DISUSUN OLEH :
1. ACHMAD FAISAL RAJAB (1607001)
2. NINA ANGGRAENI (1607034)
3. WIDYA PANGESTIKA (1607058)
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. W
Umur : 43 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Ungaran
No CM : 19.20.415397
Tanggal masuk : 20 November 2019, Jam : 17:00 WIB
Pengkajian : 20 November 2019, Jam 17:05 WIB
Dx Medik : Fraktur Tibia Sinistra
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Umur : 50 Tahun
Alamat : Salatiga
Hubungan : Saudara
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama :
Pasien mengatakan nyeri pada kaki
b. Riwayat kesehatan sekarang :
3. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway:
Bersih, tidak nampak ada sputum, darah, atau benda asing lainnya pada jalan nafas.
b. Breathing :
Pernafasan pasien normal, tidak ada dipsnea, regular. RR: 20x/menit.
c. Circulation:
Tekanan darah : 164/116 mmHg, nadi: 99x/menit, S:36,4oC, akral hangat, nadi
teraba kuat, capillary refill < 2 detik , bunyi jantung normal s1 dan s2 murni
reguler. SpO2 saat datang: 98%.
d. Dissability:
Kesadaran: composmentis dengan GCS: E4M5V6, Ukuran pupil 2/2, reaksi
terhadap cahaya (+/+).
e. Exposure :
S: 36,4oC, terdapat luka lecet pada kaki bagian kanan akibat kecelakaan lalu lintas.
4. PENGKAJIAN SEKUNDER
a. Pengkajian Nyeri
P : Trauma jatuh/alih posisi
Q : Seperti dipukul
R : Kaki kiri
S : Skala 8
T : Nyeri hilang timbul & bertambah saat di gerakan
Kepala Bentuk kepala mesocepal, tidak ada benjolan, tidak ada perdarahan dan
tidak ada lecet pada bagian kepala.
Rambut lurus, persebaran rambut merata
Mata: kedua mata simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih,
pupil isokor, diameter 2/2, reflekcahaya +/+.
Hidung simetris, tidak terdapat kotoran/secret/perdarahan.
Mukosa mulut lembab, tidak terdapat sianosis, gigi lengkap
Kedua daun telinga tampak bersih
Leher Tak tampak lesi dan jejas pada leher, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
Paru :
I: Pengembangan dada tampak simetris saat inspirasi, tidak terdapat
penggunaan otot bantu pernafasan
Dada P : Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan.
P : Suara sonor
A : Paru-paru terdengar vasikular pada kedua lapang paru
Kardiovaskuler :
I : Tidak nampak edema/massa dan juga kemerahan dan Ictus cordis
tidak tampak
P : Tidak teraba benjolan/massa teraba ictus cordis di intercosta 5 mid
clavikula sinistra
P : Suara terdengar redup
A : Tidak ada tambahan bunyi jantung, S1 dan S2 normal
Abdomen I : Bentuk simetris, tak tampak asites tak terdapat lesi dan bekas luka
operasi.
A : Peristaltik usus 12 x/menit
P : Tidak ada massa, tidak ada nyeri tekan
P : Suara timpani
Genetalia Tidak terpasang cateter
Ekstremitas Kelemahan pada daerah fraktur (ekstremitas kiri/tibia), nyeri bila
ditekan/digerakkan, krepitasi, deformitas (kelainan bentuk), terasa kram,
kemerahan, pembengkakan.
Integumen Turgor kulit baik, akral hangat.
c. Pemeriksaan Penunjang
1) Rontgen:
- Kesan : Complete os tibia et fibula sinistra pars distalis, cum
fragmnted dengan gambaran sof tissue swelling
-
d. Terapi dan Obat – obatan
DS:
- Klien mengatakan
kesulitan berjalan dan
Rabu, Kerusakan
2. ketidaknyamanan Trauma integritas struktur
20-11-2019
tulang
DO:
- penurunan rentan gerak
- kesulitan alih posisi
- gerakan lambat
DS:
- Klien mengatakan nyeri
ekstremitas kiri
Rabu, Rusaknya
Resti gangguan
3. 20-11-2019 DO: pembuluh
perfusi jaringan
- adanya edema, nyeri darah
tekan
- perubahan fungsi motorik
f. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b/d agen cidera fisik .
2. Kerusakan integritas struktur tulang b/d trauma.
3. Resti gangguan perfusi jaringan b/d rusaknya pembuluh darah.
g. INTERVENSI KEPERAWATAN
h. IMPLEMENTASI
5. Melakukan pengkajian nyeri secara DS: Klien mengatakan nyeri post kecelakaan,
komprehensif termasuk lokasi, nyeri dirasakan saat alih posisi dikaki kiri, skala
karakteristik, durasi, frekuensi, nyeri 8, dan nyeri hilang timbul serta bertambah
kualitas dan faktor presipitasi saat di gerakan
Klien pergi ke UGD dengan kecelakaan lalu lintas, klien mengatakan kaki kiri
sangat sakit dan susah digerakkan. Saat klien tiba di IGD, perawat melakukan pengkajian
kegawatdaruratan dan langsung melakukan penanganan pada klien sesuai dengan
kebutuhan klien. Pertama perawat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemberian
terapi injeksi ketorolak (untuk mengurangi nyeri) dan Tetanus Toxoid (untuk mencegah
terjadinya tetanus)dan melakukan pembidaian pada kaki kiri klien (pemasangan 2 spalk).
BAB V
PENUTUP
a. Kesimpulan
Luka merupakan kerusakan integritas kulit yang terjadi karena trauma yang
dialami kulit sedangkan fraktur merupakan keadaan terputusnya keutuhan tulang
diakibatkan oleh trauma. Pada kasus klien mengalami lecet pada kaki kanan serta
fraktur tibia sinistra yang berasal dari trauma langsung akibat kecelakaan motor
sehingga menimbulkan rasa nyeri dan keterbatasan gerak. Hal ini akan
menyulitkan klien dalam melakukan kebersihan diri, sehingga perawat sangat
berperan untuk membantu klien dan mengurangi nyeri klie serta proses
penyembuhan klien.
b. Saran
- Perawat harus mengetahui anatomi dan fisiologi dari sistem integumen
- Perawat harus memahami jenis-jenis fraktur dan penanganannya
- Perawat harus mengetahui pemberian obat pengurang rasa nyeri serta
meninjau efek samping dari obat yang diberikan pada klien
- Perawat harus mampu menyusun asuhan keperawatan yang tepat
berdasarkan kondisiklien yang luka dan fraktur
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta:
EGC
Long, Barbara C, (2011). Perawatan Medikal Bedah, Penerjemah: Karnaen, Adam, Olva,
dkk,
Bandung: Yayasan Alumni Pendidikan Keperawatan
NANDA-I Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2018-2020
Nursing Outcomes Classification (NOC), (2013). Edisi kelima. Singapura: Elsevier
Nursing Interventions Classification (NIC), (2013). Edisi keenam. Singapura: Elsevier