NYAMAN NYERI
Oleh:
SUBAGIO
NIM : 14201.14.22241
anggota tubuh
4
5. Pemeriksaan Penunjang
Nyeri merupakan suatu keluhan (symptom). Berkenaan dengan hal ini diagnostik
nyeri sesuai dengan usaha untuk mencari penyebab terjadinya nyeri. Langkah ini meliputi
langkah anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan kalau perlu
pemeriksaan radiologi serta pemeriksaan imaging dan lain-lain. Dengan demikian
diagnostik terutama ditujukan untuk mencari penyebab.
a. Anamnesis
Karakteristik nyeri (MetodeP,Q,R,S,T)
c. Pemeriksaan psikologis
Mengingat faktor kejiwaan sangat berperan penting dalam manifestasi nyeri
yang subjektife, maka pemeriksaan psikologis juga merupakan bagian yang harus
dilakukan dengan seksama agar dapat menguraikan faktor-faktor kejiwaan yang
menyertai. Dalam menetahui permasalahan psikologis yang ada maka akan
memudahkan dalam pemilihan obat yang tepat untuk penaggulangan nyeri.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dilakukan bertujuan untuk mengatahui penyebab
dari nyeri. Pemeriksaan yang dilakukan seperti pemeriksaan laboratorium dan imaging
seperti foto polos, CT scan, MRI atau bone scan.
6. Pengukuran intensitasnyeri
Intensitas nyeri merupakan gambaran tentang seberapa parah nyeri yang
dirasakan oleh individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual, serta
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua orang
yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling mungkin adalah
menggunakan respons fisiologis tubuh terhadap nyeriitu sendiri, namun pengukuran
dengan teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri.
1) Skala intensitas nyeri deskritif
Skala deskritif adalah alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang lebih objektif.
Skala pendeskripsi verbal (Verbal Descriptor Scale-VDS) merupakan sebuah garis
yang terdiri atastiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak yang
sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini di-ranking dari “tidak terasa nyeri” sampai
“nyeri yang tidaktertahankan”.
3. Skala analogvisual
Skalaanalogvisual(VisualAnalogScale-VAS)tidakmelabelsubdivisi.VAS
merupakan suatu garis lurus, yang mewakili intensitas nyeri terus-menerus dan
pendeskripsiverbalpadasetiapujungnya.Skalainimemberiklienkebebasanpenuh
untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. VAS dapat merupakan pengukuran
keparahan nyeri yang lebih sensitif karena klien dapat mengidentifikasi setiap
titik paada rangkaian daripada dipaksa memilih satu kata atau satuangka.
8. Penatalaksanaan
a. Tujuan Penatalaksanaan Nyeri
a. Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri
b. Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi nyeri kronik
yang persisten
c. Mengurangi penderitaan → Meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas hidup
sehari-hari
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa nyeri,
meliputi tindakan non farmakologis dan tindakan farmakologis.
1) Tindakan nonfarmakologis
a. Relaksasi gengggam jari, adalah sebuah teknik relaksasi yang
berhubungan dengan jari tangan serta aliran energy didalam tubuh kita.
Teknik ini dilakukan dengan cara menggenggam jari sambil menarik
napas dalam-dalam (relaksasi) sehingga dapat mengurangi ketegangan
fisik dan emosi, karena genggaman jari akan menghangatkan titik-titik
keluar dan masuk energy pada meridian (energy channel) yang terletak
pada jari tangan kita. Titik-titik refleksi pada tangan akan memberikan
rangsangan secara refleks (spontan) pada saat menggenggam.
Rangsangan tersebut akan mengalir semacam gelombang listrik
menuju otak. Gelombang tersebut diterima dan diproses dengan cepat
oleh otak, lalu diteruskan menuju saraf organ tubuh yang mengalami
gangguan, sehingga sumbatan dijalur energy menjadilancar. (Utami dan
Kartika, 2018)
b. Distraksi, merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pada hal-hal lain sehingga klien akan lupa
terhadap nyeri yang dialami. Dalam teori Gate Control menjelaskan
distraksi dapat mengurangi nyeri dengan cara pada spinacordsel-sel
reseptor yang menerima stimulus nyeri peripheral dihambat oleh
stimulus dari serabut–serabut saraf yang lain. Maka, pesan-pesan nyeri
menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan diversional sehingga pintu
spinacord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan
perasaan nyeri klien akan berkurang. Beberapa teknik distraksi antara
lain: bernafas secara pelan-pelan, massage sambil bernafas pelan-
pelan, mendengarkan lagu sambil menepuk- nepukkan jari atau kaki,
membayangkan hal-hal indah sambil menutup mata (Sukarmin,2012).
c. Relaksasi, merupakan kebiasaan mental dan fisik dari ketegangan
danstress.Teknikrelaksasimemberikanindividukontroldiriketika terjadi
rasa tidak nyaman atau nyeri, stress fisik dan emosi pada nyeri. Ada
tiga hal utama yang diperlukan dalam relaksasi yaitu posisi yang tepat,
pikiran beristirahat, lingkungan yang tenang.
4
c. PolaAktivitas
Penderita juga tampak malas untuk beraktivitas, banyak
tiduran, dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti makan,
BAB, BAK banyak dibantu oleh keluarga (Sukarmin, 2012).
d. Pola Istirahat
Difokuskanpadapolatidur,istirahat,relaksasi dan bantuan-bantuan
untuk merubah pola tersebut (Setiadi,2012).
e. Pola KebersihanDiri
Difokuskan pada upaya yang dilakukan individu
dalammemelihara kebersihan dan kesehatan dirinya baik
secara fisik maupun mental guna memberikan perasaan stabil
dan aman pada diri individu (Ambarwati,2014).
PemeriksaanFisik
a) Keadaan umum : kemungkinan lemah akibat penurunan
oksigen jaringan, cairan tubuh dannutrisi.
b) Tingkat kesadaran mungkin masih composmentis sampai
apatis kalau disertai penurunan perfusi dan elektrolit (kalium,
natrium, kalsium)
c) Tanda-tandavital
a. Tekanan darah: terjadi peningkatan tekanan darah.
Normalnya sistole 120-139 mmHg, diastole 80-89mmHg
b. Suhu : suhu tubuh dalam batas normal. Normalnya 36,5-
37,5◦C
c. Nadi : adanya peningkatan denyut nadikarena pembuluh
darah menjadi lemah, volume darah menurun sehingga
jantung melakukan kompensasi menaikkan heart rate
untuk menaikkan cardiac output dalam mencukupi
kebutuhan tubuh. Normalnya, 60-100x/menit
4
d) Kondisi fisik :
1. Pemeriksaan kulit dankuku
Inspeksi : persebaran warna kulit, ada atau tidak edema, ada
atau tidak lesi, bentuk dan warna dasar kuku
Palpasi : kelembaban kulit, turgor kulit elastis atau tidak,
CRT, suhu akral dingin atau hangat (Mubarak, et al., 2015).
2. Pemeriksaankepala
Inspeksi:bentukkepala,kebersihanpadakulitkepala,kebotaka
n dan tanda-tandakemerahan
Palpasi : ada atau tidaknya massa pada kepala, ada atau
tidaknya nyeri tekan (Ambarwati, 2014).
3. Pemeriksaanmata
Inspeksi : kemungkinan kelihatan cekung akibat penurunan
cairan tubuh dan anemis akibat penurunan oksigen jaringan,
anemia perniosa, anemia defisiensi besi
Palpasi : kaji kekenyalan pada bola mata (Sukarmin, 2012).
4. Pemeriksaanhidung
Inspeksi:kesimetrisanlubanghidung,kepatenanjalannapas,ad
a atau tidak pernapasan cupinghidung
Palpasi : ada atau tidak massa, ada atau tidak pembengkakan,
ada atau tidak nyeri tekan (Debora, 2017).
5. Pemeriksaantelinga
Inspeksi : kesimetrisan daun telinga, kebersihan, ada atau
tidak lesi
Palpasi : ada atau tidaknya nyeri tekan pada daun telinga saat
ditarik dan tragus ditekan (Mubarak, et al., 2015).
6. Pemeriksaanmulut
Inspeksi : kemungkinan mukosa mulut kering akibat
penurunan cairanintraselmukosa,bibirpecah-
pecah,baumuluttidaksedap, ada atau tidaknya perdarahan
pada gusi, kebersihan lidah (Setiadi,2012).
7. Pemeriksaanleher
Inspeksi : ada atau tidaknya pembengkakan, ada atau tidak
jaringan parut
Palpasi : ada atau tidak pembesaran kelenjar limfe, teraba
atau tidak kelenjar tiroid (Estrada, 2014).
8. Pemeriksaanthoraks
a) Pemeriksaan dinding dada danparu-paru
Inspeksi : bentuk dan gerakan dinding dada, warna kulit,
ada atau tidak lesi
4
2) Objektif
a. Tampakmeringis
b. Bersikap protektif (misal waspada, posisi menghindari nyeri)
c. Klien tampak gelisah
d. Frekuensi nadimeningkat
e. Sulit tidur
Gejala dan tanda minor :
1) Subjektif
Tidakters
edia
2) Objektif
a. Tekanan darahmeningkat
b. Pola napasberubah
c. Nafsu makanberubah
d. Menarikdiri
e. Berfokus pada dirisendiri
f. Diaforesis
(Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016)
2.3.3 Rencana AsuhanKeperawatan
Intervensi Keperawatan pada klien post op debridement dengan masalah
Nyeri Akut.
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tujuan : - Keluhan nyeri Observasi 1. Dengan
Nyeri klien menurun, dalam 1. Identifikasi mengidentifika si dapat
berkurang setelah rentang skala 1- lokasi, membantu perawat untuk
dilakukan tindakan 3 (TimPokja karakteristik, berfokus pada
asuhan keperawat SLKI DPP durasi, penyebab nyeri dan
an selama 3x24 PPNI, 2018) frekuensi, manajemennya
jam - Sikap protektif kualitas dan (Muttaqin dan Sari,2013)
menurun (Tim intensitas nyeri 2. Dengan
Pokja SLKI DPP (Tim mengetahui skala nyeri
PPNI,2018) Pokja SIKI DPP klien dapat
Kemampuan PPNI, 2018) membantu perawat untuk
menggenali 2. Identifikasi mengetahui tingkat
penyebab skala nyeri nyeri (Le Mone, et al.,
nyerimeningkat (Tim Pokja 2015)
(TimPokja SLKI SIKI DPP 3. Dengan
DPP PPNI,2018) mengidentifika si respon
PPNI,2018) Identifikasi nyeri non verbal
- Kemampuan responnyerinon klien dapat mengetahui
mengontrol verbal (Tim seberapa kuat nyeri yang
nyeri meningkat Pokja SIKI DPP dirasakan oleh klien
(Tim Pokja PPNI, 2018) (Anggarini, 2018)
4
2.3.4 ImplementasiKeperawatan
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan rencana
asuhan keperawatan kedalam bentuk intervensi keperawatan guna
membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perawat
melaksanakantindakankeperawatanuntukintervensiyangdisusundala
m tahap perencanaan dan kemudian mengakhiri tahap
implementasidengan mencatat keperawatan dan respon klien
terhadap tindakan tersebut (Anggarini,2018).
2.3.5 Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan yaitu suatu proses yang
digunakan untuk mengukur dan memonitor kondisi klien dengan
4
membandingkanhasiltindakanyangtelahdilakukandengankriteriahasil
yang sudah ditetapkan (Debora,2017).
Hasil yang harus dicapai setelah dilakukan tindakan keperawatan
adalah sebagai berikut :
1. Keluhan nyeri menurun (rentang skala1-3)
2. Sikap protektif (melindungi diri)menurun
3. Kemampuan menggali penyebab nyerimeningkat
4. Kemampuan mengontrol nyerimeningkat
5. Kemampuan menggunakan teknik nonfarmakologismeningkat
6. Nafsu makanmeningkat
7. Gelisahmenurun
8. Kesulitan tidurmenurun
(Tim Pokja SLKI PPNI, 2018)
4
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, A., dan Uliyah, M. 2014. Buku Pengantar Keperawatan Dasar Manusia.
Jakarta: Salemba Medika
Alimul, A., dan Uliyah,M. 2016.Buku Ajar Ilmu KeperawatanDasar Manusia.
Jakarta: Salemba Medika
Anggarini, K.D. 2018. Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post op
debridement Dalam Pemenuhan Gangguan Nyeri Akut Di Wilayah Kerja UPT
Kesmas Sukawati I Gianyar [skripsi]. Gianyar (ID): Politeknik Kesehatan
Denpasar.
Anggraini, A. 2015. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Post op
debridement Di Puskesmas Rengat Kabupaten Indragiri Hulu [skripsi].
Pekanbaru (ID):STIKes Payung NegeriPekanbaru.
Ambarwati, R. 2014. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia. Yogyakarta: Parama Ilmu.
Bickley, Lynn S. 2015. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates,
edisi 7. Jakarta: EGC.
Debora, O. 2017. Proses Keperawatan Dan Pemeriksaan Fisik. Jakarta: Salemba
Medika.
Depkes RI. 2014. Data Penyakit Lambung di Indonesia.
Estrada, R. 2014. Pemeriksaan Fisik Diagnostik. Hafizah N, editor. Batam (ID):
Binarupa Aksara.
Judha, M., Sudarti, dan Afroh. 2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Khanza, N., N. Isnandari., dan O.P. Lestari. 2017. Asuhan Keperawatan Pasien Post
op debridement [skripsi]. Klaten (ID): STIKes Muhammadiyah Klaten.
Le Mone P, Burke, Karene, dan Bauldoff. 2015. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.
Le Mone P, Karene, dan Gerene. 2016. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi
5 Vol. 1. Jakarta: EGC.
Mardalena, I. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem
Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Mubarak., Indrawati, dan J. Susanto. 2015. Buku Ajar Ilmu Keperawatan Dasar.
Jakarta: Salemba Medika.
4
Mutaqqin, A., dan K. Sari. 2013. Gangguan Gastrointestinal. Jakarta: Salemba Medika.
Prasetyo, N.S. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta: Graha Ilmu
Purba dan Tafrina. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Ny. P Dengan Prioritas Masalah
Gangguan Rasa Nyaman:NyeriPost op debridementdiLingkunganWIKelurahanSariRejo
Kecamatan Medan Polonia. Repositori Institusi USU Universitas Sumatera Utara.
Rika. 2016. Hubungan Antara Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Post op debridement
Pada Mahasiswa Jurusan Keperawatan [skripsi]. Makassar (ID): UIN Allauddin
Makassar.
Rukmana, L. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KekambuhanPost op
debridementDiSMAN1Ngaglik[skripsi].Yogyakarta(ID):UniversitasAisyiyahYogyakart
a.
Sebayang, E. N. 2011. Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Post op debridement
Pada Mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan [skripsi]. Sumatera Utara (ID): Universitas
Sumatera Utara.
Setiadi.2012.KonsepDanPenulisanDokumentasiAsuhankeperawatan.Yogyakarta: GrahaIlmu.
Shirbeigi, L, N Halavati, L Abdi, dan J Aliasl. 2015. Dietary And Medicinal Herbal
Recommendation For Management Of Primary Bile Reflux Post op debridement In
Tradittional Persian Medicine. Iran J Public Health 44 (8). 1166 - 68
Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata K, M., & Setiadi, S. 2010. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, edisi 5. Jakarta: Internal Publishing.
Sukarmin. 2012. Keperawatan Pada Sistem Pencernaan. Yogyakarta: Pustaka Belajar Suratum, L.
2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal.
Jakarta: Trans Info Media
Takdir., La Ode, dan Lymbran. 2018. Hubungan Stres, Keteraturan Makan, Jenis
MakananDenganKejadianPost op debridementPadaSantriDiPondokPesantrenUmmusari
Kota Kediri Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat.Vol. 3
(no.1):2.
Tarwoto dan Wartonah. 2015. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Jakarta: DPP PPNI.
TimPokjaSIKIDPPPPNI.2018.StandarIntervensiKeperawatanIndonesia:Definisi dan
Tindakan Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPPPPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tussakinah, W., Masrul, dan I.R Burhan 2018. Hubungan Pola Makan dan Tingkat Stres
terhadap Kekambuhan Post op debridement di Wilayah Kerja Puskesmas Tarok Kota
4