Anda di halaman 1dari 60

PANDUAN FASILITATOR PELATIHAN

PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIV AIDS DAN IMS

BAB I
PANDUAN UMUM

A. LATAR BELAKANG

Salah satu komponen penting dalam pelatihan adalah pelatih/fasilitator. Dalam suatu
pelatihan, pelatih adalah salah satu sumber belajar yang berfungsi mengelola proses
pembelajaran dan memungkinkan terjadinya proses pembelajaran tersebut pada peserta
latih. Peserta latih berfungsi sebagai subyek pembelajaran yang harus aktif berinteraksi
dengan berbagai sumber belajar, baik itu pelatih, sesama peserta latih, ataupun sumber
belajar lainnya.

Untuk itu pada penyelenggaraan pelatihan Program Pencegahan dan Pengendalian HIV
AIDS dan IMS bagi petugas diperlukan pelatih yang mampu berperan dan berfungsi
sebaik-baiknya dalam mengelola proses pembelajaran, agar terjadi transfer pengetahuan
dan keterampilan dalam pengelolaan dan pelayanan HIV AIDS dan IMS di tempat tugas
masing-masing.

Sehubungan dengan itu disusun Panduan pelatih untuk pelatihan Program Pencegahan
dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS bagi petugas yang pada dasarnya berisi panduan
praktis tentang penggunaan modul untuk setiap jenis pelatihan dan proses pembelajaran
dalam memandu peserta membahas setiap modul menggunakan metode pembelajaran
yang sesuai. Dengan demikian diharapkan proses pelatihan berjalan efektif serta
mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan.

B. TUJUAN

Tersedianya acuan bagi pelatih/fasilitator dalam mengelola proses pelatihan dan pem
belajaran pada pelatihan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS
dengan menggunakan proses dan metodologi pembelajaran yang sesuai dengan
langkah-langkah yang disusun di setiap modul.
Dengan adanya Panduan Failitator ini, diharapkan pelatihan yang diselenggarakan
dimanapun akan mengacu pada Kurikulum dan Modul-modul pelatihan yang telah
ditetapkan, agar kualitas pelatihan dapat dijaga.

C. MODUL PELATIHAN

Modul Pelatihan Program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS terdiri dari:
1. Modul 1: Program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS.
2. Modul 2: Pengurangan Stigma dan Diskriminasi
3. Modul 3: Penguatan Pilar Layanan Komprehensif Berkesinambungan
4. Modul 4:Pengembangan Kegiatan Program Pencegahan dan Pengendalian HIV
AIDS dan IMS
5. Modul 5: Tatakelola Logistik
6. Modul 6: Perencanaan Program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS
7. Modul 7: Konseling HIV AIDS
8. Modul 8: Pemeriksaan Duh Tubuh Anogenital
9. Modul 9: Pengelolaan Darah Vena dan Kapiler
10. Modul 10: Pemeriksaan darah HIV dan Sifilis

1
11. Modul 11: Pemantapan Mutu Laboratorium
12. Modul 12: Diagnosis HIV AIDS dan IMS
13. Modul 13: Tatalaksana HIV AIDS dan IMS
14. Modul 14: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
15. Modul 15: Pelayanan Kefarmasian HIV
16. Modul 16: Penerapan Pendekatan MTBS/MTBM
17. Modul 17: Perawatan Berbasis Rumah dan Peawatan Berbasis Masyarakat
18. Modul 18: Pencatatan dan Pelaporan HIV AIDS dan IMS
19. Modul 19: Monitoring dan Evaluasi Program Pencegahan dan Pengendalian HIV
AIDS dan IMS
20. Modul 20: Surveilans HIV AIDS dan IMS

Modul-modul tersebut digunakan pada pelatihan program pencegahan dan pengendalian


HIV AIDS dan IMS, yaitu:
1. Pelatihan bagi Pengelola Program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan
IMS
2. Pelatihan Pengelolaan program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan
IMS di fasyankes primer
3. Pelatihan Penatalaksanaan HIV AIDS dan IMS bagi dokter
4. Pelatihan Penatalaksanaan HIV AIDS dan IMS bagi perawat/bidan
5. Pelatihan Penatalaksanaan HIV AIDS dan IMS bagi petugas farmasi
6. Pelatihan Pemeriksaan Laboratorium HIV dan IMS di fasyankes primer

Modul yang digunakan pada pelatihan dipilih berdasarkan kompetensi petugas/tenaga


yang akan dilatih.

D. CARA PENGGUNAAN MODUL SECARA UMUM

1. Pengantar

Proses pembelajaran dilakukan dengan metode pembelajaran orang dewasa/


andragogi, pendekatan cara belajar aktif, menggunakan metode pembelajaran secara
interaktif sebagaimana yang telah ditetapkan pada setiap modul.
Pembahasan setiap modul mengacu pada GBPP dalam kurikulum dan langkah-
langkah pembelajaran yang tercantum dalam panduan ini.

Urutan modul dibuat sedemikian rupa sesuai dengan urutan pembelajaran modul
pada setiap jenis pelatihan, sebagaimana akan diuraikan pada Bab-Bab selanjutnya

2. Proses Pembelajaran Secara Umum

1. Proses pelatihan diawali dengan Pre tes yang harus diikuti oleh semua peserta
latih. Apabila memungkinkan dilanjutkan dengan Pembukaan resmi pelatihan.
Kemudian penyampaian materi Penunjang pertama yaitu Membangun Komitmen
Belajar (Building Learning Commitment/BLC), difasilitasi oleh fasilitator BLC.
Pada prinsip nya BLC bertujuan agar peserta mampu menciptakan suasana
kondusif, melalui proses perkenalan, penyusunan harapan pembelajaran,
kekhawatiran untuk mencapai harapan, serta nilai dan norma yang disepakati
dalam proses pembela jaran, serta komitmen untuk melaksanakannya. BLC
dibawakan dengan menggunakan berbagai variasi metode perkenalan,
permainan yang sesuai dengan tujuan pelatihan, diskusi kelompok dan lain-lain.

2. Selanjutnya adalah pembahasan materi dasar, yaitu: Materi dasar 1. Program


Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS, dan Materi dasar 2.
Pengurangan stigma dan Diskriminasi. Materi dasar tersebut sama pada semua

2
pelatihan diatas (keenam jenis pelatihan). Kedua Materi dasar harus
disampaikan pada awal pelatihan, mendahului pembahasan Materi- materi Inti.

3. Setelah penyampaian Materi Dasar, dilanjutkan dengan pembahasan Materi-


materi Inti sesuai dengan urutan atau sekuensi dari Materi yang telah
dicantumkan pada jadwal pelatihan. Pembahasan setiap materi dilakukan sesuai
dengan urutan pokok bahasan setiap modul serta metode pembelajaran yang
telah ditetapkan.

4. Pada pelaksanaan Pelatihan bagi Pelatih (Training of Trainers/TOT), materi Inti


ditambah dengan materi Teknik Melatih, sebagai pembekalan bagi peserta dalam
melakukan microteaching di kelas dan menerapkannya pada waktu menjadi
pelatih/fasilitator pada pelatihan bagi petugas.

5. Fasilitator diharapkan dapat menerapkan metode pembelajaran yang tercantum


dalam kurikulum dan modul. Pada pembahasan materi Inti, fasilitator harus
menggunakan minimal metode pembelajaran yang ada pada setiap GBPP, dan
langkah-langkah pembelajaran yang ada pada setiap modul. Fasilitator dapat
memodifikasi metode pembelajaran sepanjang sesuai dengan tujuan
pembelajaran serta ranah pembelajarannya. Apabila tidak, lebih baik fasilitator
mengikuti langkah demi langkah pembelajaran setiap modul pada Panduan ini.

6. Fasilitator wajib untuk memahami setiap penugasan yang harus dikerjakan oleh
peserta baik secara individu maupun kelompok, agar dapat menyampaikan
secara jelas setiap penugasan peserta. Bacalah setiap petunjuk penugasan
secara cermat. Pelajari kemungkinan jawaban atau hasilnya, agar dapat
memfasilitasi peserta secara efektif.

7. Fasilitator pada pelatihan-pelatihan tersebut harus merupakan “Team Teaching”


yang selalu dapat bersama-sama, saling mengisi, sehingga tidak ada materi yang
harus ditunda atau terjadi perubahan urutan materi dengan alasan fasilitator
berhalangan atau terlambat. Apabila seorang menjadi fasilitator maka fasilitator
lainnya dalam tim dapat menjadi ko-fasilitator.

8. Fasilitator mengakhiri setiap pembahasan materi dengan memberikan pujian


kepada peserta, ucapan terimakasih dan salam.

9. Pada Pelatihan yang disertai dengan Praktik Lapangan (PL), seperti pada
Pelatihan Penatalaksanaan HIV AIDS dan IMS bagi dokter dan bagi
Perawat/Bidan, penyelenggara harus mempersiapkan tempat PL yang sesuai
dengan tujuan yang tercantum dalam Panduan PL. Persiapan lokasi PL
sebaiknya sudah dilakukan seminggu sebelum pelatihan dimulai. Lakukan juga
peninjauan ke lokasi sebelum hari pelaksanaan PL, untuk memastikan kesiapan
tempat, fasilitas, peralatan dan bahan yang diperlukan.

10. Pembahasan materi Penunjang 2, yaitu Rencana Tidak Lanjut (RTL), dilakukan
setelah semua materi Inti selesai dibahas. Pada pelatihan yang disertai dengan
PL, pembahasan RTL dilakukan setelah PL. Kemudian dilanjutkan dengan materi
Penunjang ke 3, yaitu Anti Korupsi.

3. PROSES EVALUASI

Evaluasi yang dilakukan yaitu:

3
A. Evaluasi Hasil Belajar Peserta
Evaluasi ini dilakukan terhadap peserta :
1. Pada awal pelatihan (sebelum pelatihan dimulai), dilakukan penjajakan awal melalui
pre tes yang meliputi keseluruhan materi pelatihan. Fasilitator harus sudah
mempersiapkan Soal-soal pre tes minimal 4 minggu sebelum pelatihan dimulai,
karena merupakan kelengkapan persyaratan pengajuan akreditasi.
2. Pada setiap akhir proses pembelajaran suatu materi, dilakukan evaluasi terhadap
pencapaian pemahaman peserta berkaitan dengan materi tersebut. Fasilitator harus
mempersiapkan evaluasi yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran:
a. Untuk pencapaian tujuan pembelajaran ranah kognitif, fasilitator
mempersiapkan soal-soal/pertanyaan yang akan diajukan kepada peserta,
bisa dalam bentuk tes tertulis atau lisan.
b. Untuk pencapaian tujuan pembelajaran ranah psikomotor, fasilitator
mempersiapkan evaluasi terhadap keterampilan yang harus dicapai.
Keterampilan melakukan latihan/exercise/ praktik yang berkaitan dengan
fungsi dan kompetensi peserta setelah mengikuti pelatihan seperti yang
tercantum dalam kuri kulum.
3. Pada akhir pelatihan, dilakukan evaluasi terhadap pemahaman peserta mengenai
keseluruhan materi yang telah dipelajari (pos tes)
4. Pada Pelatihan bagi Pelatih (TOT), dilakukan penilaian terhadap keterampilan dalam
melakukan teknik melatih pada waktu microteaching.

Standar minimal evaluasi hasil belajar adalah evaluasi terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran khusus.

B. Evaluasi terhadap pelatih/fasilitator


Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh penilaian yang
menggambarkan tingkat kepuasan peserta terhadap kemampuan fasilitator dalam
menyampaikan pengetahuan dan atau keterampilan kepada peserta dengan baik, dapat
dipahami dan diserap oleh peserta, meliputi antara lain:
1. Penguasaan materi
2. Penggunaan metode dan alat bantu/media
3. Hubungan interpersonal dengan peserta
4. Pemberian motivasi kepada peserta
5. Kemampuan komunikasi (kejelasan bicara, sistematika, penggunaan bahasa).
6. Kemampuan mengelola pertanyaan

C. Evaluasi terhadap penyelenggaraan pelatihan


Evaluasi dilakukan oleh peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan, yang menunjukkan
tingkat kepuasan peserta terhadap penyelenggaraan pelatihan meliputi antara lain:
1 Pencapaian Tujuan pelatihan
2. Relevansi program pelatihan dengan tugas
3. Manfaat setiap materi bagi pelaksanaan tugas peserta di tempat kerja
4. Bahan pembelajaran yang disediakan.
5. Hubungan peserta dengan pelaksana/panitia pelatihan
6. Pelayanan sekretariat terhadap peserta
7. Pelayanan akomodasi dan lainnya
8. Pelayanan konsumsi
9. Pelayanan komunikasi dan informasi

E. PERAN PELATIH/FASILITATOR

Peran pelatih adalah membantu dan mempermudah terlaksananya proses


pembelajaran dalam upaya mencapai tujuan, dan senantiasa memotivasi agar semua
peserta berpartisipasi aktif.

4
Peran tersebut antara lain meliputi:
a. Menciptakan suasana atau iklim belajar yang kondusif, yang mendukung seluruh
proses pembelajaran. Setiap pelatih memiliki seni tersendiri dalam menciptakan iklim
pembe lajaran yang kondusif tersebut.
Adapun hal yang mendasar :
- Mulailah memperkenalkan diri, apabila merupakan pertemuan yang pertama
dalam pelatihan ini. Menyapa dengan hangat agar suasana akrab, tidak ada jarak
psikologis antara pelatih dengan peserta.
- Ada kejelasan tentang tujuan pembelajaran dan keterkaitannya dengan
pekerjaan/tugas peserta.
- Sejak awal setiap orang merasa dihargai dan dilibatkan.

b. Membangkitkan partisipasi serta menciptakan interaksi sesama peserta. Pada proses


pembelajaran orang dewasa, pada umumnya peserta sudah memiliki pengetahuan
dan pengalaman. Peran pelatih untuk menggali pengetahuan dan atau pengalaman
tersebut serta menggunakannya sebagai sumber belajar.

c. Tanggap terhadap dinamika yang terjadi dalam proses pembelajaran. Fasilitator


harus mampu memberi tanggapan/respons yang tepat terhadap dinamika yang
terjadi dalam proses pembelajaran serta menjaga agar tetap dalam jalur yang benar
(on the right track), tidak menyimpang dari konteks pembelajaran. Apabila terjadi
penyimpangan dari konteks pembelajaran, maka ingatkan kembali peserta akan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Untuk itu fasilitator harus menguasai
materi, memahami benar tujuan pembelajaran yang harus dicapai serta penggunaan
metode yang tepat dan memiliki rasa percaya diri (self confidence) yang kuat. Selain
itu fasilitator harus memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, mendengar efektif,
bersikap obyektif, serta mampu mengendalikan emosi dengan baik.

Dalam menjalankan peran sebagai fasilitator, harus memperhatikan hal-hal berikut:


 Hindari sikap menggurui, tetapi memfasilitasi.
 Hindari memaksakan kehendak, karena orang dewasa menyukai sikap
demokratis.
 Jangan menekankan hanya saya yang tahu. Ingat, orang dewasa sudah memiliki
pengetahuan dan pengalaman.
 Hindari menyalahkan peserta secara langsung.
 Hindari menyalahkan pelatih lain di depan peserta.
 Sebaiknya jangan langsung menjawab pertanyaan, berikan kesempatan dulu
kepada peserta yang lain.
 Hindari menguraikan sesuatu dengan cara berbelit-belit.
 Hindari memberi contoh dengan menguraikan pengalaman pribadi secara
panjang lebar, akan sangat membosankan peserta.

5
BAB V
PENGGUNAAN MODUL PADA PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS
DAN IMS BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES

A. Modul pada Pelatihan Penatalaksanaan HIV AIDS dan IMS bagi Perawat/Bidan
Fasyankes

Modul yang digunakan meliputi:


1. Modul 1 : Program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS.
2. Modul 2 : Pengurangan Stigma dan Diskriminasi
3. Modul 7 : Konseling HIV
4. Modul 12: Diagnosis HIV AIDS dan IMS
5. Modul 14: Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
6. Modul 16: Penerapan Pendekatan MTBS/MTBM terkait HIV
7. Modul 17: Perawatan Berbasis Rumah dan Perawatan Berbasis Masyarakat
8. Modul 18: Pencatatan dan Pelaporan HIV AIDS dan IMS

Berdasarkan peran, fungsi dan kompetensi perawat/bidan fasyankes dala penatalaksanaan


HIV AIDS dan IMS, ditetapkan Tujuan Pelatihan sebagai berikut:

Tujuan Pelatihan

1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu melakukan penatalaksanaan HIV AIDS dan
IMS di fasyankes sesuai tugas dan kewenangannya .

2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu:

a. Melakukan konseling HIV


b. Melakukan pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel pada pasien
c. Melakukan pendekatan MTBS/MTBM terkait HIV
d. Melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi
e. Melakukan perawatan berbasis rumah dan perawatan berbasis masyarakat (PBR dan
PBM)
f. Melakukan pencatatan dan pelaporan

Untuk mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan, maka ditentukan materi yang akan
dibahas, dalam suatu Struktur Program sebagai berikut:

6
Struktur Program

NO MATERI WAKTU JUMLAH


A. Materi dasar T P PL
1. Program pencegahan dan 3 - - 3
pengendalian HIV AIDS dan PIMS
di Indonesia
2. Pengurangan stigma dan 3 1 - 4
diskriminasi
B Materi Inti
1. Konseling HIV 7 13 2 22

2. Pemeriksaan fisik dan pengambilan 2 3 3 8


sampel pada pasien IMS

3. Pendekatan MTBS/MTBM terkait 2 2 2 6


HIV
4. Pencegahan dan Pengendalian 2 2 1 5
infeksi
5. Perawatan Berbasis Rumah dan 2 3 - 5
Perawatan Berbasis Masyarakat
6. Pencatatan dan Pelaporan 1 2 1 4

C. Materi Penunjang
1. Membangun Komitmen Belajar - 3 - 3
(BLC)
2. Rencana Tindak lanjut (RTL) - 2 - 2
3. Anti Korupsi 2 - - 2
Jumlah 24 31 9 64

Keterangan:
T : Teori (Tatap muka) PL : Praktik Lapangan
P: Penugasan (Permainan, Bermain peran, Simulasi, Latihan/Exercise, Praktik)
1 Jam pelatihan @ 45 menit

B. Cara Penggunaan Modul

Pengantar

Proses pembelajaran dilakukan dengan metode pembelajaran orang dewasa/andragogi,


pendekatan cara belajar aktif, menggunakan metode pembelajaran secara interaktif
sebagaimana yang telah ditetapkan pada setiap modul.
Pembahasan setiap modul mengacu pada GBPP dalam kurikulum dan langkah-langkah
pembelajaran yang tercantum dalam panduan ini.

Urutan modul dibuat sedemikian rupa sesuai dengan urutan pembelajaran modul,
sebagai berikut:
1. Program Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS (modul 1).
2. Pengurangan Stigma dan Diskriminasi (modul 2).
3. Konseling HIV AIDS (Modul 7)
4. Diagnosis HIV AIDS dan IMS (modul 12).
5. Penerapan Pendekatan MTBS/MTBM terkait HIV (Modul 16)
6. Pencegahan dan pengendalian infeksi (Modul 14)
7. Perawatan Berbasis Rumah dan Perawatan Berbasis Masyarakat (Modul 17)
8. Pencatatan dan Pelaporan /Aplikasi SIHA (Modul 18)

7
PROSES PEMBELAJARAN

A. Pada tahap awal idealnya peserta melakukan Pre tes, sebelum mendapatkan informasi
apapun terkait materi pembelajaran termasuk arahan pada Pembukaan. Bahan
pembelajaran seperti modul-modul pelatihan dan lain-lain belum dibagikan kepada
peserta. Dilanjutkan dengan Pembukaan.

B. Membangun Komitmen Belajar (Building Learning Commitment/BLC) dilakukan oleh MOT


atau salah satu dari pelatih yang telah ditetapkan. Pada prinsipnya bertujuan agar
peserta mampu menciptakan suasana kondusif, melalui proses perkenalan, penyusunan
harapan pembelajaran serta nilai dan norma yang disepakati dalam proses
pembelajaran. Fasilitator BLC mempersiapkan alat bantu dan atau media yang
diperlukan pada proses BLC (seperti kertas metaplan/kertas plano/kertas HVS berwarna;
papan dan kertas flipchart sesuai kebutuhan; selotip kertas; double tape; gunting dan
lain-lain), atau sebelumnya, menghubungi panitia untuk mempersiapkannya sesuai
kebutuhan fasilitator pada proses tersebut. Fasilitator juga melakukan pengecekan
terhadap berfungsi tidaknya LCD, sound system dan alat bantu lainnya.

C. Proses Pembelajaran Setiap Modul

Proses pembelajaran dilakukan dalam kelas yang difasilitasi oleh seorang atau lebih
pelatih/ fasilitator, sebagai fasilitator utama.

MATERI DASAR 1: PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN HIV AIDS DAN


IMS (MODUL 1)

1. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum.
Setelah mengikuti materi, peserta mampu memahami Program Pencegahan dan
Pengendalian HIV AIDS dan IMS.

b. Tujuan Pembelajaran Khusus.


Setelah mengikuti materi, peserta mampu:
1) Menjelaskan epidemi HIV AIDS dan IMS nasional
2) Menjelaskan kebijakan program pengendalian HIV AIDS dan IMS
3) Menjelaskan konsep Layanan Komprehensif Berkesinambungan
4) Menjelaskan Peraturan/perundang-undangan yang terkait dengan program pe
ngendalian HIV AIDS dan IMS
5) Menjelaskan informasi dasar HIV AIDS dan IMS:

2. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


Pokok Bahasan 1. Epidemi HIV AIDS dan IMS nasional
Pokok Bahasan 2.Kebijakan program pengendalian HIV AIDS dan IMS
Pokok Bahasan 3.Konsep Layanan Komprehensif Berkesinambungan
Pokok Bahasan 4. Peraturan/perundang-undangan yang terkait dengan program
pence gahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS
Pokok Bahasan 5. Informasi dasar HIV AIDS dan IMS:
a. Pengertian IMS,dan HIV AIDS, serta hubungan IMS dengan HIV
b. Penularan, pencegahan dan cara mendeteksi IMS dan HIV
c. Perjalanan infeksi HIV AIDS serta stadium klinisnya.
d. Infeksi oportunistik (IO)

3. Proses Pembelajaran:

a. Persiapan Proses Pembelajaran (5 -10 menit sebelum proses dimulai )


8
Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan
untuk kelancaran pembahasan materi Program Pencegahan dan Pengendalian
HIV AIDS dan IMS telah tersedia dan berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur
dalam tata letak dan suasana yang memungkinkan peserta dapat berkomunikasi
dan terlibat secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran.

b. Pengkondisian kelas dan Penyampaian tentang Tujuan Pembelajaran (5


menit)

Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk
di tempat masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan
laptop atau alat lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu
proses. Pelatih menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini
merupakan pertemuan pertama dengan peserta. Sapalah peserta dengan
ramah/hangat.

Secara interaktif pelatih menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok bahasan


modul. Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan dengan
harapan yang diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun Komitmen
Belajar.

c. Penyampaian tentang Pokok Bahasan 1. Epidemi HIV AIDS dan IMS


Nasional (Waktu 20 menit)

1) Fasilitator mulai melakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman


peser ta tentang epidemi HIV AIDS nasional. Bagaimana pengetahuan
peserta tentang epidemi HIV AIDS dan IMS di wilayah masing-masing?
Bagaimana kecenderungannya setelah melakukan program pengendalian
selama ini?
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Epidemi HIV AIDS di
Indonesia, menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan
melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar
merasa dihargai.
3) Fasilitator melanjutkan dengan menyampaikan paparan materi tentang
Epidemi IMS menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan
menanya kan bagaimana epidemi IMS di wilayah masing-masing. Bagaimana
kecende- rungannya pada masing-masing populasi kunci?
4) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri kesempatan peserta
menjawab pertanyaan peserta lainnya, tidak perlu langsung dijawab oleh
fasilitator.
5) Menyampaikan rangkuman singkat dari pokok bahasan 1.

d. Pembahasan Pokok Bahasan 2 dan 3. Kebijakan program pengendalian HIV


AIDS dan IMS dan LKB ( Waktu 45 menit)

1) Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang


Kebijakan program pengendalian HIV AIDS dan IMS dan LKB. Kemudian
melakukan curah pendapat, menggali pengetahuan peserta tentang
perkembangan program pengendalian HIV AIDS dan IMS diwilayah masing-
masing. Tanyakan juga mengapa terjadi seperti itu? Upaya apa yang
dilakukan atau harus dilakukan?
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Kebijakan program
pengendalian HIV AIDS dan IMS, menggunakan bahan tayang. Lakukan

9
secara interaktif, dengan meminta peserta menyampaikan contoh yang
dilaksanakan di wilayah masing-masing, atau hasil pencapaian program
mereka. Apakah kendala dalam menjalankan kebijakan tersebut?
3) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang LKB, menggunakan bahan
tayang. Lakukan secara interaktif, dengan meminta peserta menyampaikan
contoh yang dilaksanakan di wilayah masing-masing, atau hasil pencapaian
program mereka. Apakah terdapat kendala dalam menjalankan LKB di
wilayahnya.
4) Setelah presentasi selesai atau selama presentasi peserta diberi kesempatan
untuk tanya jawab, agar ada kesamaan persepsi. Beri kesempatan peserta
menjawab pertanyaan peserta lainnya, tidak perlu langsung dijawab oleh
fasilitator. Gunakan waktu yang sangat singkat seefektif mungkin.
5) Fasilitator menyampaikan rangkuman dari pokok bahasan 2 dan 3. Bisa
dilakukan dengan mengajak peserta mengingat apa yang telah dipelajari, atau
dengan menayangkan poin-poin penting yang telah dipelajari, dan ajukan
pertanyaan kepada peserta mengenai poin-poin tersebut.

e. Pembahasan pokok bahasan 4. Peraturan dan Perundang-undangan terkait


Program pengendalian HIV AIDS dan IMS (Waktu 10 menit)

1) Fasilitator melakukan curah pendapat, menggali pengetahuan peserta tentang


peraturan dan perundang-undangan terkait program pengendalian HIV AIDS
dan IMS yang diketahui peserta. Apakah peserta tahu bahwa
penyelenggaraan program pengendalian HIV AIDS dan IMS didukung oleh
peraturan dan perundang-undangan.
2) Fasilitator menyampaikan secara singkat tentang beberapa peraturan dan
perundang-undangan terkait program pengendalian HIV AIDS dan IMS,
dengan menggunakan bahan tayang.
3) Setelah presentasi selesai atau selama presentasi peserta diberi kesempatan
untuk tanya jawab.
4) Fasilitator menyampaikan ulasan singkat tentang pokok bahasan 4. Katakan
bahwa waktu yang singkat tidak memungkinkan menjelaskan semua yang
terkait dengan isi peraturan dan perundang-undangan, peserta dapat mencari
dan membacanya, agar memahami bahwa dalam melaksanakan program
pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS dilandasi oleh peraturan
dan perundang-undangan yang diterbitkan oleh pemerintah.

f. Pembahasan pokok bahasan 5. Informasi Dasar HIV AIDS dan IMS (Waktu
50 menit)

1) Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang


Informasi Dasar HIV AIDS dan IMS. Kemudian melakukan curah pendapat,
menggali pengetahuan peserta tentang pengertian, pencegahan, penular
an,deteksi dini, perjalanan infeksi HIV AIDS dan stadium klinis serta infeksi
oportunistis.
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Infromasi Dasar HIV AIDS
dan IMS meliputi: pengertian, pencegahan, penularan,deteksi dini, perjalanan
infeksi HIV AIDS dan stadium klinis serta infeksi oportunistis, menggunakan
bahan tayang. Lakukan secara interaktif, dan klarifikasi hal-hal yang masih
menimbulkan keraguan.
3) Setelah presentasi selesai atau selama presentasi peserta diberi kesempatan
untuk tanya jawab, agar ada kesamaan persepsi. Beri kesempatan peserta
menjawab pertanyaan peserta lainnya, tidak perlu langsung dijawab oleh
fasilitator. Gunakan waktu yang sangat singkat seefektif mungkin.
4) Fasilitator menyampaikan rangkuman dari pokok bahasan 5

10
g. Rangkuman dan Penutup (Waktu 5 menit)

1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta


dalam sesi ini.
2) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam
penutup.

Total waktu : 3 Jam pelatihan/JPL (135 menit)

MATERI DASAR 2: PENGURANGAN STIGMA DAN DISKRIMINASI (MODUL 2)

1. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi peserta mampu memahami tentang pengurangan
stigma dan diskriminasi

b. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi peserta mampu:
1) Menjelaskan Seksualitas, Orientasi Seksual, Identitas dan Ekspresi Gender
serta otoritas atas tubuh (SOGIEB)
2) Menjelaskan pemahaman Stigma dan diskriminasi
3) Menjelaskan cara melakukan analisis stigma dan diskriminasi

2. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


Pokok Bahasan 1. Seksualitas, Orientasi Seksual, Identitas dan Ekspresi Gender
serta otoritas atas tubuh (SOGIEB)
Pokok Bahasan 2. Pemahaman Stigma dan diskriminasi
Pokok Bahasan 3. Analisis stigma dan diskriminasi

3. Proses pembelajaran.

a. Persiapan Proses Pembelajaran (5 -10 menit sebelum proses dimulai )


Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan
untuk kelancaran pembahasan materi Pengurangan Stigma dan Diskriminasi
telah tersedia dan berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan
suasana yang memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara
aktif dalam seluruh proses pembelajaran. Pada pembahasan PB 1. SOGIEB,
diakhiri dengan metode diskusi kelompok, membahas Soal-soal terkait SOGIEB.
Fasilitator dapat menggunakan soal-soal yang ada pada lampiran panduan ini atau
mengembangkan soal-soal baru. Pada pembahasan PB 2. Pemahaman Stgima
dan diskriminasi, diperlukan alat bantu dan media pembelajaran untuk permainan
padanan kartu, yaitu: Kertas berwarna metaplan/kertas plano/kertas HVS
berukuran 10 x 20 cm, yang telah diberi tulisan tentang “stigma” dan “diskriminasi”
ataupun yang bukan termasuk keduanya.

b. Pengkondisian kelas dan Penyampaian tentang Tujuan Pembelajaran (5


menit)

Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk
di tempat masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan
laptop atau alat lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu
proses. Fasilitator menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini
11
merupakan pertemuan pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait
dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah peserta dengan ramah/hangat.

Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok


bahasan modul. Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan
dengan ha rapan yang diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun
Komitmen Belajar.

c. Pembahasan Pokok Bahasan 1. Seksualitas, Orientasi Seksual, Identitas


dan Ekspresi Gender serta otoritas atas tubuh /SOGIEB (Waktu 45 menit)

1) Fasilitator memulai dengan menanyakan kepada peserta apakah sebelum ini


sudah mendengar tentang SOGIEB, singkatan dari apa? Ketika menyinggung
tentang seksualitas, fasilitator dapat menanyakan siapa yang merasa diri laki-
laki dan apa alasannya, kemudian menanyakan siapa yang merasa diri
perempuan dan apa alasannya. Kemudian tanyakan kepada peserta lainnya.
Fasilitator memandu diskusi singkat, dan mencatat poin-poin penting.
2) Fasilitator melanjutkan dengan meminta peserta melakukan curah
pendapat dalam kelompok untuk menggali pengetahuan peserta tentang
SOGIEB. Kepada setiap kelompok dibagikan metaplan yang telah diberi
tulisan berkaitan dengan istilah: bencong; transeksual, gay, LSL, gender;
waria, transgender, banci dan lain-lain dapat dikembangkan lagi. Kelompok
diminta menuliskan hasilnya pada kertas flipchart. Fasilitator memandu
peserta untuk membacakan hasilnya, dan memberi ulasan singkat. Apabila
diperlukan fasilitator dapat melakukan klarifikasi, atau menanyakan kepada
fasilitator lain yang ada dalam ruangan.
3) Fasilitator menanyakan pandangan/persepsi peserta tentang keberadaan
komunitas Gay, Waria dan LSL (GWL). Adakah keterkaitan dengan
pemaham an SOGIEB, terutama dalam hal sikap dan perilaku terhadap
mereka di layanan?
4) Fasilitator melanjutkan dengan menyampaikan paparan materi, dengan
meng- gunakan bahan tayang. Sampaikan secara interaktif sesuai urutan
SOGIEB. Kaitkan dengan poin-poin pendapat peserta agar merasa dihargai.
Ajaklah peserta terlibat aktif ketika membahas Boneka Gender (“The Gender
Bread Person”), serta memahami secara benar cara membaca skala Kinsey.
5) Fasilitator menyampaikan bahwa selanjutnya akan membahas tentang
bagaima na hubungan seksualitas terkait IMS HIV dan AIDS. Kemudian
melakukan curah pendapat, mengapa hal tersebut penting? Tuliskan poin-
poin penyampai an dari peserta pada kertas flipchart.
6) Fasilitator menyampaikan paparan materi tersebut, meliputi: Hubungan
seksuali tas dengan IMS dan HIV AIDS dan Hubungan pilihan seksualitas
dengan kese hatan seksualitas. Paparan dengan menggunakan bahan
tayang. Kaitkan de ngan pendapat peserta agar merasa dihargai, dan disadari
apabila ada kekeli ruan persepsi.
7) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri kesempatan peserta
menjawab pertanyaan peserta lainnya, tidak perlu langsung dijawab oleh
fasilitator. Guna kan waktu yang sangat singkat seefektif mungkin.

12
8) Sampaikan bahwa peserta akan melakukan diskusi membahas Soal-soal
terkait SOGIEB. Soal-soal dibahas dalam kelompok sesuai Petunjuk
Penugasan. Apa bila waktu tidak memungkinkan, soal-soal dapat dibahas
bersama-sama dipandu oleh fasilitator.
9) Pada akhir sesi ini menyampaikan rangkuman singkat tentang hal-hal penting
dari pokok bahasan 1. Berikan penegasan tentang pentingnya petugas
kesehat an memahami SOGIEB seperti yang terlihat pada gambar tentang
Keragaman Seksualitas.

d. Pembahasan pokok bahasan 2. Pemahaman Stigma dan Diskriminasi


(Waktu 30 menit)

1) Fasilitator menyampaikan bahwa ada keterkaitan antara pemahaman


SOGIEB dengan stigma dan diskriminasi di tempat layanan. Kemudian
fasilitator meng gali pendapat/pengetahuan peserta tentang stigma dan
diskriminasi secara umum. Mintalah peserta menyampaikan contoh yang ada
di lingkungan mereka sehari-hari Apakah mereka juga melihat adanya stigma
dan diskriminasi di lingkungan fasyankes? Tuliskan pendapat peserta pada
kertas flipchart.
2) Lakukan permainan Padanan Kartu. Bagilah peserta dalam 2 kelompok dan
minta mereka berbaris ke belakang. Di hadapan setiap kelompok ada papan
dan kertas flipchart yang telah diberi tulisan: sebelah kiri Stigma dan sebelah
kanan Diskriminasi, serta tumpukan Kartu dalam jumlah yang sama, yang
telah diberi tulisan oleh fasilitator. Mintalah secara berurutan setiap peserta
maju mengambil satu kartu dan meletakkan kartu tersebut di bawah tulisan
yang dianggap sesuai, yaitu Stigma atau Diskriminasi. Lakukan sampai
semua kartu selesai ditempelkan. Kemudian fasilitator bersama-sama
peserta membaca satu per satu setiap kartu, dan apakah benar letaknya.
Apabila ada yang tidak sesuai dengan Stigma maupun Diskriminasi, Kartu
diletakkan di tengah-tengah. Kemudian lakukan pembahasan, dan klarifikasi
oleh fasilitator.
3) Tanyakan kepada peserta bagaimana mereka memberikan pelayanan kepada
pasien, contohnya kepada LSL dan atau waria? Bagaimana sikap dan
perlakuan petugas fasyankes lainnya? Bagaimana memanggil mereka?
Bagaimana berkomunikasi dengan mereka? Bagaimana memeriksa mereka?
Adakah stigma dan atau diskriminasi disitu? Tuliskan jawaban peserta pada
kertas flipchart. Katakan bahwa kita akan melihat lagi jawaban tersebut, dan
tidak mendiskusikannya sekarang.
4) Sampaikan penjelasan tentang stigma dan diskriminasi dengan
menggunakan bahan tayang. Berikan contoh-contoh atau mintalah peserta
untuk memberikan contohnya. Kaitkan juga dengan jawaban peserta
sebelumnya yang ditulis pada kertas flipchart, agar peserta merasa dihargai.
5) Sampaikan bahwa penting bagi fasyankes untuk mengidentifikasi dan
menganalisis ada tidaknya stigma dan diskriminasi kepada di lingkungan
fasyankes. Pengelola program dapat memfasilitasi mereka untuk melakukan
analisis stigma dan diskriminasi.
6) Fasilitator menyampaikan rangkuman singkat tentang pemahaman stigma
dan diskriminasi. Katakan bahwa selanjutnya akan dibahas tentang Cara
menganalisis stigma dan diskriminasi
13
e. Pembahasan Pokok bahasan 3. Analisis Stigma dan Diskriminasi (Waktu 90
menit)

1) Tanyakan apakah peserta mengetahui tentang cara menganalisis stigma dan


diskriminasi di fasyankes atau di lingkungan pekerjaan peserta? Tanyakan
apakah ada diantara peserta yang sudah pernah melakukannya? Bagaimana
caranya? Tuliskan poin-poin pengalaman peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator menjelaskan tentang cara melakukan analisis stigma dan
diskriminasi dengan menggunakan bahan tayang. Kaitkan dengan pendapat
peserta agar merasa dihargai. Tayangkan tools/ instrument Analisis Stigma
dan Dsikriminasi yang dapat dilakukan di institusi tempat bekerja dan di
fasyankes. Jelaskan kuesioner dalam instru ment tersebut, dan cara
menganalisisnya. Sampaikan juga cara-cara lain yang dapat digunakan dalam
melakukan analisis stigma dan diskriminasi, seperti yang dilakukan pada
analisis kepuasan pelanggan.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri kesempatan peserta
menjawab pertanyaan peserta lainnya, tidak perlu langsung dijawab oleh
fasilitator. Gunakan waktu yang sangat singkat seefektif mungkin.
4) Apabila memungkinkan fasilitator dapat menayangkan video tentang stigma
dan diskriminasi yang terjadi pada kehidupan sehari-hari di fasyankes atau di
tempat lainnya. Mintalah pendapat peserta. Apakah tayangan tersebut
mempengaruhi perasaan/pen dapat peserta tentang stigma dan diskriminasi
kepada pasien atau populasi kunci?
5) Menyampaikan ulasan singkat pokok bahasan 3. Lakukan penegasan bahwa
penting bagi petugas untuk melakukan pengurangan stgima dan dsikriminasi
yang terjadi di institusinya termasuk di fasyankes yang sangat dekat dengan
pelanggan/pasien. Salah satunya adalah dengan melakukan analisis terhadap
ada tidaknya stigma dan diskriminasi serta dalam bentuk apa, dimana, oleh
siapa, sehingga penanganan akan lebih terarah, sesuai dengan
penyebabnya.

f. Rangkuman dan Penutup (Waktu 10 menit)

1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta


dalam sesi ini.
2) Sampaikan bahwa dengan mempelajari materi ini, diharapkan memberikan
bekal pengalaman belajar kepada peserta dalam memahami stigma dan
diskriminasi pada pelayanan HIV dan IMS bagi populasi kunci maupun pasien
lainnya di fasyankes, serta dapat memfasilitasi fasyankes di wilayah masing-
masing.
3) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam

Total waktu : 4 Jam pelatihan/JPL (180 menit)

14
MATERI INTI 1. KONSELING HIV (MODUL 7)

1. Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu melakukan Konseling HIV
b. TujuanPembelajaran Khusus
Setelah mengikuti pelatihan peserta mampu:
1) Melakukan konseling dalam rangka konseling dan tes atas inisiasi petugas
pemberi layanan kesehatan (KTIP)
2) Menjelaskan konseling HIV dalam strategi komunikasi perubahan perilaku
3) Melakukan konseling pra tes HIV
4) Melakukan konseling pasca tes HIV
5) Melakukan konseling lanjutan.

2. Pokok Bahasan

Pokok Bahasan 1. Konseling dan tes atas inisiasi petugas pemberi layanan
kesehatan (KTIP)
Pokok Bahasan 2. Konseling HIV dalam strategi komunikasi perubahan perilaku:
a. Orientasi konseling
b. Tatanilai konseling
c. Prinsip komunikasi perubahan perilaku
d. Model perubahan perilaku
e. Pemecahan masalah
Pokok Bahasan 3. Konseling pra tes HIV
Pokok Bahasan 4. Konseling pasca tes HIV
Pokok Bahasan 5. Konseling lanjutan:
a. Pencegahan Positif
b. Konseling adherence dalam kepatuhan minum obat
c. Konseling dasar adiksi Napza
d. Konseling pasangan dan keluarga
e. Konseling dukungan menjelang kematian, duka cita dan berkabung

3. Proses pembelajaran

a. Persiapan Proses Pembelajaran (5 -10 menit sebelum proses dimulai )

Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan
untuk kelancaran pembahasan materi Konseling telah tersedia dan berfungsi
baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan suasana yang
memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara aktif dalam
seluruh proses pembelajaran. Pada pembahasan PB 1, PB 3, PB 4 dan PB 5,
dengan metode curah pendapat, ceramah tanya jawab, dan metode Bermain
peran. Pastikan lay out ruangan cukup kondusif untuk melakukan Bermain peran
secara efektif. Pastikan juga skenario Bermain peran telah dipelajari dan
dipahami oleh fasilitator. Bermain peran dapat dengan menghadirkan EPT,
karena itu pastikan berapa EPT yang akan diundang dan waktu yang tepat agar
pelaksanaan Bermain peran efektif. Kalau tidak memung kinkan menghadirkan
EPT , Bermain peran dilakukan sesama peserta.
15
b. Pengkondisian kelas dan Penyampaian tentang Tujuan Pembelajaran (5
menit)

Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk
di tempat masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan
laptop atau alat lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu
proses. Fasilitator menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini
merupakan pertemuan pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait
dengan materi yang akan disampaikan.Sapalah peserta dengan ramah/hangat.

Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok


bahasan modul. Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan
dengan ha rapan yang diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun
Komitmen Belajar.

c. Pembahasan Pokok Bahasan 1. Konseling dan Tes atas Inisiasi Petugas


Pembe Ri Layanan Kesehatan /KTIP (Waktu 90 menit)

1) Fasilitator menggali pengetahuan dan atau pengalaman peserta tentang


KTIP. Mintalah peserta berbagi pengalaman dalam melakukan KTIP.
Bagaimana mereka melakukannya? Apa saja kendala yang dihadapi?
Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator menjelaskan pemahaman KTIP sebagai model dari konseling dan
tes HIV yang diinisiasi oleh petugas kesehatan, dengan menggunakan bahan
tayang. Lakukan secara interkatif, dan kaitkan dengan poin-poin penyampaian
peserta agar merasa dihargai, dan menyadari apabila ada kekeliruan persepsi
selama ini.
3) Setelah selesai atau selama penyampaian materi, berilah kesempatan kepada
peserta untuk tanya jawab. Dalam proses ini fasilitator menekankan penting
pemberian informasi HIV dan penawaran rutin tes HIV kepada pasien yang
datang berobat ke layanan kesehatan. Waktu untuk paparan dan tanya jawab
sekitar 25 menit.
4) Fasilitator meminta peserta membaca kunci pokok pemahaman KTIP dalam
uraian materi.
5) Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan kegiatan dengan membagi
kelompok yang terdiri dari 8-10 orang dan melakukan diskusi untuk menjawab
pertanyaan sebagai berikut :
a. “Jika anda adalah pasien yang sedang mempertimbangkan diri untuk
menjalani test HIV, apa perlu diketahui tentang keuntungan tes”
b. “Jika anda adalah pasien yang sedang mempertimbangkan diri untuk
menjalani test HIV, maka pikirkan kemungkinan adanya hal buruk / risiko
menjalani tes HIV
6) Fasilitator membagi peserta secara berpasangan dan melakukan bermain
peran tehnik pemberian informasi HIV dan penawaran tes HIV kepada pasien
yang datang ke pelayanan kesehatan dengan menggunakan naskah pada
panduan kegiatan peserta tentang Pemberian Informasi dan tes HIV oleh
petugas Kesehatan. Waktu untuk poin 4), 5), dan 6) sekitar 20 menit.
16
7) Fasilitator kembali mengajak peserta melakukan Bermain peran Pemberian
Informasi HIV pada KTIP/PITC dengan EPT. Waktu Bermain peran sekitar
20 menit.
8) Fasilitator mengajak berdiskusi dengan peserta dan EPT hasil dari simulasi
dan menanggapi semua tantangan dan kendala ketika menjalankan simulasi.
Waktu diskusi sekitar 25 menit.
9) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan ulasan singkat serta menekan
kan kembali prinsip 5C dalam KTIP.

d. Pembahasan Pokok Bahasan 2. Konseling HIV dalam Strategi Komunikasi


Per- ubahan Perilaku (Waktu 90 menit)

1) Fasilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait komunikasi


perubahan perilaku dalam konseling HIV. Tuliskan poin-poin penting
penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator melanjutkan dengan meminta seluruh peserta melakukan ‘Melatih
Kebiasaan Terkait dengan Olahraga dalam Komunikasi Perubahan
Perilaku’
3) Fasiilitator meminta peserta secara bergantian memberikan alasan-alasan
atas pilihan peserta dan akan mengingatkan perubahan perilaku bukan suatu
yang mudah.
4) Fasilitator menjelaskan tentang “perubahan Perilaku” dengan menggunakan
tayangan Power Point.
5) Fasilitatator membantu peserta untuk belajar memahami proses tahapan-
tahapan perubahan pada klien dan tujuannya dengan meminta peserta
membacakan materi perubahan perilaku secara bergantian dan menjelaskan
secara rinci dalam menilai kemampuan klien untuk dapat melakukan
Perubahan Perilaku. Setelah selesai atau selama proses fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan untuk
menjawab pertanyaan peserta lainnya.
6) Fasilitator menyampaikan rangkuman dari pokok bahasan 2.

e. Pembahasan Pokok Bahasan 3. Konseling Pra Tes (Waktu 135 menit)

1) Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih ke pokok bahasan selanjutnya


yaitu Konseling pra tes. Tanyakan kepada peserta apa yang diketahui
tentang konseling pra tes dan bagaimana mereka selama ini melakukannya?
Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator menerangkan tentang materi mikro konseling dengan membahas
uraian materi mikro konseling dan pentingnya pemahaman “mikro“konseling
dalam proses konseling. Kemudian fasilitator mengajak peserta melakukan
‘Membuat Pertanyaan’. Selanjutnya fasilitator menjelaskan mengenai
keguna an berbagai jenis bentuk pertanyaan dalam proses konseling
3) Fasilitator kembali meminta peserta melanjutkan dengan membaca secara
bergantian materi mikrokonseling dan menjelaskan secara rinci tehnik-tehnik
dalam konseling.
4) Fasilitator meminta peserta membaca materi mengenai Penerapan
keterampilan dan teknik ‘Motivational Interviewing’ (MI) meminta peserta
secara bergantian un tuk membaca materi tentang MI. Kemudian mengajak
17
peserta berdiskusi dari hasil pembacaan materi diatas, menampilkan contoh-
contoh penerapannya.
5) Fasilitator melanjutkan dengan penjelasan tentang tujuan dari penilaian risiko
klinis dalam konseling pra tes HIV. Fasilitator mengingatkan kembali kembali
tentang ma- sa jendela (yang telah dipelajari pada Modul Dasar 1) dan
hubungannya dengan penilaian risiko klinis. Kemudian meminta peserta
untuk membaca materi penilaian risiko klinis
6) Fasilitator mengajarkan peserta bagaimana cara menggunakan form penilaian
risiko klinis dan bagaimana proses konseling yang dibutuhkan dalam
melakukan penilaian risiko klinis
7) Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan pembahasan kasus dengan
menggunakan form penilaian risiko klinis
8) Fasilitator mengajak peserta untuk membahas materi Konseling Pra tes HIV
dan menayangkan komponen penting dalam konseling pra tes dan pasca tes
HIV dalam bentuk tayangan Power Point (piramida komponen penting proses
konseling HIV)
9) Fasilitator kembali mengingatkan peserta akan pembahasan sebelumnya
mengenai mikro konseling dan MI, serta menjelaskan bagaimana mikro
konseling dan MI menjadi “keterampilan” komunikasi dalam konseling pra tes.
Fasilitator juga mengingatkan sebagian besar proses komunikasi dalam
konseling pra tes digunakan untuk menggali penilaian risiko klinis. Fasilitator
meminta peserta untuk membaca uraian materi tentang konseling pra tes
serta mengingatkan 3 kunci dalam konseling pra tes dan elemen penting
dalam penilaian risiko
10) Fasillitator mengajak seluruh peserta untuk melakukan Bermain peran
Konseling Pra Tes, sesuai dengan petunjuk dan skenario yang ada pada
fasilitator. Pada pengamatan gunakan daftar tilik /cek lis pelaksanaan
konseling pra tes HIV.
11) Setelah selesai bermain peran, fasilitator memandu peserta membahas
kendala-kendala yang timbul pada peserta ketika melakukan kegiatan proses
konseling pra tes
12) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat pokok
bahasan 3 .

f. Pembahasan Pokok Bahasan 4 (Waktu 120 menit)

1) Fasilitator menggali pendapat/pemahaman dan atau pengalaman peserta


terkait mate ri konseling pasca tes HIV. Mintalah peserta berbagi
pengalaman.Bagaimana mereka melakukan konseling pasca tes HIV?
Kendala apa saja yang dihadapi? Tuliskan poin-poin penyampaian peserta
pada kertas flipchart.
2) Fasilitator menyampaikan materi Konseling pasca tes, menggunakan bahan
tayang, meliputi: Gambaran umum konseling pasca tes; Kunci utama dalam
menyampaikan hasil tes; Penyampaian hasil tes non reaktif; Penyampaian
hasil tes reaktif dan Penanganan respon emosional. Lakukan secara
interaktif, dan kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta, agar merasa
dihargai pendapatnya. Pada proses ini fasilitator juga mengklarifikasi
persepsi atau pemahaman yang masih belum tepat, agar tidak terulang lagi.

18
3) Selama presentasi atau setelah selesai presentasi, fasilitator memberi
kesempatan kepada peserta untuk tanya jawab.
4) Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan bermain peran
Konseling pasca tes, sesuai dengan petunjuk dan skenario bermain peran
yang ada pada fasilitator. Kepada pengamat diminta untuk menggunakan
daftar tilik/cek lis pelak sanaan konseling pasca tes yang ada pada modul.
Peran pasien/klien, petugas dan pengamat dapat bergantian.
5) Setelah selesai bermain peran fasilitator meminta penyampaian hasil
pengamatan. Kemudian minta juga pemeran peserta dank lien untuk
menyampaikan perasa- annya. Pada akhir sesi fasilitator menyampaikan
ulasan mengenai bermain peran.
6) Fasilitator menyampaikan rangkuman singkat pokok bahasan 4.

g. Pembahasan Pokok Bahasan 5. Konseling Lanjutan (Waktu 450 menit)

Subpokok bahasan a. Konseling pencegahan positif (Waktu 90 menit)

1) Fasilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait Pencegahan


Positif. Tuliskan poin-poin penting pendapat peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator melanjutkan dengan penjelasan tentang Pencegahan positif
(Positif prevention), kemudian meminta peserta membaca secara bergantian
dari uraian materiPencegahan positif, kemudian mintalah peserta untuk
menjelaskan dan atau menanyakan hal-hal yang belum dipahaminya.
3) Mintalah peserta lain untuk menjawab sebalum fasilitator menjelaskannya,
sehingga proses pembelajaran lebih aktif.
4) Setelah selesai penjelasan berilah kesempatan peserta untuk tanya jawab
terkait materi diatas
5) Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan bermain peran
tentang penyampaian informasi pencegahan positif, sesuai dengan petunjuk
dan skenario bermain peran yang ada pada lampiran panduan ini. Peran
sebagai pasien/ klien, petugas dan pengamat dapat bergantian.
6) Setelah selesai bermain peran fasilitator meminta penyampaian hasil
pengamatan. Kemudian minta juga pemeran peserta dan klien untuk
menyampaikan perasaannya. Pada akhir sesi fasilitator menyampaikan
ulasan mengenai bermain peran.
7) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat subpokok
bahasan 5. a.

Subpokok Bahasan b. Konseling adherence dalam kepatuhan minum obat


(Waktu 90 menit)

1) Fasilitator menggali pendapat/pemahaman peserta terkait adherence. Apa


pentingnya adherence dalam kepatuhan minum obat? Tuliskan poin-poin
penting pendapat peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator melanjutkan dengan penjelasan tentang pentingnya adherence
dalam kepatuhanan minum obat. Kemudian mengajak peserta untuk
melakukan kegiatan Alasan Seseorang Tidak Patuh Minum Obat

19
3) Fasilitator menjelaskan materi tentang Konseling adherence dalam kepatuhan
minum obat dengan menggunakan tayangan power point. Lakukan secara
interaktif, dan kaitkan dengan pendapat peserta agar merasa dihargai, serta
untuk menyama kan persepsi.
4) Fasilitator melakukan kegiatan tanya jawab terkait materi diatas.
5) Fasilitator melanjutkan penjelasan tentang Tahapan dalam melakukan
konseling adherence, termasuk Alur pelayanan pasien yang baru akan
mendapatkan ARV dan Alur pelayanan pasien lama yang sudah mendapat
ARV. Fasilitator meminta peserta bergantian membaca materi tentang tahap-
tahap konseling kepatuhan minum obat.
6) Setelah selesai atau selama pembahasan materi, fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab.
7) Fasilitator menyampaikan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan
Bermain peran Konseling Adherence, sesuai dengan petunjuk dan skenario
bermain peran pada lapiran panduan ini. Peran sebagai pasien/klien, petugas
dan penga mat dapat bergantian.
8) Setelah selesai bermain peran fasilitator meminta penyampaian hasil
pengamatan. Kemudian minta juga pemeran peserta dan klien untuk
menyampaikan perasaannya. Pada akhir sesi fasilitator menyampaikan
ulasan mengenai bermain peran.
9) Fasilitator menyampaikan rangkuman singkat subpokok bahasan 5. b.

Subpokok bahasan c. Konseling Dasar Adiksi Napza (Waktu 90 menit)


1) Fasilitator menggali pengetahuan peserta tentang Napza dan adiksi Napza.
Kemudian lanjut dengan meminta pendapat/pemahaman peserta terkait
Konseling dasar adiksi Napza. Mintalah peserta yang sudah berpengalaman
berbagi pengalam annya. Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta
pada kertas flipchart.
2) Fasilitator melanjutkan penyampaian materi Derajat keparahan penggunaan
Napza dan tingkat perawatan penggunaan Napza, secara interaktif.
3) Fasilitator melanjutkan dengan pembahasan tentang Pengetahuan dan
keterampilan dasar untuk intervensi singkat, meminta peserta untuk membuka
dan membaca uraian materi tersebut, kemudian mendiskusikannya
4) Fasilitator melanjutkan penyampaian materi mengenai Tujuan intervensi
singkat dengan mengunakan tayangan Power point, secara interaktif. Beri
kesempatan peserta untuk tanya jawab.
5) Fasilitator melanjutkan pembahasan tentang komponen intervensi singkat,
peserta diminta membuka dan membaca materi tersebut. Kemudian
mendiskusikannya, bagaimana penerapannya dalam konseling dasar adiksi
Napza
6) Fasilitator menyampaikan bahwa peserta akan melakukan kegiatan Bermain
peran Konseling dasar adiksi Napza, sesuai dengan petunjuk dan skenario
yang ada pada fasilitator. Peran petugas, pasien/klien dan pengamat dapat
bergantian.
7) Setelah selesai bermain peran fasilitator meminta penyampaian hasil
pengamatan. Kemudian minta juga pemeran peserta dan klien untuk
menyampaikan perasaannya. Pada akhir sesi fasilitator menyampaikan
ulasan mengenai bermain peran.
20
8) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat subpokok
bahasan 5. c.

Subpokok bahasan d. Konseling Keluarga dan Pasangan (Waktu 90 menit)


1) Fasilitator menggali pengetahuan dan atau pengalaman peserta, terkait
dengan konseling keluarga dan pasangan. Mintalah peserta berbagi
pengalaman. Tuliskan poin-poin penting penyampaian pesertapada kertas
flipchart.
2) Fasilitator melanjutkan dengan penjelasan mengenai materi Konseling
pasangan dan keluarga, meliputi: Masalah yang mungkin muncul dalam
hubungan pasangan dan keluarga karena HIV AIDS; Perbedaan konseling
individu dan konseling pasangan dan keluarga, dan Pendekatan berfokus
solusi sebagai salah satu bentuk pendekatan dalam konseling pasangan dan
keluarga. Lakukan secara interaktif, minta peserta memberikan contoh-
contoh, serta kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa
dihargai.
3) Setelah pembahasan materi selesai atau selama pembahasan, berikan
kesempatan kepada peserta untuk tanya jawab.
4) Fasilitator menyampaikan bahwa peserta akan melakukan kegiatanBermain
peran Konseling pasangan dan keluarga, sesuai dengan petunjuk dan
skenario yang ada pada fasilitator. Peran petugas, pasien/klien dan
pengamat dapat bergantian.
5) Setelah selesai bermain peran fasilitator meminta penyampaian hasil
pengamatan. Kemudian minta juga pemeran peserta dan klien untuk
menyampaikan perasaannya. Pada akhir sesi fasilitator menyampaikan
ulasan mengenai bermain peran.
6) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat subpokok
bahasan 5. d.

Subpokok bahasan e. Konseling Dukungan menjelang Kematian, Duka cita


dan Berkabung (Waktu 90 menit)

1) Fasilitator menggali pengetahuan dan atau pengalaman peserta tentang


konseling dukungan menjelang kematian, duka cita dan berkabung .Kapan
peserta melakukannya?Bagaimana caranya.Mintalah peserta berbagi
pengalaman.Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta pada kertas
flipchart.
2) Fasilitator melanjutkan penyampaian materi tentang Konseling dukungan
menjelang kematian, duka cita dan berkabung, menggunakan bahan tayang,
meliputi: Tahap penyesuaian seseorang terhadap suatu stressor, Reaksi
terhadap kematian, Duka cita dan berkabung, Karakteristik duka cita dan
Intervensi keluarga. Lakukan secara interaktif, dan kaitkan dengan poin-poin
penting penyampaian peserta agar merasa dihargai.
3) Setelah selesai atau selama presentasi, fasilitator member kesempatan
kepada peserta untuk tanya jawab.
4) Fasilitator menyampaikan bahwa peserta akan melakukan kegiatan Bermain
peran Konseling dukungan kematian, duka cita dan berkabung, sesuai

21
dengan petunjuk dan skenario yang ada pada fasilitator. Peran petugas,
pasien/klien dan pengamat dapat bergantian.
5) Setelah selesai bermain peran fasilitator meminta penyampaian hasil
pengamatan. Kemudian minta juga pemeran peserta dan klien untuk
menyampaikan perasaannya.Pada akhir sesi fasilitator menyampaikan ulasan
mengenai bermain peran.
6) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat subpokok
bahasan 5. e.

h. Rangkuman dan Penutup (Waktu 10 menit)

1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta


dalam sesi ini.
2) Sampaikan penegasan tentang pembelajaran modul ini untuk diterapkan di
lapangan.
3) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam

Total Waktu: 20 Jam pelatihan/jpl = 900 menit

MATERI INTI 2. PEMERIKSAAN FISIK DAN PENGAMBILAN SAMPEL PADA


PASIEN IMS

MATERI INTI 3. PENERAPAN PENDEKATAN MTBS/MTBM TERKAIT HIV


(MODUL 16)
1. Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan klasifikasi dan
tindakan/pengobatan Balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun dan Bayi Muda
umur 0- 2 bulan terkait HIV dengan pendekatan MTBS/MTBM.

b. Tujuan Pembelajaran Khusus

Setelah mengikuti materi, peserta mampu:


1) Menjelaskan langkah-langkah penerapan MTBS/MTBM di fasyankes (Puskes-
mas)
2) Menjelaskan Bagan Penilaian MTBS/MTBM
3) Melakukan Klasifikasi dan Tindakan/Pengobatan Balita sakit umur 2 bulan
sam pai 5 tahun dan Bayi Muda umur 0- 2 bulan dengan pendekatan
MTBS/MTBM.

2. Pokok Bahasan
Pokok Bahasan 1. Langkah-langkah Penerapan MTBS/MTBM di Puskesmas
Pokok Bahasan 2. Bagan Penilaian MTBS/MTBM,
Pokok Bahasan 3. Klasifikasi dan Tindakan/Pengobatan Balita sakit umur 2 bulan
sampai 5 tahun dan Bayi Muda sakit umur 0- 2 bulan dengan pendekatan
MTMS/MTBM.
22
3. Proses pembelajaran.

a. Persiapan Proses Pembelajaran (5 -10 menit sebelum proses dimulai )

Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan
untuk kelancaran pembahasan materi Penerapan Pendekatan MTBS/MTBM
terkait HIV telah tersedia dan berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam
tata letak dan suasana yang memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan
terlibat secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran. Pada pembahasan PB 3
akan dilakukan Latihan Melakukan Klasifikasi dan Tindakan/Pengobatan Balita
sakit umur 2 bulan sam pai 5 tahun dan Bayi Muda umur 0- 2 bulan dengan
pendekatan MTBS/MTBM.. menggunakan kasus. Untuk latihan ini, fasilitator
dapat menggunakan kasus yang ada pada lampiran panduan ini atau
mengembangkan kasus baru. .

b. Pengkondisian kelas dan Penyampaian tentang Tujuan Pembelajaran (5


menit)

Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk
di tempat masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan
laptop atau alat lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu
proses. Fasilitator menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini
merupakan pertemuan pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait
dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah peserta dengan ramah/hangat.

Lakukan pengamatan situasi dan kondisi kelas/peserta, apabila diperlukan lakukan


dulu energizer sebelum memulai acara pembelajaran.

Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok


bahasan modul. Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan
dengan ha rapan yang diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun
Komitmen Belajar.

c. Pembahasan Pokok bahasan 1. Penerapan MTBS/MTBM di Fasyankes/


Puskes mas (Waktu 30 menit)

1) Fasilitator melakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman dan atau


pengalaman peserta tentang penerapan MTBS/MTBM di
fasyankes/puskesmas masing-masing? Adakah kendala dalam
pelaksanaannya? Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta pada
kertas flipchart.
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Langkah-langkah
Penerapan MTBS/MTBM di fasyankes, menggunakan bahan tayang.
Lakukan secara interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-
poin penyampaian peserta agar merasa dihargai.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab .
4) Pada 5 menit terakhir, fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok
bahasan 1.

d. Pembahasan Pokok bahasan 2. Bagan Penilaian MTBS/MTBM (Waktu 60


menit)
23
1) Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang
Bagan Penilaian MTBS/MTBM. Mulailah dengan pendekatan MTBS.
2) Lakukan curah pendapat untuk menggali pemahaman dan pengalaman
peserta dalam menerapkan MTBS di Puskesmas. Tuliskan poin-poin penting
penyampaian peserta pada kertas flipchart
3) Fasilitator paparan materi tentang Bagan Penilaian MTBS di fasyankes,
menggunakan bahan tayang, yang dimulai dari Tanyakan hal-hal terkait HIV,
Lihat dan Periksa fisik dan tes HIV. Selanjutnya Hasil dari Tanya, Lihat dan
Periksa dimasukkan ke dalam kolom Gejala/Tanda, sehingga menghasilkan
Klasifikasi dan Tindakan/Pengobatan Balita sakit umur 2 bulan sampai 5
tahun. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan
dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa dihargai.
4) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan
peserta untuk menjawab pertanyaan peserta lain. Mintalah peserta
mengulangi penjelasan tentang penggunaan Bagan penilaian MTBS tersebut.
Waktu pembahasan Bagan MTBS sekitar 30 menit.
5) Katakan bahwa selanjutnya akan membahas tentang Bagan MTBM.
6) Lakukan curah pendapat untuk menggali pemahaman dan pengalaman
peserta dalam menerapkan MTBM di Puskesmas. Tuliskan poin-poin penting
penyampai an peserta pada kertas flipchart
7) Fasilitator paparan materi tentang Bagan Penilaian MTBM di fasyankes,
menggunakan bahan tayang, yang dimulai dari Tanyakan hal-hal terkait HIV,
Lihat dan Periksa fisik dan tes HIV. Hasil dari Tanya, Lihat dan Periksa
dimasukkan ke dalam kolom Gejala/Tanda, sehingga menghasilkan Klasifikasi
dan Tindakan/Pengobatan Bayi Muda umur 0-2 bulan. Lakukan secara
interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian
peserta agar merasa dihargai.
8) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan peserta untuk
menjawab pertanyaan peserta lain. Mintalah peserta mengulangi penjelasan
tentang penggunaan Bagan penilaian MTBM tersebut. Waktu pembahasan
Bagan MTBM sekitar 25 menit.
9) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok
bahasan 2.

e. Pembahasan pokok bahasan 3. Klasifikasi dan Tindakan/Pengobatan Balita


sa kit umur 2 bulan sampai 5 tahun dan Bayi Muda sakit umur 0- 2 bulan
dengan pendekatan MTMS/MTBM (Waktu 75 menit)

1) Tanyakan apakah ada yang mempunyai pengalaman dalam melakukan


MTBS/MTBM di fasyankes. Apakah ada kendala dalam pelaksanaannya?
2) Mintalah untuk berbagi dengan peserta lainnya. Tuliskan poin-poin penting
penyampaian peserta pada kertas flipchart.
3) Mintalah peserta melihat Bagan tersebut dengan seksama. Kaitkan dengan
poin-poin penyampaian peserta agar merasa dihargai.
4) Fasilitator mengajak peserta untuk bersimulasi Tanya, Lihat, Periksa, pada
sebuah kasus tertentu
24
5) Fasilitator menyampaikan pengisian pada: kolom Gejala/Tanda serta implika
sinya pada kolom Klasifikasi, sesuai kelompok warna yang dihasilkan.
6) Tindakan/Pengobatan segaris dengan hasil pada kolom Gejala/tanda dan
kolom Klasifikasi dalam MTBM/MTBS.
7) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab .
8) Fasilitator menyampaikan bahwa peserta akan mengerjakan Latihan tentang
Klasifikasi dan Tatalaksana bayi HIV dalam MTBM/MTBS. Peserta dibagi
dalam kelompok masing-masing 3 orang dengan peran seorang menjadi
orang tua pasien, seorang sebagai perawat/bidan dan seorang pengamat,
peran dapat diputar untuk kasus yang berbeda
9) Jelaskan sesuai dengan petunjuk Latihan pada lampiran panduan ini.
Pastikan semua peserta berperan aktif.
10) Fasilitator memberikan minimal 1 kasus MTBS dan 1 kasus MTBM per
kelompok
11) Setelah selesai, fasilitator memandu presentasi tiap kelompok. Mintalah
peserta dari kelompok lain untuk memberikan tanggapan. Pada akhir
presentasi fasilitator menyampaikan ulasan.
12) Fasilitator menyampaikan rangkuman dari pokok bahasan 3.

f. Rangkuman dan Penutup (Waktu 10 menit)

1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta


dalam sesi ini.
2) Sampaikan lagi penegasan tentang hal-hal yang harus diperhatikan pada
waktu melaksanakan Klasifikasi dan Tindakan/pengobatan bayi HIV dalam
MTBS/ MTBM di puskesmas.
3) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam

Total Waktu di kelas : 4 Jam pelatihan/jpl= 180 menit

MATERI INTI 4. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (MODUL 14)

1. Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi, peserta mampu menerapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi di tempat bekerja

b. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi, peserta mampu:
1) Melakukan kewaspadaan standar
2) Melakukan Tatalaksana Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)
3) Menjelaskan prosedur penyelenggaraan jenazah pasien

2. Pokok Bahasan
Pokok bahasan 1. Kewaspadaan standar
Pokok bahasan 2. Tatalaksana Profilaksis Pasca Pajanan (PPP)

25
Pokok bahasan 3. Penyelenggaraan jenazah pasien

3. Proses pembelajaran.

a. Persiapan Proses Pembelajaran (5 -10 menit sebelum proses dimulai )

Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan
untuk kelancaran pembahasan materi Tatalaksana HIV AIDS dan IMS telah
tersedia dan berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak dan
suasana yang memungkinkan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat secara
aktif dalam seluruh proses pembelajaran. Pada pembahasan PB 1 akan dilakukan
Latihan Penerapan Kewaspadaan standar yaitu Prosedur Mencuci Tangan dan PB
2, akan dilakukan Latihan Melakukan PPP. menggunakan kasus. Pastikan bahwa
semua peralatan yang diperlukan untuk melakukan praktik Mencuci tangan
seperti: telah tersedia. Untuk latihan PPP, fasilitator dapat menggunakan
kasus yang ada pada lampiran panduan ini atau mengembangkan kasus baru.
Peserta akan melakukan praktik Kewaspadaan standar pada waktu Praktik
Lapangan.

b. Pengkondisian kelas dan Penyampaian tentang Tujuan Pembelajaran (5 me


nit)

Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk
di tempat masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan
laptop atau alat lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu
proses. Fasilitator menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini
merupakan pertemuan pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait
dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah peserta dengan ramah/hangat.

Lakukan pengamatan situasi dan kondisi kelas/peserta, apabila diperlukan lakukan


dulu energizer sebelum memulai acara pembelajaran.

Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok


bahasan modul. Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan
dengan ha rapan yang diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun
Komitmen Belajar.

c. Pembahasan Pokok bahasan 1. Kewaspadaan Standar (Waktu 45 menit)

1) Fasilitator melakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman peserta


tentang Pencegahan dan pengendalian infeksi ? Apa yang dipahami tentang
kewaspadaan standar? Bagaimana peserta melakukannya di fasyankes/
puskes mas masing-masing? Tuliskan poin-poin penting penyampaian
peserta pada kertas flipchart
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Kewaspadaan standar,
meng gunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan
peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa
dihargai.
3) Selama presentasi tunjukkan peralatan dan perlengkapan yang terkait dengan
pelaksanaan kewaspadaan standar, serta penggunaaannya, baik melalui gam
bar atau video atau material aslinya.
4) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan

26
peserta untuk menjawab pertanyaan peserta lain. Waktu paparan dan tanya
jawab sekitar 25 menit.
5) Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan latihan menerapkan
kewaspadaan standar, yaitu praktik Mencuci tangan sesuai dengan prosedur.
Jelaskan penugasan peserta sesuai dengan petunjuk Latihan/praktik pada
lampiran panduan ini. Pastikan semua peserta dapat melakukannya. Waktu
untuk praktik sekitar 15 menit.
6) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan ulasan dan rangkuman
singkat dari pokok bahasan 1.

d. Pembahasan Pokok bahasan 2. Profilaksis Pasca Pajanan (Waktu 55 menit)

1) Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang


profilkasis pasca pajanan (PPP). Melakukan curah pendapat, bagaimanakah
pemahaman peserta tentang profilkasis pasca pajanan (PPP) ? Adakah yang
memiliki pengalaman? Bagaimana peserta melakukannya di
fasyankes/puskes mas masing-masing? Tuliskan poin-poin penting
penyampaian peserta pada kertas flipchart
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Profilkasis Pasca Pajanan
(PPP), menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan
melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar
mera sa dihargai.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan
peserta untuk menjawab pertanyaan peserta lain. Waktu paparan dan tanya
jawab sekitar 25 menit.
4) Sampaikan bahwa selanjutnya peserta akan melakukan latihan tentang PPP.
Jelaskan penugasan peserta sesuai dengan petunjuk Latihan pada lampiran
panduan ini. Pastikan semua peserta aktif mengerjakan latihan kasus. Waktu
untuk latihan 15 menit.
5) Setelah selesai mengerjakan latihan, fasilitator memandu presentasi.
Mintalah peserta dari kelompok lain memberikan tanggapan. Terakhir, ulasan
dari fasilitator. Waktu untuk presentasi dan tanggapan sekitar 15 menit.

e. Pembahasan pokok bahasan 3. Penyelenggaraan Jenazah (waktu 25 menit)

1) Fasilitator Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan


tentang penyelenggaraan jenazah pasien yang meninggal dengan HIV AIDS.
Melakukan curah pendapat, adakah yang memiliki pengalaman? Bagaimana
peserta melakukannya ? Kendala apa yang dihadapi? Tuliskan poin-poin
penting penyampaian peserta pada kertas flipchart
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Penyelenggaraan jenazah,
menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan
peserta. Tunjukkan secara jelas langkah-langkahnya, dengan gambar atau
video. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa dihargai.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab. Beri juga kesempatan
peserta untuk menjawab pertanyaan peserta lain. Waktu paparan dan tanya
jawab sekitar 20 menit.
4) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok
bahasan 3.

f. Rangkuman dan Penutup (Waktu 5 menit)


1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta
dalam sesi ini.

27
2) Sampaikan kembali penegasan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki atau
diperhatikan ketika menerapkan di lapangan/tempat tugas.
3) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam

Total Waktu: 3 Jam pelatihan/Jpl= 135 menit

MATERI INTI 5. PERAWATAN BERBASIS RUMAH DAN PERAWATAN BERBASIS


MASYARAKAT (MODUL 17)

1. Tujuan Pembelajaran

a. Tujuan Pembelajaran Umum


Setelah mengikuti materi, peserta mampu merancang kegiatan perawatan
berbasis rumah (PBR)/ perawatan berbasis masyarakat (PBM) bagi pasien ODHA
di wilayah kerja.

b. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi, peserta mampu:
1) Melakukan asuhan keperawatan IO
2) Melakukan asuhan keperawatan paliatif
3) Merancang kegiatan PBR dan PBM di wilayah kerja:

2. Pokok Bahasan
Pokok Bahasan 1. Asuhan keperawatan IO
Pokok Bahasan 2. Asuhan keperawatan paliatif
Pokok Bahasan 3. Perawatan Berbasis Rumah dan Perawatan Berbasis Masyarakat
(PBR dan PBM)
a. Konsep PBR dan PBM Perawatan Berbasis Rumah
b. Peran dan tanggung jawab perawat dalam PBR dan PBM
c. Merancang kegiatan PBR dan PBM di wilayah kerja

3. Proses Pembelajaran

a. Persiapan Proses Pembelajaran (5 -10 menit sebelum proses dimulai )

Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan
untuk kelancaran pembahasan materi Perawatan Berbasis Rumah dan Perawatan
Berbasis Masyarakat telah tersedia dan berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya
diatur dalam tata letak dan suasana yang memungkinkan peserta dapat
berkomunikasi dan terlibat secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran. Pada
pembahasan PB 1 dan PB2 akan dilakukan Latihan Asuhan Keperawatan IO dan
Paliatif, menggunakan kasus. Untuk latihan tersebut, fasilitator dapat
menggunakan kasus yang ada pada lampiran panduan ini atau mengembangkan
kasus baru. Untk PB 3, peserta akan melakukan Latihan Merancang Kegiatan
PBR/PBM di wilayah kerjanya. Latihan ini juga memerlukan data atau kasus.
Pastikan kasus tersebut telah tersedia dan dipelajari oleh fasilitator.

b. Pengkondisian kelas dan Penyampaian tentang Tujuan Pembelajaran (5 me


nit)

Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk
di tempat masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan
28
laptop atau alat lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu
proses. Fasilitator menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini
merupakan pertemuan pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait
dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah peserta dengan ramah/hangat.

Lakukan pengamatan situasi dan kondisi kelas/peserta, apabila diperlukan lakukan


dulu energizer sebelum memulai acara pembelajaran.

Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok


bahasan modul. Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan
dengan ha rapan yang diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun
Komitmen Belajar.

c. Pembahasan Pokok bahasan 1. Asuha Keperawatan IO (Waktu 70 menit)

1) Fasilitator melakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman peserta


tentang asuhan keperawatan IO? Ingatkan lagi peserta akan materi IO pada
Modul Dasar 1. Bagaimanakah penerapannya di tempat masing-masing?
Mintalah peserta berbagi pengalaman. Tuliskan poin-poin penting
penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Asuhan keperawatan IO,
menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan
pe serta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa
dihargai.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
ke sempatan peserta untuk tanya jawab .
4) Sampaikan bahwa peserta akan melakukan latihan tentang Asuhan
keperawatan IO dan akan digunakan pada waktu melaksanakan PBR dan
PBM. Jelaskan penugasan peserta sesuai dengan petunjuk yang ada pada
lampiran panduan ini..
5) Setelah selesai latihan, fasilitator memandu presentasi. Mintalah peserta dari
kelom pok lain menyampaikan tanggapan. Setelah bagian akhir, fasilitator me
nyampaikan ulasan.
6) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok
bahasan 1.

d. Pembahasan pokok bahasan 2. Asuhan Keperawatan Paliatif (Waktu 70


menit)

1) Fasilitator melakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman peserta


tentang asuhan keperawatan paliatif? Bagaimanakah penerapannya di
tempat masing-masing? Mintalah peserta berbagi pengalaman. Tuliskan
poin-poin pen ting penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Asuhan keperawatan
paliatif, menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan
melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar
merasa dihargai.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab .

29
4) Sampaikan bahwa peserta akan melakukan latihan tentang Asuhan
keperawat an paliatif dan akan digunakan pada waktu melaksanakan PBR/
dan PBM. Je laskan penugasan peserta sesuai dengan petunjuk yang ada
pada fasilitator.
5) Setelah selesai latihan, fasilitator memandu presentasi. Mintalah peserta dari
ke lompok lain menyampaikan tanggapan. Setelah bagian akhir, fasilitator
menyam paikan ulasan.
6) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok
bahasan 2.

e. Pembahasan Pokok bahasan 3. Perawatan Berbasis Rumah dan Perawatan


Ber basis Masyarakat (Waktu 70 menit)

1) Fasilitator melakukan curah pendapat, bagaimanakah pemahaman peserta


tentang konsep PBR dan PBM? Bagaimanakah penerapannya di tempat
masing-masing? Mintalah peserta berbagi pengalaman. Tuliskan poin-poin
penting penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Konsep PBR dan PBM,
mengguna kan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan melibatkan
peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar merasa
dihargai.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab .
4) Fasilitator menyampaikan bahwa akan beralih pada pembahasan tentang
Peran dan Tanggungjawab Perawat dalam PBR dan PBM. Tanyakan apa
yang dilakukan pera wat dalam pelaksanaan PBR dan PBM di
fasyankes/puskesmas masing-masing. Tuliskan poin-poin penting
penyampaian peserta pada kertas flipchart.
5) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Peran dan Tanggungjawab
Perawat dalam PBR dan PBM, menggunakan bahan tayang. Lakukan secara
interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian
peserta agar merasa dihargai.
6) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
ke sempatan peserta untuk tanya jawab .
7) Lakukan curah pendapat tentang pengalaman peserta dalam merancang
pelaksanaan kegiatan PBR dan PBM di wilayah kerja masing-masing.
Tuliskan poin-poin penting penyampaian peserta pada kertas flipchart.
8) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Pelaksanaan PBR dan
PBM, menggunakan bahan tayang. Lakukan secara interaktif dengan
melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian peserta agar
merasa dihargai.
9) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator
memberi kesempatan peserta untuk tanya jawab .
10) Fasilitator menyampaikan bahwa selanjutnya peserta akan mengerjakan
Latihan Merancang pelaksanaan kegiatan PBR dan PBM. Jelaskan
penugasan peserta sesuai dengan petunjuk penugasan Latihan yang ada
pada lampiran panduan ini. Pastikan semua peserta berpartisipasi.

30
11) Setelah selesai latihan, fasilitator memandu presentasi. Mintalah agar peserta
dari kelompok lain memberikan tanggapannya, dan saling memberi masukan.
Pada akhir fasilitator menyampaikan ulasan.
12) Pada 5 menit terakhir fasiitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok
bahasan 3.

f. Rangkuman dan Penutup (Waktu 10 menit)

1) Fasilitator mengajak peserta merangkum apa yang telah dipelajari peserta


dalam sesi ini.
2) Sampaikan penegasan hal-hal yang perlu diperhatikan pada pelaksanaan
PBR dan PBM di wilayah kerja peserta.
3) Fasilitator menutup sesi dengan mengucapkan terimakasih dan salam

Total Waktu: 5 Jam pelatihan/jpl=225 menit

MATERI INTI 6. PENCATATAN DAN PELAPORAN (MODUL 18)

1. Tujuan Pembelajaran
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan pencatatan dan pelaporan
terkait program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS

b. Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi peserta mampu:
1) Menjelaskan Pengertian, Tujuan dan Manfaat pencatatan dan pelaporan
2) Menjelaskan peran setiap jenjang administrasi dalampencatatan dan
pelaporan
3) Mengisi formulir-formulir standar yang digunakan dalam pencatatan dan
pelaporan terkait dengan tugas dokter.

2. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan


Pokok Bahasan 1. Pengertian, Tujuan dan Manfaat pencatatan dan pelaporan
Pokok Bahasan 2. Peran setiap jenjang administrasi dalampencatatan dan
pelaporan
Pokok Bahasan 3. Formulir-formulir standar yang digunakan dalam pencatatan dan
pelaporan terkait tugas dokter

3. Proses pembelajaran

a. Persiapan Proses Pembelajaran (5 -10 menit sebelum proses dimulai)

Siapkan dan pastikan semua bahan, alat bantu dan media yang dibutuhkan
untuk kelancaran pembahasan materi Pencatatan dan Pelaporan (Aplikasi SIHA)
telah tersedia dan berfungsi baik. Tata ruang sebaiknya diatur dalam tata letak
dan suasana yang memungkin kan peserta dapat berkomunikasi dan terlibat
secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran. Pastikan juga bahwa jaringan
internet cukup kuat untuk mengoperasikan seluruh laptop peserta dan akses ke
jaringan internet.

31
Pada pembahasan PB 3 akan dilakukan Latihan Pengisian formulir standar
pencatatan dan pelaporan yang terkait dengan tugas dokter. Pastikan petunjuk
Latih an dengan kasus atau data yang diperlukan untuk dokter fasyankes serta
jawab annya telah dipelajari oleh fasilitator. Pembahasan Modul ini di kelas 3 jam
pelatihan dan pada PL 1 jam pelatihan.

b. Pengkondisian kelas dan Penyampaian tentang Tujuan Pembelajaran (5


menit)

Pastikan bahwa semua peserta siap mengikuti proses pembelajaran, telah duduk
di tempat masing-masing sesuai dengan tata ruang kelas, tidak mengoperasikan
laptop atau alat lainnya, tidak mengerjakan hal-hal lain yang akan mengganggu
proses. Katakan bahwa penggunaan laptop dapat dilakukan ketika peserta
mengerjakan latihan-latihan.

Fasilitator menyampaikan salam pembuka/salam perkenalan apabila ini


merupakan pertemuan pertama dengan peserta. Perkenalkan diri dengan
menyebutkan nama lengkap, instansi tempat bekerja/pengalaman bekerja terkait
dengan materi yang akan disampaikan. Sapalah peserta dengan ramah/hangat.

Secara interaktif fasilitator menyampaikan tujuan pembelajaran dan pokok


bahasan modul. Lakukan secara interaktif, bukan sekedar membacakan, kaitkan
dengan ha rapan yang diidentifikasi peserta pada waktu proses Membangun
Komitmen Belajar.

c. Pembahasan Pokok Bahasan 1. Pengertian, tujuan dan manfaat pencatatan


dan pelaporan (Waktu 30 menit)

1) Fasilitator melakukan curah pendapat, menggali pengetahuan peserta tentang


pengertian, tujuan dan manfaat pencatatan dan pelaporan. Apakah ada
diantara peserta yang sudah menerapkannya? Tuliskan poin-poin
penyampaian dari peserta pada kertas flipchart.
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang Pengertian, tujuan dan
manfaat pencatatan dan pelaporan. Lakukan secara interaktif. Kaitkan juga
dengan pendapat peserta agar merasa dihargai dan memiliki persepsi yang
benar.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Berikan juga kesempatan untuk
menjawab pertanyaan peserta lain. Waktu paparan dan tanya jawab
diharapkan selesai dalam 25 menit.
4) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok
bahasan 1.

d. Pembahasan Pokok bahasan 2. Peran setiap jenjang administrasi dalam pen


catatan dan pelaporan (Waktu 30 menit)

1) Fasilitator menyampaikan bahwa bahasan selanjutnya adalah tentang Peran


setiap jenjang administrasi dalam pencatatan dan pelaporan. Melakukan
curah pendapat, menanyakan kepada peserta apa peran fasyankes, Dinas
kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas kesehatan Provinsi dalam pencatatan
dan pelaporan. Tuliskan penyampaian dari peserta pada kertas flipchart.
Dapat juga melakukannya dengan cara fasilitator menyiapkan tulisan-tulisan
pada kertas metaplan berwarna berkaitan dengan peran setiap jenjang

32
administrasi. Kemudian menuliskan judul setiap jenjang pada kertas flipchart
di depan kelas. Minta peserta membagi diri dalam 2 kelompok, dan berbaris
kebelakang. Bagikan kertas metaplan yang telah diberi tulisan tadi kepada
setiap peserta, beri aba-aba agar peserta maju satu persatu menempelkan
kertas metaplan miliknya dibawah tulisan jenjang administrasi yang sesuai.
Setelah selesai bahas bersama-sama, dan beri tanda mana yang sudah betul,
kemudian hitunglah jumlah yang betul pada masing-masing kelompok.
2) Fasilitator menyampaikan paparan materi tentang peran setiap jenjang
administrasi dalam aplikasi SIHA, menggunakan bahan tayang, dengan cara
yang interaktif. Kaitkan dengan pendapat peserta agar merasa dihargai.
Laku kan penegasan-penegasan tentang peran sebagai perawat/bidan
fasyankes dalam pencatatan dan pelaporan. Paparan lebih difokuskan pada
peran perawat/bidan fasyankes primer.
3) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Berikan juga kesempatan untuk
menjawab pertanyaan peserta lain. Waktu paparan dan tanya jawab
diharapkan selesai dalam 25 menit.
4) Pada 5 menit terakhir fasilitator menyampaikan rangkuman singkat dari pokok
bahasan 2.

e. Pembahasan Pokok bahasan 3. Formulir-Formulir standar yang digunakan


dalam pencatatan dan pelaporan (Waktu 70 menit)

1) Fasilitator melakukan curah pendapat tentang variable-variabel dan cara


pengisian berbagai jenis pencatatan dan pelaporan bagi perawat/bidan
fasyankes. Formulir pencatatan dan pelaporan apa yang harus diisi oleh
perawat/bidan fasyankes? Apakah ada kendala yang dihadapi? Tuliskan
poin-poin penyampaian peserta pada kertas flipchart.
2) Kemudain sampaikan paparan tentang Formulir-formulir standar yang diguna
kan dalam pencatatan yang harus diisi oleh perawat/bidan fasyankes.
Lakukan secara interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-
poin penyampaian peserta agar merasa dihargai. Tunjukkan formulir-formulir
tersebut dan cara pengisiannya secara jelas. Fokuskan pada formulir-formulir
yang harus diisi oleh perawat/bidan, yang lainnya hanya untuk diketahui saja.
3) Lanjutkan dengan melakukan curah pendapat tentang berbagai jenis formulir
pelaporan standar dan cara pengisian yang menjadi tugas perawat/bidan
fasyankes. Apakah ada kendala yang dihadapi? Tuliskan poin-poin penyam
paian peserta pada kertas flipchart.
4) Kemudain sampaikan paparan tentang Formulir-formulir standar yang diguna
kan dalam pelaporan, yang harus diisi oleh perawat/bidan. Lakukan secara
interaktif dengan melibatkan peserta. Kaitkan dengan poin-poin penyampaian
peserta agar merasa dihargai. Sama halnya dengan poin nomor 2, fokus
pada formulir yang menjadi tugas perawat/bidan fasyankes, formulir lainnya
tidak perlu dibahas secara mendalam cukup diketahui saja
5) Setelah seluruh presentasi selesai, atau selama presentasi fasilitator memberi
kesempatan peserta untuk tanya jawab. Berikan juga kesempatan untuk
menjawab pertanyaan peserta lain. Waktu paparan dan tanya jawab
diharapkan selesai dalam 30 menit.

33
6) Katakan bahwa peserta akan mengerjakan Latihan pencatatan dan pelaporan
(Pengisian formulir-formulir standar pencatatan dan pelaporan). Jelaskan
latihan sesuai dengan petunjuk latihan yang ada pada panduan ini. Peserta
akan bekerja secara individu dan dalam kelompok. Selama proses latihan,
fasilitator melakukan pengamatan dan memberi bantuan sesuai kebutuhan.
Waktu untuk latihan sekitar 15 menit
7) Setelah selesai, fasilitator memandu presentasi hasil latihan. Peserta dari
kelompok lain diminta memberikan tanggapan. Waktu presentasi dan
tanggapan sekitar 20 menit
8) Pada 5 menit terakhir Fasilitator menyampaikan rangkuman dari pokok
bahasan 3.

Total Waktu: 3 Jam pelatihan/Jpl=135 menit.

34
Lampiran 1. Penyusunan RTL
Uraian materi sama dengan Pengelola program

Lampiran 2. Petunjuk Penugasan

PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI PERAWAT/BIDAN
FASYANKES

MD-2. Pengurangan Stigma dan Diskriminasi

1. Diskusi Kelompok terkait SOGIEB

a. Joni adalah seorang laki-laki yang tertarik dengan laki-laki. Joni memutuskan
untuk beristeri dan tidak menjalin hubungan dengan laki – laki. Perilaku seksual
yang dilakukan Joni adalah seks vagina dengan isterinya. Apakah orientasi
seksual Joni? Pada titik ke berapa keberadaan Joni pada kontinum Kinsey?
Apakah perilakunya itu berisiko terhadap IMS dan HIV? Mengapa?

b. Adi adalah seorang laki-laki yang tertarik dengan laki-laki. Adi memutuskan untuk
beristeri, sekaligus secara diam-diam memiliki pacar laki – laki. Perilaku seksual
yang dilakukan Adi adalah seks vagina dengan isterinya dan seks anal dengan
pacar laki–lakinya. Apa orientasi seksual Adi ? Pada titik ke berapa keberadaan
Adi pada kontinum Kinsey? Apakah perilakunya itu berisiko terhadap IMS dan
HIV? Mengapa?

c. Jaja adalah seorang laki-laki. Jaja memiliki pacar laki-laki. Perilaku seksual yang
dilakukan Jaja adalah anal seks dengan pacar laki-lakinya. Apakah orientasi
seksual Jaja? Pada titik ke berapa keberadaan Jaja pada kontinum Kinsey?
Apakah perilakunya itu berisiko terhadap IMS dan HIV? Mengapa?

d. Erik adalah seorang laki-laki. Erik memutuskan beristeri. Erik secara diam-diam
bekerja di panti pijat sebagai “kucing” atau pekerja seks untuk laki-laki. Perilaku
seks yang dilakukan Erik adalah seks vagina dengan isterinya dan anal seks
dengan tamu laki-lakinya. Apakah perilakunya itu berisiko terhadap IMS dan
HIV? Mengapa?

e. Surya adalah seorang laki-laki yang memiliki seorang isteri. Pada malam hari,
kadang-kadang Sugeng berpakaian perempuan dan berhubungan seks dengan
laki-laki di taman Lawang, demi uang. Apakah identitas seksual Sugeng?
Apakah perilakunya itu berisiko terhadap IMS dan HIV? Mengapa?

f. Antoni merasa dirinya perempuan yang terjebak dalam tubuh laki-laki, sehingga
dia merasa nyaman berpenampilan seperti perempuan. Namun keluarganya
selalu menentang perilakunya , dan memaksa untuk berpakaian laki-laki. Karena
itu Antoni kabur dari rumahnya dan bekerja di suatu perusahaan, dan mengganti
namanya menjadi Anita, dan tinggal serumah dengan pacarnya seorang laki-laki.
Apakah orientasi seksual Anita.

35
2. Permainan Padanan Kartu
a. Fasilitator membagi peserta dalam dua kelompok. Setiap kelompok diminta
berba ris kebelakang menghadapi flipchart atau kain planel masing-masing.
Pada flipchart atau kain planel dituliskan kata Stigma dan Diskriminasi.
b. Fasilitator membagikan kertas-kertas metaplan berwarna yang telah diberi tulisan
terkait stigma dan diskriminasi secara umum. Jumlah kertas yang diberikan
sama.
c. Fasilitator menjelaskan bahwa peserta dari setiap kelompok tanpa melakukan
diskusi dengan temannya, bergantian maju kedepan untuk menempelkan kertas
metaplan dibawah kata Stigma atau Diksriminasi, sampai seluruh kertas
metaplan habis ditempelkan
d. Kemudian fasilitator memandu pembahasan, apakah kertas-kertas metaplan
ditempelkan pada tempat yang sesuai.
e. Apabila ada hal yang masih meragukan dan perlu pembahawan lebih lanjut,
kertas metaplan tersebut ditempel secara terpisah.
f. Setelah semua elesai dibahas, fasilitator menyampaikan klarifikasi
Untuk memeriahkan suasana, dapat juga setiap kelompok menghitung berapa
banyak hasilnya yang betul/sesuai. Dan yang terbanyak menjadi pemenangnya.

36
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI PERAWAT/BIDAN
FASYANKES

MI-1. KONSELING HIV

1. Petunjuk Bermain peran KTIP

Petunjuk:
a. Fasilitator memilih pemeran, yaitu :
- Satu orang peserta dipilih sebagai petugas kesehatan
- Satu orang peserta dipilih sebagai pasien/klien (dapat juga mendatangkan
EPT)
- Peserta lain sebagai pengamat dengan dua orang peserta sebagai pengamat
utama.
b. Fasilitator memberikan penjelasan singkat kepada pemeran petugas dan
memberikan skenario/kasus untuk dipelajari selama lebih kurang 5 menit. Kemudian
penjelasan kepada pemeran pasien secara terpisah.
c. Pemeran petugas kesehatan dan pasien/klien duduk di depan kelas untuk melakukan
KTIP, sesuai dengan skenario/kasus yang ada (10 menit)
d. Peserta lain menjadi observer yaitu mengamati jalannya proses sampai selesai
e. Setelah proses selesai fasilitator memandu diskusi /umpan balik :
- Fasilitator menanyakan bagaimana pendapat dari pasien dengan layanan
konseling yang diberikan oleh petugas kesehatan
- Kemudian fasilitator menanyakan pendapat dari para pengamat mengenai
proses konseling yang telah diperankan
f. Fasilitator selanjutnya menanyakan pendapat dan perasaan dari petugas kesehatan
ketika melakukan KTIP.
g. Terakhir, fasilitator merangkum hasil dari proses KTIP serta menekankan tentang hal-
hal yang penting diperhatikan.

Skenario/Kasus

Dapat dilakukan dengan sesama peserta atau dengan EPT.

1. Mintalah peserta berpasang-pasangan/berkelompok kemudian setiap


pasangan/kelompok secara bergantian melakukan proses “pemberian informasi”
untuk bermain peran. Salah satu peserta menjadi pengamat.

2. Proses Pemberian Informasi pra tes dilakukan selama 45 menit (6 putaran masing-
masing putaran 10 menit). 5 menit untuk diskusi bersama.

Bermain peran KTIP berdasarkan kasus berikut:

a. Kasus 1.Ibu hamil 6 bulan dengan diare kronis


b. Kasus 2.Laki-laki dengan IMS dan TB paru berulang
c. Kasus 3. remaja dengan stomatitis dan candidiasis oral
d. Kasus 4. Ibu RT dengan Infeksi kulit yang tidak sembuh-sembuh (PPE)
e. Kasus 5. Ibu dengan anak gizi buruk dan gangguan tumbuh kembang
f. Kasus 6. Penasun dengan Hepatitis.C positif

37
2. Petunjuk Bermain peran 2 dan 3. Konseling Pra Tes dan Pasca Tes

Petunjuk
1. Fasilitator membagi peserta menjadi kelompok kecil yang terdiri dari tiga orang.
Masing-masing berperan sebagai konselor, pengamat dan klien.
2. Fasilitator menjelaskan dan membagi lembaran pegangan konselor sebagai berikut:
a. Lembar kasus konselor - klien - pengamat
b. Lembar formulir penilaian risiko dan kasus dan akan dibahas untuk masa
jendela dan penilaian risiko
c. Lembar kasus yang akan digunakan dalam konseling pra tes HIV dan
konseling pasca tes HIV
2. Adapun aturan dalam kegiatan konselor, pengamat dan klien sebagai berikut ini:
a. Fasilitator memberikan penjelasan mengenai proses bermain peran dan
perlengkapan yang akan digunakan
b. Bagi peserta atas kelompok ‘konselor’, ‘klien’, ’pengamat’
c. Pada kegiatan konseling pra tes HIV dan konseling pasca tes HIV peserta
diatur dalam kelompok yang sama dan beranggotakan tiga orang.
d. Dipandu oleh fasilitator, kelompok konselor membahas daftar cek konseling,
formulir-formulir dan aturan main sebagai konselor. Kelompok klien
mempelajari skenario/kasus yang dipilih dan perannya. Kelompok pengamat
membahas daftar cek pengamat dan aturan main sebagai pengamat.
e. Pada putaran pertama, peserta bermain peran selama 15 menit.
f. Fasilitator mengatur posisi duduk agar pengamat dapat memperhatikan
konselor dengan baik. Konselor dan klien duduk dengan posisi huruf L

A B C

Putaran 1

A sebagai konselor B sebagai pengamat C sebagai klien


Putaran 2
C sebagai konselor A sebagai pengamat B sebagai klien
Putaran 3
B sebagai konselor C sebagai pengamat A sebagai klien

3. Pada setiap selesai satu putaran bermain peran para pengamat berkumpul di depan
kelas memberikan umpan balik tentang konselor dan proses konseling. Fasilitator
mencatat hasil pengamatan. Pengamatan mencakup hal-hal yang positif dan yang
perlu ditingkatkan dari seorang konselor.
4. Setiap kali kelompok pengamat selesai memberikan umpan balik, persilahkan klien
untuk menambahkan komentar.
5. Fasilitator membacakan hasil temuan dan menekankan agar hal positif dipertahankan
dan meningkatkan aspek keterampilan konseling lain
6. Setelah putaran ketiga selesai dan pengamat putaran ketiga selesai memberikan
umpan balik umum, peserta kembali duduk dalam kelas besar.
7. Beri kesempatan kepada beberapa konselor untuk mengungkapkan tantangan-
tantangan dalam proses konseling
8. Di akhir sesi fasilitator memberikan klarifikasi dan kesimpulan

38
Skenario 1

Laki-laki, 35 tahun, menikah dan berprofesi sebagai pekerja seks. Mempunyai dua orang
anak berusia 4 dan 2 tahun. Perawat yang memeriksanya melihat bercak-bercak merah
diseluruh badan dan disarankan untuk tes HIV. Klien dengan sedikit enggan mengakui
bahwa pekerjaannya adalah pekerja seks. Istrinya mengetahui pekerjaannya dan
mendukung karena keterbatasan ekonomi. Selain menjadi pekerja seks untuk semua
kalangan, klien juga menjual alkohol dan menggunakannya juga. Saat bekerja klien tidak
pernah menggunakan kondom. Berhubungan seks dengan istri tanpa kondom terakhir dua
minggu yang lalu. Klien juga memikirkan apa yang akan dikatakan pada isterinya dan
bagaimana reaksi isterinya jika ia reaktif HIV

Skenario 2.

Laki- laki, 28 tahun, sudah mulai berhubungan seks dengan laki-laki sejak kelas dua SMP.
Pengalaman seksual pertamanya didapatkan dari pamannya yang suka berhubungan
seksual dengan laki-laki atau perempuan. Sekarang klien hidup bersama dengan
kekasihnya. Selain itu klien suka berganti-ganti pasangan. Dua bulan yang lalu ia berpacaran
dengan seorang pengguna Napza suntik yang positif HIV. Klien merasa gelisah dan kuatir
jika dirinya tertular HIV dari hubungan seksual terakhirnya dengan pengguna Napza suntik
tersebut

Skenario 3.

Perempuan 26 tahun, baru menikah satu bulan yang lalu. Satu minggu ini dia mengeluh
sering sakit kepala, mudah lelah dan batuk-batuk. Klien menceritakan pernah menggunakan
Napza suntik tidak steril bergantian semasa SMA bersama mantan pacarnya. Terakhir
menggunakan Napza tiga bulan yang lalu. Ketika menikah suaminya tidak tahu bahwa klien
pengguna napza suntik. Klien sangat bingung dan khawatir bagaimana cara mengatakan hal
ini kepada suami, jika hasil tes reaktif

39
Konseling Pra dan Pasca tes didahului dengan kegiatan Penilaian Risiko

Kegiatan ‘Penilaian Risiko’


(FORM INI HANYA DIGUNAKAN PADA KEGIATAN PELATIHAN:
PENILAIAN RISIKO)

Tanggal Konseling Pre Tes HIV


__ __ /__ __ /__ __
Status Pasien 1. Baru 2. Lama
1. Ingin tahu saja 2. Mumpung gratis 3. Untuk bekerja 4. Ada gejala tertentu
5. Akan menikah 6.Merasa berisiko 7. rujukan ................................
Alasan Tes HIV
8.Tes ulang (window period) 9. dirujuk dari LSM 10. Lainnya
:...........................

1. Brosur 2. koran 3.TV 4. Dokter 5. Teman 6. Petugas Outreach


Mengetahui Adanya Tes Dari
7. Poster 8. Lay Konselor 9. Lainnya

1. Ya, Dimana ...................... Kapan : ................. hr/Bln/Thn


Pernah tes HIV sebelumnya Hasil 1. Non Reaktif 2. Reaktif 9. tidak tahu
2. Tidak
Hubungan seks vaginal berisiko 1. Ya, kapan ................. hr/Bln/Thn 2. Tidak

Anal seks berisiko 1. Ya, kapan ................. hr/Bln/Thn 2. Tidak

Bergantian peralatan suntik 1. Ya, kapan ................. hr/Bln/Thn 2. Tidak


KONSELING
PRA TES- Transfusi darah 1. Ya, kapan ................. hr/Bln/Thn 2. Tidak
KAJIAN
TINGKAT Transmisi Ibu ke Anak 1. Ya, kapan ................. hr/Bln/Thn 2. Tidak
RISIKO
Lainnya (sebutkan) ……………….. kapan ................. hr/Bln/Thn

Periode jendela (window periode) 1. Ya, kapan ................. hr/Bln/Thn 2. Tidak

Kesediaan Untuk Tes 1. Ya 2. Tidak

Tanggal Tes HIV


__ __ /__ __ /__ __
Jenis Tes HIV 1. Rapid Tes 2. EIA

TES Hasil Tes R1 1. Non Reaktif 2. Reaktif Nama Reagen :


ANTIBODI
HIV Hasil Tes R2 1. Non Reaktif 2. Reaktif Nama Reagen :

Hasil Tes R3 1. Non Reaktif 2. Reaktif Nama Reagen :

Kesimpulan Hasil Tes HIV 1. Non Reaktif 2. Reaktif 3. Indeterminate

Tanggal Konseling Pasca Tes


__ __ /__ __ /__ __
1. Rujuk ke MK 2. Rujuk ke RS 3. Rujuk ke Rehab 4. Rujuk ke LSM
Tindak Lanjut 5. Datang kembali karena masa jendela 6. Rujuk ke dokter 7. Rujuk ke klinik
(boleh diisi lebih dari satu) IMS 8. Rujuk ke klinik TB 9. Rujuk ke klinik Metadon 10. Rujuk ke layanan
LJSS 11. ODHA rujuk ARV
KONSELING Terima hasil 1. Ya 2. Tidak
PASCA TES
Skrining Gejala TB 1. Ya 2. Tidak

Nama Konselor

Status Klinik 1. Klinik Utama 2. Klinik Satelit

Jenis Pelayanan 1. Klinik Menetap 2. Klinik Bergerak

40
Gunakan lembar pengamatan berikut.

Lembar Konseling ’Penatalaksanaan Konseling Pra dan Pasca Tes HIV’

Lembar Pengamat : Daftar Minimal Konseling Pra Tes HIV YA TIDAK

Konselor menerapkan keterampilan mikro konseling


Konselor memperkenalkan nama, pekerjaan dan peran sebagai
konselor
Mengali data klien dan membina suasana nyaman
Menjelaskan kerangka proses layanan VCT: sesi konseling, waktu
yang dibutuhkan, prosedur tes dan konfidensialitas
Menjelaskan bahwa informasi dan data diri klien akan dicatat
Latar belakang mengikuti konseling pre tes HIV
Diskusi tentang HIV AIDS dasar, penularan, penilaian risiko
pengurangan risiko, kondom, jarum suntik jika penasun, dan informasi
tes HIV
Diskusi tentang keuntungan dan kerugian melakukan tes HIV
Penggalian sistim dukungan dan rujukkan
Pelaksanaan tes HIV : informed consent (persetujuan setelah
mendapat informasi), administrasi lainnya dan pemeriksaan darah
untuk tes HIV
Memastikan ulang kepada klien untuk mengambil hasil tes dalam
konseling pasca tes
Lembar Pengamat: Daftar Maksimal Konseling Pasca Tes HIV YA TIDAK

Penyampaian hasil tes dengan singkat dan jelas


Memberikan waktu hening yang cukup untuk mengendapkan arti hasil
tes
Memeriksa pemahaman arti hasil tes
Menangani reaksi emosi klien
Membahas kemungkinan memberitahu status HIV kepada pihak lain
Membahas rencana penurunan risiko
Memeriksa tersedianya dukungan yg segera
Membahas tindak lanjut dukungan, perawatan dan pengobatan
Membahas sumber daya yang tersedia
Merangkum rencana tindak lanjut jangka pendek dan tindakan
selanjutnya

41
4. Petunjuk Bermain peran Konseling Lanjutan

4.1. Konseling pencegahan positif

Skenario

Seorang perempuan berusia 28 tahun datang ke Puskesmas karena diminta datang


oleh petugas Puskesmas sehubungan dengan suaminya menderita HIV.
Ia menanyakan untuk apa gunanya dites HIV. Setelah diberi penjelasan (konseling),
ia bersedia dites HIV dan hasilnya non-reaktif.
Sebagai petugas/konselor bagaimana anda memberikan edukasi untuk mencegah
penular an HIV dari suaminya.

4.2. Konseling adherence

Petunjuk

a. Fasilitator memilih pemeran, yaitu :


- Satu orang peserta dipilih sebagai petugas kesehatan/konselor
- Satu orang peserta dipilih sebagai pasien/klien
- Peserta lain sebagai pengamat dengan dua orang peserta sebagai pengamat
utama.
b. Fasilitator memberikan penjelasan singkat kepada pemeran petugas dan
memberikan skenario untuk dipelajari selama lebih kurang 5 menit. Kemudian
penjelasan kepada pemeran pasien secara terpisah.
c. Pemeran petugas kesehatan dan pasien/klien duduk di depan kelas untuk
melakukan konseling adherence, sesuai dengan skenario yang ada (10 menit)
d. Peserta lain menjadi observer yaitu mengamati jalannya proses sampai selesai
e. Setelah proses selesai fasilitator memandu diskusi /umpan balik :
- Fasilitator menanyakan bagaimana pendapat dari pasien dengan layanan
konseling yang diberikan oleh petugas kesehatan
- Kemudian fasilitator menanyakan pendapat dari para pengamat mengenai
proses konseling yang telah diperankan
f. Fasilitator selanjutnya menanyakan pendapat dan perasaan dari petugas
kesehatan ketika melakukan konseling adherence.
g. Terakhir, fasilitator merangkum hasil dari proses konseling adherence serta
menekankan tentang hal- hal yang penting diperhatikan.

Skenario

Klien anda seorang laki-laki 36 tahun, tamat SMA, pekerjaan pramusaji. Anda
didiagnosis terinfeksi HIV AIDS 3 tahun yang lalu. Teman di tempat kerja dan
keluarga tidak tahu tentang status ini. Anda selalu sarapan pagi dan makan
bersama keluarga istri, anak dan mertua perempuan yang tinggal satu rumah.
Seminggu yang lalu anda kedokter karena diare yang bertambah sering serta badan
terasa lemas dan tidak bergairah untuk kerja. Hasil pemeriksaan CD4 adalah 150.
Dokter menyarankan memakai ARV, anda datang kembali ke konselor yang dulu
memberi konseling HIV dan pernah mengatakan hal yang sama. Anda mengatakan
bahwa teman anda yang sama-sama dulu satu kelompok pemakai putau suntik,
seorang yang berbadan ideal dan pemberani, tidak tahan terhadap obat ARV, selalu
mual dan tidak nafsu makan. Anda takut akan efek samping ini namun ingin minum
ARV untuk pengobatan. Anda ingin mengetahui lebih banyak mengenai pengobatan
ARV.
Lakukan konseling adherence kepada klien anda:

42
a. Identifikasi hambatan klien
b. Diskusikan langkah-langkah yang dapat mendukung klien dalam kepatuhan
berobat

4.3. Konseling dasar adiksi Napza.

Petunjuk seperti diatas.

Skenario

Rado adalah pengguna narkoba selama lebih dari 4 tahun. Dua minggu yang lalu ia
terdeteksi HIV positif sehingga merasa sangat shok dan cemas. Ia tidak berani
memberitahu kondisinya tersebut kepada orangtua karena ayahnya adalah pemuka
agama yang cukup dikenal masyarakat. Rado lebih bingung lagi bagaimana
menjelaskan kepada pacarnya yang juga mantan pengguna narkoba. Selama ini
pacarnya sudah sangat baik kepadanya dan membantu Rado untuk berusaha
berhenti sebagai pecandu. Rado juga merasa sangat bersalah kepada orang tuanya,
pesimis terhadap masa depan dan ingin mengakhiri hidupnya.

Bagaimana anda melakukan konseling kepada Rado?

4.4. Konseling Pasangan dan keluarga

Skenario 1.

Laki-laki, 35 tahun, menikah dan berprofesi sebagai pekerja seks. Mempunyai dua orang
anak berusia 4 dan 2 tahun. Perawat yang memeriksanya melihat bercak-bercak merah
diseluruh badan dan disarankan untuk tes HIV. Klien dengan sedikit enggan mengakui
bahwa pekerjaannya adalah pekerja seks. Istrinya mengetahui pekerjaannya dan
mendukung karena keterbatasan ekonomi. Selain menjadi pekerja seks untuk semua
kalangan, klien juga menjual alkohol dan menggunakannya juga. Saat bekerja klien tidak
pernah menggunakan kondom. Berhubungan seks dengan istri tanpa kondom terakhir
dua minggu yang lalu. Klien juga memikirkan apa yang akan dikatakan pada isterinya
dan bagaimana reaksi isterinya jika ia reaktif HIV

Sebagai petugas kesehatan, bagaimana anda melakukan konseling kepada pasangan?

Skenario 2.

Laki-laki, 17 tahun, lajang. Klien mendengar tentang HIV dari beberapa temannya dan
mulai merasa khawatir apakah telah terinfeksi. Klien menceritakan telah melakukan
praktek seks yang tidak aman dengan beberapa pekerja seks tanpa sepengetahuan
orangtua. Hubungan seks terakhir yang dilakukannya seminggu yang lalu. Dalam diskusi
selanjutnya terungkap klien juga pengguna narkotika dengan jarum suntik sejak kelas
satu SMA. Klien selalu bergantian jarum tanpa dibersihkan lebih dahulu dengan
temannya dan terakhir melakukannya satu minggu yang lalu. Sejak itu klien merasa
cemas terinfeksi HIV, tidak nafsu makan dan mengalami sulit tidur. Klien khawatir bila
hasil tesnya positif akan ditolak oleh keluarga dan temannya. Klien menyatakan akan
bunuh diri bila hasil tes HIV reaktif.

Sebagai petugas kesehatan bagaimana anda melakukan konseling kepada keluarga?

4.5. Konseling Menjelang Kematian dan dukacita

43
Skenario

Klien anda adalah seorang ibu usia 25 tahun, suaminya meninggal 2 minggu yang
lalu karena HIV. Hasil tes HIV ibu ini ia tidak terinfeksi HIV/non reaktif. Sebelum
suaminya meninggal, ia tahu suaminya mempunyai hubungan seksual dengan laki-
laki. Ia menyatakan pernikahan mereka hanyalah untuk status sosial saja. Ia
mengatakan sekarang ia sedih dan marah silih berganti. Ia mengatakan suaminya
telah membohonginya dalam kehidupan seksual dan tidak mencintainya. Ia ingin
mempunyai anak dan ia merasa tidak ada kesempatan baginya untuk menikah lagi
karena tidak ada lagi laki-laki yang menyayanginya. Keluargan-pun menjauh sejak
suaminya sakit-sakitan. Ia mempunyai usaha rumah makan/restoran yang ia kelola
bersama suaminya, sebelum suaminya sakit.
Lakukanlah konseling kepada ibu tersebut
a. Identifikasi tanda-tanda berduka
b. Identifikasi tanda spesifik dari kedukaannya
c. Diskusikan aktivitas yang bisa menolong ibu ini melewatkan waktu berdukacita
dan berkabungnya
d. Bagaimana Konselor membantu mengelola kondisi ibu saat ini

44
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI PERAWAT/BIDAN
FASYANKES

MI-2. PEMERIKSAAN FISIK DAN PENGAMBILAN SAMPEL

1. Petunjuk Bermain peran Anamnesis


1) Bermain peran Anamnesis Pasien Perempuan dengan IMS
a. Fasilitator membantu peserta memilih 3 orang peserta yang akan
melakukan bermain peran anamnesis. Satu orang berperan sebagai
petugas kesehatan, satu orang sebagai pasien perempuan dan satu orang
sebagai pengamat.
b. Peserta sebagai petugas kesehatan akan melakukan anamnesis
berdasarkan skenario terlampir.
c. Pengamat dan Peserta lain melakukan pengamatan selama proses
anamnesis berlangsung.
d. Setelah selesai bermain peran , fasilitator meminta tanggapan dari
pengamat tentang hasil pengamatannya, kemudian tanggapan dari peserta
lainnya.
e. Fasilitator juga menanyakan tentang perasaan pemeran petugas kesehatan,
kemudian pemeran pasien, bagaimana tanggapan atau kesannya terhadap
petugas kesehatan tersebut..
f. Fasiliator menyampaikan klairifikasi dan penegasan yang diperlukan pada
anamnesis.

Skenario:

Pemeran petugas kesehatan:

Anda adalah petugas kesehatan di Puskesmas yang bertugas di layanan IMS. Anda
mendapatkan pasien seorang perempuan yang kemungkinan mempunyai gejala
mengarah pada IMS. Anda harus melakukan anamnesis terlebih dahulu, dan harus
berupaya untuk menggali informasi sebagai berikut:
- Informasi umum, seperti : nama, umur, alamat, pekerjaan, status, jumlah anak,
pendidikan
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat perjalanan penyakit
- Riwayat seksual
- Kontak seksual pasiendengan laki-laki/perempuan penjaja seks, teman, pacar,
suami/istri.
- Jenis kelamin pasangan seksual,
- Cara hubungan seksual dilakukan (genito – genital, oro – genital, ano – genital,
oral – ano - genital),
- Konsistensi Penggunaan kondom,
- Riwayat pengobatan
Anda juga harus mampu menggali adanya faktor risiko pada perempuan.

45
Pemeran pasien

Anda seorang perempuan dewasa, sudah bersuami, pekerjaan suami adalah pelaut,
yang sering bepergian lama. Suami anda biasanya pulang sekitar 6 bulan sekali, dan
terakhir pulang sekitar 3 minggu yang lalu. Sudah sekitar 2 minggu ini anda
merasakan keputihan yang luar biasa, gatal sekali dan sangat mengganggu kegiatan
sehari-hari, warnanya berbekas pada celana kuning kehijauan. Hari ini anda datang
untuk berobat ke Puskesmas. Sebelum diperiksa petugas kesehatan (ibu bidan) akan
mengajukan pertanyaan kepada anda. Tugas anda adalah menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh petugas.

Pemeran pengamat (termasuk peserta lain)

Tugas anda adalah mengamati dialog yang terjadi antara petugas kesehatan dengan
pasien. Perhatikan bagaimana komunikas dan sikap petugas selama melakukan
anamnesis, sebagai berikut:

- Bagaimana proses komunikasi verbal dan nonverbal yang ditampilkan oleh


petugas.
- Bagaimana hubungan interpersonal yang terbina.
- Tercapai tidaknya penggalian informasi oleh petugas.
- Bagaimana proses penghentian pada akhir anamnesis.
- Apakah pasien tampak nyaman, santai selama proses anamnesis?
- Apakah anda melihat adanya ketersinggungan pada diri pasien? Kalau ya,
bagaimana sikap/respon petugas?

2) Anamnesis IMS pada pasien laki-laki


a. Fasilitator membantu peserta memilih 3 orang peserta yang akan melakukan
bermain peran anamnesis. Satu orang berperan sebagai petugas kesehatan,
satu orang sebagai pasien laki-laki dan satu orang sebagai pengamat.
b. Peserta sebagai petugas kesehatan, akan melakukan anamnesis
berdasarkan skenario terlampir.
c. Pengamat dan Peserta lain melakukan pengamatan selama proses
anamnesis berlangsung.
d. Setelah selesai bermain peran , fasilitator meminta tanggapan dari pengamat
tentang hasil pengamatannya, kemudian tanggapan dari peserta lainnya.
e. Fasilitator juga menanyakan tentang perasaan pemeran petugas kesehatan,
kemudian pemeran pasien, bagaimana tanggapan atau kesannya terhadap
petugas kesehatan tersebut.
f. Fasiliator menyampaikan klairifikasi dan penegasan yang diperlukan pada
anamnesis.

Skenario:
Pemeran petugas kesehatan:

Anda adalah petugas kesehatan di Puskesmas yang bertugas di layanan IMS. Anda
mendapatkan pasien seorang laki-laki yang kemungkinan mempunyai gejala
mengarah pada IMS. Anda harus melakukan anamnesis terlebih dahulu, dan harus
berupaya untuk menggali informasi sebagai berikut:

- Informasi umum, seperti : nama, umur, alamat, pekerjaan, status, jumlah anak,
pendidikan

46
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Riwayat perjalanan penyakit
- Riwayat seksual
- Kontak seksual pasiendengan laki-laki/perempuan penjaja seks, teman, pacar,
suami/istri.
- Jenis kelamin pasangan seksual,
- Cara hubungan seksual dilakukan (genito – genital, oro – genital, ano – genital,
oral – ano - genital),
- Konsistensi Penggunaan kondom,
- Riwayat pengobatan
Anda juga harus mampu menggali adanya faktor risiko pada pasien tersebut.

Pemeran pasien

Anda seorang laki-laki dewasa, sudah beristeri, tetapi anda juga berhubungan
dengan seorang laki-laki yang sering datang ke bar tempat anda bekerja sebagai
bartender. Hampir setiap minggu anda berhubungan dengannya, dan selama ini
merasa baik-baik saja. Sudah sekitar 3 hari ini anda merasakan sakit pada waktu
buang air kecil dan dari kemaluan anda keluar cairan seperti susu. Anda merasa
sangat terganggu, sehingga tidak dapat masuk kerja.. Hari ini anda datang untuk
berobat ke Puskesmas. Sebelum diperiksa, petugas kesehatan akan mengajukan
pertanyaan kepada anda. Tugas anda adalah menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh petugas.

Pemeran pengamat (termasuk peserta lain)

Tugas anda adalah mengamati dialog yang terjadi antara petugas kesehatan dengan
pasien. Perhatikan bagaimana komunikas dan sikap petugas selama melakukan
anamnesis, sebagai berikut:

- Bagaimana proses komunikasi verbal dan nonverbal yang ditampilkan oleh


petugas.
- Bagaimana hubungan interpersonal yang terbina.
- Tercapai tidaknya penggalian informasi oleh petugas.
- Bagaimana proses penghentian pada akhir anamnesis.
- Apakah pasien tampak nyaman, santai selama proses anamnesis?
- Apakah anda melihat ada ketersinggunganpada diri pasien? Apabila ya,
bagaimana sikap/respon petugas?

2. Petunjuk Simulasi Pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel


1). Peragaan oleh fasilitator
Fasilitator mengawali dengan mencontohkan/memperagakan, agar dapat dilihat
oleh semua peserta

a. Fasilitator menunjukkan peralatan yang diperlukan, seperti:


 Spekulum
 Anuskopi
 Replika vagina
 Lidi/cotton applicator
 Gelas objek
 pH paper

b. Fasilitator menunjukkan cara pemeriksaan fisik pada perempuan, dan


pemeriksaan dalam dengan menggunakan spekulum. Dijelaskan cara
47
memegang, memasang, mengunci dan mengeluarkan spekulum serta
menyimpannya pada ember yang berisi air hangat. Peragaan oleh fasilitator
dilakukan di tempat yang dapat dilihat oleh semua peserta
c. Fasilitator menunjukkan cara mengambil sampel dari pasien perempuan,
serta cara menempelkan dan menghapuskannya pada gelas objek, sambil
menjelaskan langkah demi langkah.
d. Fasilitator menunjukkan cara menggunakan pH paper, dan membacanya.
e. Fasilitator menunjukkan cara pemeriksaan fisik pada laki-laki, dan pemeriksa
an menggunakan anoskopi. Dijelaskan cara memegang, memasang dan
mengeluarkan anoskopi serta menyimpannya pada ember yang berisi air
hangat.
f. Fasilitator menunjukkan cara mengambil sampel dari pasien laki-laki, serta
cara menempelkan dan menghapuskannya pada gelas objek, sambil
menjelaskan langkah demi langkah.
g. Setelah demonstrasi, kemudian fasilitator meminta beberapa peserta untuk
mengulangi, sambil menjelaskan kepada peserta lainnya.
h. Katakan bahwa nanti setiap peserta akan diberi kesempatan untuk
melakukan praktik secara bergantian.
i. Fasilitator meminta peserta lain memberikan tanggapan atau pertanyaan,
masukan dll.
j. Fasilitator menyampaikan klarifikasi yang diperlukan serta menunjukkan hal-
hal yang masih harus diperbaiki.

2). Simulasi Pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel pada pasien perem
puan

a. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok kecil @ 3 orang.


b. Dalam kelompok secara bergantian peserta berperan sebagai petugas
kesehatan (dokter/perawat/bidan); sebagai pasien perempuan dan sebagai
pengamat.
c. Fasilitator memberikan penugasan untuk setiap tim:
o Pemeriksaan fisis umum dengan membacakan hasil saja, tidak
dipraktikkan di kelas.
o Pemeran pasien memegang reflika vagina atau mencontohkan dengan
menggunakan jari-jari tangannya.
o Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan menggunakan spekulum,
mulai dari membuka, memasang dan menguncinya sampai
mengeluarkan. Juga dilakukan cara pengambilan sampel, serta simulasi
membuat sediaan apus pada gelas objek.
o Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat/mengingat hasil
pengamatannya.
d. Setiap orang di setiap tim bergantian melakukan latihan/praktik pada butir 3.
e. Fasilitator berkeliling melakukan pengamatan, memberikan bimbingan sesuai
kebutuhan.
f. Setelah semua peserta mendapat giliran menjadi petugas kesehatan,
fasilitator memandu diskusi, tentang hasil pengamatan dan bagaimana cara
memperbaikinya.
g. Fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta yang akan mencoba lagi
latihan/praktiknya.
h. Fasilitator memberikan klarifikasi dan penegasan dalam pemeriksaan fisik dan
pengambilan sampel pada pasien perempuan

48
3). Simulasi Pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel pada pasien laki-laki

a. Fasilitator membagi peserta dalam kelompok kecil @ 3 orang.


b. Dalam kelompok secara bergantian peserta berperan sebagai petugas
kesehatan (dokter/perawat/bidan); sebagai pasien laki-laki dan sebagai
pengamat.
c. Fasilitator memberikan penugasan untuk setiap tim:
o Pemeriksaan fisik dengan membacakan hasil saja, tidak dipraktikkan di
kelas.
o Pemeran pasien memegang model anus atau mencontohkan anus
dengan menggunakan jari-jari tangannya.
o Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan menggunakan anoskopi,
mulai dari membuka, memasang dan menguncinya sampai mengeluar
kan. Juga dilakukan cara pengambilan sampel, serta simulasi membuat
sediaan apus pada gelas objek.
o Pengamat melakukan pengamatan dan mencatat/mengingat hasil
pengamatannya.
d. Setiap orang di setiap tim bergantian melakukan latihan/praktik pada butir 3.
e. Fasilitator berkeliling melakukan pengamatan, memberikan bimbingan sesuai
kebutuhan.
f. Setelah semua peserta mendapat giliran menjadi petugas kesehatan,
fasilitator memandu diskusi, tentang hasil pengamatan dan bagaimana cara
memperbaikinya.
g. Fasilitator memberikan kesempatan bagi peserta yang akan mencoba lagi
latihan/praktiknya.
h. Fasilitator memberikan klarifikasi dan penegasan tentang hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pemeriksaan fisik dan pengambilan sampel pada pasien
perempuan

Catatan:
Apabila masih diperlukan, peserta yang merasa belum mahir melakukan pemeriksaan
fisi dan pengambilan sampel, dipersilakan untuk berlatih diluar jam pelajaran, dengan
meminjam phantom serta peralatan dari fasilitator.

49
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS
BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES
MI-3. PENERAPAN PENDEKATAN MTBS/MTBM TERKAIT HIV

Latihan Melakukan klasifikasi dan tindakan /pengobatan HIV Balita dalam MTBS/ MTBM

Petunjuk:
a. Fasilitator membagi peserta dalam 4-5 kelompok
b. Kepada setiap kelompok dibagikan kasus yang akan dibahas
c. Fasilitator menjelaskan tugas kelompok:
o Mempelajari kasus (pembagian kasus berdasarkan penentuan oleh fasilitator)
o Berdasarkan kasus membuat bagan penilaian, klasifikasi dan tindakan/ pengo
batan dalam MTBS/MTBM menggunakan bagan yang telah baku
o Ingatkan peserta untuk melakukan sesuai dengan yang telah dipelajari dalam
modul
d. Setiap kelompok mempersiapkan bahan presentasi
e. Fasilitator melakukan pengamatan, memperhatikan apakah semua anggota kelompok
ber peran serta, dan memberikan bantuan sesuai kebutuhan
f. Setelah selesai setiap kelompok secara bergiliran mempresentasikan hasilnya
g. Peserta dari kelompok lain diminta memberikan tanggapan dan masukan
h. Pada akhir sesi, fasilitator menyampaikan klarifikasi dan penegasan yang perlu diperhati
kan berkaitan dengan penerapan bagan penilaian, klasifikasi dan tindakan/pengobatan
dalam MTBS

Kasus-kasus:

Kasus 1.

Seorang wanita muda datang ke puskesmas tempat anda bekerja, membawa anaknya
bernama Ova , bayi perempuan berumur 8 bulan, dengan keluhan: panas, batuk, sariawan,
sejak 1 bulan yang lalu. Sudah dibawa berobat, tetapi tidak ada perbaikan. Bayi diberi ASI.
Pada anamnesis, ternyata ibunya sudah pernah di tes HIV dan hasilnya positif, lebih kurang
2 tahun yang lalu. Pada waktu itu ibu dirujuk untuk mendapatkan pengobatan ARV, tetapi
tidak datang ke layanan rujukan ARV.

Tugas kelompok:
1. Membuat bagan penilaian, klasifikasi dan tindakan/pengobatan dalam MTBS
2. Apa yang akan dilakukan terhadap ibunya?

50
Kasus 2.

Seorang bayi berumur 6 minggu dibawa oleh neneknya ke fasyankes tempat anda bekerja.
Neneknya mengatakan, bahwa bayi tersebut lahir dengan operasi seksio pada usia
kehamilan 38 minggu, Bayi lahir sehat dengan berat badan lahir 2700 gram, panjang badan
48 cm Beberapa hari ini bayi demam, nenek sangat kuatir, karena ayah bayi sedang dirawat
karena menurut dokter yang merawat menderita encephalitis toksoplasma. Nenek juga tahu
kalau ayahnya bayi baru diketahui HIV positif pada waktu ibu bayi hamil 2 bulan. Ibu bayi
sudah di tes HIV dan hasilnya reaktif. Selama ini bayi diberi susu formula/PASI.

Lakukan penatalaksanaan MTBM kepada bayi tersebut.


Buatlah Bagan MTBM bayi tersebut dan jelaskan

51
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS
BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES
MI-4. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

Latihan 1. Latihan/Praktik. Melaksanakan cuci tangan sesuai dengan prosedur


sebagai prinsip umum kewaspadaan standar di laboratorium
Catatan: Prinsip umum kewaspadaan standar yang akan diperagakan di kelas cara mencuci
tangan secara benar, sedangkan pelaksanaan kewaspadaan standar lainnya akan
dilaksanakan pada waktu PL di laboratorium.

Peralatan yang disiapkan:


 Wastafel/Wash basin tanpa penyumbat
 Air mengalir dari kran yang dapat dibuka-tutup dengan siku atau kaki
 Larutan sabun/larutan antiseptik
 Lap kain atau kertas sekali pakai
 Tempat penampungan lap terpakai

Langkah kegiatan:
1. Fasilitator membantu memilih peserta yang akan mempraktikkan cara mencuci tangan.
Dapat dipilih 3 orang peserta
2. Peserta mempraktikkan secara bergantian
3. Peserta lain melakukan pengamatan, apakah praktik mencuci tangan yang dilakukan
mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Buka kran dan atur suhu air
b. Basahi tangan
c. Tuangkan larutan sabun/antiseptik
d. Mulai mencuci tangan
e. Gosok telapak terhadap telapak
f. Tautkan jari dan gosok telapak tangan terhadap punggung tangan kiri dan sebaliknya
g. Tautkan jari dan gosok telapak terhadap telapak
h. Gosokkan punggung jari satu tangan ke tangan yang lain dan sebaliknya
i. Gosok ibu jari dengan cara memutar dalam genggaman tangan yang lain
j. Gosokkan ibu jari pada telapak tangan yang lain dengan arah memutar
k. Bilas dengan air mengalir
l. Keringkan dengan lap bersih.
4. Peserta lain diminta mengamati dan mencatat hal-hal yang perlu ditanyakan atau
diklarifikasi.
5. Setelah selesai, fasilitator meminta peserta menyampaikan hasil pengamatannya
6. Fasilitator menyampaikan klarifikasi dan penegasan berkaitan dengan cara cuci tangan
yang benar.

Apabila masih ada waktu beri kesempatan peserta lain untuk mencoba mencuci tangan
mengikuti langkah-langkah tersebut.

52
Latihan 2. Latihan Penerapan PPP

Petunjuk:
1. Fasilitator membagi peserta dalam 3-4 kelompok
2. Jelaskan bahwa peserta akan melakukan Latihan kasus penerapan PPP
3. Fasilitator membagikan lembar kasus kepada setiap kelompok.
4. Jelaskan tugas peserta dalam kelompok:
 Setiap kelompok memilih Ketua dan Sekretaris
 Setiap peserta diminta untuk mempelajari kasus yang dibagikan
 Ketua kelompok memandu brainstorming untuk menjawab pertanyaan tentang
penerapan PPP pada kasus, agar semua anggota kelompok berpartisipasi.
 Ketua kelompok memandu pembahasan hasil brainstorming, dan kesepakatan
kelompok tentang penerapan PPP pada kasus tersebut
5. Setiap kelompok diminta mempersiapkan presentasi
6. Fasilitator memandu presentasi kelompok, secara bergantian. Peserta dari kelompok lain
di minta untuk memberikan tanggapan
7. Pada akhir sesi fasilitator menyampaikan ulasan dan klarifikasi

Kasus:

Jono seorang perawat di suatu fasyankes.Ia kelihatan sangat panik. Ia baru saja melakukan
penyuntikan BP kepada seorang pasien waria yang didiagnosis sifilis dini. Jono mencoba
membengkokkan jarum suntik yang baru dipakainya, sebelum membuang jarum tersebut,
tetapi meleset dan menusuk tangannya sampai berdarah. Dia datang kepada anda. Apa
yang akan anda lakukan terhadap Jono?

Berdasarkan kasus tersebut:

1. Apakah tindakan Jono membengkokkan jarum suntik bekas pakai sebelum


membuangnya benar?
2. Apakah Jono memenuhi syarat untuk PPP HIV? Jelaskan
3. Tata laksana apa yang akan dilakukan untuk Jono?

53
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS
BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES
MI-5. PERAWATAN BERBASIS RUMAH DAN PERAWATAN BERBASIS MASYARAKAT

Latihan Pelaksanaan PBR/PBM

Petunjuk

1. Fasilitator membagi peserta dalam 3-4 kelompok.


2. Fasiltator menyiapkan kasus yang akan dibahas. Apabila kasus lebih dari satu,
pembagian yang akan dibahas dalam kelompok, dapat dilakukan dengan cara
mengundi atau dengan cara lain.
3. Setiap peserta bekerja dalam kelompok. Penugasan kelompok adalah:
a. Memilih Ketua kelompok dan sekretaris
b. Setiap kelompok melakukan:
o Mengidentifikasi ODHA yang ada di wilayah kerja (dalam kasus).
o Melakukan pengkajian terhadap ODHA
o Mengidentifikasi kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan berdasarkan hasil
pengkajian
o Menentukan SDM untuk setiap ODHA. Selain tenaga keperawatan, adakah
tenaga fasyankes lain yang perlu dilibatkan? Adakah tenaga di komunitas yang
perlu dilibatkan? Identifikasi secara cermat.
o Menentukan kegiatan yang harus dilakukan dan siapa pelaksananya.
o Membuat penjadwalan.
Jelaskan atau ingatkan lagi peserta akan langkah-langkah yang telah dipelajari dalam
modul.
c. Ketua memandu brainstorming dalam kelompok masing-masing agar semua anggota
kelompok berpartisipasi. Lakukan sesuai dengan langkah-langkah merancang
pelaksanaan kegiatan PBR/PBM.
d. Lakukan telaah terhadap hasil brainstorming, sampai mendapat kesepakatan kelom
pok
e. Hasil kelompok dituliskan pada kertas flipchart atau diketik. Dapat juga dibuat dalam
bentuk matriks.
4. Setelah selesai, fasilitator memandu presentasi kelompok. Mintalah peserta dari
kelompok lain untuk memberikan tanggapan/masukan, agar hasilnya lebih baik.
5. Setelah selesai semua presentasi, fasilitator menyampaikan ulasan.

54
PETUNJUK PENUGASAN
PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS
BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES

MI-6. PENCATATAN DAN PELAPORAN (APLIKASI SIHA)

Petunjuk Latihan . Mengisi Formulir Pencatatan Standar

a. Fasilitator menugaskan peserta melakukan latihan mengisi formulir-formulir pen catatan


standar secara individu. Peserta diharapkan bersungguh-sungguh.
b. Setiap peserta melakukan pengisian formulir-formulir standar pencatatan yang terdiri dari
formulir: KT, IMS, PPIA, PTRM, LASS, Ikhtisar Perawatan HIV dan ART, Surveilens
Kasus AIDS dan Surveilens Sentinel HIV dan IMS
c. Formulir diisi berdasarkan studi kasus dari masing-masing layanan (KT, IMS, PPIA,
PTRM, LASS, Ikhtisar Perawatan HIV dan ART, Surveilens Kasus AIDS dan Surveilens
Sentinel HIV dan IMS)
d. Fasilitator memandu peserta cara pengisian berdasarkan pada petunjuk teknis Pen
catatan dan Pelaporan HIV AIDS dan IMS
e. Setelah waktunya habis, beberapa peserta diminta untuk mempresentasikan hasil
latihan secara bergiliran.
f. Peserta lain diminta untuk memberikan tanggapan atau masukan.
g. Fasilitator menyampaikan klarifikasi dan rangkuman.

55
Lampiran 3. Soal Pre Tes

PETUNJUK : Waktu Pengerjaan 30 menit


 Beri tanda silang ( X )pada lembar jawaban untuk pilihan jawaban yang
anda anggap paling benar.
 Lembar soal ini di kembalikan ke panitia bersama lembar jawaban, dan
lembar soal mohon tidak dicoret-coret.

1. Yang bukan merupakan cara penularan virus HIV adalah :


A. Melalui transfusi darah D. Melalui seksual
B. Melalui Ibu ke anak E. Melalui gigitan nyamuk
C. Melalui jarum suntik yang
tercemar

2. Pengertian Stigma adalah:


A. Tindakan memberikan label sosial
B. Bertujuan untuk memisahkan atau mendiskreditkan seseorang atau sekelompok
orang
C. memberi pandangan buruk pada seseorang/sekelompok orang
D. Jawaban B dan C benar
E. Semua jawaban benar

3. Berikut ini alasan pentingnya pengurangan stigma dan diskriminasi:


A. Stigma dan diskriminasi akan memperlemah upaya pencegahan dan perubahan
perilaku.
B. Stigma dan diskriminasi akan membuat ODHA kesulitan atau keterlambatan
mengakses layanan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan.
C. Untuk memperkuat ikatan ODHA, keluarga mereka dan komunitas untuk bersama-
sama melakukan upaya pencegahan
D. Untuk menjalin kemitraan dengan semua pemangku jabatan
E. Jawaban A dan B benar

4. Yang dimaksud dengan karakterisrik status epidemi HIV terkonsentrasi :


A. Prevalensi HIV disalah satu subpopulasi kunci secara konsisten di atas 5%
B. Prevalensi HIV pada ibu hamil di atas 1%
C. HIV belum masuk kedalam jejaring populasi tertentu seperti WPS, Waria
D. Umumnya prevalensi HIV disub populasi kunci di bawah 5%
E. Prekuensi kontak seksual dengan mitra seks ganda di kalangan populasi umum
cukup tinggi

5. Peran dan tanggung jawab perawat dalam pencegahan, perawatan dan dukungan pada
ODHA salah satunya adalah Primary Prevention, upaya yang diberikan yaitu :
A. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pencegahan penularan HIV/AIDS
B. Memberikan prophylaksis untuk IO
C. Memberikan Askep terhadap gejala dan komplikasi : manajemen nyeri dan stres
D. Mendorong aktifitas politik menjamin pembiayaan asuhan penyakit terminal.
E. Membantu mengurangi rasa tidak nyaman

56
6. Fungsi perawat sebagai Pengelola pada Asuhan Keperawatan pada ODHA adalah :
A. Melakukan pengkajian dan diagnosa keperawatan
B. Melakukan rencana dan implementasi keperawatan
C. Melakukan Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, kontroling
D. Melakukan identifikasi kebutuhan klien/keluarga
E. Melakukan evaluasi Askep yang telah diberikan

7. Peran perawat dalam pengobatan ARV adalah :


A. Memonitor kepatuhan
B. Mengkaji efek samping
C. Memberikan dukungan apabila efek samping ARV muncul
D. Mengurangi morbiditas dan mortalitas terkait HIV/AIDS
E. Memberikan informasi yang adekuat tentang pentingnya kepatuhan

8. Seorang ODHA dengan kandidiasis oral dan TB kelenjar leher, Stadium Klinis ODHA tersebut
menurut WHO adalah ?
A. Stadium 1 D. Stadium 4
B. Stadium 2 E. Tidak ada dalam klasifikasi Klinis WHO
C. Stadium 3

9. Tujuan asuhan keperawatan dalam Perawatan komprehensif berkesinambungan adalah :


A. Menurunkan periode kesakitan
B. Memperlambat berkembangnya penyakit pada orang terinfeksi
C. Meningkatkan kualitas hidup orang yang terkena dampak penyakit dan yang terinfeksi
D. Meningkatkan kemampuan adaptasi terhadap penyakit
E. Meningkatkan umur harapan hidup ODHA

10. Intake nutrisi yang optimal pada pasien HIV AIDS dapat membantu :
A. Mencegah / memperlambat hilangnya massa otot
B. Meningkatkan sistem imun tubuh
C. Meminimalkan mutasi virus
D. Menurunkan tingkat keparahan infeksi oportunistik dan lama rawat
E. Semua benar.

11. Tidak termasuk dalam tujuan intervensi pemenuhan kebutuhan nutrisi pada pasien HIV AIDS
adalah :
A. Mempertahankan atau mencapai status nutrisi yang optimal
B. Memaksimalkan efek samping obat terhadap pemenuhan kebutuhan nutrisi
C. Mengoreksi gangguan metabolism
D. Meningkatkan pengetahuan pasien tentang nutrisi
E. Meningkatkan pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral

12. Hal apa saja yang harus dikaji oleh perawat bila terjadi efek samping pengobatan ARV :
A. Intoksikasi dan komplikasi
B. Faktor pendukung dari keluarga
C. Mengenal dan mengelola gejala
D. Kondisi pasien, keluhan yang dirasakan, obat dan makanan yang diberikan
E. Semua benar

57
13. Apakah yang anda ketahui bila ODHA tidak patuh minum obat ARV
A. Resistensi terhadap obat D. CD4 rendah
B. Kegagalan terapi E. Semua benar
C. Viral load meninggi

14. Apa yang akan anda lakukan jika ODHA mengalami sensitif terhadap ARV :
A. Jangan pernah diulangi pemberiannya D. Kurangi dosis obat ARV
B. Berikan obat anti alergi E. Langsung hentikan pengobatan
C. Berikan obat anti mual dan muntah ARV

15. Perawat mengetahui bahwa diagnosis HIV positif jika :


A. Adanya riwayat perilaku seks yang beresiko
B. Positif pada pemeriksaaan antibodi HIV
C. Adanya penurunan berat badan yang ekstrem
D. Teridentifikasi adanya infeksi oportunistik
E. Adanya TB yang tidak sembuh - sembuh

16. Pada pasien AIDS, HIV akan menyerang sistem immunitas limposit
A. T supresor D. Makrofag
B. T sitotoksik E. Sel NK
C. T helper

17. Bila anda menemukan Pasien TB Paru dengan tes HIV Positif dan jumlah sel CD4 125 sel /
mm3, yang harus anda lakukan :
A. Memulai pengobatan TB dan rujuk pasien untuk ARV setelah pengobatan selesai
B. Mulai pengobatan TB dan segera rujuk pasien ke PDP
C. Mulai pengobatan TB dan ARV secara bersama
D. Mulai pengobatan ARV sekarang & obati TB nanti.
E. Bukan salah satu diatas

18. Strategi pencegahan penularan pada ibu hamil positif HIV ke bayi adalah :
A. Persalinan aman
B. Pemberian ARV sedini mungkin
C. Pemberian ASI eksklusif
D. Semua benar.
E. Bukan salah satu diatas

19. Seorang perawat tertusuk jarum infus bekas pasien HIV pada ujung jarinya. Pasien sumber
pajanan juga menderita PCP. Apa yang harus diberitahukan kepada perawat tersebut?
A. Jangan bilang siapa-siapa dan tidak perlu melaporkan pajanan tersebut
B. Cuci tempat pajanan dengan air dan sabun
C. Siram dengan larutan pemutih dan pijit luka hingga keluar darah
D. Cuci tempat pajanan dengan air dan sabun dan laporkan kepada atasan
E. Laporkan kejadian kepada Pokja AIDS setempat.
20. Konseling Kepatuhan minum obat bermanfaat untuk :
A. Membantu ODHA dalam menjalankan Adherence
B. ART mutlak 100 %
C. Mengatur pola minum obat sesuai konselor
D. Adherence lebih mengutamakan aturan dokter
E. Semua benar

21. Tn Phil seorang penderita HIV/AIDS dirawat di RS dengan tanda dan gejala Diare yang
berkepanjangan, mual, muntah, badan lemas. Daerah sekitar mulut terdapat stomatitis yang
cukup parah. Pasien tidak mampu menelan dan sulit untuk makan. Pasien terlihat apatis dan
mengalami hambatan dalam berkomunikasi. Diagnosa Keperawatan yang dapat ditegakkan
adalah :
A. Kurang asupan makanan,
B. Risiko tinggi infeksi, tidak efektifnya bersihan jalan nafas
C. Kurang kebutuhan cairan dan gangguan pola eliminasi
D. Perubahan fungsi eliminasi
E. Tidak efektifnya pemenuhan kebutuhan nutrisi dan gangguan integritas mukosa mulut.

58
22. Tn. Sontak dirawat di ruang penyakit dalam karena mengidap penyakit infeksius menular
HIV/AIDS, terdapat luka dikaki kiri, terpasang infus di tangan kiri, dan terpasang kateter,
program medik pasien, mendapat injeksi antibiotik untuk menanggulangi infeksinya. Perawat
Ani setiap melakukan tindakan pada Tn. Poltak selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
tindakan dan memakai sarung tangan. sikap dari perawat Ani yang paling tepat adalah
mencegah tertular melalui
A. Darah atau cairan tubuh. D. Luka
B. Kateter E. Keringat
C. Spuit

23. Pasien dengan AIDS seringkali mendapatkan penanganan paliatif. Yang dimaksud dengan
penanganan paliatif adalah :
A. Mengembalikan kesehatan pasien C. Mengatasi ketidaknyamanan pasien
B. Meningkatkan proses D. Mendukung orang orang terdekat pasien
penyembuhan E. Menggerakkan dukungan social

24. Yang harus dilakukan petugas kesehatan untuk mengurangi risiko menularkan infeksi ;
A. Melakukan program handwashing atau handrub.
B. Memakai masker bila sedang menderita penyakit saluran nafas
C. Tidak menggunakan sarung tangan yang sama untuk pasien berbeda.
D. Melakukan disinfeksi pada ruangan yang telah dipakai untuk merawat pasien infeksi
E. Perlu melakukan semua kegiatan diatas

25. Termasuk tahap ke berapa gambar cuci tangan dibawah ini :

A. Gerakan ke-2
B. Gerakan ke-3
C. Gerakan ke-4
D. Gerakan ke-5
E. Gerakan ke-6

26. Seorang laki-laki , umur 30 tahun, datang ke klinik dengan keluhan batuk-batuk selama 3
minggu, fatigue, dan BB menurun cepat. Pasangan/partnernya di diagnosa dengan HIV+,
sedang pasien tidak tahu status HIV-nya.Pasien kurang nafsu makan, dan mengeluh sakit
menelan, untuk penanganan gizinya , apa yang anda lakukan pada pasien ini, pada saat
pertama kali datang :
A. lakukan pemeriksaan (penentuan) status gizi dengan melakukan Pemeriksaan
Anthropometri
B. Pemeriksaan klinis dan laboratorium
C. anamnesa diet dengan dietary recall dan pola makan
D. semua benar
E. bukan salah satu diatas

27. Dibawah ini merupakan obat ARV lini pertama yang tidak tersedia di Indonesia:
A. Stavudin (d4t) D. Lopinavir / Retronavir (Lpv/r)
B. Lamivudin (3TC) E. Efaviren (EFV)
C. Nevirapine (NVP)

28. Berikut ini pencatatan yang merupakan tanggung jawab Perawat / Bidan dalam membantu
dokter melakukan perawatan pasien HIV AIDS adalah :
A. Buku register Pra ART
B. Buku Register ART
C. Register Pemberian ARV
D. Lembar Ikhtisar dan follow up
E. Kohort

59
SOAL ISIAN:

29. Apa yang anda ketahui tentang Infeksi oportunistik ? coba jelaskan (2 poin)

30. Sebutkan 4 Strategi Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi (4 poin)
1. ...........................................
2. ...........................................
3. ............................................
4. ...........................................

31. Jelaskan pengertian masa jendela (Window Periode) (2 poin)

32. Sebutkan minimal 4 alat perlindungan diri (APD) yang harus dikenakan
pada saat menolong persalinan yang tidak diketahui status HIVnya (4 poin)
1. ..........................................
2. ..........................................
3. ..........................................
4. ..........................................

60

Anda mungkin juga menyukai