Oleh:
Nadilla Putriadi, S.Kep
NIM. 212311101032
2.2 Pengkajian
a. Primary Survey
1. Respon
2. Airway
Pasien dapat bernapas dengan baik tidak terdapat hambatan saat bernapas.
Pasien mengatakan tidak ada nyeri leher.
3. Breathing
Gerakan dada simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, RR 24x/menit, bunyi
nafas vesikuler.
Neuro vascular distal (NVD) didapatkan nadi dorsalis pedis teraba, capillary refill
time (CRT) kurang dari 2 detik, dan sensibilitas normal. frekuensi nadi radialis
88x/menit.
2
5. Disability
6. Exposure
Tidak dilakukan.
b. Secondary survey
Nn. A 14 tahun datang ke unit gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Umum
Abdoel Moeloek (RSAM) dengan keluhan nyeri pada tungkai kanan dan tidak dapat
digerakkan pasca kecelakaan bermotor 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Saat itu
pasien sedang membawa motor sendirian memakai helm dan tidak sedang dalam
keadaan mabuk, ditabrak oleh motor dari arah sebelah kanan. Saat kejadian pasien
langsung terjatuh dan pingsan sekitar 5 menit, saat sadar pasien sudah tidak dapat lagi
menggerakkan tungkai kanannya, tungkai kiri dan anggota gerak atas tidak ada
keluhan. Riwayat sakit kepala, muntah, lupa dengan kejadian lama serta keluar darah
dari hidung/telinga tidak ada. Pasien langsung dibawa ke puskesmas dan dilakukan
pemasangan spalk lalu dirujuk ke RSUAM.
Pasien tidak memiliki alergi obat dan makanan, serta tidak mengonsumsi obat-
obatan secara rutin.
Keadaan umum
Nadi : 88 X/mnt
RR : 24 X/mnt
Suhu : 36,5 0C
3
Nyeri P : Fraktur
S :7
a. Kepala
Pasien mengatakan tidak merasakan pusing. Tidak ada luka di kepala, tidak
ada benjolan dikepala, tidak ada nyeri tekan.
b. Leher
Tidak ada luka leher, tidak ada nyeri tekan.
c. Dada
1) Jantung
2) Paru-Paru
Inspeksi : Tidak ada pernapasan cuping hidung dan retraksi dinding dada.
d. Abdomen
I: Tidak ada disetensi abdomen, tidak ada jejas atau hematom yang mengindikasikan
adanya perdarahan.
P: tidak terdapat nyeri tekan.
P: timpani.
4
A: bising usus normal 5 x/menit.
e. Urogenital
Pasien dapat buang air kecil dengan lancar dan tidak ada keluhan terkait BAK
dan BAB.
f. Ekstremitas
g. Punggung
Tidak ada luka, warna kulit normal, tidak ada nyeri tulang punggung.
h. Keadaan lokal
i. Tindakan prehospital
j. Pemeriksaan penunjang
5
2. Femur dextra terlihat
bengkak. Tidak terkoordinasinya
3. Mengalami deformitas tulang dibawah fraktur dan
femur, angulasi ke lateral, diatas fraktur
kulit utuh.
4. Pemeriksaan foto rontgen Tidak dapat menggerakan
tungkai kanan
regio femur dextra AP
lateral didapatkan fraktur Gangguan mobilitas fisik
DS: Fraktur femur dekstra 1/3 Nyeri akut b.d fraktur femur
1. Pasien mengatakan nyeri tengah dengan aligment dan d.d bengkak, nyeri tekan.
di tungkai kanan. aposisi buruk
DO:
1. Pengkajian Nyeri Kerusakan jaringan tulang
dan jaringan sekitarnya
P : Fraktur
Pelepasan mediator
Q : Seperti tertekan benda inflamasi
berat.
R : Tungkai kanan menyebar Respon inflamasi
ke seluruh kaki kanan.
Dolor
S:8
Nyeri akut
T : Terus menerus setelah
terjadi trauma kecelakaan.
2. Nyeri Akut
6
7
2.4 Rencana Keperawatan
No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
1. Gangguan Mobilitas Fisik Kriteria 1 2 3 4 5 Pembidaian (1.05180)
Observasi
hasil
1. Identifikasi kebutuhan dilakukan
Nyeri V pembidaian.
2. Monitor adanya perdarahan pada area
Kecemasan V cedera.
3. Monitor bagian distal area cedera (misal
Gerakan V
pulsasi nadi, pengisian kapiler, gerakan
tidak motorik dan sensasi) pada bagian tubuh
yang cedera.
terkoordinasi
Terapeutik
Mobilitas Fisik (L.05042) 4. Berikan bantalan pada bidai.
5. Imobilisasi sendi di atas dan di bawah
Setelah dilakukan tindakan keperawtan 1x24 jam area cedera.
diharapkan gangguan mobilitas fisik pada pasien membaik Edukasi
6. Jelaskan tanda dan gejala sindrom
dengan kriteria hasil: kompartemen (5P: pulseless, parastesia,
paln, paralysis, palor)
KETERANGAN:
1= Meningkat
2= Cukup Meningkat
3= Sedang
8
4= Cukup Menurun
5= Menurun
KETERANGAN:
1= Meningkat
9
2= Cukup Meningkat
3= Sedang
4= Cukup Menurun
5= Menurun
2.5 Implementasi Keperawatan
10
dengan melakukan pemasangan spalk ulang.
6. Menjelaskan tanda dan gejala sindrom kompartemen (5P:
pulseless, parastesia, paln, paralysis, palor)
E:
S: Pasien mengatakan lebih nyaman dengan pemasangan
spalk ulang.
O:
1. Tidak ada perdarahan di area cedera, namun terdapat
bengkak.
2. Pulsasi nadi dorsalis pedis teraba.
3. CRT <2 detik.
4. Sensibilitas normal
A: Masalah teratasi sebagian.
P:
Melanjutkan intervensi pembidaian.
Mempersiapkan pasien untuk tidakan ORIF.
15.10 1. Mengidentifikasi karakteristik nyeri. S: Pasien mengatakan nyeri dibagian kaki yang mengalami
2. Mengidentifikasi riwayat alergi obat. trauma.
3. Mengidentifikasi kesesuaian jenis analgesik O:
4. Menetapkan target efektifitas analgesik untuk 1. Bengkak pada femur dextra
mengoptimalkan respons pasien.
11
5. Menjelaskan efek terapi dan efek samping obat. 2. Skala nyeri 8.
6. Berkolaborasi untuk pemberian analgesik serta A:
antibiotik yaitu 500 mg 3x1 tablet asam mefenamat dan Nyeri akut
amoxicillin 500 mg 3x1 tablet. P:
Memberikan analsegik pengurang nyeri.
I:
1. Mengidentifikasi karakteristik nyeri.
2. Mengidentifikasi riwayat alergi obat.
3. Mengidentifikasi kesesuaian jenis analgesik
4. Menetapkan target efektifitas analgesik untuk
mengoptimalkan respons pasien.
5. Menjelaskan efek terapi dan efek samping obat.
6. Berkolaborasi untuk pemberian analgesik serta antibiotik
yaitu 500 mg 3x1 tablet asam mefenamat dan amoxicillin 500
mg 3x1 tablet.
E:
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang.
O: 1. Bengkak masih terlihat pada femur dextra.
2. Skala nyeri 6.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: Lanjutkan intervensi pemberian analgesik serta antibiotik
yaitu 500 mg 3x1 tablet asam mefenamat dan amoxicillin 500
12
mg 3x1 tablet serta mentapkan target capaian efektifitas
analgesik.
13
14