Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Paradigma pembangunan pertanian dewasa ini adalah pemberdayaan masyarakat
petani, maka inisiatip untuk menggerakan pembangunan pertanian diharapkan timbul dari
para petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi/monitoring, keterlibatan masyarakat, khususnya penguasaha
agribisnis yang bisa melihat peluang-peluang dalam kegiatan untuk memperoleh nilai
tambah, terutama yang dapat diwujudkan dalam bentuk kerjasama yang perlu ditingkatkan
untuk dapat mengembangkan sistem dan usaha agribisnis secara berkelanjutan dan berdaya
saing di atas kekuatannya sendiri dalam rangka memasuki era perdagangan bebas. Sasaran
pembangunan pertanian pada semua tingkatan untuk mewujudkan peningkatan pendapatan
serta kesejahteraan petani dan keluarganya melalui peningkatan produksi dengan
pengembangan kemampuan agribisnis dan tidak meninggalkan pelestarian lingkungan.
Kabupaten Bengkulu Tengah sebagai daerah otonomi berwenang mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat yang sesuai dengan peraturan, dan perundangan yang berlaku.
Penyelenggaraan otanomi daerah memberikan kewenangan yang luas, nyata, dan
bertanggung jawab kepada daerah, proporsional dan berpijak pada prinsip-prinsip
demokrasi, peranserta masyarakat, pemerataan yang adil serta memperhatikan
keanekaragaman potensi yang dimiliki.
Desa Sidodadi merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian di wilayah
Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Pondok Kelapa
Kabupaten Bengkulu Tengah saat ini masih memiliki peranan yang sangat penting dan
strategis, baik dukungan terhadap pertumbuhan perekonomian maupun dalam upaya
pemerataan pembangunan di pedesaan yang umumnya memiliki tingkat kesejahteraan yang
relatif belum memadai. Oleh karena itu untuk memulai kegiatan pembangunan pertanian di
Desa Kebonoeutey perlu dilakukan identifikasi awal mengenai potensi wilayah serta
agroekosistem Desa Sidodadi yang berbasis atau berorientasi agribisnis.

1.2. Tujuan
Identifikasi Potensi Wilayah dan Agroekosistem berorientasi agribisnis ini
bertujuan untuk :

1
 memberikan kesempatan partisifatif kepada pelaku utama dan pelaku usaha
memciptakan kegiatan sesuai dengan kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha
 menumbuhkembangkan kelembagaan tani
 mendorong bergaining posision kelembagaan tani dalam mengakses iptek
 pemanfaatan limbah dan menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan
 mengetahui kearifan lokal masyarakat

1.3. Manfaat
Manfaat identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem berorientasi agribisnis ini
 dapat mengetahui masalah, penyebab, potensi yang ada
 memberikan peluang bagi pelaku utama dan pelaku usaha dalam melakukan
kegiatan yang lebih baik lagi
 koordinasi dan keterpaduan program kegiatan
 memberikan sumbangan pemikiran dan angka kredit bagi Penyuluh dalam
melaksanakan tugasnya
 sebagai dokumentasi profil bagi pemerintah setempat, kelompok tani, dan penyuluh

2
II. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA POTENSI WILAYAH DAN AGROEKOSISTEM

2.1.Identifikasi Potensi Wilayah dan Agroekosistem Yang Berorientasi Agribisnis

Identifikasi potensi wilayah dengan agroekosistem yang berorientasi Agribisnis dilakukan dengan mengumpulkan data-data potensi pertanian
yang ada di WKPP Karang Tinggi. Dari hasil survei yang telah dilakukan di WKPP Karang Tinggi diperoleh beberapa data yang disajikan dalam bentuk
tabel-tabel dan gambar-gambar berikut ini.

2.1.1. Data Monografi dan Potensi WKPP

Kabupaten : Bengkulu Tengah


Kecamatan : Karang Tinggi
WKPP : Karang Tinggi
Jumlah Penduduk : 7.128 Jiwa

Tabel 1. Data Usaha Agribisnis


Pengusaha Agro Produk (On Farm) (KK) Pengusaha
Pengusaha Pengusaha Agro
Pengusah Agro
Jumlah Pemilik Agro Niaga Suport
a Agro Pemilik Penggarap Industri
No Keluarga Lahan (Pemasaran (Penunjang)
Input Lahan / Buruh Total (Pengolahan
Tani (KK) tidak Hasil) (KK) (KK)
(KK) menggarap Tani Hasil) (KK)
menggarap

1 1502 - 420 180 902 1502 - - -

3
Tabel 2. Data Tanah Petanian
Tanah Darat (ha) Sawah Tanah Irigasi (ha) Jumlah
Tegalan Pekaranga Jumlah Teknis ½ Tersier Tadah Jumlah Kolam Tambak Tanah
N0 Nama Desa
n Teknis PeWKPPan Hujan (ha) (ha) Pertanian
(ha)

1 Karang 100 24 124 - - 139 - 139 4 - 267


Tinggi
2 Taba Mutung

Tabel 3. Data Produksi dan Produktivitas


No Jenis Usaha Agribisnis Luas/ Volume (Ha/ Jumlah KK Rata2 luas/ volume per Produksi Produktivitas
Ekor/ Unit) Petani orang
1 Tanaman Pangan 139 ha 463 0,3 ha 6 ton/ha 8 ton/ha
Padi
2 Tanaman Hortikultura
a.Pisang 10 ha 30 0,3 ha 12,4 15 ton
b.Cabe 25 ha 750 0,3 ha 15,2 25 ton

3 Tanaman Perkebunan Sawit 75 ha 103 0,73 ha 1.,2 ton 1,7 ton


4 Peternakan
a. Kambing 100 ekor 20 5 ekor 45 kg 55 kg
b. Ayam 7.000 ekor 350 20 ekor 1,5 kg 2 kg
c. Bebek 100 ekor 20 5 ekor 0,8 kg 1 kg
d. Kerbau 5 ekor 5 1 ekor 250 kg 500 kg
e. Sapi 1.500 ekor 300 5 ekor 0,6 kg 1 kg

4
2.1.2. Data Kelembagaan
Tabel 4. Kelembagaan Kelompok Tani
Nama Pengurus Jumlah Modal Jenis Usaha Luas
No NamaKelompok Sekretari Bendaha Anggot Kelompo Utama Ha Ekor Petak
Ketua
s ra a k
1 Panca Karya U. Nurdin Polah Asikin 30 org 1. juta Padi dan 15 - -
Tani Kebun
2 Suka Tani H. Zaenal Lalah Asep 35 1. Juta Padi, dan 60 - -
Ulum Kebun
3 Ajuning Tani Asep Muksin Papak 42 300 ribu Padi dan 32 - -
Nurdin Kebun
4 Rukun Santoso H. Asep 40 - Padi dan 75 - -
Ginanjar Kebun
5 Sabar Usaha Wawan Dindin Andik 35 1. Juta Perkebunan 60 - -
Bersama
6. Karya Tani Asep Dedek Jafar 40 500 ribu Perkebunan 35 - -
Anwar
7 Paguyuban Kartini Mimin Edah 50 700 ribu Perkebunan 10 - -

Tabel 5. Kelembagaan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)


Nama Pengurus Jenis Usaha Luas
Jumlah Modal
No Nama Gapoktan Ketua Utama Ha Ekor Petak
Sekretaris Bendahara Anggota Klp
1 Usaha Bersama Kolman Prayit Paiman 272 Org 1. juta Padi, 287 - -
Perkebunan

Tabel 6. Kelembagaan Ekonomi Pedesaan


No Nama Desa Jumlah BUUD/ KUD Koperasi Pertanian Bank Unit Kios Lembaga Lumbung
diluar KUD WKPP Saprotan Swadaya Padi/
( BPR/ WKPP WKPP
5
BRI)
Jumlah Jumlah
Anggota Anggota
KUD Koperta
1 Karang Tinggi - - - - - 7 - -

2.1.3. Data Usaha Agribisnis Petani/ Kelompok Tani

2.1.3.1. Data Fasilitas Usaha Petani/Kelompok Tani

Tabel 7. Data Fasilitas Pertanian


Kepemilikan

Nama Handsprayer Motor/ Power Sprayer Traktor


No Jumlah Huller
WKPP
Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta
1 Karang 3 - - 1200 - 200 - - 20 2 - -
Tinggi
2

Tabel 8. Data Fasilitas Ternak


Kepemilikan
Mesin Tetas Inseminasi Buatan Alat Pendingin Kandang
Nama
No Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
WKPP
Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petan Dinas Swasta
i
1 Karan - - - - - - - - - 13 - 2
g
Tinggi

6
Tabel 9. Data Fasilitas Perkebunan
Kepemilikan
Jumlah Huller Handsprayer Motor/ Power Sprayer Traktor
Nama
No Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik Milik
WKPP
Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petani Dinas Swasta Petan Dinas Swasta
i
1 Karan 0 - - 200 - - - - - 2 - -
g
Tinggi

2.1.3.2. Produksi Usaha Tani


Tabel 10. Produksi Pertanian
Jenis Tanaman Luas Harga
Produks Rata Biaya
Hor
i rata- Produks Produks Jumlah
Nama Tikultu Panen Ket
No Tanam rata tiap i Waktu i Rata- Petani
WKPP Pangan ra/ Perkebunan (ha)
(ha) hektar Panen rata Pelaksana
Sayura
(kw) (Rp/ (Rp)
n
KW)
1 Karang Padi 98 ha 98 ha 3,4 ton 114 rb 3,5 jt 1.026 org
Tinggi Pisang 3 ha 1 ha 12,4 50 rb 250 rb 30
Cabe 0,75 ha 0,75 9,7 350 rb 15 jt 30
ha

Tabel 11. Produksi Ternak


Jenis Ternak Produks Harga Biaya Jumlah Ket
Nama WKPP i rata- Rata2 Produksi Petani
7
Produksi
Kerbau Kambing Ayam Bebek Sapi rata tiap Waktu Rata-rata
Pelaksana
No (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) (ekor) tahun Panen (Rp/ (Rp)
KW)
1 Karang Tinggi 13 250 kg 6 jt 1,5 jt 20
71 45 kg 4 jt 1,2 jt 350
2.941 1,5 kg 1,5 jt 750 rb 20
135 0,8 kg 1,7 jt 800 rb 5
62 0,6 kg 2,5 jt 550 rb 300

Tabel 12. Produksi Perkebunan Rakyat


Tanaman Sawit Tanaman Tanaman
Nama
No Luas Produksi Luas Produksi Luas Produksi
WKPP
Ha Pohon jumlah Satuan Ha pohon Jumlah ha pohon jumlah satuan
1 Karang 75 12.000/ 10
Tinggi ha kw/bln - - - - - - - -

Tabel 13. Produksi Hortikultura dan Sayuran


Cabe
Nama
No Luas Produksi
WKPP
Ha pohon jumlah satuan
1 Karang 0,75 1,2
Tinggi kw/ha

2.1.4. Hasil Identifikasi Potensi Usaha Agribisnis

Tabel 14. Potensi Usaha Agribisnis


No Nama Gapoktan Potensi Usaha Dasar Pemikiran
1. Tanaman Pangan
8
1 Karang Tinggi a.Padi
b.Jagung
2.Tanaman Pangan
a.Padi
b.Jagung
3.Tanaman Perkebunan
a.Karet
b.Kelapa Sawit
4.Peternakan
a.Kambing
b.Sapi
c.Ayam
5.Perikanan
a.Kolam air tawar
6.Pengolahan hasil
a.Huller
7.Penunjang Agribisnis
a.Kios saprodi
b.Pasar kecamatan

9
2.1.5. Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya

WKPP : Karang Tinggi


Kecamatan : Karang Tinggi
Kabupaten : Bengkulu Tengah
Tahun : 2016
Tabel 15. Identifikasi Masalah dan Upaya Pemecahannya
No Masalah Penyebab Upaya Pemecahan Tindakan
1 Sulitnya pemasaran hasil produksi Kurangnya informasi pasar Memperpendek - Bapak angkat
tataniaga pemasaran
2 Serangan organisme pengganggu tanaman Serangan penyakit Blast - Penggunaan varietas - Merubah pola tanam, agar pencahayaan
tahan cukup
- Perlakuan Benih - Pemakaian varietas tahan
- Penggunaan pestisida - Pemupukan beribang
3 Serangan hama tikus Sanitasi lingkungan kurang Pengendalian hama Pengendalian hama tikus dengan cara :
baik terpadu - Gropyokan
- Pengemposan
- Pemasangan umpan
- Sanitasi lingkungan
4 Penerapan teknologi masih rendah Tingkat adopsi inovasi Memberikan informasi - Meinngkatkan frekwensi pelatihan alsintan
alsintan masih rendah mengenai inovasi - Meningkatkan motivasi penggunaan alsintan
alsintan pertanian
5 Kurangnya modal usaha RDKK belum ada Menyusun RDKK Kredit usaha tani dan pemupukan modal usaha
kelompok tani
6 Alat dan mesin pertanian masih kurang Kelompok belum mempunyai Mengusahakan alsintan Meminta bantuan pada pihak terkait
alsintan untuk kelompok (APBD/APBN)
7 Pertemuan kelompok belum optimal Pertemuan kelompok jarang Meningkatkan Pertemuan kelompok minimal dilakukan 1 kali
dilakukan frekuensi pertemuan dalam satu bulan
kelompok
8 Administrasi kelompok belum lengkap Pengurus kelompok belum Memberikan Melengkapi administrasi kelompok
10
memahami arti penting pemahaman akan
administrasi kelompok pentingnya administrasi
kelompok
2.1.6. Uji Prioritas Masalah dan Faktor Penentu

Tabel 16. Uji Prioritas Masalah


Skor
No Jenis Masalah Jumlah Skor
Gawat Mendesak Penyebaran
1 Kunjungan Kelompok 3 3 3 9
2 Administrasi Kelompok 2 2 1 5
3 Penumbuh kembangan Kelompok 3 2 1 6

Tabel 17. Skor Skala Prioritas


Gawat *) 3**)
Agak Gawat 2
Tidak Gawat 1
MenWKPPk 3
Agak MenWKPPk 2
Tidak MenWKPPk 1
Penyebaran Tinggi 3
Penyebaran Cukup 2
Penyebaran Rendah 1
Keteranga : *) = **) =
Tabel 18. Daftar Faktor Penentu
Urutan Prioritas Tinjauan Aspek Masalah
Jenis Usahatani
Masalah Pengetahuan keterampilan Sikap
Padi sawah Penyakit Blast Kurang Terampil Peduli
Ternak Sapi Pakan Kurang Kurang Kurang
Sawit Produktifitas Kurang Kurang Kurang

11
2.2. Analisis Potensi Wilayah dan Agroekosistem Berbasis Agribisnis
2.2.1. Peta WKPP Karang Tinggi
Peta wilayah (WKPP) bertujuan untuk mengetahui kondisi, potensi dan masalah yang ada di wilayah (WKPP) tersebut. Data atau informasi yang
dapat diperoleh dari peta wilayah (WKPP) antara lain sumber daya alam, tataguna lahan, batas wilayah, penataan ruang serta kondisinya dan sebaran
penduduk. Gambar peta wilayah WKPP Karang Tinggi dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Peta Sumber Daya dan Sosial WKPP Karang Tinggi

12
2.2.2. Status Sosial Masyarakat

Desa : Karang Tinggi


WKPP : Karang Tinggi
Kecamatan : Karang Tinggi
Kabupaten / Kota : Bengkulu Tengah

Tabel 19. Daftar Faktor Penentu


Jumlah Luas Jumlah
Rata-Rata / Bln
No Keluarga Pendidikan Anak Lahan ternak
(Rp)
(orang) (ha) (ekor)
1 Iwan S1 4 1 2.000.000
2 Dahlan SD 4 0,3 10 300.000
3 Raudatul SLTA 5 0,3 10 400.000
4 Baba SMP 3 0,4 - 300.000
5 Wawan SD 3 0,3 5 750.000
6 Aminah SD 5 0,5 15 400.000
7 Japar SD 4 0,6 - 300.000
8 Fatimah SD 6 0,4 4 300.000
9 Aswandi SMP 2 0,3 8 400.000
10 Dahanan SMP 3 0,3 12 400.000

2.2.3. Analisis Data Kegiatan Usahatani (Pola Tanam)

Tabel 20. Pola Usahatani


KEGIATAN
JENIS USAHA WAKTU/MUSIM UNTUK SETIAP KETERANGAN
JENIS KEGIATAN
PADI SAWAH PEBRUARI PENGOLAHAN
LAHAN,
PERSEMAIAN
MARET TANAM
PEMUPUKAN I
PENYIANGAN I
APRIL PENYIANGAN II
PENGENDALIAN
HAPEN
MEI PEMUPUKAN II
PENYIANGAN III
JUNI PANEN

SAYURAN JULI SEMAI,


PENGOLAHAN
TANAH, TANAM,
PEMUPUKAN I,
PENGENDALIAN
HAPEN, PANEN
PADI SAWAH AGUSTUS PENGOLAHAN
LAHAN,

13
PERSEMAIAN
SEPTEMBER TANAM
PEMUPUKAN I
PENYIANGAN I
OKTOBER PENYIANGAN II
PENGENDALIAN
HAPEN
DESEMBER PEMUPUKAN II
PENYIANGAN III
JANUARI PANEN

2.2.4. Kebutuhan Keluarga Miskin

Tabel 21. Kebutuhan Keluarga Miskin


No Masalah Kebutuhan Prioritas Pemecahan

1 Kepemilikan Lahan Peningkatan Rata-rata 0,3 ha IP 300


(Penggarap) Pendapatan Perkebunan Sawit

2 Pendidikan rendah Peningkatan Tidak mampu Pesantren


(SD) pengetahuan biaya Paket B
3 Modal Usaha Penambahan Kas kelompok Pemupukan modal kas
Modal Usaha belum ada kelompok
4 Kurangnya Alsintan Penambahan Traktor baru ada Bantuan/kredit hand
(Traktor) Traktor 2 unit traktor

5 Pemasaran hasil Mitra Usaha Rantai tataniaga Memperpendek rantai


tataniaga

2.2.5. Analisis Peranan dan Hubungan Kelembagaan


Gambaran pola hubungan kelembagaan dalam suatu wilayah dapat disajikan
dalam bentuk diagram venn. Diagram venn bertujuan untuk mengetahui hubungan,
pengaruh kedekatan serta manfaat suatu lembaga (formal/non formal) dengan
masyarakat. Hubungan yang terjadi antara lembaga-lembaga dengan masyarakat di
WKPP Karang Tinggi cukup erat dan terutama yang berkaitan dengan kegiatan
pertanian akan mendapat dukungan dari WKPP. Namun demikian hubungan antara
kelompok tani dengan BPP/PPL dipandang belum optimal. Diagram venn WKPP
Karang Tinggi dapat dilihat pada Gambar 3.

14
PASAR
PKK
BPP/
GAPOKTAN PPL BRI
MASYARAKAT

KELOMPOK TANI LPM


KUD
KUD
BPD
KARANG TARUNA WKPP
MITRA USAHA

Gambar 2. Analisis Peranan dan Hubungan Kelembagaan

15
2.2.6. Peta Transek

Gambar 3. Peta Transek WKPP Karang Tinggi Kecamatan Karang Tinggi

Peternakan, palawija, Pemukiman, kolam ikan, sawah,


Penggunaan Perkebunan rakyat sawah, pemukiman
pemukiman kebun sayuran, peternakan
Lahan
Ketinggian 27 – 38 (mdpl)
Vegetasi Sawit, Karet Jagung, Pisang Padi, cabe Padi
Pemanfaatan Pendapatan, Pangan, konsumsi, Pangan, konsumsi, pendapatan Pangan, konsumsi, pendapatan
konsumsi pendapatan
Masalah Produksi kurang, Produksi rendah, harga Penyakit Blast, Hama Tikus, Penyakit Blast, Hama Tikus,
harga fluktuatif fluktuatif jaringan irigasi teknis, traktor jaringan irigasi teknis, traktor

Peta transek merupakan gambaran potensi suatu wilayah lengkap dengan kondisi dan ekosistem yang ada dalam bentuk irisan melintang permukaan
bumi dari wilayah itu. Peta transek terdiri atas data topografi wilayah, keragaman jenis flora dan fauna, kepemilikan lahan, penerapan teknologi, sumber air dan
aliran sungai. Peta transek WKPP Karang Tinggi dapat dilihat pada Gambar 3.

16
2.2.7. Kecenderungan dan Perubahan Sektor Pertanian
Bagan kecenderungan dan perubahan bermanfaat untuk mengetahui kecenderungan perubahan perilaku masyarakat petani di wilayah tertentu. Dengan
adanya pabrik-pabrik besar di luar kecamatan kecenderungan remaja menjadi buruh di pabrik daripada menjadi petani. Kepemilikan lahan semakin sempit
sehingga pendapatan dari usaha tani berkurang. Penggunaan benih masih konvensional dan jarang dilakukan pergiliran varietas. Bagan kecenderungan di
WKPP Nagrak Utara dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 22. Bagan Kecenderungan dan Perubahan WKPP Karang Tinggi
Tahun
Uraian Catatan
2005 2006 2007 2008 2009
***** ***** ***** *****
Tenaga Kerja *** Tenaga kerja terutama remaja banyak yang menjadi buruh pabrik
** *** *** ****
Kepemilikan Kepemilikan lahan makin sempit karena dibagikan kepada anak-
***** ***** ***** ***** *****
Lahan anaknya
Varietas yang
**** **** **** **** **** Penggunaan benih masih konvensional.
ditanam
Penduduk
** ** ** ** *** Penduduk pendatang sedikit, tapi pertambahan penduduk tinggi
Pendatang
Penggunaan
Lahan ***** ***** ***** ***** **** Penggunaan lahan pertanian berkurang karena alih fungsi
Pertanian

17
2.2.8. Informasi Pengetahuan / Bagan Alur Produksi
Bagan alur produksi adalah gambaran yang meliputi alur produksi pertanian, alur
pemasaran, sistem pengelolaan usaha, teknologi lokal dan lain-lain. Informasi yang terkandung
dalam bagan alur produksi meliputi alur produksi, sistem pemasaran komoditi, teknologi lokal
dan lainnya. Bagan alur produksi WKPP Karang Tinggi dapat dilihat pada Gambar 4.

PEDAGANG
PETANI TENGKULAK PENGUMPUL TK.
WKPP

PEDAGANG
PENGUMPUL
TK. KECAMATAN

PEDAGANG
PASAR/ PENGUMPUL
KONSUMEN BESAR

Gambar 4. Bagan Alur Produksi Padi dan Hortikultura

18
2.2.9. Kalender Harian
Pembuatan kalender harian bertujuan untuk mengetahui gambaran pola kegiatan
keluarga (terdiri atas bapak, ibu dan anak) serta gambaran peluang anggota keluarga dalam
pemanfaatan dan penguasaan sumber daya keluarga. Data atau informasi yang aka diperoleh
dari kalender harian adalah kerja produktif, sosial dari bapak, ibu dan anak serta kontrol dan
akses keluarga terhadap sumber daya yang ditunjukkan dalam Gambar 5.

Gambar 5. Kalender Harian di WKPP Karang Tinggi Tahun 2010

2.2.10. Peta Mobilitas


Peta mobilitas digunakan untuk mengetahui gambaran kelompok masyarakat dalam
hubungannya dengan pihak lain diluar lingkungannya. Mobilitas masyarakat di WKPP Karang
Tinggi cukup tinggi akibat pertambahan penduduk yang membutuhkan pelayanan baik
kesehatan, pendidikan dan ekonomi. Peta mobilitas WKPP Karang Tinggi ditunjukkan oleh
Gambar 6.

19
KUD
SEKOLAH

BRI

BPP

LAHAN TANI PUSKESMAS


MASYARAKAT

POS
YANDU BALEWKPP

PASAR

Gambar 6. Peta Mobilitas Penduduk WKPP Karang Tinggi

20
2.2.11. Penelusuran Alur Sejarah
Penelusuran alur sejarah mendeskripsikan secara rinci asal-usul wilayah dan
perkembangan masyarakatnya. Penelusuran alur sejarah WKPP Karang Tinggi dapat
dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23. Penelusuran Alur Sejarah WKPP Karang Tinggi
No. Tahun Perkembangan

1 Jaman Terbentuk WKPP Karang Tinggi


kolonial
2 1966
3 1980 Dimekarkan menjadi WKPP Karang Tinggi
4 2008 Kabupaten Bengkulu Tengah terbentuk dan Desa Karang Tinggi
menjadi Ibu Kota Kecamatan dan Kabupaten

2.3. Perumusan Hasil Analisis Data dan Potensi Wilayah


2.3.1. Perumusan Visi, Potensi dan Kendala
Tabel.24. Perumusan Visi, Potensi dan Kendala
No Rumusan Uraian
1 Visi Terwujudnya Penyuluhan Pertanian yang Tangguh dengan
Memperhatikan Kearifan Lokal Masyarakat
2 Misi 1. Membangun Teknologi Pertanian berdasarkan hasil penelitian dan
teknologi petani, sehingga menjadi teknologi lokal spesifik.
2. Pengembangan Pertanian berbasis Agribisnis
3. Pengembangan sistem Penyuluhan secara partisipatif
4. Memberdayakan Kelompok Tani, Gapoktan, dan Koptan secara
mandiri
5. Penataan managemen Penyuluhan secara konprehensif dengan
open managemen
6. Pelaksanaan Penyuluhan dengan memperhatikan kearifan local
masyarakat
3 Potensi Luas lahan Sawah = 98 ha
Kelompok Tani = 12 kelompok
Gapoktan = 2 buah
Perkebunan sawit ( Masyarakat dan Perkebunan Swasta)
Irigasi WKPP teknis dan setengah teknis
Agroklimat sesuai untuk tananaman pangan dan perkebunan
Transportasi lancar
4 Kendala Sarana produksi kurang tersedia
Ledakan hama dan penyakit
Kelompok belum dinamis
Baru sebagian menggunakan benih bermutu
Pendidikan masih rendah
Sebagian masyarakat sebagai tenaga harian pabrik
Belum ada profil dan dokumen kelompok tani

21
2.3.2. Penetapan Masalah, Prioritas dan Aspirasi
Tabel 25. Penetapan Masalah, Prioritas dan Aspirasi di WKPP Karang Tinggi Tahun 2017
No Jenis Instrumen Masalah Potensi Aspirasi
.
1. Peta WKPP Jalan usaha tani belum ada Pemasarana hasil pertanian lancar - Padat karya
- Pembuatan JUT baru
2. Transek Lahan belum dimanfaatkan secara Bisa dikembangkan untuk -kemitraan uasaha
optimal tanaman pisang - Kursus tani

3. Kalender harian Peran serta ibu dan anak dalam Perananan ibu dan anak dapat - Pelatihan keterampilan home industri
berusaha tani masih rendah dan dioptimalkan dalam kegiatan
anak-anak banyak kerja di pabrik home industri
4. Kalender musiman Monokultur tanaman padi Bisa dikembangkan tanaman lain - Kemitraan usaha
yang dapat meningkatkan - Penerapan tanaman sisipan
pendapatan - Pola tanam
5. Bagan kecenderungan Kepemilikan lahan semakin sempit Potensi usaha tani sangat - Diversifikasi usaha tani
dan perubahan mendukung - Pembatasan alih fungsi lahan
6. Diagram Venn Akses petani ke pasar, kios saprodi, Gapoktan dan Poktan sudah ada - Penambahan fasilitas Gapoktan
dan lembaga keuangan jauh - Kemitraan usaha antara Gapoktan
dengan kios saprotan
7. Bagan Alur Produksi Rantai tataniaga terlalu panjang Rantai tataniaga dapat - Kemitraan usaha
diperpendek dari produsen ke - Memfungsikan Gapoktan sebagai
konsumen jembatan tataniaga
8. Wawancara semi Tingkat pendidkan formal relatif Sarana pendidikan tersedia - Mengikuti pendidkan non formal
terstruktur rendah - Mengadakan pelatihan-pelatihan
9. Peta Mobilitas Lembaga-lembaga ekonomi ditingkat Lembaga perekonomian tersedia - Mempermudah akses kredit bagi
WKPP tidak berfungsi petani
- Memfungsikan Gapoktan sebagai
Lembaga keuangan mikro
10. Penelusuran alur Kurang jelasnya informasi sejarah Tokoh-tokoh masyarakat masih Menggali sumber-sumber sejarah
sejarah WKPP ada sehingga dapat dibukukan
11. Diagram peringkat Menganalisa penetapan skala gawat Penetapan menWKPPk menjadi Mencari sumber sawitnologi
22
menjadi menWKPPk belum jelas gawat bisa dilakukan

23
BAB III.
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dari hasil identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem berorientasi aribisnis yang
dilakukan di WKPP Karang Tinggi diperoleh kesimpulan :
 Komoditi unggulan di WKPP Karang Tinggi adalah : padi sawah, sawit, dan karet.
 Kelembagaan tani kurang diberdayakan
 RDK dan RDKK masih dibuat Penyuluh dan kontak tani (Ketua Kelompok Tani)

3.2. Saran
Saran yang dapat disampaikan dari hasil identifikasi potensi wilayah dan agroekosistem
berorientasi aribisnis yang dilakukan di WKPP Karang Tinggi adalah :
 Perlu adanya pemberdayaan kelompok tani secara berkesinambungan
 Pembuatan RDK dan RDKK perlu mengikutsertakan anggota kelompok tani

24
25

Anda mungkin juga menyukai