Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF DENGAN MASALAH FRAKTUR

PHALANG DIGITY IV MANUS DEXTRA PADA TN.R.N DI RUANGAN KAMAR


BEDAH RSU.PANCARAN KASIH MANADO

Disusun Oleh :
Jeane Rahel Dalope
711440120078

Clinical Instructur : Ns.Dekky Wuisan,S.Kep


Clinical Teacher : Jon Welliam Tangka,S.Kep,Ns,Sp.KMB

POLTEKES KEMENKES MANADO 2022


PRODI D-III KEPERAWATAN TK 3
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

1. Definisi
Fraktur falang adalah terputusnya hubungan tulang jari-jari tangan yang disebabkan oleh
trauma langsung pada jari tangan. Jari biasanya mengalami cedera akibat benturan
langsung,dan mungkin terdapat banyak pembengkakan atau luka terbuka. Falang biasanya
mengalami fraktur melintang, sering disertai angulasi ke depan sehingga dapat merusak sarung
tendon fleksor. Fraktur pada salah satu ujung falang dapat memasuki sendi dan terjadi
kekakuan, dan kalau fraktur bergeser, jari juga dapat mengalami deformitas. Falang terminal
dapat terpukul oleh martil, atau terjepit pintu dan dan tulangnya dapat hancur. Setiap sendi jari
dapat mengalami cedera akibat pukulan (kulit di atasnya sering rusak), akibat daya angulasi
atau akibat jari yang berposisi lurus tersandung dengan keras. Sendi yang terkena akan
bengkak, nyeri tekan, dan terlalu sakit untuk digerakkan (Zairin Noor, 2014).

2.Etiologi
Penyebab fraktur ketika kekuatan (tekanan) yang diberikan pada tulang melebihi kemampuan
tulang untuk meredam syok (Marlene Hurst, 2016). Sedangkan menurut (A.Aziz Alimul
Hidayat, 2013) penyebab fraktur terbagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Kekerasan langsung

Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan.


Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau
miring.
2. Kekerasan tidak langsung

Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang di tempat yang jauh dari
tempat terjadinya kekerasa. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah
dalam jalur hantaran vektor kekerasan.

3. Kekerasan akibat tarikan otot

Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekeuatan dapat berupa
pemuntiran, penekukan, dan penekanan, kombinasi dari ketiganya dan penarikan.

3.Patofisiologi
Tulang bersifat rapuh namun cukup mempunyai kekuatan dan gaya pegas untuk menahan. Tapi
apabila tekanan eksternal yang datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka
terjadilah trauma pada tulang yang mengakibatkan rusaknya atau putusnya kontinuitas tulang.
Setelah terjadi fraktur, periosteum dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan
jaringan lunak yang membungkus tulang rusuk. Pendarahan terjadi karena kerusakan tersebut
dan terbentuklah hematoma di rongga medula tulang. Jaringan tulang segera berdekatan ke
bagian tulang yang patah. Jaringan yang mengalami nekrosis ini menstimulasi terjadinya
respon inflamasi yang di tandai dengan vasodilatasi, eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi
sel darah putih. Kejadian inilah yang merupakan dasar dari proses penyembuhan tulang
nantinya (A.Aziz Alimul Hidayat, 2013).
4.Pathway

5. Pemeriksaan Diasnostik

1. Pemeriksaan Rontgen : menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma, dan jenis

fraktur.
2. Scan Tulang, tomogram, CT Scan/MRI : memperlihatkan tingkat keparahan

fraktur, juga dapat untuk mengidentifiklasi kerusakan jaringan linak.

3. Arteriogram : dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan vaskuler.


4. Hitung darah lengkap : hematokrit mungkin meninggkat (hemokonsentrasi) atau

menurun (pendarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada multiplr

trauma). Peningkatan jumlah sel darah putih adalah proses stres normal setelah

trauma.

5. Kreatini : trauma otot meningkatkan beban kreatini untuk klirens

ginjal.

6. Profil koagulasi : perubahan dapat terjadi pada kehilangan darah, transfusi

multiple atau cedera hati.

6. Penatalaksanaan Fraktur phalang


Fraktur falang yang tak bergeser dapat diterapi dengan pembebatan fungsional. Jari diikat
dengan jari sebelahnya dan gerakan dianjurkan sejak permulaan. Pembebatan dipertahankan
selama 2-3 minggu, tetapi saat ini sebaiknya diperiksa posisinya dengan sinar X untuk
memastikan tidak terjadi pergeseran. Fraktur yang bergeser harus direduksi dan dimobilisasi.
Fraktur tersebut direduksi dengan menarik jari yang melengkung dan menekan falang hingga
lurus.
Imobilisasi dengan posisi fleksi harus dipertahankan untuk menahan reduksi, dan cara ini
untuk memberikan hasil yang terbaik dengan memasang gips pada lengan bawah yang berakhir
pada telapak tangan, tetapi mempunyai bebat distal yang menyokong jari dalam posisi fleksi
sekitar 80 derajat pada sendi metakarpofalangeal dan fleksi pada sendi-sendi interphalangeal
untuk mencegah pergeseran ulang fraktur. Gips dipertahankan selama 3 minggu.
Fraktur falang yang tidak stabil dapat diterapi dengan fiksasi internal dengan menggunakan
kawat kirschner atau sukrum mini. Falang terminal dapat terpukul oleh martil, atau terjepit
pintu, dan tulangnya dapat hancur. Fraktur tidak dipedulikan dan terapi dipusatkan untuk
mengendalikan pembengkakan dan memperoleh kembali gerakan (Zairin Noor, 2014).
BAB II
TINJAUAN KASUS

Asuhan keperawatan perioperatif pada Tn.R.N dengan masalah fraktur phalang digity iv
manus dextra di ruangan kamar bedah RSU.Pancaran Kasih Manado

FORMAT RESUME
Jam Masuk : 12.48 Tanggal Pengkajian : Jumat , 09 Desember 2022
Jam Pengkajian: 14.48 No. RM : 322785

IDENTITAS KLIEN
Nama Pasien : Tn.R.N
Umur : 19tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Sopir
Alamat : Sindulang
Dx Medis : Fraktur Phalang Digity manus dextra + Redid limb + Vulnus laceratum

IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Lena Pakaya
Umur : 19tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : sindulang
Hubungan dengan klien: Istri

ALASAN MASUK
Nyeri dijari manis sebelah kanan karena mengalami cedera saat kerja
P : Fraktur dan luka sobek
Q : Seperti di tusuk
R : jari manis sebelah kanan
S:7
T : Terus-menerus

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Klien mengatakan ia mengalami cedera saat kerja ketika klien hendak turun dari mobil dan jari
manis sebelah kanan tersangkut digagang mobil karena adanya cincin ,terdapat luka sobek
dijari dan jari tersebut terlihat bengkak melebihi rongga cincin dan tampak sianosis sehingga
sulit digerakan dan menimbulkan nyeri , kemudian klien langsung dibawah oleh keluarganya ke
rumah sakit

RIWAYAT KESEHATAN DAHULU


Klien tidak memiliki riwayat penyakit dahulu dan tidak mempunyai riwayat pernah dirawat
dirumah sakit

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Klien mengatakan keluarga mempunyai penyakit menurun Hipertensi dan asam urat

OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


Tanda tanda vital
S : 36,2°c N : 80x/menit TD : 118/80 MmHg RR : 20x/menit
Kesadaran: Composmentis

Head to toe
Kepala : Bersih tidak ada nyeri , tidak ada pembengkakan
Mata : Fungsi : Fungsi penghlihatan Tn.R.N jelas dan tidak menggunakan alat bantu
Pupil : isokor
Sklera : tidak ikterik
Konjungtiva : tidak anemis
Hidung : Fungsi : Fungsi penciuman dan pernafasan Tn.R.N baik
Kebersihan : Bersih , tidak ada secret , tidak ada polip

Mulut : Bersih,lembab
Telinga : Fungsi : Fungsi oendengaran Tn.R.N
Kebersihan : bersih ,tidak ada serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada nyeri telan
Dada : simetris , tidak ada nyeri tekan
Abdomen : simetris , tidak ada nyeri tekan , bising usus normal ,warna kulit merata tidak ada
edema
Punggung : tidak ada pembengkakan ,tidak ada nyeri
ANALISIS DATA
MASALAH KEPERAWATAN
DATA
Data Subjektif : klien mengatakan Nyeri dijari manis Nyeri Akut
sebelah kanan
P : Fraktur dan luka sobek
Q : Seperti di tusuk
R : jari manis sebelah kanan
S:7
T : Terus-menerus

Objektif : Terdapat luka sobek dijari manis sebelah


kanan , Sulit menggerakan jari
TD : 118/80 MmHg
R : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 36,2°c

Risiko Syok
Subjektif : -

Objektif : Dilakukan tindakan pembedahan Amputasi


dijari manis sebelah kanan

Subjectif : klien mengungkapkan perasaan negatif Gangguan Citra tubuh


tentang perubahan tubuh

Objektif : klien tampak merendah diri dan putus asa


terkait dengan tindakan amputasi yang dilakukan

DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. (D.0077) Nyeri Akut b.d fraktur dan luka sobek d.d klien mengatakan Nyeri dijari manis sebelah
kanan
2. (D.0039) Risiko Syok b.d risiko pendarahan d.d dilakukan tindakan bedah amputasi
3. (D.0083) Gangguan citra tubuh b.d perubahan struktur tubuh d.d Post oprasi Amputasi
NO DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
HASIL
1. (D.0077) Nyeri (L.08066) Tingkat Nyeri (I.08238) Manajemen Nyeri
Akut b.d fraktur dan Setelah dilakukan tindakan Observasi
luka sobek d.d klien keperawatan diharapkan tingkat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik,
mengatakan Nyeri nyeri menurun, dengan kriteria durasi, frekuensi, kualitas,
dijari manis sebelah hasil: intensitas nyeri dan skala nyeri
kanan 1. Keluhan nyeri menurun 2. Idenfitikasi respon nyeri non
2. Meringis menurun verbal
3. Sikap protektif menurun 3. Identifikasi faktor yang
4. Gelisah menurun memperberat dan memperingan
nyeri

Terapeutik
Berikan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music,
biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)

Edukasi
1. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
2. Ajarkan Teknik farmakologis
untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

2. (D.0039) Risiko (L.03032) Tingkat syok (I.02068) Pencegahan Syok


Syok b.d risiko menurun Observasi
pendarahan d.d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor status kardiopulmonal
dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tingkat (frekuensi dan kekuatan nadi,
bedah amputasi syok menurun, dengan kriteria frekuensi napas, TD)
hasil: 2. Monitor status oksigenasi
1. Tekanan arteri rata-rata 3. Monitor status cairan (masukan
membaik dan haluaran, turgor kulit, CRT)
2. Tekanan darah sistolik membaik
3. Tekanan darah diastolik Terapeutik
membaik 1. Berikan oksigen untuk
4. Tekanan nadi membaik mempertahankan saturasi
5. Pengisian kapiler membaik oksigen > 94%
6. Frekuensi nadi membaik 2. Pasang jalur IV, jika perlu
7. Frekuensi napas membaik 3. Pasang kateter urin untuk
menilai produksi urin, jika perlu

Edukasi
1. Jelaskan penyebab/faktor risiko
syok
2. Jelaskan tanda dan gejala awal
syok
3. Anjurkan melapor jika
menemukan/merasakan tanda
dan gejala awal syok
4. Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
5. Anjurkan menghindari alergen

Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian IV, jika
perlu
2. Kolaborasi pemberian transfusi
darah, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian
antiinflamasi, jika perlu

3. (D.0083) Gangguan (L.09305) Promosi citra tubuh Promosi Citra Tubuh (I.09305)
citra tubuh b.d Setelah melakukan Tindakan Observasi
perubahan struktur keperawatan diharapkan Citra 1. Identifikasi harapan citra tubuh
tubuh d.d Post oprasi Tubuh meningkat dengan kriteria berdasarkan tugas
Amputasi hasil : perkembangan
1. Verbalisasi perasaan negatif 2. Identifikasi perubahan citra
tentang perubahan tubuh menurun tubuh yang mengakibatkan
2. Verbalisasi kekhawatiran pada isolasi sosial
penolakan orang lain menurun 3. Monitor frekuensi pernyataan
Menyembunyikan bagian tubuh kritik terhadap diri sendiri
berlebihan menurun Terapautik
1. Diskusikan perubahan tubuh dan
fungsinya
2. Diskusikan perbedaan
penampilan fisik terhadap harga
diri
3. Diskusikan kondisi sters yang
mempengaruhi citra tubuh
Edukasi
1. Jelaskan pada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh
2. Anjurkan menggunalan alat
bantu (mis.wig ,kosmetik)
3. Anjurkan mengikuti kelompok
pendukung
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi
NO Diagnosa Implementasi
1 (D.0077) Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, S : klien mengeluh nyeri
Nyeri Akut durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri P : Fraktur dan luka sobek
b.d fraktur dan dan skala nyeri Q : Seperti di tusuk
luka sobek d.d Hasil : P : Fraktur dan luka sobek R : jari manis sebelah kanan
klien Q : Seperti di tusuk S:7
mengatakan R : jari manis sebelah T : Terus-menerus
Nyeri dijari kanan
manis sebelah S:7 O : fraktur ,luka sobek, sulit menggerakan
kanan T : Terus-menerus jari
TD : 118/80 MmHg
Mengidenfitikasi respon nyeri non verbal R : 20x/menit
Hasil : klien mengeluh nyeri N : 80x/menit
S : 36,2°c
Mengajarkan teknik relaksasi untuk
mengurangi rasa nyeri
Hasil : mengajarkan teknik relaksasi nafas
dalam A : masalah belum teratasi

Melatih teknik relaksasi nafas dalam P : intervensi dilanjutkan


Hasil : klien mampu mengikuti sesuai
arahan danmenerapkan teknik relaksi
nafas dalam ketik nyeri muncul

2 (D.0039) Memonitor status kardiopulmonal S:-


Risiko Syok (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi
b.d risiko napas, TD) O : Dilakukan tindakan pembedahan
pendarahan Hasil : TD : 110/70 MmHg Amputasi ,tidak ada kendala atau masalah
d.d dilakukan N : 74x/menit selama tindakan pembedahan
tindakan R : 20x/menit
bedah amputa Spo2 : 99% A : Masalah teratasi

Memberikan okigen untuk P : intervensi dihentikan


mempertahankan saturasi pernafasan
Hasil : Memasang Oksigen O2 nasal
kanul pada pasien

Kolaborasi pemberian IV
Hasil : - Terpasang IVFD RL
- Inj.Bolus Ranitidine
- Inj. Bolus Ondansentron
- Inj. Bolus
- Pct Drips 500ml

Mengobservasi pemberian anestesi


Hasil : Pasien diberikan anestesi umum
(tiva)
Melayani pemberian obat :
- Inj.Bolus Ranitidine
- Inj. Bolus Ondansentron
- Inj. Bolus
- Pct Drips 500ml

(D.0083) Mengidentifikasi harapan citra tubuh S : klien mengungkapkan perasaan negatif


Gangguan berdasarkan tugas perkembangan tentang perubahan tubuh
citra tubuh
b.d perubahan Monitor frekuensi pernyataan kritik
struktur tubuh terhadap diri sendiri O : klien tampak merendah diri dan putus
d.d Post oprasi asa terkait dengan tindakan amputasi yang
Amputasi Diskusikan perubahan tubuh dan dilakuka
fungsinya
A : Masalah belum teratasi
Diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri P : Intervensi dilanjutkan

Anda mungkin juga menyukai