Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

Jurnal Bedah Tangan Global Online 5 (2023) 841e842

Daftar isi tersedia diSains Langsung

Jurnal Bedah Tangan Global Online

beranda jurnal:www.JHSGO.org

Laporan Kasus

Tremor yang Dipicu oleh Jebakan Saraf Perifer Fokal: Seri Kasus
Bianief Tchiloemba, MD,*,kamuMin Cheol Chang, MD,zBenyamin Ferembach, MD,X
Elisabet Hagert, MD,k,¶Jean Paul Brutus, MD*
*
Klinik Pengecualian MD, Montreal, Kanada
kamuDepartemen Bedah Plastik, Universitas Calgary, Calgary, Kanada
zDepartemen Kedokteran Rehabilitasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Yeungnam, Daegu, Republik Korea
kPusat M- edico-chirurgical de Touraine, Saint Cyr sur Loire, Prancis
XRumah Sakit Ortopedi dan Kedokteran Olahraga Aspetar, Doha, Qatar
¶Departemen Ilmu Klinis dan Pendidikan, Sodersjukhuset, Karolinska Institutet, Stockholm, Swedia

info artikel

Sejarah artikel: Sedikit yang diketahui tentang tremor yang disebabkan oleh terjepitnya saraf tepi. Kami melaporkan dua kasus
Diterima untuk diterbitkan 1 Juli 2023 tremor yang disebabkan oleh kompresi saraf tepi. Dua pasien mengalami tremor yang disengaja dikombinasikan
Diterima dalam bentuk revisi 15 Juli 2023 dengan gejala kompresi saraf tepi pada tangan mereka yang terkena. Berdasarkan temuan dan evaluasi klinis,
Tersedia online 25 Agustus 2023
pasien pertama didiagnosis dengan kompresi double-crush pada saraf ulnaris di terowongan cubiti dan kanal
Guyon, dan pasien kedua didiagnosis dengan sindrom lacertus. Pasien pertama menjalani operasi pelepasan
Kata kunci:
terowongan kubital dan kanal Guyon dalam dua tahap. Pasien kedua menjalani pelepasan lasertus fibrosus. Pada 1
Jebakan
bulan tindak lanjut setelah operasi, tremor telah hilang sepenuhnya, dan gejala neurologis membaik. Terjepitnya
Sindrom kanal Guyon
saraf tepi harus dianggap sebagai penyebab potensial tremor pada pasien dengan tremor yang dikombinasikan
Sindrom Lacertus
Saraf perifer dengan gejala neuropati perifer. Pelepasan melalui pembedahan bisa bersifat kuratif.
Getaran

hak cipta©2023, PENULIS. Diterbitkan oleh Elsevier Inc. atas nama The American Society for Surgery of the Hand.
Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-ND (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).

Jebakan saraf tepi (PNE) pada ekstremitas atas, seperti sindrom
terowongan karpal, sindrom terowongan kubital, atau sindrom
lacertus, sering terjadi dan dapat menyebabkan berbagai gejala,
termasuk nyeri neuropatik, kesemutan, mati rasa, kecanggungan, dan
kelemahan.1,2Tremor jarang dilaporkan disebabkan oleh PNE. Pada
tahun 1986, Little dkk3melaporkan kasus tremor yang disebabkan oleh
kompresi saraf ulnaris di terowongan kubital. Karena tremor lebih
sering dikaitkan dengan gangguan sistem saraf pusat, dokter biasanya
tidak menganggap PNE sebagai penyebab tremor, sehingga menunda
diagnosis akurat dan pengobatan yang tepat.4
Dalam penelitian ini, kami melaporkan dua penyebab tremorD
kompresi ganda pada saraf ulnaris di terowongan kubital dan sindrom
kanal Guyon pada sindrom pertama dan sindrom lacertus pada
sindrom kedua. Persetujuan tertulis diperoleh dari kedua pasien ini
untuk publikasi laporan kasus ini dan gambar yang menyertainya.
Laporan Kasus
Kasus 1
Seorang wanita berusia 19 tahun yang tidak kidal tanpa riwayat medis
tertentu datang ke klinik tangan kami dengan keluhan tremor yang
disengaja terkait dengan kelemahan, kehilangan ketangkasan, dan kelainan
bentuk cakar di tangan kirinya. Dia juga mengalami nyeri seperti tertusuk-
tusuk dan tersengat listrik di lengan bawah volar kiri, jari kelima, dan aspek
ulnaris jari keempat. Gejala yang dialaminya telah berkembang 7 bulan
sebelumnya dan semakin memburuk pada saat itu, sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari, olahraga, dan sekolahnya. Dia menyangkal adanya
riwayat trauma namun mengingat timbulnya gejala setelah bermain golf di
musim panas. Tiga studi elektrodiagnostik pada ekstremitas kiri atas
menunjukkan hasil negatif. Pemindaian pencitraan resonansi magnetik pada
otak dan leher dilakukan. Tidak ada temuan abnormal yang diamati. Pasien
diperiksa oleh tujuh ahli saraf yang berbeda.

Deklarasi kepentingan:Tidak ada manfaat dalam bentuk apapun yang diterima atau akan
Pada pemeriksaan fisik tremornya berirama dengan frekuensi
diterima terkait langsung dengan artikel ini.
kurang lebih 5 Hz. Ini terwujud selama gerakan motorik yang disengaja
Penulis yang sesuai:Bianief Tchiloemba, MD, Departemen Bedah Plastik, Universitas
Calgary, 2204 7 Ave NW, Calgary, AB T2N 0Z6, Kanada. tetapi tidak teramati saat istirahat. Terdapat kelainan bentuk cakar.
Alamat email:bianief.tchiloemba@ucalgary.ca (B.Tchiloemba). Parestesia dilaporkan pada jari kelingking kiri dan

https://doi.org/10.1016/j.jhsg.2023.07.008
2589-5141/Hak Cipta©2023, PENULIS. Diterbitkan oleh Elsevier Inc. atas nama The American Society for Surgery of the Hand. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY-NC-
ND (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).
842 B.Tchiloemba dkk. / Jurnal Bedah Tangan Global Online 5 (2023) 841e842
aspek ulnar dari digit keempat. Terjadi penurunan kekuatan
genggaman pada tangan kiri, dengan kekuatan genggaman awal
sebesar 29 pon versus 59 pon pada sisi kontralateral. Secara khusus,
kelemahan terjadi pada fleksor digitorum profundus jari kelingking,
fleksor karpi ulnaris, dan intrinsik.
Tanda awalnya positif. Tanda Tinel positif pada terowongan cubital
dan kanal Guyon di ekstremitas kiri atas. Atrofi otot intrinsik kiri
interossei dan hipotenar diamati pada inspeksi. Tes keruntuhan gores
positif pada terowongan kubital kiri dan kanal Guyon. Tes semprotan
dingin digunakan untuk konfirmasi. Kami memutuskan untuk
melanjutkan dengan pelepasan terowongan kubital di bawah Wide
Awake Local Anesthesia No Tourniquet (WALANT).5Pada tindak lanjut 1
bulan setelah pelepasan terowongan kubital, nyeri pada aspek volar
lengan bawah kiri telah hilang, namun gejala tremor, sensorik, dan
motorik tetap ada. Beberapa minggu kemudian, kami juga melakukan
rilis kanal Guyon di bawah WALANT. Pada tindak lanjut 1 bulan setelah
pelepasan saluran Guyon, getarannya telah teratasi sepenuhnya dan
kelainan bentuk cakar telah diperbaiki (lihatVideo 1, tersedia online di
situs web Jurnal dihttps://www.jhsgo.org). Selain itu, nyeri neuropatik di
jari kiri telah hilang. Kekuatan cengkeramannya meningkat pesat
setelah operasi keduanya, dengan cengkeraman kirinya meningkat dari
29 menjadi 41 pon, dan cubitan 3 jarinya meningkat dari 21 sebelum
operasi menjadi 30 setelah operasi.
Kasus 2
Seorang laki-laki berusia 36 tahun yang tidak kidal datang untuk pengobatan
karena tremor yang disengaja pada tangan kanannya disertai kelemahan
genggaman tangan kanan, yang berlangsung selama 3 tahun. Ia juga mengalami
nyeri dan mati rasa pada siku dan lengan bawah yang berhubungan dengan
kecanggungan dan penurunan daya tahan tubuh. Dia telah menjalani pelepasan
saraf radial untuk mengobati nyeri siku lateral kanan sebelumnya. Dia tidak
memiliki riwayat medis atau trauma tertentu. Studi elektrodiagnostik dan
pencitraan resonansi magnetik pada ekstremitas kanan atas tidak menunjukkan
kelainan spesifik.
Pada pemeriksaan fisik, getarannya disengaja dan berirama.
Kelemahan diamati pada fleksor karpi radialis kanan, fleksor polisis
longus, dan fleksor digitorum profundus jari telunjuk. Nyeri tekan
timbul pada palpasi nervus medianus di bawah lacertus fibrosus. Tes
keruntuhan awal positif pada tingkat lasertus fibrosus.
Pasien didiagnosis menderita sindrom lacertus.6Pasien dilakukan
pelepasan lacertus pada sisi kanan menggunakan WALANT. Pada
tindak lanjutnya, 1 bulan setelah operasi, tremor dan nyeri
neuropatiknya telah hilang sepenuhnya dan kelemahan motoriknya
telah membaik.
Diskusi
Kedua pasien kami masing-masing mengalami jebakan fokus
perifer di dalam terowongan cubiti dan kanal Guyon dan di bawah
lacertus fibrosus. Getaran pada kedua pasien benar-benar hilang
setelah operasi, dan kami percaya bahwa ini disebabkan oleh PNE
(sindrom kanal Guyon dan sindrom lacertus).
Mekanisme neurofisiologis yang mendasari terjadinya tremor
akibat PNE belum diketahui. Tremor yang disebabkan oleh neuropati
perifer dapat disebabkan oleh hiperaktivasi refleks regangan yang
disebabkan oleh kelemahan minimal atau gangguan refleks regangan.7
Dalam penelitian pada hewan, setelah cedera parsial pada saraf perifer, yang
dapat mengurangi masukan sensorik, akan terjadi peningkatan peningkatan jalur
refleks, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya tremor.
osilasi.8,9PNE progresif melibatkan beberapa akson sensorik berdiameter
besar dan mengurangi masukan sensorik untuk meregangkan jalur refleks
sambil mempertahankan beberapa koneksi refleks.3,8,9Penurunan masukan
sensorik kemudian menyebabkan peningkatan rangsangan sinaptik pada
serabut saraf aferen yang masih berfungsi. Keluarnya cairan berulang akibat
kompresi mekanis pada saraf ulnaris dan median di dalam terowongan
kubital, kanal Guyon, dan di bawah lacertus fibrosus tampaknya
menyebabkan tremor yang disengaja pada pasien kami.
Sindrom kanal Guyon adalah neuropati perifer yang relatif jarang
terjadi yang melibatkan kompresi bagian distal saraf ulnaris saat
melewati kanal anatomi sempit di pergelangan tangan. Penyebab
paling umum dari terjepitnya saraf ulnaris di kanal Guyon adalah
ganglion dan trauma berulang. Dalam beberapa kasus, ini bersifat
idiopatik. Sindrom terowongan kubital merupakan PNE tersering kedua
pada ekstremitas atas setelah sindrom terowongan karpal. Prevalensi
sindrom lacertus belum didokumentasikan, namun dilaporkan bahwa
sindrom ini sering terjadi, sendiri atau bersamaan dengan sindrom
terowongan karpal.10Sindrom Lacertus sering salah didiagnosis
sebagai sindrom terowongan karpal karena gejalanya mirip. Dokter
harus mempertimbangkan kemungkinan sindrom lacertus pada pasien
dengan nyeri neuropatik dan/atau gejala neurologis pada tangan atau
paresthesia saraf median persisten setelah pengobatan sindrom
terowongan karpal.
Beberapa kasus tremor yang disebabkan oleh gangguan saraf tepi
telah dilaporkan. Namun, sebagian besar kasusnya adalah
polineuropati perifer, seperti diabetes, uremik, alkoholik, polineuropati
yang dimediasi imun, neuropati vaskulitis, dan penyakit neuron
motorik.7Mengenai PNE fokal, sepanjang pengetahuan kami, hanya
satu kasus tremor yang terjadi setelah sindrom terowongan kubital
yang dilaporkan pada tahun 1986.3
Kesimpulannya, kami telah melaporkan bahwa tremor dapat terjadi
karena PNE fokal. Karena banyak dokter tidak menyadari adanya tremor
setelah PNE, diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sering kali terlewat
atau tertunda. Dokter harus mempertimbangkan kemungkinan terjadinya
tremor yang berhubungan dengan gangguan saraf perifer ketika pasien
dengan sindrom jebakan perifer datang dengan tremor yang disengaja.
Dekompresi saraf dengan anestesi lokal dapat bersifat kuratif.
Referensi
1.Kwak S, Jeong D, Choo YJ, Chang MC. Penatalaksanaan nyeri neuropatik yang disebabkan oleh
sindrom terowongan kubital menggunakan frekuensi radio berdenyut: dua laporan kasus.
Kedokteran (Baltimore).2019;98(21):e15599.
2.Lee SH, Choi HH, Chang MC. Pengaruh pelepasan sebagian ligamen karpal transversal
dengan jarum yang dipandu USG pada pasien dengan sindrom terowongan karpal
refrakter.Dokter Sakit.2022;25(1):E141eE145.
3.Little JW, Burchiel K, Nutter P. Tremor dan jebakan saraf tepi. Laporan kasus.J Ahli
Bedah Saraf.1986;64(1):145e147.
4.Lenka A, sindrom Jankovic J. Tremor: ulasan terbaru.Neurol Depan. 2021;12:684835.
5.Hagert E. Diagnosis klinis dan perawatan bedah menyeluruh dari jebakan saraf
median proksimal di siku: studi prospektif.Tangan (NY). 2013;8:41e46.
6.Hagert E, Jedeskog U, Hagert CG, Fermin TM. Sindrom Lacertus: analisis sepuluh tahun
terhadap dua ratus tujuh puluh lima dekompresi bedah invasif minimal terhadap
jebakan saraf median di siku.Ortopedi Int. 2023;47(4):1005e1011.
7.Kata G, Bathien N, Cesaro P. Neuropati perifer dan tremor.Neurologi. 1982;32(5):480e
485.
8.Eccles RM, Kozak W, Westerman RA. Peningkatan respons refleks monosinaptik tulang
belakang setelah denervasi otot tungkai belakang yang sinergis.Contoh Neurol.
1962;6:451e464.
9.Gallego R, Kuno M, Nun ~ez R, Snider WD. Tidak digunakan meningkatkan kemanjuran sinaptik dalam
motoneuron tulang belakang.J Fisiol.1979;291:191e205.
10.Tang JB. Kompresi saraf median: sindrom lacertus versus sindrom ispronator
superfisial.J Bedah Tangan Eur Vol.2021;46:1017e1022.