Oleh:
dr. Nindya Puspita Sari
Pembimbing:
dr. Paramedya Anggit
dr. Garley Rizal
DATA OBYEKTIF
Airway : Clear, stridor (-), gurgling (-)
manajemen : -
Breathing : RR : RR 18 x/menit, gerak nafas simetris, sonor, suara nafas vesikuler kiri dan kanan
manajemen : -
Circulation : TD 120/70 mmHg, Nadi 88x/menit, CRT < 2 detik
manajemen : -
Disability : GCS 15 (E4V5M6), pupil isokor, reflek cahaya +/+
manajemen : -
Exposure : vulnus appertum et regio digiti V manus sinistra
Secondary survey
Kepala/leher : Laserasi (-), Kontusio (-), Deformitas (-), Abrasio (-),JVP normal
Dada : simetris, retraksi (-), deformitas (-), abrasio (-)
Cor (jantung) : HR 88x/menit; S1S2 tunggal, murmur (–), gallop (–)
Pulmo : pergerakan dinding dada simetris, retraksi (–),
suara nafas vesikular; ronkhi (-/-); wheezing (-/-)
Perut : abrasio (-), laserasi (-), pelvis stabil, bising usus (+) normal, meteorismus (-), shifting
dullness (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien: tidak teraba.
Ekstremitas : deformitas (+) jari kelingking tangan kiri, luka terbuka (+) 3x0,5x0,5 cm, bone
expose (-), krepitasi (+), keterbatasan gerak
X-ray Manus Sinistra AP/Oblique
DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang, diagnosis pasien adalah
Open fracture os. phalang proximal 1/3 medial digiti V manus sinistra
RENCANA TERAPI
MRS pasien menolak MRS dan operasi
Reposisi + Hecting
Leomoxyl 3x1 tab
Ponsamic 3x1 tab
Kalmet 3x1 tab
Kalk 3x1 tab
Daftar Pustaka:
1. Kenneth J.K., Joseph D.Z. Handbook of Fractures, 3rd Edition. Pennsylvania. 2006.
2. Mangunsudirejo RS. Fraktur, penyembuhan, penanganan, dan komplikasi, buku 1. Edisi
1. Semarang: 2009
4. Rasjad, C. Buku pengantar Ilmu Bedah Ortopedi ed. III : Struktur dan Fungsi Tulang.
Yarsif Watampone. Jakarta: 2008. pp. 317-478
5. Sjamsuhidajat R, Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah, ed revisi, EGC. Jakarta: 2008.
pp. 1138-96
Hasil Pembelajaran:
Assessment :
Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan
luar melalui kulit sehingga terjadi kontaminasi bakteri dan timbul komplikasi berupa infeksi
luka pada kulit dapat berupa tusukan tulang yang tajam dan keluar menembus kulit (fromwithin)
atau dari luar oleh karena tertembus misal oleh peluru atau trauma langsung (fromwithout).
Pasien fraktur terbuka biasanya datang dengan suatu trauma, baik trauma hebat maupun
ringan dan diikuti dengan ketidakmampuan untuk menggunakan anggota gerak. Keluhan umum
yang dialami pasien yakni nyeri, memar dan pembengkakan merupakan gejala yang sering
ditemukan, tetapi gejala itu tidak membedakan fraktur dari cedera jaringan lunak sehingga perlu
diperhatikan ada tidaknya deformitas dan krepitasi. Dengan pemeriksaan klinis biasanya sudah
dapat mencurigai adanya fraktur. Walaupun demikian, pemeriksaan radiologis diperlukan untuk
menentukan keadaan, lokasi serta ekstensi fraktur dengan mengingat rules of two yakni two view
(anteroposteror dan lateral), two joint ( dua sendi atas dan bawah fraktur), two limbs (kanan dan
kiri), two injuries (curiga lebih dari satu daerah tulang), serta two occasions (dua
kesempatan/pengulangan). Dengan pemeriksaan X-foto ini dapat dilihat ada tidaknya patah
tulang, luas, dan keadaan fragmen tulang. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mengikuti proses
penyembuhan tulang
Penatalaksanaan secara Umum
Fraktur biasanya menyertai trauma. Untuk itu sangat penting untuk melakukan
pemeriksaan terhadap jalan napas (airway), proses pernafasan (breathing) dan sirkulasi
(circulation), apakah terjadi syok atau tidak. Bila sudah dinyatakan tidak ada masalah lagi, baru
lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik secara terperinci. Waktu terjadinya kecelakaan penting
ditanyakan untuk mengetahui berapa lama sampai di RS, mengingat golden period 1-6 jam. Bila
lebih dari 6 jam, komplikasi infeksi semakin besar. Lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisis
secara cepat, singkat dan lengkap. Kemudian lakukan foto radiologis. Pemasangan bidai
dilakukan untuk mengurangi rasa sakit dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih berat pada
jaringan lunak selain memudahkan proses pembuatan foto.
Fraktur dengan luka yang hebat memerlukan suatu fraksi skeletal atau reduksi terbuka
dengan fiksasi eksterna tulang. Fraktur grade II dan III sebaiknya difiksasi dengan fiksasi
eksterna.
2. Rencana Terapi
Terapi yang diberikan kepada pasien adalah sebagai berikut:
a. Reposisi + Hecting luka
b. Leomoxyl 3x1 tab
c. Ponsamic 3x1 tab
d. Kalmet 3x1 tab
e. Kalk 3x1 tab
3. Rencana Monitoring
Beberapa hal yang perlu mendapat pengawasan adalah:
a. Tanda-tanda sindroma kompartemen
b. Keterbatasan gerak fisik
c. Luka jahit
4. Rencana Edukasi
a. Mengurangi aktivitas tangan kiri
b. Tidak boleh terkena air
c. Makan makanan tinggi kalsium dan protein seperti telur, ikan dan susu
d. Kontrol luka dan penggantian perban luka setiap hari