A DENGAN
OSTEOMIELITIS
Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB)
Penyusun:
Nama : Nurwahyudin
NIM : 20310190
Pengkajian Kasus
A. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Yogyakarta
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Status Perkawinan : Menikah
Tanggal MRS : 18 November 2020 (pukul 10.00 WIB)
No. RM : 132.xxx
Diagnosa Medis : Osteomielitis kronis post ORIF cruris dektra 1/3 distal
Tgl Pengkajian : 20 November 2020
B. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : Tn.S mengeluh nyeri dan keluar cairan (pus) berwarna putih
keruh pada tungkai kanan bawah.
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Terjadi nyeri dan keluar cairan (pus) berwarna putih keruh pada tungkai
kanan bawah. Sekitar 1 minggu terakhir muncul gelembung dibeberapa
tempat pemasangan implant, kemudian gelembung tersebut pecah dengan
sendirinya dan mengeluarkan darah. Tn.S juga mengaku tidak pernah
merawat luka di poli dan menutup luka terbuka pada tempat pemasangan
implant.
2. Riwayat Kesehatan Masa lalu
Klien tidak pernah sakit yang sama seperti ini sebelumnya namun klien
memiliki riwayat hipertensi dan klien tidak mempunyai riwayat diabetes
mellitus, riwayat alergi. Klien memiliki riwayat trauma serta operasi ± 1,5
tahun yang lalu, dilakukan operasi ORIF cruris dektra 1/3 distal
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ditemukan riwayat kesehatan keluarga
4. Pola Aktivitas
a. Aktivitas : Tn. S melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya dan
dapat kembali bekerja setelah 1,5 tahun yang lalu dilakukan operasi.
Namun sekarang Tn. S mengalami penurunan aktivitas karena rasa nyeri
dan keluar cairan (pus) berwarna putih keruh pada kaki
b. Personal Hygiene : Klien mandi secara teratur 2 kali sehari, keramas 2
hari sekali, sikat gigi sebanyak 2 kali sehari disaat pagi dan menjelang
tidur, memotong kuku disaat kuku sudah panjang dan mengganti pakaian
dengan sesuai keadaan tubuh
c. Pola Tidur : Tn. S mengalami sulit tidur karena rasa nyeri dan keluarnya
cairan (pus)
5. Psikososial dan Spiritual
Klien merasa cemas dan khawatir karena nyeri dan cairan (pus) berwarna
putih keruh serta gelembung keluar dari lokasi operasi dan dibeberapa
tempat baut implant. Klien mempunyai hubungan dukungan keluarga dan
kelompok masyarakat dengan baik, serta saat interaksi klien kooperatif.
Klien biasanya mengalami gangguan dalam beribadah karena nyeri yang ia
rasakan serta cairan yang keluar. Klien menganggap bahwa penyakitnya
merupakan cobaan dari Tuhan dan klien yakin serta percaya bahwa Tuhan
akan menolong dalam menghadapi situasi sakit dan menyembuhkan
sakitnya saat ini.
D. Pemeriksaan Penunjang
-
E. Terapi
F. Analisa Data
DO :
- Keluar cairan (pus) berwarna putih keruh
pada tungkai kanan bawah
- Terdapat gelembung di tempat pemasangan
implant dan mengeluarkan darah
- Warna kulit sekitar luka agak kemerahan
- Terdapat luka post op pada tungkai kanan
bawah
G. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (Inflamasi) ditandai
dengan
DS:
- Pasien mengeluh nyeri
DO:
- Wajah pasien tampak meringis
- S : 37,2ºC, N : 80 x/menit
- Terdapat luka post op pada tungkai kanan bawah
- Teraba hangat pada sekitar luka
- Hasil pengkajian nyeri
P : nyeri terasa apabila dipegang atau diraba
Q : nyeri terasa panas dan cenut-cenut
R : pada tungkai kanan bawah
S : skala nyeri 7
T : sering dan terus-menerus
2. Resiko Penyebaran Infeksi berhubungan dengan Kerusakan jaringan dan
paparan lingkungan ditandai dengan
DS:
- Tn. S mengeluh keluar cairan berwarna putih keruh pada tungkai kanan
bawah
- Tn. S mengaku bahwa tidak pernah merawat luka di poli dan menutup
luka terbuka pada tempat pemasangan implant
DO :
- Keluar cairan (pus) berwarna putih keruh pada tungkai kanan bawah
- Terdapat gelembung di tempat pemasangan implant dan mengeluarkan
darah
- Warna kulit sekitar luka agak kemerahan
Terdapat luka post op pada tungkai kanan bawah
H. Perencanaan dan intervensi Keperawatan
No Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Pain Management
tindakan keperawatan
selama 1x24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
diharapkan nyeri komprehensif termasuk lokasi,
berkurang atau hilang karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
dengan Kriteria Hasil : dan faktor presipitasi
- Mampu mengontrol 2. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri (tahu penyebab ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik
menggunakan tehnik untuk mengetahui pengalaman nyeri
nonfarmakologi untuk pasien
mengurangi nyeri, 4. Kaji kultur yang mempengaruhi respon
mencari bantuan) nyeri
- Melaporkan bahwa 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
nyeri berkurang 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
dengan menggunakan kesehatan lain tentang ketidakefektifan
manajemen nyeri kontrol nyeri masa lampau
- Mampu mengenali 7. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
nyeri (skala, intensitas,
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
frekuensi dan tanda
8. Kurangi faktor presipitasi nyeri
nyeri)
9. Pilih dan lakukan penanganan nyeri
- Menyatakan rasa
(farmakologi, non farmakologi dan inter
nyaman setelah nyeri personal)
berkurang 10. Ajarkan tentang teknik non farmakologi
- Tanda vital dalam 11. Berikan analgetik untuk mengurangi
rentang normal nyeri
12. Tingkatkan istirahat
13. Kolaborasikan dengan dokter jika ada
keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Analgesic Administration
No TGL TINDAKAN
DIAGNOSA EVALUASI PARAF
WAKTU KEPERAWATAN
1 Nyeri akut 20 1. Melakukan pengkajian nyeri secara 20 November 2020/ jam 17.00 wib
November komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
2020/ 11.00 durasi, frekuensi, kualitas dan faktor S : Pasien mengatakan masih nyeri
presipitasi O:
WIB
2. Mengobservasi reaksi nonverbal dari - Pasien tampak meringis
ketidaknyamanan
3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi Pengkajian Nyeri
nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan - Teraba hangat pada sekitar luka
kebisingan - Hasil pengkajian nyeri
4. Melakukan penanganan nyeri (farmakologi, P : nyeri terasa apabila dipegang atau
non farmakologi dan inter personal) diraba
5. Mengajarkan teknik non farmakologi Q : nyeri terasa panas dan cenut-
6. Memberikan analgetik untuk mengurangi cenut
nyeri R : pada tungkai kanan bawah
7. Menganjurkan untuk meningkatkan istirahat S : skala nyeri 6
8. Mengevaluasi efektivitas analgesik, tanda dan T : sering dan terus-menerus
gejala (efek samping)
Tanda-tanda Vital
- TD = 100/80 mmHg
- N = 80 x/menit
- RR = 24 x/menit
- S = 37,2 º C
2 Resiko Penyebaran 20 1. Menggunakan sabun antimikrobia untuk cuci 20 November 2020 jam 15.15 wib
Infeksi November tangan
2020/ 11.30 2. Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah S:
WIB tindakan kperawtan O:
3. Menggunakan sarung tangan sebagai alat Tanda-tanda Vital
pelindung - TD = 100/80 mmHg
4. Menganjurkan pasien untuk meningktkan - N = 80 x/menit
intake nutrisi - RR = 24 x/menit
5. Memberikan terapi antibiotik bila perlu - S = 37,0 º C
6. Memonitor tanda dan gejala infeksi sistemik
dan lokal A: masalah belum teratasi
7. Memberikan perawatan kulit pada area
epidema P : Lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 5, 6, 7,
8. Menginspeksi kondisi luka 8, 15
9. Mendorong masukkan nutrisi yang cukup
10. Mendorong masukan cairan
11. Mendorong istirahat
12. Menginstruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
13. Mengajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
14. Mengajarkan cara menghindari infeksi
15. Melaporkan kecurigaan infeksi
16. Melaporkan kultur positif
ANALISIS JURNAL
Judul
Factors predictive of relapse in adult bacterial osteomyelitis of long bone
Pengarang :
E. Garcia del pozo, J.A. Carton, D. Camporro, V. Asensi
Metode :
Pasien dewasa dengan diagnosis osteomielitis bakteri pada tulang panjang, yang
dirawat di Rumah Sakit Universitario Central de Asturias (HUCA) antara 1 Januari 1994 dan
1 Oktober 2015, 116 pasien dengan osteomielitis di tindaklanjuti selama ≥1 tahun setelah
keluar dari rumah sakit dimasukkan dalam penelitian.
Sejumlah data dikumpulkan seperti demografis, klinis, mikrobiologis dan terapeutik,
jenis dan durasi terapi antibiotik, prosedur pembedahan yang digunakan dan delapan faktor
keparahan lokal dan sistemik yang telah ditentukan sebelumnya untuk osteomolitis yaitu
kekambuhan osteomielitis sebelumnya, durasi >3 bulan, adanya osteosintesis material,
paparan tulang, keterlibatan vaskular perifer, diabetes, infeksi multiresisten / polimikroba dan
imunosupresi . Semua data studi dimasukkan ke dalam database dan dianalisis mulai Oktober
2016 dan seterusnya, satu tahun setelah berakhirnya periode inklusi.
Sumber :