Kelompok 7 A
Muhammad Imam F Hariyanto 1561050039
Dewi Nur Rejeki 1561050045
Gloria Stephanie Tesalonika Supit 1561050070
Lodovicus Bala 1561050087
Ivena Salsabila Yanitara 1561050112
Gabriella Fritzie Tan 1561050115
Maria Asni Babang 1561050123
Esther Elisabeth Bakujai 1561050148
Christian D H H I Saudale 1561050190
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Difinisi EOA pada kulit
2. Imunopatogenesis
- Reaksi Hipersensitivitas tipe I,II,III,IV
- Patomekanisme EOA
3. Manifestasi Klinis EOA
4. Diagnosis EOA
- Anamnesis
- PJ
- PP
5. Tatalaksana EOA
6. DD EOA
7. Prognosis EOA
Definisi EOA pada kulit
Erupsi Obat Alergi pada Kulit
adalah Reaksi alergik pada kulit atau daerah mukokutan yang terjadi sebagi
akibat pemberian obat yang biasanya sistemik.
(Adhi Djuanda, dkk. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.)
Absorbsi Sistemik
Pasif
Distribusi
Metabolisme
Constriction
of smooth
muscle
11
Manifestations Diagnosis Klinis
Respiratory tract
1. Upper sinus headache Allergic rhinitis
itching of
itching of eyes
eyes tearing,
tearing,
sneezing, watery nasal
discharge, itching of
nose, Conjunctivitis
throat irritation
2. Lungs wheezing, dyspnea,
dry cough, tightness in chest
Asthma
Gastrointestinal
Glossitis, cardiospasm
Nausea, vomitting
Irritable bowel Food allergies
Diarrhea, pruritus ani
12
Opsonization and phagocytosis
Inflammation
Cellular dysfunction
Erupsi
Obat
Distribusi
Metabolisme
Syarat difusi :
larut lemak (lipid soluble)
ukuran molekul kecil (BM < 1000)
tidak bermuatan (non-ion)
Ekskresi
Perjalanan Obat
Absorbsi Jantung , Ginjal ,
Fase I
Otak
Drug toxic
Metabolit toksik
metabolite
Ekskresi
Perjalanan Obat
Oksidasi Reduksi KONJUGASI
Absorbsi Fase I Fase II
Sitokrom P450 GST
Preoksidasi jar. NAT
PG sintesa
Distribusi
Ekskresi
Metabolisme
26
Berikatan
sel basal
Ekskresi IL 15
ICAM 1
Hapten
Aktif Keratinosit
CD3-TCR
rusak
complex
Melawan NK
Aktivasi Aktivasi IFN
cell,
sitolitik Non-proliferasi
keratinosit
Masalah yang menjadi prioritas, diagnosis utama, hasil biopsi atau penelitia lain
Riwayat penyakit kronik terutama yang bermanifestasi dikulit (diabetes melitus, penyakit
ginjal dan hati, infeksi dengan HIV atau hepatitis virus, Polycystic Ovarian Syndrome, lupus,
penyakit tiroid) dan yang berhubungan dengan kulit (asma, alergi)
Immunosupresi
Kehamilan
Penyakit jiwa
Riwayat Keluarga: Penyakit kulit, atopi (dermatitis atopik, asma, hay fever) atau
kanker kulit.
Pemeriksaan Kulit
Inspeksi
1. Melihat keadaan warna kulit secara umum (sawo matang / kuning / hitam)
2. Melihat apakah ada perubahan warna kulit (cokelat/biru/merah/kuning/pucat)
Efloresensi kelainan kulit :
1. Jenis (macula/patch/plak/papul/vesikel/dll)
2. Lokasi (wajah/leher/perut/punggung/thoraks)
3. Penyebaran (universal, diskrit,
generalisata/regional/soliter/bilateral/unilateral)
4. Susunan (linier/sirsinar/arsinar/herpertiform/dll)
5. Bentuk (bulat/lonjong/irisformis/polisiklik)
6. Ukuran (milier/lenticular/nummular)
7. Batas (tegas/tidak tegas)
8. Tepi (teratur/tidak, aktif/tidak, menonjol/tidak)
9. Bagian tengah (menonjol/tidak, central healing/tidak,
delle/tidak)
10. Permukaan (datar/menonjol)
Palpasi Kulit
1. Kelembaban (lembab, kering, berminyak)
2. Suhu (normal, dingin, hangat)
3. Tekstur (kasar, halus)
4. Turgor (normal, menurun)
5. Permukaan (datar/menonjol)
Pemeriksaan Penunjang
Erupsi Obat Alergik
Uji Kulit
+1 = reaksi lemah (non-vesikular) ; eritema, infiltrat, papul
- = reaksi negatif
NT = not tested
Provokasi Oral
- Kontraindikasi pada EOA berat. Most frequent causative drug found
- Dilakukan bila uji kulit negatif on skin test: Paracetamol,
Farmakologis Sistemik
Topikal
Tatalaksana
Non Farmakologis
Farmakologi
Hindari penggunaan obat yang menimbulkan erupsi obat alergi
Sistemik
Kortikosteroid
Erupsi obat alergi ringan : 0,5 mg/kgBB/hari
Erupsi obat alergi berat : 1 4 mg/kgBB/hari
Efek Samping :
perdarahan intestinal
Resiko sepsis
Peningkatan gula darah
Anti histamin
Diberikan untuk tipe EOA urtikaria dan angiodema
Sebagai terapi simtomatis pada EOA yang disertai rasa gatal yang berat (eritroderma/eksantematosa)
Siklosporin, plasmaferesis, dan immunoglobulin intravena (IVIg)
Topikal
Tidak spesifik, tergantung pada kondisi dan luas lesi kulit
Dermatitis medikamentosa
Kompres asam salisilat 1%
Eritroderma
Deskuamasi : lanolin 10%
Non Farmakologi
Melindungi kulit, khususnya dengan tidak memberikan atau menghentikan
penggunaan obat yang diduga menjadi penyebab alergi
Menjaga kondisi pasien dengan selalu melakukan pengawasan untuk
mendeteksi kemungkinan timbulnya alergi yang lebih parah atau relaps
setelah berada pada fase pemulihan
Menjaga kondisi fisik pasien termasuk asupan nutrisi dan cairan tubuhnya.
Pengaturan keseimbangan cairan / elektrolit dan nutrisi penting karena
pasien sukar atau tidak dapat menelan akibat lesi di mulut dan tenggorokan
DIAGNOSIS
BANDING
PROGNOSIS
Baik