Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

A DENGAN
OSTEOMIELITIS
Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB)

Penyusun:

Nama : Nurwahyudin

NIM : 20310190

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YOGYAKARTA


Kasus :
Tn.S (30 tahun) datang ke Rs. Dr. Soetomo Surabaya pada tanggal 18 Mei
2017 pukul 10.00 WIB. Tn.S mengeluh nyeri dan keluar cairan (pus) berwarna
putih keruh pada tungkai kanan bawah. Sebelumnya ±1,5 tahun yang lalu Tn.S
pernah mengalami kecelakaan lalu lintas, saat itu Tn.S mengendarai sepeda motor
lalu dari samping ditabrak oleh pengendara sepeda motor lain. Peristiwa itu terjadi
pada malam hari pukul 22.30 WIB dan kemudian Tn.S dioperasi ORIF cruris
dektra 1/3 distal pada pagi hari di ruang OK RSAL Ramelan Surabaya. Selama
1,5 tahun Tn.S mengaku luka operasi sudah sembuh dan Tn.S sudah bisa
melakukan aktivitas sehari-hari. Namun sekitar 1 minggu terakhir muncul
gelembung dibeberapa tempat baut implant, kemudian gelembung tersebut pecah
dengan sendirinya dan mengeluarkan darah. Tn.S juga mengaku tidak pernah
merawat luka di poli dan menutup luka terbuka pada tempat pemasangan implant.
Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan N: 80 ×/menit ; RR: 19 ×/menit; TD:
140/90 mmHg; S: 37,20C. Tn.S di diagnosa : Osteomielitis kronis post ORIF
cruris dektra 1/3 distal.

Pengkajian Kasus
A. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Yogyakarta
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal MRS : 18 November 2020 (pukul 10.00 WIB)
No. RM : 132.xxx
Diagnosa Medis : Osteomielitis kronis post ORIF cruris dektra 1/3 distal
Tgl Pengkajian : 20 November 2020
B. Riwayat Kesehatan

Keluhan Utama : Tn.S mengeluh nyeri dan keluar cairan (pus) berwarna putih
keruh pada tungkai kanan bawah.
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Terjadi nyeri dan keluar cairan (pus) berwarna putih keruh pada tungkai
kanan bawah. Sekitar 1 minggu terakhir muncul gelembung dibeberapa
tempat pemasangan implant, kemudian gelembung tersebut pecah dengan
sendirinya dan mengeluarkan darah. Tn.S juga mengaku tidak pernah
merawat luka di poli dan menutup luka terbuka pada tempat pemasangan
implant.
2. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Klien tidak pernah sakit yang sama seperti ini sebelumnya namun klien
memiliki riwayat hipertensi dan klien tidak mempunyai riwayat diabetes
mellitus, riwayat alergi. Klien memiliki riwayat trauma serta operasi ± 1,5
tahun yang lalu, dilakukan operasi ORIF cruris dektra 1/3 distal
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ditemukan riwayat kesehatan keluarga
4. Pola Aktivitas
a. Aktivitas : Tn. S melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya dan
dapat kembali bekerja setelah 1,5 tahun yang lalu dilakukan operasi.
Namun sekarang Tn. S mengalami penurunan aktivitas karena rasa nyeri
dan keluar cairan (pus) berwarna putih keruh pada kaki
b. Personal Hygiene : Klien mandi secara teratur 2 kali sehari, keramas 2
hari sekali, sikat gigi sebanyak 2 kali sehari disaat pagi dan menjelang
tidur, memotong kuku disaat kuku sudah panjang dan mengganti pakaian
dengan sesuai keadaan tubuh
c. Pola Tidur : Tn. S mengalami sulit tidur karena rasa nyeri dan keluarnya
cairan (pus)
5. Psikososial dan Spiritual
Klien merasa cemas dan khawatir karena nyeri dan cairan (pus) berwarna
putih keruh serta gelembung keluar dari lokasi operasi dan dibeberapa
tempat baut implant. Klien mempunyai hubungan dukungan keluarga dan
kelompok masyarakat dengan baik, serta saat interaksi klien kooperatif.
Klien biasanya mengalami gangguan dalam beribadah karena nyeri yang ia
rasakan serta cairan yang keluar. Klien menganggap bahwa penyakitnya
merupakan cobaan dari Tuhan dan klien yakin serta percaya bahwa Tuhan
akan menolong dalam menghadapi situasi sakit dan menyembuhkan
sakitnya saat ini.

C. Pemeriksaan Fisik Head To Toe


a. Keadaan Umum
Keadaan klien baik serta kooperatif, hanya saja terlihat lelah karena
mengalami sulit tidur disebabkan rasa nyeri dan terganggu dengan cairan
yang keluar
b. Kesadaran
Compos Mentis
c. Tanda-tanda Vital
N: 80 ×/menit ; RR: 19 ×/menit; TD: 140/90 mmHg; S: 37,20C
d. Pemeriksaan Fisik Per-System
- B1 (Breathing) :
Inspeksi : didapatkan bahwa klien tidak mengalami masalah atau
gangguan dalam sistem pernafasan dengan tidak ditemukan pernafasan
cuping hidung, simetris statis dinamis, tidak ada retraksi dada
Palpasi : toraks ditemukan simetris, taktil fremitus seimbang antara
kanan dan kiri
Perksui : terdapat suara sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : tidak didapatkan adanya suara nafas tambahan (suara nafas
vesikuler), irama nafas teratur, tidak ada sekret dan tidak ada sesak nafas
- B2 (Blood) : CRT < 2 detik
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak tampak ictus cordis
Perkusi : konfigurasi jantung dalam batas normal
Auskultasi : didapatkan suara S1 dan S2 tunggal, tidak ada bising, tidak
ada suara gallop dan murmur
- B3 (Brain)
Kesadaran Compos Mentis, GCS Eyes :4; Verbal :5; Motoric :6. Kepala :
mesosefal, Wajah : terlihat menahan nyeri, tidak ada perubahan fungsi
atau bentuk, Mata : Conjungtiva palpebra pucat (-/-), sclera ikterik (-/-),
Mulut : bibir sianosis (-), Telinga : discharge (-/-), Leher : simetris, trakea
ditengah, pembesaran limfonodi (-)
- B4 (Bladder)
Tidak ditemukan masalah atau gangguan dalam sistem perkemihan. Kaji
keadaan urine meliputi warna, jumlah, karakteristik dan bau urine
- B5 (Bowel)
Tidak ditemukan masalah. Nafsu makan habis dan teratur 3 kali dalam
sehari
Inspeksi : cembung, spider nevi (-), strieae (-), caput medusa (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrik (-), hepar tidak teraba, lien tidak
teraba, turgor kembali cepat
Perkusi : pekak beralih (-), pekak sisi (-), timpani disemua kuadran
abdomen
Auskultasi : peristaltik normal, bising usus normal
- B6 (Bone)
Terjadi nyeri dan keluarnya pus pada tungkai kanan bawah. Ekstermitas,
akral hangat pada keempat ekstermitas serta ada edema di ekstermitas
kanan bawah
Status Lokalis :
a. Look : Terdapat luka post operasi pada tungkai kanan bawah,
gelembung dibeberapa tempat pemasangan implant, hematoma (+),
warna kulit seperti kulit sekitar agak kemerahan, pus (+)
b. Feel : Nyeri tekan (+), teraba hangat pada sekitar luka,
sensasibilitas (+) normal, CRT (<2’), saat palpasi pus (+)
c. Move : Nyeri gerak aktif (+), nyeri gerak pasif (+), ROM (Range
Of Movement) terbatas.

D. Pemeriksaan Penunjang
-
E. Terapi
F. Analisa Data

Data Etiologi Masalah keperawatan


DS: Agen cedera Nyeri akut
- Pasien mengeluh nyeri biologis (Proses
infeksi
DO: penyakit)
- Wajah pasien tampak meringis
- S : 37,2ºC, N : 80 x/menit
- Terdapat luka post op pada tungkai kanan
bawah
- Teraba hangat pada sekitar luka
- Hasil pengkajian nyeri
P : nyeri terasa apabila dipegang atau
diraba
Q : nyeri terasa panas dan cenut-cenut
R : pada tungkai kanan bawah
S : skala nyeri 7
T : sering dan terus-menerus

DS: Kerusakan Resiko Penyebaran


- Tn. S mengeluh keluar cairan berwarna jaringan dan infeksi
putih keruh pada tungkai kanan bawah paparan
- Tn. S mengaku bahwa tidak pernah lingkungan
merawat luka di poli dan menutup luka
terbuka pada tempat pemasangan implant

DO :
- Keluar cairan (pus) berwarna putih keruh
pada tungkai kanan bawah
- Terdapat gelembung di tempat pemasangan
implant dan mengeluarkan darah
- Warna kulit sekitar luka agak kemerahan
- Terdapat luka post op pada tungkai kanan
bawah
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (Inflamasi) ditandai
dengan
DS:
- Pasien mengeluh nyeri
DO:
- Wajah pasien tampak meringis
- S : 37,2ºC, N : 80 x/menit
- Terdapat luka post op pada tungkai kanan bawah
- Teraba hangat pada sekitar luka
- Hasil pengkajian nyeri
P : nyeri terasa apabila dipegang atau diraba
Q : nyeri terasa panas dan cenut-cenut
R : pada tungkai kanan bawah
S : skala nyeri 7
T : sering dan terus-menerus
2. Resiko Penyebaran Infeksi berhubungan dengan Kerusakan jaringan dan
paparan lingkungan ditandai dengan
DS:
- Tn. S mengeluh keluar cairan berwarna putih keruh pada tungkai kanan
bawah
- Tn. S mengaku bahwa tidak pernah merawat luka di poli dan menutup
luka terbuka pada tempat pemasangan implant
DO :
- Keluar cairan (pus) berwarna putih keruh pada tungkai kanan bawah
- Terdapat gelembung di tempat pemasangan implant dan mengeluarkan
darah
- Warna kulit sekitar luka agak kemerahan
Terdapat luka post op pada tungkai kanan bawah
H. Perencanaan dan intervensi Keperawatan

No Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Pain Management
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
diharapkan nyeri komprehensif termasuk lokasi,
berkurang atau hilang karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dengan Kriteria Hasil : dan faktor presipitasi
- Mampu mengontrol 2. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
menggunakan tehnik untuk mengetahui pengalaman nyeri
nonfarmakologi untuk pasien
mengurangi nyeri, 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
mencari bantuan) nyeri
- Melaporkan bahwa 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
nyeri berkurang 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
dengan menggunakan kesehatan lain tentang ketidakefektifan
manajemen nyeri kontrol nyeri masa lampau
- Mampu mengenali 7. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
nyeri (skala, intensitas,
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
frekuensi dan tanda
8. Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri)
9. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
- Menyatakan rasa
(farmakologi, non farmakologi dan inter
nyaman setelah nyeri personal)
berkurang 10. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Tanda vital dalam 11. Berikan analgetik untuk mengurangi
rentang normal nyeri
12. Tingkatkan istirahat
13. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

Analgesic Administration

14. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,


dan derajat nyeri sebelum pemberian
obat
15. Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
dosis, dan frekuensi
16. Cek riwayat alergi
17. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
18. Berikan analgesik tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
19. Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan
gejala (efek samping)
2 Resiko Selama dilakukan Infection Control (Kontrol infeksi)
Penyebaran perawatan di rumah sakit 1. Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci
Infeksi tidak terjadi perluasan tangan
infeksi dengan kriteria 2. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
hasil : tindakan kperawtan
- Klien bebas dari tanda 3. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
dan gejala infeksi pelindung
- Mendeskripsikan 4. Tingktkan intake nutrisi
proses penularan 5. Berikan terapi antibiotik bila perlu
penyakit, factor yang
mempengaruhi Infection Protection (proteksi terhadap
penularan serta infeksi)
penatalaksanaannya 6. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik
- Menunjukkan dan lokal
7. Monitor hitung granulosit, WBC
kemampuan untuk
8. Monitor kerentanan terhadap infeksi
mencegah timbulnya
9. Berikan perawatan kuliat pada area
infeksi
epidema
- Jumlah leukosit dalam
10. Ispeksi kondisi luka
batas normal 11. Dorong masukkan nutrisi yang cukup
- Menunjukkan 12. Dorong masukan cairan
perilaku hidup sehat 13. Dorong istirahat
14.  Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
15. Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
16. Ajarkan cara menghindari infeksi
17. Laporkan kecurigaan infeksi
18. Laporkan kultur positif
I. Implementasi dan Evaluasi

No TGL TINDAKAN
DIAGNOSA EVALUASI PARAF
WAKTU KEPERAWATAN
1 Nyeri akut 20 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 20 November 2020/ jam 17.00 wib
November komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
2020/ 11.00 durasi, frekuensi, kualitas dan faktor S : Pasien mengatakan masih nyeri
presipitasi O:
WIB
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari - Pasien tampak meringis
ketidaknyamanan
3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi Pengkajian Nyeri
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan - Teraba hangat pada sekitar luka
kebisingan - Hasil pengkajian nyeri
4. Melakukan penanganan nyeri (farmakologi, P : nyeri terasa apabila dipegang atau
non farmakologi dan inter personal) diraba
5. Mengajarkan teknik non farmakologi Q : nyeri terasa panas dan cenut-
6. Memberikan analgetik untuk mengurangi cenut
nyeri R : pada tungkai kanan bawah
7. Menganjurkan untuk meningkatkan istirahat S : skala nyeri 6
8. Mengevaluasi efektivitas analgesik, tanda dan T : sering dan terus-menerus
gejala (efek samping)
Tanda-tanda Vital
- TD = 100/80 mmHg
- N = 80 x/menit
- RR = 24 x/menit
- S = 37,2 º C

A: masalah belum teratasi


P : Lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4, 8

2 Resiko Penyebaran 20 1. Menggunakan sabun antimikrobia untuk cuci 20 November 2020 jam 15.15 wib
Infeksi November tangan
2020/ 11.30 2. Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah S:
WIB tindakan kperawtan O:
3. Menggunakan sarung tangan sebagai alat Tanda-tanda Vital
pelindung - TD = 100/80 mmHg
4. Menganjurkan pasien untuk meningktkan - N = 80 x/menit
intake nutrisi - RR = 24 x/menit
5. Memberikan terapi antibiotik bila perlu - S = 37,0 º C
6. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal A: masalah belum teratasi
7. Memberikan perawatan kulit pada area
epidema P : Lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 5, 6, 7,
8. Menginspeksi kondisi luka 8, 15
9. Mendorong masukkan nutrisi yang cukup
10. Mendorong masukan cairan
11. Mendorong istirahat
12.  Menginstruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
13. Mengajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
14. Mengajarkan cara menghindari infeksi
15. Melaporkan kecurigaan infeksi
16. Melaporkan kultur positif
ANALISIS JURNAL

Judul
Factors predictive of relapse in adult bacterial osteomyelitis of long bone

Pengarang :
E. Garcia del pozo, J.A. Carton, D. Camporro, V. Asensi

Metode :
Pasien dewasa dengan diagnosis osteomielitis bakteri pada tulang panjang, yang
dirawat di Rumah Sakit Universitario Central de Asturias (HUCA) antara 1 Januari 1994 dan
1 Oktober 2015, 116 pasien dengan osteomielitis di tindaklanjuti selama ≥1 tahun setelah
keluar dari rumah sakit dimasukkan dalam penelitian.
Sejumlah data dikumpulkan seperti demografis, klinis, mikrobiologis dan terapeutik,
jenis dan durasi terapi antibiotik, prosedur pembedahan yang digunakan dan delapan faktor
keparahan lokal dan sistemik yang telah ditentukan sebelumnya untuk osteomolitis yaitu
kekambuhan osteomielitis sebelumnya, durasi >3 bulan, adanya osteosintesis material,
paparan tulang, keterlibatan vaskular perifer, diabetes, infeksi multiresisten / polimikroba dan
imunosupresi . Semua data studi dimasukkan ke dalam database dan dianalisis mulai Oktober
2016 dan seterusnya, satu tahun setelah berakhirnya periode inklusi.

Hasil dan pembahasan :


Model regresi Cox variabel dengan nilai P ≤ 0.2 dalam analisis univariat, serta
relevansi klinis lainnya, digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang secara
independen terkait dengan hasil pengobatan osteomielitis. Menurut model ini, variabel
prediksi relaps adalah durasi gejala lebih dari 3 bulan, paparan tulang, dan jenis terapi bedah.
Diantara faktor tersebut, penggunaan kombinasi antibiotik ditambah debridemen dan
penutupan flap adalah modalitas pengobatan yang paling sukses, sedangkan tidak adanya
perawatan bedah diprediksi sebagai factor penyebab hasil yang paling buruk.
Sebaliknya, tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik mengenai jenis
kelamin, usia, kekambuhan osteomielitis sebelumnya, adanya bahan osteosintesis, perifer
keterlibatan vaskular, diabetes, bakteri multiresisten atau infeksi polimikroba, imunosupresi,
ESR, pencitraan selain radiografi sederhana, durasi terapi antibiotik intravena, total durasi
pengobatan antibiotik atau waktu yang telah berlalu sejak diagnosis.
Kesimpulan :
Osteomielitis yang berlangsung selama> 3 bulan, paparan tulang dan pengobatan selain
debridemen dengan flap otot merupakan faktor risiko kekambuhan osteomielitis.

Sumber :

Garcia del Pozo et al. BMC Infectious Diseases 2018 (https://doi.org/10.1186/s12879-018-


3550-6). PMCID: PMC6286499 PMID: 30526540

Anda mungkin juga menyukai