Anda di halaman 1dari 43

SEKTOR EKONOMI

PENGKAJIAN KEBUTUHAN PASCABENCANA


(JITUPASNA)
RUANG LINGKUP JITUPASNA
01 Perumahan EKONOMI
03

02 Infrastruktur
Sosial
04
05 Lintas Sektor
Pengertian
Sektor
Ekonomi Berupa pemulihan dan
peningkatan ekonomi
lokal, perdagangan dan
pasar, usaha kecil dan
menengah, pertanian,
perikanan, peternakan,
perkebunan dan
pariwisata.
Ruang Lingkup Sektor Ekonomi

Pertanian Pariwisata

Koperasi, Industri
Perikanan
Kecil, Menengah

Peternakan Perdagangan

Perkebunan Pertambangan
PENILAIAN AKIBAT BENCANA ANALISIS DAMPAK BENCANA

a. Pertanian a. Pertanian
• Kerusakan b. Perikanan b. Perikanan
• Kerugian
c. Peternakan • Perekonomian c. Peternakan
d. Perkebunan d. Perkebunan
• Gangguan Akses e. Pertambangan • Kehidupan Manusia e. Pertambangan

• Gangguan Fungsi
f.
g.
Perdagangan
Koperasi, Industri
& Sosial f. Perdagangan
g. Koperasi, Industri
• Peningkatan Risiko Kecil dan • Lingkungan Hidup Kecil dan
Menengah Menengah
h. Pariwisata h. Pariwisata

PERKIRAAN KEBUTUHAN

• Ruang Lingkup – • Perbaikan/ a. Pertanian

EKONOMI- Pembangunan Kembali


b.
c.
Perikanan
Peternakan
d. Perkebunan
• Stimulus Ekonomi e. Pertambangan
f. Perdagangan
• Pemulihan Akses g. Koperasi, Industri
Kecil dan
• Pemulihan Fungsi h.
Menengah
Pariwisata
• Pengurangan Risiko
Ruang Lingkup Penilaian Akibat Bencana Pada Sektor Ekonomi
No Sub Kerusakan Kerugian
Sektor
1 Pertanian • Jumlah dan volume kerusakan lahan pertanian • Biaya pembersihan lahan
• Jumlah kerusakan gudang pertanian, penggilingan padi • Biaya perbaikan/penanganan sementara
• Jumlah kerusakan alat-alat pertanian • Biaya operasional tambahan
• Jumlah kerusakan jaringan irigasi tersier • Penurunan pendapatan petani karena kerusakan lahan dan kerusakan
• Jumlah kerusakan tanaman pertanian tanaman pertanian
• Biaya potensi penurunan pendapatan pertanian.
2 Pertambangan • Jumlah dan volume kerusakan lahan pertambangan • Biaya pembersihan
• Jumlah kerusakan gedung pertambangan • Biaya perbaikan/penanganan sementara
• Jumlah kerusakan alat-alat pertambangan • Biaya operasional tambahan
• Jumlah kerusakan jaringan pertambangan • Penurunan pendapatan pengusaha tambang dan pekerja tambang
karena kerusakan lahan pertambangan
• potensi penurunan pendapatan
3 Peternakan • Jumlah dan volume kerusakan lahan peternakan • Biaya pembersihan kandang
• Jumlah kerusakan kandang • Biaya perbaikan/penanganan kandang sementara
• Jumlah kerusakan alat-alat peternakan • Biaya operasional tambahan
• Jumlah kematian hewan ternak • potensi penurunan pendapatan peternakan

4 Perkebunan • Jumlah dan volume kerusakan lahan perkebunan • Biaya pembersihan wilayah perkebunan
• Jumlah kerusakan ladang • Biaya operasional tambahan (perbaikan lahan)
• Jumlah kerusakan alat-alat perkebunan • Penurunan pendapatan petani karena kerusakan wilayah perkebunan
• Jumlah kerusakan tanaman perkebunan • potensi penurunan pendapatan perkebunan
Ruang Lingkup Penilaian Akibat Bencana Pada Sektor Ekonomi
No Sub Kerusakan Kerugian
Sektor
5 Perikanan • Jumlah dan volume kerusakan lahan perikanan • Biaya pembersihan wilayah perkebunan
• Jumlah kerusakan lahan perikanan • Biaya operasional tambahan (perbaikan lahan)
• Jumlah kerusakan alat-alat perikanan • Penurunan pendapatan petani karena kerusakan wilayah
• Jumlah kematian ikan perikanan
• potensi penurunan pendapatan perikanan
6 Koperasi, • Jumlah dan volume kerusakan bangunan industri • Biaya pembersihan wilayah industri kecil dan menengah
Industri Kecil kecil dan menengah • Biaya operasional tambahan (perbaikan ltempat industri)
dan • Jumlah kerusakan lahan industri • Penurunan pendapatan pengusaha industri kecil dan menengah
Menengah • Jumlah kerusakan alat-alat industri kecil dan karena kerusakan tempat industri
menengah • potensi penurunan pendapatan industri kecil dan menengah
• Jumlah kematian produk industri kecil dan
menengah
7 Perdagangan • Jumlah dan volume kerusakan bangunan pasar, • Biaya pembersihan wilayah pasar
ruko, los, kios, loket, dll • Biaya operasional tambahan (perbaikan pasar)
• Jumlah kerusakan lahan • Penurunan pendapatan pedagang karena kerusakan pasar
• Jumlah kerusakan alat-alat perdagangan • dll
• Jumlah kerusakan produk perdagangan
8 Pariwisata • Jumlah dan volume kerusakan bangunan, objek • Biaya pembersihan objek wisata
pariwisata • Biaya operasional tambahan (perbaikan objek pariwisata)
• Jumlah kerusakan lahan pariwisata • Penurunan omset pariwisata karena kerusakan objek wisata
• Jumlah kerusakan prasarana pariwisata • potensi penurunan pendapatan pariwisata karena penurunan
• Jumlah kerusakan produk pariwisata jumlah wisatawan
Ruang Lingkup Penilaian Akibat Bencana Pada Sektor Ekonomi
Gangguan Akses
➢ Tidak berfungsinya kegiatan perekonomian
➢ Terganggunya akses masyarakat untuk bekerja
➢ Terganggunya perlindungan masyarakat,
seperti terjadinya konflik social, kriminalitas, dll
➢ Terganggungnya tingkat konsumsi masyarakat

Gangguan Fungsi Peningkatan Risiko


➢ Terganggunya kegiatan yang ➢ Kesulitan dalam melaksanakan
dilakukan oleh kelompok kerja di koordinasi tingkat desa dalam
bidang ekonomi, seperti kelompok merespon keadaan darurat akibat
tani, kebun, tambak, pemandu bencana karena masyarakat yang
wisata, dll sedang kesulitan secara ekonomi
➢ Terganggunya pengelolaan ekonomi ➢ Meningkatnya kerentanan
sehingga menimbulkan konflik masyarakat karena tidak dapat
sumberdaya bekerja
Ruag Linkup Klasifikasi Persentase Tingkat Kategori Tingkat Kerusakan
Kerusakan Kerusakan

Penilaian
Tabel Rusak Ringan ≤ 30% Terdapat kerusakan namun masih

Akibat Kategori Rusak Sedang 31% - 70%


berfungsi

Terdapat kerusakan masih berfungsi


Tingkat
Bencana Kerusakan Rusak Berat ≥ 71%
dan bisa diperbaiki

Terdapat kerusakan fisik secara


keseluruhan, sehingga tidak dapat
Pada Sektor berfungsi sama sekali

Ekonomi

Rumus
Perhitungan
Kerusakan
Kerugian
Analisis Dampak Bencana Pada Sektor Ekonomi
Komponen Isu Analisi Dampak Indikator
Perekonomian 1. Bagaimana akibat bencana dapat menimbulkan peningkatan angka kemiskinan, khususnya 1. Jumlah/ angka kemiskinan
terhadap masyarakat terdampak bencana 2. Nilai Inflasi
2. Apakah akibat bencana menyebabkan inflasi? 3. Nilain Investasi
3. Apakah akibat bencana menyebabkan turunnya angka investasi pada daerah terdampak? 4. Keuangan Fiskal Daerah
4. Apakah akibat bencana menyebabkan terjadinya pengangguran dan tingkat kesenjangan (PDB/PDRB)
pendapatan meningkat? 5. Standar Hidup Layak (GDP/
5. Apakah bencana menyebabkan dampak pada pertumbuhan ekonomi makro (PDB/PDRB) capital)
daerah terdampak?
Kehidupan 1. Bagaimana akibat bencana menyebabkan penurunan kualitas kesehatan masyarakat 1. Standar Kesehatan
Manusia dan terdampak bencana? 2. Standar Pendidikan
Sosial 2. Bagaimana akibat bencana menyebabkan penurunan kualitas pendidikan anak sekolah di 3. Potensi Konflik
wilayah terdampak bencana? 4. Perubahan struktur social
3. Apakah akibat bencana dapat menimbulkan konflik sosial? masyarakat
4. Bagaimana akibat bencana dapat mempengaruhi struktur sosial masyarakat? 5. Perubahan standar nilai/karakter
5. Bagaimana akibat bencana dapat merubah karakter/standar nilai sosial masyarakat? 6. Perubahan peta/ orientasi politik
6. Apakah akibat bencana mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah 7. Rusak/ hilangnya bukti sejarah
maupun sistem politik? sebagai peninggalan budaya
7. Bagaimana akibat bencana dapat menghilangkan bukti sejarah sebagai peninggalan budaya?
Lingkungan 1. Apakah akibat bencana dapat menyebabkan rusak atau hilangnya sumber air baku atau mata 1. Ketersediaan sumber air baku
air masyarakat terdampak? (mata air)
2. Bagaimana peningkatan emisi karbon akibat bencana pada daerah terdampak bencana? 2. Peningkatan emisi karbon
3. Bagaimana akibat bencana dapat mempengaruhi keberlanjutan kehidupan ekosistem pada 3. Kerusakan Ekosistem
daerah terdampak bencana?
Komponen Kebutuhan Pemulihan

Analisa Perbaikan atau Memulihkan aset milik pemerintah, masyarakat, keluarga dan badan usaha
terhadap pembangunan kembali setelah terjadi bencana
hasil
inventarisasi,
survey, dan Mengurangi kerugian ekonomi yang dialami oleh pemerintah, masyarakat,
wawancara keluarga dan badan usaha sebagai akibat dari bencana
informan
kunci/ diskusi
kelompok
Membantu memulihkan akses individu, keluarga dan masyarakat dalam rangka
terfokus
pemulihan sistem pelayanan dasar diantaranya pendidikan, kesehatan, sanitasi,
rumah, ketentraman, ketertiban, perlindungan masyarakat dan jaminan sosial

Menjalankan kembali fungsi pemerintahan dan kemasyarakatan

Meliputi kebutuhan mencegah atau mengurangi ancaman dan kerentanan, serta


meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi kemungkinan
bencana di masa depan.
Perkiraan Nilai Kebutuhan

Harga Satuan
Kebutuhan Volume
Daerah

Keterangan :
1. Volume adalah jumlah yang terkena bencana/menjadi sasaran tindakan rehabilitasi dan
rekonstruksi berdasarkan kategori Kerusakan, pemulihan akses & fungsi atau lainnya.dalam
satuan tertentu.
2. Harga satuan daerah adalah biaya standar berdasarkan pada kebutuhan pembiayaan kegiatan
rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah terdampak bencana.
CONTOH
SEKTOR
EKONOMI
CONTOH
SUB SEKTOR PERTANIAN
DAN PERKEBUNAN
SUB SEKTOR PERTANIAN
Prosedur Estimasi Kerusakan dan Kerugian
Analisa Sektor Pertanian Penilaian Kerusakan Kriteria Estimasi Kerugian
Sektor Pertanian Tanaman Musiman
•Penetapan tipe produksi Kriteria Kerusakan Tergantung saat terjadi bencana
– Apakah panen tetap atau musiman RB: Lahan Rusak dan Umur Tanaman > 75 Hari (71-
– Menggunakan irigasi atau non- 100 %)
irigasi RS: Lahan Rusak dan Umur Tanaman 50-75 Hari
– Padat karya atau menggunakan Akhir musim tanam :
(31-70%)
mesin-mesin pertanian Kerugian = nilai keseluruhan panen
RR: Lahan Rusak dan Umur Tanaman < 40 Hari (0-
– Berorientasi pasar/ekspor 30%) Permulaan /tengah musim tanam :
•Menjadwalkan kegiatan produksi
Apakah dapat dilakukan penanaman
– Tanaman musiman: jumlah panen Data yang perlu diketahui terdiri dari umur tanaman,
setahun? luas lahan pertanian/perkebunan, lalu diketahui kembali tanpa menganggu panen
bobotnya, setelah itu dikalikan dengan biaya berikutnya?
•Memetakan waktu bencana dengan
produksi yang sudah dikeluarkan.
kalender produksi pertanian, dan ✓ Jika ya, Kerugian adalah nilai dari
menentukan investasi penanaman sebelum bencana
– Kerusakan panen total? (biaya produksi akhir tahun lebih tinggi)
(Luas (m2 atau hektar) x harga satuan pengolahan ✓ Jika tidak, Kerugian adalah nilai dari
– Hilang sementara (losses) karena lahan) x Bobot
produktivitas yang menurun? keseluruhan produksi yang tidak dapat
dipanen
SUB SEKTOR PERTANIAN
Langkah Penilaian Kerugian Penilaian Kerugian Pertanian
Sektor Pertanian Kasus Penurunan Produktivitas
1. Tentukan baseline data :
✓Kalender kegiatan pertanian
✓Area penanaman produk pertanian
✓Produksi masing-masing produk 01 Dapatkan data estimasi produksi pra-bencana
✓Harga pada tingkat petani
2. Dapatkan data estimasi produksi pra-bencana
pada
✓Area yang menjadi perhatian Pandangan dari ahli agronomi mengenai estimasi
✓Ekspektasi produktifitas
02 jumlah produksi pasca bencana
✓Perkiraan jumlah produksi
3. Bangun penilaian produksi pasca-bencana Data harga tingkat petani (pra-bencana),
✓Kasus 1: Kerusakan tanaman total 03 (bisa menggunakan data harga wilayah yang tidak terkena
dampak bencana
✓Kasus 2: Penurunan produktifitas tanaman
4. Estimasi kerugian produksi pertanian ( 2 – 3)
Estimasi nilai kerugian produksi (1 - 2) dikalikan
04 dengan harga tingkat petani
Gunakan “normal”
estimasi produksi
SUB SEKTOR PERTANIAN

Informasi :
• Jumlah Luas Sawah = 250 Ha
•Hasil Produksi = 6,3 Ton = 6.300 Kg
Banjir Ketika
•Biaya Produksi = Rp. 5.080.000/Ha
memasuki umur
tanaman 80 hari , • Harga Satuan Gabah = Rp. 3.500/Kg
Lahan sendiri
• % Tingkat Kerusakan RB/RS/RR ??? %
•Kerusakan Lahan ???
•Kerusakan Tanaman ???
Perkiraan Nilai Kerusakan dan Kerugian Rp. ...???
SUB SEKTOR PERTANIAN
SUB SEKTOR PERTANIAN
KERUGIAN
RUMUS KERUSAKAN merupakan perubahan aliran ekonomi : hilangnya
(Luas (m2 atau hektar) x harga satuan pengolahan kesempatan untuk memperoleh keuntungan ekonomi
lahan) x Bobot karena rusaknya aset berupa fisik

Tingkat kerusakan/bobot :
• 80 hari -> RB -> 100% RUMUS
Nilai Kerugian = ƒ (hilangnya pendapatan bersih, penurunan
Perkiraan Kerusakan = produksi, penurunan penjualan, pembersihan puing, dll)
-> 250 Ha x Rp. 1.050.000 ,- x 100%
-> Rp. 262.500.000,-
SUB SEKTOR PERTANIAN
Perkiraan Nilai Kerugian
R U M U S R U M U S
Nilai Kerugian = ƒ (Kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan) Nilai Kerugian = ƒ (Kehilangan kesempatan memperoleh keuntungan)
= Luas Areal Terdampak x Wkt Pemulihan x (Pendapatan Yg = Luas Areal Terdampak x Wkt Pemulihan x
Hilang – Biaya Produksi) (Pendapatan Yg Hilang – Biaya Produksi)

Berdasarkan rumus penilaian kerugian diatas, maka Berdasarkan rumus penilaian kerugian diatas, maka
Nilai Kerugian Total yaitu Nilai Kerugian Penurunan Produktifitas yaitu
Rp. 8,48 Milyar Rp. 549 Juta

Penurunan Produktifitas
Kehilangan Total Hsil
Luas Lahan Waktu Hsl Prod Harga Jual Hsil
Produksi
Biaya Produksi Nilai Kerugian Luas Lahan Waktu Produksi Harga Jual
terdampak Pemulihan Per Kg/Ha Gabah Rp/Kg terdampak Pemulihan Pra Bncana
Pasca
Gabah Rp/Kg
Biaya Produksi Nilai Kerugian
Bencana Per
Per Kg/Ha
Kg/Ha
250 x 2 x (( 6.300 x 3.500 ) - 5.080.000 ) = 8.485.000.000
250 x 1 x (( 6.300 - 4.200 )x 3.500 )- 5.080.000 ) = 567.500.000
SUB SEKTOR PERKEBUNAN
Kriteria Penilaian Tanaman Perkebunan

• Jika tanaman/pohon tidak rusak, estimasi kerugian produksi


• Jika tanaman/pohon rusak, penilaian
– Kerusakan = Biaya penanaman kembali atau harga bibit
– Kerugian = Potensi kehilangan produksi selama tanaman
baru belum siap berproduksi (mungkin bertahun-tahun)
CONTOH
SUB SEKTOR PERIKANAN DAN
PETERNAKAN
SUB SEKTOR PETERNAKAN
Kerusakan dihitung biasanya dari kandang atau perlengkapan lainnya.
Kriteria Kerusakan Kandang:
RB : Hilang atau Hancur dan Tidak Dapat Digunakan Sama Sekali (71-100 %)
RS : Rusak, tetapi masih bisa diperbaiki dengan upaya yang besar (31-70%)
RR : Rusak, tetapi masih dapat digunakan atau dapat diperbaiki dengan upaya yang kecil (0-30%)

Kerugian dihitung bila ternak hilang/mati semua maka dihitung kerugian 100% hasil penjualan
ternak. Kerugian bisa juga dihitung dari biaya pemindahan/pengungsian ternak. Selain itu, kerugian
bisa dihitung dari penjualan ternak secara murah sekali dibandingkan harga pasar yang berlaku.
SUB SEKTOR PERIKANAN
(Perikanan Budidaya Air Tawar)
Kerusakan dihitung dari Tambak dan Kolam Air Tawar
serta Peralatan dan Perlengkapan Untuk kerusakan dan kerugian, data
Kerugian bisa terdiri dari biaya yang perlu diketahui terdiri dari umur
pembersihan/pencetakan kolam, selisih nilai hasil produksi, luas kolam/tambak, lalu
panen yang seharusnya diperoleh dikurangi dengan
biaya produksi. diketahui bobotnya, setelah itu

Kriteria Kerusakan Tambak/Kolam dikalikan dengan biaya produksi yang

RB : Hancur, Tidak Dapat Digunakan Sama Sekali, atau sudah dikeluarkan.


Diperlukan Pembuatan Tambak/Kolam yang Baru (71-100
%)
RS : Rusak, tetapi masih bisa diperbaiki dengan upaya
yang besar (31-70%)
RR : Rusak, tetapi masih dapat digunakan atau dapat
diperbaiki dengan upaya yang kecil (0-30%)
SUB SEKTOR PERIKANAN
(Perikanan Budidaya Air Tawar)
Ada 5.000 m2 kolam ikan yang terdampak banjir bandang, akan tetapi masih dapat digunakan pada saat ini dengan
upaya pembersihan dan penataan dengan menggunakan beko.
Biaya pembuatan lahan dengan tenaga manusia diperoleh sebesar Rp 4.000 per m2.

Rata-rata penjualan ikan nila dan ikan mas dalam setahun pada kolam 1 hektar mencapai Rp 150.000.000,- dengan
biaya produksi dan perawatan mencapai Rp 2.500.000.
Waktu Pemulihan memerlukan 1 kali masa panen (4 bulan).
Berapa nilai kerusakan dan kerugiannya?
Data Kerugian :
Data Kerusakan :
• Penghasilan tambak per Ha = Rp. 150.000.000
Luas Tambak = 5.000m2
Tingkat Kerusakan = 20% • Biaya Produksi dan Perawatan = Rp. 2.500.000
Biaya Pembuatan Lahan = Rp. 4.000/m2 • Waktu Pemulihan -> 1 kali panen
Penilaian Kerusakan : Penilaian Kerugian :
-> 5.000 x 4.000 x 20% -> (0.5Ha x 1 x Rp. 150.000.000) – Rp. 2.500.000
-> Rp. 4.000.000 -> Rp. 72.500.000,-
SUB SEKTOR PERIKANAN
(Perikanan Tangkap)

Kerusakan dihitung dari perahu/kapal, alat tangkap,


dan perlengkapan seperti kotak es. Kerugian dihitung berdasarkan berapa hari
Kriteria Kerusakan Peralatan dan Perlengkapan:
melaut, biaya operasional, hasil melaut, bila
ada sistem upah ABK maka upah dalam
RB : Hilang atau Hancur dan Tidak Dapat
Digunakan Sama Sekali (71-100 %) sekali melaut dihitung dengan jumlah ABK.
RS : Rusak, tetapi masih bisa diperbaiki dengan
upaya yang besar (31-70%)
RR : Rusak, tetapi masih dapat digunakan atau
dapat diperbaiki dengan upaya yang kecil (0-30%)
CONTOH
SUB SEKTOR PERDAGANGAN
SUB SEKTOR PERDAGANGAN

Pada waktu bencana, Sektor Perdagangan Komersial biasanya


mengalamai kerusakan pada asestnya berupa
Gedung (pasar, kios, toko, los, dll)
Mebelair dan Peralatan
Stok Barang Dagangan

Selain itu, ia juga mengalami kerugian dalam aliran ekonomi


karena:
Turunnya penjualan
Naiknya biaya operasional
Kerugian penjualan karena turunnya permintaan
konsumen
SUB SEKTOR PERDAGANGAN
Kerugian yang Biasanya Terjadi Penilaian Kerugian
di Sektor Perdagangan di Sektor Perdagangan
• Kerugian penjualan karena:
– Kerusakan tempat usaha dan mebelair • Kerugian Penjualan diperkirakan berdasarkan
– Kelangkaan barang untuk dijual jangka waktu penutupan tempat usaha sampai
– Penurunan permintaan karena situasi ekonomi dibangun kembali atau didapatkan tempat
pasca bencana alternatif
• Naiknya biaya operasional karena: • Estimasi kerugian ini harus memperhitungkan:
– Harus menyewa tempat alternatif ✓ Volume penjualan sebelum bencana bagi
– Harus membeli barang dari sumber alternatif setiap kategori tempat usaha
(domestik atau asing) ✓ Kelangkaan barang dagangan untuk dijual
– Kenaikan biaya listrik ✓ Kemungkinan turunnya permintaan karena
– Pembayaran biaya lembur untuk pegawai turunnya aktifitas ekonomi di daerah yang
terpengaruh

Kemungkinan Naiknya Permintaan Barang


Tertentu Untuk Rekonstruksi harus
diperhitungkan pula
SUB SEKTOR PERDAGANGAN
Prosedur Penilaian Kerusakan dan Kerugian Sektor Perdagangan
Pemilahan sektor kedalam unit- Dapatkan data dasar pra bencana
unit analisis ✓ Tipe, ukuran, dan jumlah aset
✓ Pasar Tradisional Besar ✓ Volume penjualan bagi setiap
02
✓ Pusat Belanja unit analisis per tahun dan per
✓ Tempat belanja yang besar bulan
✓ Toko menengah dan kecil
✓ Toko Rumah Tangga Skala
01
03
Mikro
Survey Lapangan
Dampak Bencana

Perkiraan
dampak pada
06 04 Mengembangkan perkiraan pascabencana

05
sektor ✓ Perkiraan waktu untuk perbaikan
eksternal dan tempat berdagang
fiskal ✓ Perkiraan waktu untuk pemulihan
penjualan

Perkiraan
Kerusakan dan
Kerugian
SUB SEKTOR PERDAGANGAN
PERHITUNGAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN

• Perhitungan kerusakan bangunan sama dengan


01
. penilaian pada aset bangunan
• Perhitungan kerusakan lainnya berkisar pada peralatan
02 & perlengkapan serta barang dagangan. ✓ RB : Hancur dan Tidak Dapat
Digunakan Sama Sekali (71-100 %)
✓ RS : Rusak, tetapi masih bisa
• Kriteria Kerusakan Peralatan & Perlengkapan:
03
diperbaiki dengan upaya yang besar
. (31-70%)
✓ RR : Rusak, tetapi masih dapat
• Bila barang dagangan hilang atau tidak dapat digunakan digunakan atau dapat diperbaiki

04
sama sekali, maka kerusakannya dihitung langsung 100%. dengan upaya yang kecil (0-30%)

• Kerugian utama ialah selisih hasil penjualan yang biasanya


05 diperoleh dengan hasil penjualan riil pada saat pemulihan
CONTOH
SUB SEKTOR PERINDUSTRIAN
SUB SEKTOR INDUSTRI
•Kejadian bencana sektor industri meninggalkan Langkah-langkah Perkiraan Kerusakan dan Kerugian
kerusakan pada aset-aset seperti: Sektor Industri
– Bangunan dan furnitur 1. Pengelompokan Analisa:
– Mesin-mesin dan peralatan • Industri Besar, Kecil, Menengah dan Mikro
– Cadangan bahan baku dan barang pabrik • Agroindustri
2. Informasi/data keadaan sebelum bencana (baseline)
•Juga, meninggalkan kerugian pada sistem ekonomi: • Keadaan statik fisik aset: jenis, kapasitas, jumlah
– Terhenti dan menurunnya produksi mesin dll
– Kekurangan atau biaya bahan baku meningkat • Keadaan dinamik produksi : normal tahunan, produksi
– Menurunnya permintaan produk bulanan.
3. Melakukan survey lapangan
4. Membuat perkiraan pasca-bencana
• Menjadwalkan perbaikan, mengganti aset.
JENIS KERUGIAN PADA SEKTOR INDUSTRI • Menjadwalkan produksi kembali normal
•Kerugian produksi, karena : 5. Memperkirakan kerusakan & kerugian
– Kerusakan pabrik dan mesin-mesin yang memerlukan 6. Memperkirakan dampak terhadap Neraca Pembayaran
biaya perbaikan
– Kekurangan atau kelangkaan bahan baku
– Penurunan permintaan karena menurunnya aktivitas
ekonomi
•Meningkatnya biaya produksi, karena:
– Perolehan bahan baku dari sumber alternatif.
– Biaya transportasi lebih tinggi
– Biaya energi dan listrik lebih tinggi
SUB SEKTOR INDUSTRI

Kenaikan biaya
Estimasi kerugian
Kerugian Produksi produksi harus
mempertimbangkan
juga diperhitungkan
• estimasi berdasarkan biaya • Tujuan produksi sebelum • Kenaikan harga bahan baku
diperlukan saat peralatan terjadi bencana dan input
dan mesin-mesin diperbaiki • Ketidaktersediaan bahan • Biaya overtime pekerja
atau diganti baku dan input lain seperti • Keperluan menyewa mesin-
listik dan air mesin dan peralatan
• Turunnya permintaan sementara
produk karena penurunan • Biaya listrik lebih tinggi
aktifitas ekonomi di wilayah
dampak

Kemungkinan peningkatan permintaan barang


industri tertentu, seperti bahan bangunan, harus juga dipertimbangkan
SUB SEKTOR INDUSTRI
PERHITUNGAN KERUSAKAN DAN KERUGIAN

• Perhitungan kerusakan bangunan sama dengan


01
. penilaian pada aset bangunan
• Perhitungan kerusakan lainnya berkisar pada peralatan
02 & perlengkapan serta bahan baku. ✓ RB : Hancur dan Tidak Dapat
Digunakan Sama Sekali (71-100 %)
✓ RS : Rusak, tetapi masih bisa
• Kriteria Kerusakan Peralatan & Perlengkapan:
03
diperbaiki dengan upaya yang besar
. (31-70%)
✓ RR : Rusak, tetapi masih dapat
• Bila barang dagangan hilang atau tidak dapat digunakan digunakan atau dapat diperbaiki

04
sama sekali, maka kerusakannya dihitung langsung 100%. dengan upaya yang kecil (0-30%)

• Kerugian utama ialah total nilai produksi yang seharusnya


05 dapat dihasilkan.
CONTOH KASUS
SUB SEKTOR PARIWISATA
SUB SEKTOR PARIWISATA
• Pariwisata sangat rentan terhadap dampak bencana karena
• Banyak lokasi wisata yang berada di lokasi rawan bencana, seperti di daerah pantai
• Sifat dari permintaan pariwisata yang musiman dan cenderung mudah terguncang
• Dampak negatif bencana terhadap pariwisata tercermin dalam
• Penurunan penerimaan devisa
• Penurunan jumlah pekerjaan
• Penurunan pendapatan pemerintah
• Negara-negara dimana pariwisata menjadi salah satu aktifitas ekonomi terbesar cenderung rentan terhadap dampak
bencana

Jenis-Jenis Kerusakan Jenis-Jenis Kerugian


Kehancuran Total atau Sebagian dari: • Penurunan Pendapatan karena:
• Aset Fisik (bangunan dan fasilitasnya: hotel, restoran, dll) • Aset tidak dapat digunakan untuk sementara
• Peralatan dan Meubelair • Penurunan jumlah turis yang datang
• Aset Lingkungan Terkait (Terumbu Karang, pantai, dll) • Kenaikan biaya operasional antara lain biaya listrik, air
• Layanan dasar (air dan sanitasi, listrik, transportasi dan dan jasa lainnya dengan menggunakan fasilitas
komunikasi) pengganti sementara
Dampak pada Jumlah Kedatangan Turis
140

120
Bencana

Jumlah Tempat Tidur Hotel (Ribu)


100

80

60

Kerugian
40

20

0
JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
Normal Pasca Bencana
SUB SEKTOR PARIWISATA
KRITERIA PENILAIAN KERUSAKAN
Isi dari bangunan yang rusak harus
Nilai penggantian untuk aset fisik diperkirakan menurut jenis aset
harus diperkirakan oleh insinyur
sipil, arsitek menurut tipologi 02
01
bangunan yang terpengaruh

03 Kerusakan pada aset lingkungan


dan jasa lingkungan harus
diperkirakan oleh ahli ekonomi

05
Jika jasa utilitas (listrik, air, dan sanitasi)
lingkungan
dimiliki atau dipasok oleh perusahaan
publik atau perusahaan swasta yang
operasinya terpisah, nilai kerusakannya 04
mungkin telah diestimasi pada sektor lain

Kerusakan pada aset pariwisata budaya,


misalnya cagar budaya harus diperkirakan
oleh arkeolog
SUB SEKTOR PARIWISATA
Estimasi Dampak Lain Penilaian Kerusakan & Kerugian
Subsektor Pariwisata
NERACA PEMBAYARAN ✓ Perhitungan kerusakan bangunan sama dengan penilaian pada
• Kerugian Penerimaan Devisa aset bangunan.

• Pengeluaran devisa untuk ✓ Perhitungan kerusakan lainnya berkisar pada mebeleur & lain
kampanye informasi dan promosi sebagainya

SEKTOR FISKAL ✓ Kriteria Kerusakan Peralatan & Perlengkapan:


❖ RB : Hancur dan Tidak Dapat Digunakan Sama Sekali (71-
• Penurunan pajak dari sektor 100 %)
pariwisata ❖ RS : Rusak, tetapi masih bisa diperbaiki dengan upaya yang
besar (31-70%)
• Pengeluaran untuk partisipasi ❖ RR : Rusak, tetapi masih dapat digunakan atau dapat
pemerintah dalam kampanye diperbaiki dengan upaya yang kecil (0-30%)
promosi dan informasi
✓ Kerugian utama pada penginapan ialah selisih dari omset berupa
kamar yang terisi dari yang biasanya diperoleh dengan omset
Berikan hasil perkiraan ini berupa kamar yang terisi secara riil pada saat pemulihan.
pada ahli ekonomi makro
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai