewat akan tetapi partikel koloid tidak dapat melewati
membran plasma. Koloid pada protoplasma dapat berupa fase sol dan
fase gel.
b. Efek Tyndall. Yaitu pergerakan molekul tak beraturan karena pengaruh
cahaya. Bila protoplasma yang merupakan sistem koloid ini disinari
dengan sinar lampu listrik pada suatu ruang yang gelap akan member
efek Tyndall.
c. Gerak Brown. Yaitu gerak acak, zig-zag, tak teratur karena molekul
dalam koloid saling bertubrukan. Molekul-molekul (partikel) pada
sistem koloid protoplasma bergerak secara zig-zag. Gerakan partikel
ini diberi nama sesuai dengan orang yang menemukannya yaitu gerak
Brown (1827). Gerak Brown pada protoplasma kecepatannya
tergantung pada besarnya partikel dan suhu protoplasma.
d. Viskositas. Yaitu kekentalan (viscosity) dapat dapat berubah-ubah
karena faktor dalam dan luar. Matrik sitoplasma yang cair memiliki
tegangan permukaan. Matrik protein dan lemak memiliki tegangan
permukaan yang kurang karenanya membentuk membran plasma,
sedangkan bahan-bahan kimia misalnya garam NaCl tegangan
permukaannya tinggi akibatnya NaCl menempati bagian yang lebih
dalam pada matrik sitoplasma.
e. Koagulasi (kemampuan menggumpal). Partikel-partikel yang tersebar
dalam protoplasma mempunyai muatan yang sama, akibat dari saling
tolak yang berkelanjutan menyebabkan partikel-partikel tidak dapat
mengendap dan keadaan ini memperhatikan stabilitas koloid. Jika ion
atau partikel koloid dibuat berlawanan muatan listriknya, akibatnya
akan bersifat netral, akibat selanjutnya partikel-partikel dalam sistem
koloid akan menggumpal.
f. Gerak siklosis (cyclosis) dan amoeboid. Oleh karena matrik sitoplasma
dapat bersifat agak kental maka pada matrik sitoplasma ada gerakan.
Gerakan di dalam matrik sitoplasma ini disebut gerakan siklosis
(terjadi pada saat matrik dalam fase sol dan terjadinya gerakan ini
karena pengaruh tekanan hidrostatik, suhu, pH dan viskositas.
Bergeraknya kromosom, sentriol, mitokondria, lisosom, dsb
disebabkan gerakan sikolsis. Gerakan amoeboid terbentuk pada gerak
siklosis. Gerak amoeboid terjadi pada protozoa, leukosit, dsb. Pada
gerakan amoeboid, terjadi perubahan bentuk sel. Penonjolan
sitoplasma ini disebut pseudopodia.

2. Kepermeabelan
Sel memiliki kepermeabelan selektif. Artinya hanya permeable
untuk zat tertentu, dan impermeable untuk zat yang lain. Plasmalemma
atau unit membrane memiliki kepermeabelan yang khusus bagi zat
tertentu., kekhususan itu ditentukan oleh beberapa factor
a. Besarmolekul
b. Kelarutan dalam air atau lemak
c. Perbedaan muatan listrik
Molekul sederhana dan kecildapat merembes, molekul besar tidak.
Itulah gunanya pencernaan, yakni merombak molekul besar jadimolekul
lebih kecil, sehingga permeable bagi membrane sel. Kalau larut dalam
air, suatu zat lebih mudah merembes kedalam membrane. Kalau larut
dalam lemak lebih mudajh lagi karena membrane sebagian besar terdiri
atas lapisan lemak yang dwilapis.
3. Transport zat
a. Difusi
Merupakan pergerakan molekul dari konsentrasi tinggi (Hipertonis)
ke konsentrasi yang lebih rendah (Hipotonis). Mekanisme transpor
ini meliputi berbagai zat (padat, cair, gas). Difusi bertujuan untuk
mencapai keseimbangan konsentrasi antara zat dengan pelarutnya.
Selain itu, difusi juga berperan dalam peristiwa pertukaran materi
dari suatu sel dengan lingkungannya. Kecepatan difusi bergantung
pada beberapa aspek, diantaranya adalah:
1) Wujud Materi : Semakin besar ikatan antar molekul, makin lama
difusi terjadi (padat lebih sulit melakukan difusi)
2) Suhu : Semakin tinggi suhu, maka ikatan antar molekul akan
cepat terputus. Hal itu menyebabkan difusi menjadi cepat.
3) Ukuran Molekul : Molekul yang berukuran kecil akan lebih
mudah untuk melintasi suatu membran dari pada molekul yang
besar pada suhu yang sama.
4) Konsentrasi : Semakin besar perbedaan konsentrasi antara zat
dan pelarutnya, atau perbedaan konsentrasi zat pada dua tempat
yang berbeda, menyebabkan semakin besar rata-rata difusinya.

b. Osmosis
Osmosis merupakan difusi air melalui selaput semipermeabel. Air
akan bergerak dari daerah yang mempunyai konsentrasi larutan
rendah ke daerah yang mempunyai konsentrasi larutan tinggi.
Tekanan osmosis dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
osmometer. Sel akan mengerut jika berada pada lingkungan yang
mempunyai konsentrasi larutan lebih tinggi. Hal ini terjadi karena air
akan keluar meninggalkan sel secara osmosis. Tekanan osmotik
merupakan sifat koligatif, yang berarti bahwa sifat ini bergantung
pada konsentrasi zat terlarut, dan bukan pada sifat zat terlarut itu
sendiri .
c. Difusi Terfasilitasi
Merupakan mekanisme transpor yang dibantu oleh protein-protein
tertentu dalam membran plasma. Protein-protein tersebut membentuk
struktur menyerupai saluran-saluran, sehingga molekul bisa melintasi
membran plasma. Beberapa protein ada yang berikatan dengan suatu
molekul dan melintasi membran plasma. Bentuk protein yang
demikian disebut sebagai protein pembawa (Carrier Protein).
Protein pembawa/ transpor juga merentangkan membran sel sehingga
menyediakan suatu mekanisme untuk pergerakan molekul. Difusi
terfasilitasi melibatkan difusi dari molekul polar dan ion melewati
membran dengan bantuan protein transpor. Difusi terfasilitasi juga
merupakan transpor pasif karena hanya mempercepat proses difusi
dan tidak merubah arah gradien konsentrasi.
d. Transpor Aktif
Pada transpor aktif diperlukan energi dari dalam sel untuk melawan
gradien konsentrasi (Hipotonis ke Hipertonis). Transpor aktif sangat
diperlukan untuk memelihara keseimbangan molekul-molekul di
dalam sel. Sumber energi untuk transpor aktif adalah ATP (adenosin
trifosfat). Transpor aktif hampir sama dengan difusi terfasilitasi.
Namun berbeda pada protein pembawa (carrier protein) saat transpor
aktif, yang harus menggunakan energi agar bisa melakukan
transportasi melawan konsentrasi.

Anda mungkin juga menyukai