Anda di halaman 1dari 10

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampai saat ini peternakan unggas terutama peternakan ayam petelur merupakan sektor
yang yang diaandalkan dalam penyediaan telur dan daging di Indonesia, yaitu dalam waktu
relatif singkat menghasilkan telur dan daging yang cukup besar, dengan angka konversi pakan
yang lebih rendah jika dibandingkan dengan ternak unggas yang lain. Pakan merupakan
kebutuhan pokok bagi ternak yang dipergunakan untuk pertumbuhan, aktifitas, produksi dan
reproduksi. Untuk itu harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pakan tersebut yang sesuai
dengan kandungan nutrisinya. Jumlah konsumsi pakan tergantung dengan besar tubuh dan
produksi telur, selaian itu jenis unggas, keaktifan tahap produksi, energi yang terkandung
dalam pakan yang diberikan dan suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap konsumsi
pakan yang diberikan mempunyai kandungan energi terlalu tinggi, maka unggas akan
mengkonsumsi pakan yang sangat sedikit. Pakan atau ransum dikatakan sempurna apabila
kandungan kebutuhan makanan yang dibutuhkan ternak dalam keadaan serba tercukupi dan
seimbang.
Secara garis besar komposisi pakan ayam fase bertelur adalah konsentrat 35%, bekatul
25%, jagung 40%, mineral 3%. Pemberian komposisi pakan ayam petelur yang seimbang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas produksi telur. Kualitas telur dapat dilihat dari berat
telur, warna kerabang dan tebal kerabangnya. Kerabang telur yang tebal mempunyai daya
tahan terhadap penyimpanan dan benturan menambah berat telur serta harga sehingga aman
dalam pendistribuan ke pasar dan konsumen. Berdasarkan warna kerabang, konsumen lebih
menyukai warna kerabang coklat. Susunan kerabang telur sebagian besar terdiri atas kalsium.
sumber kalsium berasal dari mineral yang ditambahkan kedalam pakan. Pemberian mineral
pada ransum ayam petelur fase bertelur sebesar 2%-3%. Berdasarkan latar belakang di atas,
perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian mineral terhadap berat, warna
kerabang dan tebal kerabang ayam petelur.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pegangangan bagi peternak ayam petelur untuk
meningkatkan produksi dan kualitas telur.
B. Perumusan Masalah Berkaitan dengan efektifitas penggunaan berbagai macam merk
mineral dalam pemberian ransum terhadap pakan pada ayam petelur maka, masalah yang
dikaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimana pengaruh penggunaan berbagai macam merk
mineral terhadap berat telur, warna dan tebal kerabang telur pada ayam petelur strain isa
brown.
C. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian
berbagai macam merk mineral terhadap berat telur, warna dan tebal kerabang telur ayam
petelur strain Isa Brown. penyimpanan dan benturan menambah berat telur serta harga
sehingga aman dalam pendistribuan ke pasar dan konsumen. Berdasarkan warna kerabang,
konsumen lebih menyukai warna kerabang coklat. Susunan kerabang telur sebagian besar
terdiri atas kalsium. sumber kalsium berasal dari mineral yang ditambahkan kedalam pakan.
Pemberian mineral pada ransum ayam petelur fase bertelur sebesar 2%-3%. Berdasarkan latar
belakang di atas,
1.1. Latar Belakang
            Desa Demangharjo merupakan Desa yang terletak pada Kecamatan Warureja Kabupaten
Tegal yang berada pada daerah pesisir pantai utara jawa.. Sebagian besar masyarakatnya bermata
pencaharian pada sektor perikanan dan pertanian. Dalam kegiatan perikanannya berupa sebagai
Nelayan, Pengolah terasi, ikan asin, kerupuk ikan, dan Pembudidaya ikan. Dimana semua
kegiatan perikanan tersebut butuh pengembangan dan keberlanjutan yang sudah bagian dari
kewenangan pemerintah daerah untuk melaksanakan pengembangan kegiatan perikanan
tersebut.Oleh karena itu alasan dari POKDAKKAN Sumber Urip dalam pengajuan alat
pengolahan pakan ikan sebagai bentuk pengembangan  unit usaha pembesaran ikan lele dalam
memecahkan masalah yaituterus meningkatnya harga pakan ikan buatan pabrik dengan
memproduksi pakan mandiri oleh POKDAKKAN Sumber Urip dikarenakan dengan keberadaan
unit produksi pakan mandirisifatnya yang tidak memakan lahan yang luas kemudian pelaksanaan
teknisnya yang praktis dan merupakan kegiatan perikanan yang berprospek ekonomis sehingga
menjadi alasan untuk menjadi  bagian dari kegiatan pemberdayaan masyarakat yang berbasis
perikanan di Desa Demangharjo.

1.2. Tujuan dalam Pengajuan Tersebut Ialah :


         Sebagai Kegiatan Pengembangan Usaha Pembesaran Ikan Lele melalui Pengaadan alat unit
pengolahan pakan ikan yang mandiri

.II. POTENSI DAN PELUANG USAHA DESA


2.1. Potensi Lahan Sumber Urip
Tabel 1. Potensi Lahan Sumber Urip
No Jenis Potensi Kisaran/Jumlah
1 Luas Lahan yang terpakai       7200 m2
2 Lahan tak terpakai       200 m2
     Curah hujan 1.400 Mm
     Jumlah bulan hujan 3 bulan

     Kelembapan 0,4

     Suhu rata – rata harian 32  C


0

     Tinggi tempat dari permukaan laut 2

3 Iklim mdl
     Tekstur tanah lampungan
4 Jenis dan kesuburan tanah      Tingkat kemiringan 0,45 derajat

     Luas tanah erosi ringan 10 ha/m2


     Luas tanah erosi sedang 5 ha/m
2

     Luas tanah erosi berat 4 ha/m


2

     Luas tanah yang tidak ada erosi 90

5 Tingkat erosi Tanah ha/m2


     Desa yang berbatasan dengan kabupaten
lain
     Desa yang berbatasan dengan

kecamatan lain
6 Topografi      Desa yang terdapat bantaran sungai

     Dijual melalui pengecer


7 Pemasaran hasil perikanan      Dijual melalui tengkulak

2.2.  Peluang Usaha


Tabel 2. Peluang usaha
No Segi peluang Jenis Peluang
     Pelaksanaan teknis yang praktis/ tidak terlalu rumit
     Pelaksanaan tidak memakan lahan yang luas

1 Teknis      Kondisi lingkungan yang mendukung

     Keadaan sosial Masyarakat yang mendukung


2 Sosial      Tingkat penyimpangan sosial yang rendah

3 Ekonomi Payback Periode ( Modal Kembali ) Yang cepat


     
     Pemasaran yang mudah karena banyak tengkulak dan
pengecer ikan
     Dapat dijadikan sebagai produk ketahanan pangan desa

2.3 Resolusi Permasalahan POKDAKKAN Sumber Urip

III. RENCANA PENGADAAN UNIT PRODUKSI PAKAN MANDIRI


3.1. Waktu dan Tempat
              Perencanaan usaha tersebut yang akan dilaksanakan pada sekitar bulan Juni Tahun
2016 yang  bertempat di Desa Demangharjo Kecamatan Warureja Provinsi Jawa Tengah.
2.3 Resolusi Permasalahan POKDAKKAN Sumber Urip

III. RENCANA PENGADAAN UNIT PRODUKSI PAKAN MANDIRI


3.1. Waktu dan Tempat
                    Perencanaan usaha tersebut yang akan dilaksanakan pada sekitar bulan Juni Tahun                  
2016 yang bertempat di Desa Demangharjo Kecamatan Warureja Provinsi Jawa Tengah. 
3.2. Denah Lahan Usaha
3.3. Analisis Usaha Pembesaran Ikan Lele dengan Memproduksi Pakan Mandiri
A. Biaya Investasi
               Biaya investasi adalah jumlah modal yang dikeluarkan untuk memulai usaha. Biaya                  
investasi biasanya digunakan untuk pengadaan peralatan, proses produksi dan sarana
penunjangnya.   Adapun rincian biaya investasi untuk pengadaan unit produksi pakan mandiri
adalah sebagai               berikut.
Tabel 3. Biaya Investasi
No Nama Barang Jumlah (Unit) Harga U.E Nilai Sisa
Mesin
Penggiling
1 Pakan 2 Rp. 40.000.000 10 Thn Rp. 4.000.000
2 Baskom 5 Rp. 10.000.000 10 Thn Rp. 0
3 Ayakan 5 Rp. 12.000.000 10 Thn Rp. 0
5 Instalasi Listrik 1 Rp. 2.000.000 5 Thn Rp. 100.000
7 Bangunan 1 Rp. 7.500.000 10 Thn Rp. 2.000.000
9 Centong 5 Rp. 25.000 10 Thn Rp. 0
10 Ember 5 Rp. 75.000 10 Thn Rp. 0
Total Investasi Rp. 69.600.000
Total Nilai Sisa Rp. 4.300.000
B. Biaya Produksi
            Biaya produksi adalah modal harus dikeluarkan untuk memproduksi  pakan ikan lele.
Yaitu dengan rincian biaya produksi untuk usaha produksi pakan dalam setiap periode
pembesaran yaitu 3 bulan sekali adalah sebagai berikut :
Tabel 4. Biaya Tetap
No Nama Biaya Besar Biaya
1 Gaji Pegawai Rp. 500.000
3 Bensin Rp. 100.000
Total Biaya Tetap Rp. 600.000
Tabel 5. Biaya Variabel
No Nama Biaya Jumlah Besar Biaya
1 Ikan Rucah 1ton@Rp. 3000 Rp. 3.000.000
2 Tepung ikan 10 Sac@Rp. 50.000 Rp. 500.000
3 Minyak Ikan 100 Kg@Rp. 10.000 Rp. 1000.000
4 Karung 50 Buah@Rp. 1000 Rp. 50.000
Total Biaya Variabel Rp. 4.550.000

Total Biaya Produksi


Total biaya produksi               = Biaya tetap + Biaya variabel
                                                = Rp. 6.00.000 + Rp.4.550.000
                                                = Rp. .5.150.000
C.Pendapatan dan keuntungan
                                                                 Pendapatan = 1000 Kg x Rp.15.000 = Rp 15.000.000
                            Keuntungan yang didapat dari usaha pembenihan sebagai berikut :
                                                                 Keuntungan    = Pendapatan – Total biaya produksi
                                                                 Keuntungan    = Rp 15.000.000 -  Rp 5.150.000
                = Rp. 9.850.000
D. Analisis Kelayakan Usaha
         Return Cost Ratio (R/C)
Perhitungan ini lebih ditekankan pada kriteria – kriteria investasi yang pengukurannya
diarahkan pada usaha untuk memperbandingkan, mengukur, serta menghitung tingkat
keuntungan usaha perikanan. Dengan R/C ini bisa dilihat kelayakan suatu usaha. Dengan
perhitungan rumus :
R/C = Total penerimaan = Rp 15.000.000      = 2,91

                          Total Biaya           Rp 5.150.000


Break Event Point (BEP)
              

Break event point merupakan titik impas sebuah usaha yang menggambarkan kondisi
usaha tersebut tidak mengalami keuntungan atau kerugian.
            Dengan perhitungan rumus :
1.    
BEP unit   = Biaya Produksi                  

                                 Harga Jual Satuan per Kg    


                              = Rp 5.150.000    
                                       Rp 15.000
                                    = 2,91

                    BEP Harga= Biaya Produksi               


                                   Total Produksi
                                 = Rp 5.150.000   
                                     1.000 Kg
                                 =  Rp. 5.150

         Payback Periode (PP)


Fungsi dari perhitungan ini adalah untuk mengetahui kemampuan usaha  yang dilakukan
dalam mengembalikan investasi yang digunakan. Dalam perhitungan sebagai berikut :
 PP =  investasi      = Rp.69 .600.000  keuntungan  Rp. 9.850.000  =    7,06

ROI merupakan Sebuah ukurankinerjadigunakanuntuk mengevaluasi efisiensidari suatu


investasiatauuntuk membandingkan efisiensidari sejumlahinvestasiyang berbeda. Untuk
menghitungROI, keuntungan(return) dari suatu investasi dibagidenganbiayainvestasi,
hasilnya dinyatakan sebagaipersentase atau rasio.dalam Laba atasinvestasrumus:Return On
Investment(ROI) sebagai berikut :

 
     

 ROI                =           Keuntungan       x 100 % =     Rp. 9.850.000x 100 %


                                            Investasi                              Rp. 69.600.000  

=      14 %

IV.KESIMPULAN
4.1. Kesimpulan
            Usaha pembesaran ikan Lele yang direncanakan di Desa Demangharjodalam hal
perencanaannya dari mulai pengadaan sarana dan prasarana unit pengolahan pakan mandiri yang
menggantikan pembelian pakan buatan pabrik seehingga dapat menekan biaya variabel yang
lebih efisien dalam memproduksi benih ikan lele ukuran 5 – 7 Cm sebanyak 18.000 ekor dalam
dua bulan sikulusnya selama satu tahun penuh kemudian memiliki pendapatan sebesar Rp
15.000.000, keuntungan sebesar Rp 9.850.000, Nilai R/C ratio sebesar 2,91, BEP unit sebesar
343,3Kg, BEP Harga sebesar Rp 65.150 /Kg, PP selama 7,06 siklus, dan ROI sebesar 14 %. Dari
hasil analisa usaha karena nilai R/C ratio diatas 1 dan memiliki nilai 2,91 maka Usaha
pembesaran ikan lele tersebut telah dikatakan layak dan patut dikembangkan.
Mesin Pembuat Pelet Pakan Ayam menjadi mesin yang tidak bisa dipisahkan dari proses
pembuatan pakan bagi ternak yang juga menjadi pelengkap bagi setiap pengusaha ayam
potong maupun ayam petelur atau bisa juga bagi pengusaha hewan ternak lainnya.
Menjalankan usaha dibidang peternakan memang membutuhkan keuletan. Setiap detail perlu
kita perhatikan mulai dari kebersihan kandang, kesehatan hewan ternak, dan yang tak kalah
penting adalah asupan bagi hewan ternak. Asupan gizi dan vitamin bagi hewan ternak dapat
didapatkan dari pakannya.

Berbicara mengenai usaha ternak terutama ternak unggas – seperti ayam misalnya – tidak
lepas dari pakan yang dibutuhkan. Layaknya hewan ternak lainnya, hewan ternak unggas
seperti ayam juga memerlukan asupan makanan yang banyak mengandung gizi dan vitamin.
Tidak kalah pentingnya pula nutrisi-nutrisi lainnya seperti  protein, serat, karbohidrat, dan
lemak, yang akan membuat ayam mengalami pertumbuhan yang lebih cepat serta terjaga
kekebalan tubuhnya dari penyakit. Berbagai bahan-bahan yang akan di cetak oleh mesin pakan
ayam  yang sudah ada dicampur menggunakan mesin pakan ayam ini, sehingga menghasilkan
pakan yang berbentuk pur atau pelet terbaik untuk ternak ayam anda, Kita tentu dapat
membuat sendiri bahan bernutrisi yang ada menjadi pakan ternak menggunakan Mesin
Pembuat Pelet Pakan Ayam dari asterra-mesin.com. Kita bisa saja membeli secara langsung
pakan ternak dengan merek yang kita inginkan, namun apakah itu akan menjamin kandungan
nutrisinya? Agar lebih merasa yakin akan ketersediaan nutrisi dalam pakan ternak, maka tidak
ada salahnya kita membuat pakan ternak sendiri menggunakan Mesin Pembuat Pelet Pakan
Ayam ini.

Lalu apa sajakah bahan-bahan yang mengandung banyak nutrisi untuk membuat pelet pakan ayam?

Mesin Pembuat Pelet Pakan Ayam dalam kategori ini menggunakan bahan-bahan sebagai
berikut, bahan pertama yang dapat digunakan untuk campuran pembuatan pelet ayam adalah
dedak atau sekam padi yang telah ditepungkan menggunakan mesin penepung sekam. Dedak
merupakan sumber karbohidrat yang baik bagi unggas, selain itu dedak juga mengandung
serat kasar, protein kasar, dan lemak yang masing-masing persentasenya adalah 6-12%, 14%,
dan 13,85%. Serta banyak lagi kandungan pada dedak yang sangat berguna bagi pertumbuhan
ternak. Namun pemberian dedak sebagai campuran bahan pakan ayam tidaklah melebihi 30%
Karena akan menyebabkan bobot ayam atau ternak menjadi menurun. Kadar dedak yang
diperbolehkan untuk menjadi campuran pakan ayam / ternak adalah sekitar 20-26%. Dedak
akan dicampur dengan bahan lain untuk menjadi pelet pakan ayam dan dicetak menggunakan
Mesin Pelet Pembuat Pakan Ayam.

Mesin Pembuat Pelet Pakan Ayam ini kami rekomendasikan agar Bahan sebagai campuran
pakan ayam ternak unggas adalah jagung dan bungkil kedelai. Salah satu kandungan dari
jagung yang baik untuk meningkatkan kepekatan warna dari kuning telur ayam dan kakinya
adalah xantofil. Selain itu dengan kandungan patinya, jagung juga merupakan sumber energi
bagi hewan ternak. Untuk mendapatkan protein yang mencukupi, kita dapat menambahkan
kedelai sebagai bahan campuran pakan ternak. Bagian dari kedelai yang dapat digunakan
adalah bungkil kedelai. Bungkil kedelai merupakan bahan sisa dari kedelai yang telah diolah
dan diambil minyaknya. Protein yang terkandung dalam bungkil kedelai menurut
ilmuternak.com adalah 44-51% sehingga membuat bungkil kedelai menjadi sumber protein
berupa asam amino yang baik bagi pertumbuhan hewan ternak. Jagung, bungkil kedelai, dan
dedak dapat dicampur dengan bahan pelengkap lain seperti vitamin, tepung ikan, sayur, dan
berbagai bahan lainnya untuk dapat dibentuk menjadi pakan ayam menggunakan Mesin
Pembuat Pelet Pakan Ayam

Anda mungkin juga menyukai