Anda di halaman 1dari 5

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI


CARPAL TUNNEL SYNDROME
RSU RACHMA HUSADA BANTUL

CARPAL TUNNEL SYNDROME

PENGERTIAN Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah neuropati akibat kompresi nervus
medianus pada terowongan carpal (carpal tunnel) di pergelangan tangan.
ANAMNESIS - Baal dan parestesia pada digiti I, II, III dan setengah lateral digiti IV.Gejala
awal berupa terbangun pada malam hari dengan rasa baal atau nyeri pada
jari-jari. Gejala pada siang hari biasanya disebabkan oleh aktivitas yang
memposisikan pergelangan tangan pada fleksi atau ekstensi berlebihan atau
gerakan repetitif yang berlebihan.
- Gejala nyeri pada sisi volar pergelangan tangan dan pegal pada forearm
juga dapat ditemukan. Gejala berkurang dengan mengibas-ngibaskan
tangan (flick sign).
- Pasien juga dapat mengeluhkan tangan terasa membengkak, kulit kering
dan dingin.
- Pada tahap yang lebih lanjut, rasa baal dirasakan konstan dangangguan
motorik tampak lebih jelas, dengan keluhan kelemahan yang bermanifestasi
sebagai penurunan kekuatan otot. Pasien dapat melaporkan bahwa ia sering
menjatuhkan benda yang digenggam.
PEMERIKSAAN 1. Asimetris eminentia thenar dan hypothenar.
FISIK 2. Kelemahan pada otot thenar.
3. Pemeriksaan sensoris diskriminasi 2 titik.
4. Special test:
• Tes Phalen, dilakukan selama 1 menit
• Tes kompresi saraf, dilakukan selama 1 menit
• Tes reverse phalen dilakukan dengan ekstensi pasif
• Tes Tinnel, dengan mengetuk pergelangan tangan bagian volar
KRITERIA • Anamnesis
DIAGNOSIS • Pemeriksaan fisik dan test provokatif
• Pemeriksaan elektrodiagnosik
a. Derajat 0 : Asimtomatik
1) Tidak ada gejala dan tanda CTS
2) Pemeriksaan konduksi saraf sensorik dan motorik mungkin ditemukan
kelainan pada sekitar 20 % populasi
3) Tidak memerlukan terapi
b. Derajat 1 : Simtomatik intermiten
1) Parastesia tangan intermiten
2) Tidak ada defisit neurologis
3) Salah satu tes provokasi mungkin positif
4) Pemeriksaan konduksi saraf sensorik dan motorik mungkin tidak normal
c. Derajat 2 : Simtomatik persisten
1) Gejala ±
2) Kadang-kadang ada defisit neurologis
d. Derajat 3 : Severe
1) Ada gejala
2) Defisit neurologis dengan axonal intemption
DIAGNOSIS Carpal Tunnel Syndrome
KERJA
DIAGNOSIS • Radikulopati cervikal C5-Th1
BANDING • Plexopati brachialis
• Neuropati medianus proksimal
• Neuropati radius
• Neuropati ulna
• Neuropati generalisata
• Artritis sendi pergelangan tangan
• Tenosinovitis de quervain
• Tendinitis fleksor carpi radialis
• Phenomena raynaud
• Syndrome “Thorachic outlet”
PEMERIKSAAN 1. Elektrofisiologi: EMG dan Kecepatan Hantar Saraf
PENUNJANG 2. Ultrasound muskuloskeletal
3. Radiologi pergelangan tangan
4. Laboratorium, untuk menyingkirkan kemungkinan kelainan endokrin dan
reumatologi
TERAPI 1. Medikamentosa steroid oral maupun injeksi
2. Modifikasi pekerjaan dan postur
3. Tendon dan nerve gliding exercise
Selama periode istirahat, dilakukan streching fleksi dan ekstensi
pergelangan tangan dan forearm dengan dibantu oleh tangan yang sehat
(tendon & nerve gliding exercise)
4. Modalitas: Laser, Ultrasound
- Low Level Laser Therapy (LLLT) pada daerah carpal tunnel. LLLT
dapat mengurangi nyeri, meningkatkan LGS aktif dan memperbaiki
toleransi aktivitas fungsional.
- Pulsed Ultrasound (25% duty cycle), 1 MHz, 1,0 W/cm2 selama 15 mnt.
5. Ortotik
Penggunaan splint pada posisi netral pada malam hari dapat mengurangi
gejala CTS. Penggunaan full-time, bila dapat dilakukan, dapat memberikan
perbaikan gejala dan elektrofisiologi yang lebih baik. Perbaikan maksimal
terjadi pada 2-3 minggu
6. Terapi okupasi: membantu pasien mengistirahatkan tangan dan
memperbaiki ergonomis.
7. Injeksi kortikosteroid ke dalam carpal tunnel: 1 ml triamsinolon (40 mg/ml)
8. Pembedahan: jika terapi konservatif gagal, adanya atropi atau kelemahan
otot
EDUKASI Hindari aktivitas yang menyebabkan gerakan sendi pergelangan tangan
berulang
PROGNOSIS Ad vitam = bonam
Ad sanationam = bonam
Ad fungsionam = dubia
TINGKAT Diagnosis : I / II/ (1,2)
EVIDENS Terapi : I/II(3,4,5)
- Injeksi steroid lokal = Grade B, Level I dan II
- Steroid oral = Grade C, Level II
- Tendon and nerve gliding exercise = Ib
- Low Level Laser Therapy (LLLT) = IV
- Pulsed Ultrasound = Grade C, Level II
TINGKAT A/B/C/D
REKOMENDASI
PENELAAH SMF Rehabilitasi Medik
KRITIS SMF Saraf, SMF Bedah
INDIKATOR 1. Visual analog scale
MEDIS 2. Carpal Tunnel Questionnaire
3. Boston Carpal Tunnel Questionnaire (BCTQ)
4. Sensibilitas monofilamen
KEPUSTAKAAN 1. Wahyuni LK, Tulaar ABM, editor. Panduan Pelayanan Klinis dan
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Jakarta: PERDOSRI; 2012.
2. Pryse-Philips WE.Validation of a diagnostic sign in carpal tunnel
syndrome.J Neurol Neurosurg Psychiatry. 1984; 47;870-872
3. Gianini F, Passero S, Cioni R et al. Electrophysiologic evaluation of local
steroid in carpal tunnel syndrome. Arch Phys Med Rehabil. 1991;6; 137-
155
4. Huisstede BH, Hoogvliet P, Randsdorp MS, Glerum S, Middelkoop M,et
al. Carpal Tunnel Syndrome. Part I: Effectiveness of Nonsurgical
Treatments–A Systematic Review. Arch Phys Med Rehabil Vol 91, July
2010. 981-1004
5. Hui AC, Wong SM, Tang A, Mok V, Hung LK, Wong KS. Long-term
outcome of carpal tunnel syndrome after non-surgical treatment. Int J Clin
Pract 2004;58:337-9
6. Dammers JW, Veering MM, Vermeulen M. Injection with
methylprednisolone proximal to the carpal tunnel: randomised double blind
trial. BMJ 1999;319:884-6..
7. Zhao M, Burke D. Median Neuropathy (Carpal tunnel Syndrome).In
Frontera WR, editor.Essentials of Physical Medicine and Rehabilitation.
2nded. Philadelphia:Saunders Elsevier; 2008 . p 173-7
8. Richardson JK, Craig A. Rehabilitation of Patients with Neuropathies.In
Braddom RL et al. Physical Medicine and Rehabilitation.4thed.
Philadelphia:Elsevier Saunders; 2011. p 1084-5
9. R Padua, E Romanini, R Bondi.Outcomes Assessment Protocols.In Carpal
Tunnel Syndrome.New York:Springer; 2002. p. 383-392

Anda mungkin juga menyukai